mencerminkan tantangan sekaligus kesempatan. Meningkatnya persaingan antar negara tidak hanya berdampak pada perekonomian negara secara keseluruhan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dalam mengukur. keberhasilan ekonomi suatu wilayah. Untuk membentuk kegiatan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan internasional dengan pemerataan dan pertumbuhan yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan klasifikasi tipologi kabupaten/kota dan analisis autokorelasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

VI. ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lapangan industri dan perdagangan merupakan salah satu penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

ANALISIS TINGKAT PERTUMBUHAN DAN DISPARITAS ANTAR DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH. Adrian Sutawijaya Universitas Terbuka.

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah ini juga harus disertai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. namun jika dilihat potensi ekonomi dan karakteristik yang ada pada tiap-tiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan oleh sekian banyak Negara berkembang khususnya

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan yang signifikan mengenai kedudukan dan peranan

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah di wilayah negaranya. Dalam pembangunan perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, untuk terciptanya

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan dikeluarkannya Undang-undang No 22 Tahun 1999 dan

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan kerja dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang saat ini lebih ditekankan pada

I. PENDAHULUAN. arti yang seluas-luasnya. Akan tetapi untuk mewujudkan tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi kepada provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Kabupaten Karimun Dalam Angka BPS. Karimun.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan antarnegara dari waktu ke waktu semakin tinggi sebagai dampak dari munculnya fenomena globalisasi ekonomi. Globalisasi mencerminkan tantangan sekaligus kesempatan. Meningkatnya persaingan antar negara tidak hanya berdampak pada perekonomian negara secara keseluruhan, tetapi juga pada perekonomian daerah terlebih lagi setelah era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Di lain pihak, daya saing negara merupakan cermin dari posisi daya saing tingkat daerah (Bank Indonesia, 2008). Huggins dalam Bank Indonesia (2008) mendefinisikan daya saing daerah sebagai kemampuan dari perekonomian untuk menarik dan mempertahankan perusahaan-perusahaan dengan kondisi yang stabil atau dengan pangsa pasar yang meningkat dalam aktivitasnya, dengan tetap mempertahankan atau meningkatkan standar kehidupan bagi semua yang terlibat didalamnya. Pembangunan ekonomi daerah secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber dayasumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999). Tujuan utama pembangunan ini, selain untuk menciptakan pertumbuhan

2 yang setinggi-tingginya, juga harus mampu menghapus atau mengurangi kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi daerah dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antarpenduduk, antardaerah dan antarsektor. Kondisi ini menuntut kepala pemerintah daerah untuk lebih bijak menerapkan kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan, dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan dan sumberdaya fisik lokal (daerah) secara tepat. Perbedaan kondisi daerah akan membawa implikasi terhadap corak pembangunan yang akan diterapkan berbeda pula. Peniruan mentah-mentah pola kebijakan yang pernah diterapkan dan berhasil pada suatu daerah, belum tentu memberikan manfaat yang sama bagi daerah lainnya (Arsyad, 1999). Jika antarwilayah terdapat keragaman, kebijakan dalam pembangunan tidak bisa dilakukan secara seragam, diperlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lokal daerah dan perlakuan (treatment) yang berbeda antardaerah. Perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun regional harus memperhatikan daerah secara parsial karena keragaman potensi dan kemampuan daerah di Indonesia untuk berkembang. Kemampuan daerah untuk berkembang dan meningkatkan daya saingnya akan sangat tergantung pada kemampuan daerah tersebut dalam mengidentifikasi

3 faktor-faktor penentu daya saing daerahnya baik dari aspek keunggulan maupun keterbatasan. Dengan teridentifikasinya faktor-faktor tersebut, diharapkan daerah dapat menetapkan suatu kebijakan yang dapat meningkatkan daya saingnya dengan sasaran akhir adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat (Bank Indonesia, 2008). Beberapa daerah dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan, sementara beberapa daerah lainnya mengalami pertumbuhan yang lambat. Daerah-daerah yang mengalami pertumbuhan yang lambat disebabkan oleh kurangnya sumbersumber yang dimiliki, adanya kecenderungan pemilik modal (investor) memilih daerah perkotaan atau daerah yang memiliki fasilitas seperti prasarana perhubungan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, perbankan, asuransi juga tenaga terampil, seperti yang mengemuka pada Executive Opinion Survey yang dilakukan oleh WEF (World Economic Forum). Menurut survei ini, 20 persen pengusaha menyebutkan bahwa masalah infrastruktur seperti kualitas jalan raya, Kereta Api, transportasi, fasilitas telekomunikasi, fasilitas listrik mempengaruhi minat mereka untuk berinvestasi, disamping masalah keefisienan birokrasi dan ketidakstabilan politik (Bank Indonesia, 2008). Karenanya, pemerintah harus menetapkan kebijaksanaan pembangunan yang tepat demi berhasilnya rencana pembangunan dan untuk menghindari kesulitan yang timbul dalam proses pelaksanaannya. Menurut Lewis (Arsyad, 1999), unsur-unsur utama kebijaksanaan pembangunan meliputi:

4 1. Penyelidikan potensi pembangunan, survei sumber daya nasional, penelitian ilmiah; penelitian pasar. 2. Penyediaan prasarana yang memadai (air, listrik, transportasi dan telekomunikasi). 3. Penyediaan fasilitas latihan khusus dan juga pendidikan umum yang memadai untuk menyediakan ketrampilan yang diperlukan. 4. Perbaikan landasan hukum bagikegiatan perekonomian. 5. Bantuan untuk menciptakan pasar yang lebih banyak dan lebih baik 6. Menemukan dan membantu pengusaha yang potensial baik dari dalam maupun dari luar negeri. 7. Peningkatan pemanfaatan sumber daya secara lebih baik. Untuk itu pemerintah daerah harus dapat mengidentifikasi keunggulan dan keterbatasan daerahnya yang meliputi faktor biofisik/karakteristik wilayah (sumber daya alam), sumber daya buatan (ketersediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi), sumber daya manusia, karakteristik struktur ekonomi wilayah dan kebijakan pemerintah daerah, sehingga dicapai sasaran kebijakan regional wilayah yang meliputi kemakmuran wilayah (place prosperity) dan kemakmuran masyarakat (people prosperity) (Sjafrizal, 2008). 1.2 Perumusan Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ciri khas suatu wilayah. Oleh sebab itu keadaan ekonomi suatu kawasan perlu diinformasikan sebagai bahan acuan dan arahan pengembangan yang

5 berkelanjutan. Selain itu perlu adanya identifikasi masalah-masalah dan potensi wilayah secara menyeluruh, sehingga program pembangunan dan pengembangan yang akan dilakukan lebih terarah. Peningkatan ekonomi kota semestinya membawa dampak yang signifikan bagi seluruh masyarakat kota termasuk masyarakat perbatasan kota. Namun kenyataan menunjukkan sebaliknya, terdapat ketimpangan-ketimpangan pembangunan antara pusat kota dan hinterland-nya.untuk lebih meningkatkan daya saing daerahnya dengan tujuan akhir peningkatan kesejahteraan yang merata pada penduduknya, salah satu kebijakan wilayah yang dapat diambil adalah melalui pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan perekonomian yang merata. Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibukota negara DKI Jakarta yang memiliki kondisi alam yang relatif nyaman, namun berdasarkan peringkat daya saing yang dikeluarkan Bank Indonesia pada tahun 2008, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungannya menduduki peringkat ke-37, lebih rendah dari kabupaten/kota penyangga lainnya yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang yang masing-masing menduduki peringkat 12, 5, 2, 3 dan 7. Hal ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah Kota Bogor agar Kota Bogor mempunyai daya saing yang lebih baik dan tetap memiliki daya tarik sebagai permukiman maupun sebagai pusat perekonomian. Untuk mengatur hal itu, Pemrintah Kota Bogor mengeluarkan Perda No. 1 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Tahun 1999-2009) yang isinya menyatakan bahwa fungsi Kota Bogor

6 adalah sebagai kota perdagangan, kota industri, kota permukiman, wisata ilmiah, dan kota pendidikan. Dengan semua alasan itu, jelaslah bahwa Kota Bogor perlu mengidentifikasi potensi sumber daya wilayahnya sehingga diperoleh gambaran umum tentang keunggulan dan kekurangannya. Gambaran umum itu diharapkan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Kota Bogor yang dijabarkan dalam kebijakan yang tepat untuk pembangunan di enam subwilayah Kota Bogor, yaitu enam kecamatan, berdasar pada potensi tiap kecamatan. Untuk itu diperlukan penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai potensi kecamatan di Kota Bogor. Beberapa potensi yang akan diteliti adalah potensi pertanian sebagai potensi dasar, potensi industri dan potensi perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor, dan kelengkapan fasilitas umum serta kepadatan penduduk sebagai pendukung potensi lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana potensi masing-masing kecamatan di Kota Bogor? 2. Dari analisis tersebut, kecamatan manakah yang memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan di Kota Bogor. 3. Dari klasifikasi tersebut, kecamatan manakah yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kota Bogor? 4. Bagaimana hubungan antar sumberdaya wilayah kecamatan di Kota Bogor?

7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis potensi kecamatan-kecamatan di Kota Bogor. 2. Menganalisis kecamatan yang memiliki fungsi sebagai pusat pelayanan di Kota Bogor. 3. Menganalisis kecamatan yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kota Bogor. 4. Menganalisis hubungan antar sumberdaya wilayah kecamatan di Kota Bogor. 1.4 Manfaat Penelitian Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran umum sumber daya wilayah kecamatan-kecamatan di Kota Bogor sebagai daya dukung terhadap peningkatan perekonomian Kota Bogor. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pemerintah kota Bogor dalam mengambil kebijakan pembangunan yang tepat untuk masing-masing kecamatan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya.