ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

dokumen-dokumen yang mirip
EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

Penentuan batas antar komunitas tidak mudah Zona transisi dengan lingkungan tertentu Proses perubahan secara gradual struktur komunitas disebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

EKOSISTEM. Yuni wibowo

Modul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebaran jenis serangga yang unik. Selain jenis-jenis yang sebarannya

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

Konsep Populasi dan Komunitas. Ekologi Perairan Pertemuan Saifullah Jurusan Perikanan Untirta

KEANEKARAGAMAN PLANKTON. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. sampai sub tropis. Menurut Spalding et al. (1997) luas ekosistem mangrove di dunia

EKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA. Langkat. Pulau Sembilan ini memiliki luas ± 15,65 km 2 atau ± 9,67% dari total

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

BAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastropoda atau dikenal sebagai siput merupakan salah satu kelas dari filum

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

TINJAUAN PUSTAKA. I. Ekologi Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

SHA ARI OMAR IPG KAMPUS KOTA BHARU DEFINISI. BIODIVERSITI, KOMPLEKSITI dan KESTABILAN FUNGSI EKOSISTEM JENIS-JENIS EKOSISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB I PENDAHULUAN. organisme dapat disebut alamat suatu organisme. Relung (Ninche) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk kedalam negara kepulauan yang memiliki garis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

EKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ekosistem Mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

1. Individu. 2. Populasi. 3. Komunitas. 4. Ekosistem. 5. Bioesfer

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

Faktor-Faktor Abiotik Utama dalam Persebaran Organisme. Assalamualaikum Wr. Wb. Ina Septi Wijaya BIOLOGI III-A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

bentos (Anwar, dkk., 1980).

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

Pendahuluan: Konsep-konsep Dasar Ekologi Manusia. Tim Pengajar MK Ekologi Manusia Tujuan Pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

EKOSISTEM. Sistem tertutup : ditandai dengan tidak adanya energi atau materi yang menyebrang perbatasan luar sistem

TANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN. 23/03/2009 Retno Peni/Ilmu lingkungan

I. PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan komunitas yang khas (Pritchard, 1967).

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN. Ina Rosdiana Lesmanawati Jurusan Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. siam atau kirinyu (ki rinyuh), dalam bahasa Inggris disebut siam weed

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini letak batas dari Desa Ponelo: : Pulau Saronde, Mohinggito, dan Pulau Lampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung adalah salah satu pengguna ruang yang cukup baik, dilihat dari

SUKSESI AUTEKOLOGI. Daubenmire (1962) Autekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu tumbuhan dan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

Aliran energi dalam ekosistem

I. PENDAHULUAN. perairan sangat penting bagi semua makhluk hidup, sebab air merupakan media bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

Prosedur Pelaksanaan ANDAL

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

KOMUNITAS

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

KONSEP KOMUNITAS BIOTIK Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan terorganisasi sedemikian sehingga memperlihatkan sifat tambahan dari sifat individu dan populasi sebagai satu kesatuan Komunitas mayor/utama adalah komunitas besar yang tidak tergantung kepada komunitas lain di dekatnya Komunitas minor adalah komunitas yang masih bergantung kepada komunitas lain disekitarnya

Komunitas merupakan satu kesatuan dalam: Fungsional terkait dengan struktur trofik dan arus energi. Komposisional terkait dengan peluang spesies tertentu dapat hidup berdampingan. Konsep komunitas menjadi penting untuk menjelaskan keragaman spesies yang biasanya hidup bersama didalam tata aturan tertentu. Hal ini karena organisme tidak begitu saja tersebar dipermukaan bumi.

Konsep komunitas sangat penting dalam praktek pengendalian organisme seperti : Nyamuk dengan mengatur habitatnya (menaikkan atau menurunkan permukaan dan arus) Gulma dengan pengembangan vegetasi yang mantap sehingga gulma kalah bersaing

KLASIFIKASI INTRA KOMUNITAS DAN KONSEP DOMINAN EKOLOGI Klasifikasi intrakomunitas berupaya menilai pentingnya suatu species dalam komunitas berdasarkan: 1. Tingkat makanan/tropik 2. Fungsional: produsen, makro konsumen, mikro konsumen. Dalam masing-masing kelompok( tingkatan tropik maupun fungsional) terdapat spesies yang sangat mempengaruhi arus energi dan lingkungan dari semua spesies. Spesies ini disebut DOMINAN EKOLOGI.

O Tidak semua spesies dalam komunitas memiliki peran, nilai atau arti yang sama. O Hanya beberapa spesies yang berperan sebagai pengendali utama komunitasnya. O Pengendalian ini dapat berupa jumlah yang banyak, biomas/produktivitasyang besar atau dengan kegiatan lainnya.

Derajat dominasi dapat terpusat pada satu atau lebih spesies dan dinyatakan dengan indeks dominansi. Indeks dominasi menunjukkan peranan spesies organisme dalam hubungannya dengan komunitas secara keseluruhan. Jika pada suatu komunitas jenis yang dominan dihilangkan akan menimbulkan pengaruh yang besar pada komunitas biotik maupun abiotik (iklim mikro). Umumnya spesies dominan merupakan spesies dengan produktivitas besar

Indeks kelimpahan (dominansi index = C) : menggambarkan komposisi jenis dalam komunitas Indeks keanekaragaman (diversity index Shannon Weaver) : menunjukkan hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu yang menyusun suatu komunitas Indeks kesamaan (Elenberg) : membandingkan kesamaan spesies yang ditemukan pada suatu habitat dengan habitat lain atau membandingkan kesamaan spesies yang ditemukan pada suatu musim dengan musim yang lain. Indeks perataan (equitability index = Eveness index) : menggambakan pemerataan penyebaran individu dari spesies yang menyusun komunitas

ANALISIS KOMUNITAS Komunitas dapat diklasifikasikan menurut : 1. Habitat fisiknya : hutan tropis, laut 2. Bentuk/sifat strukturnya : spesies dominan, bentuk hidup dan indikasi lain. 3. Sifat dan tanda fungsional : tipe metabolisme komunitas Tidak ada peraturan yang pasti dalam mengklasifikasikan komunitas, tetapi klasifikasi berdasarkan fungsional dan memberikan gambaran lebih baik untuk membandingkan semua komunitas dalam habitat yang berlainan ( Daratan, laut, air tawar).

Klasifikasi komunitas pada daerah geografis tertentu dapat dapat digunakan dengan cara: 1. Pendekatan zonasi 2. Pendekatan gradien lingkungan 3. Ordinasi 4. Kontinum = gradien lingkungan yang dihuni oleh spesies yang tertata.

Cara yang baik untuk menyebut suatu komunitas adalah berdasarkan beberapa sifat yang jelas, mantap baik hidup maupun mati sebagai nama komunitas. Seperti komunitas jeram, pelagik, pantai pasir Pada komunitas binatang pemberian nama akan bermasalah karena komunitas binatang jarang yang dominan dalam waktu yang lama.

KERAGAMAN SPESIES DALAM KOMUNITAS Komunitas tersusun dari: 1. Spesies yang hadir dalam jumlah yang banyak, dengan biomasa/produktivitas yang besar atau indikasi lainnya, mempunyai nilai penting yang besar dan disebut SPESIES DOMINAN. 2. Spesies yang jarang (hadir dengan jumlah yang sedikit) mempunyai nilai penting yang kecil.

Dalam komunitas dari seluruh jumlah spesies dalam komponen trofik atau dalam komunitas secara keseluruhan : Spesies yang dominan : persentase jenisnya kecil (jumlah spesies nya sedikit), sebagian besar bertanggung jawab pada arus energi pada tiap kelompok trofik. Spesies yang jarang dominasi jenis : persentase jenis besar (jumlah spesiesnya besar, sebagian besar bertanggung jawab terhadap(menentukan) keragaman jenis dari kelompok trofik dan seluruh komunitas.

Keragaman komunitas dinyatakan dalam indeks keragaman diperoleh dari membagi jumlah spesies dengan nilai penting (jumlah, biomasa, produktifitas) dari masing-masing spesies dalam komunitas (indeks keragaman spesies). Keragaman jenis akan cenderung : 1. Rendah pada ekosistem yang dikendalikan oleh faktor fisik kimia (lingkungan fisik yang keras, pencemaran, tekanan-tekanan lain). 2. Tinggi pada ekosistem-ekosistem yang dikendalikan oleh faktor biotik.

Hubungan antara jumlah spesies dan nilai penting (jumlah individu, biomasa, produktifitas, indikasi lain) dapat digambarkan seperti kurva cekung. Hubungan jumlah spesies secara kuantitatif sangat beragam (tekanan fisik, pengurangan spesies, kepentingan, dominansi spesies dll) Dua pendekatan dalam menganalisis keragaman bertujuan untuk: 1. Membandingkan antara pola, bentuk, persamaan kurva dari berbagai spesies. 2. Membandingkan antara indeks keragaman

Keragaman spesies mempunyai jejumlah komponen yang dapat memberi reaksi secara berbeda-beda terhadap faktor geografis, perkembangan atau fisik.

Keragaman spesies terdiri dari dua komponen : kekayaan spesies atau komponen varietas dinyatakan dengan jumlah seluruh spesies (S) dan jumlah seluruh nilai penting (N). Indeks spesies : jumlah spesies per satuan area. Kesamaan rataan/ kemerataan atau EQUITIBILITAS : pembagian individu yang merata antara spesies. Dinyatakan dengan indeks kemerataan (evenness).

Indeks keragaman dapat digunakan untuk membandingkan satu komunitas dengan komunitas lain. Keragaman mengungkapkan kemungkinan terjadinya sistem umpan balik (feed back), karena pada komunitas dengan keragaman tinggi, rantai makanannnya lebih panjang, lebih kompleks, akan memberi kemungkinan untuk terjadinya umpan balik untuk mengendalikan perubahan.

Pada ekosistem yang mantap akan diperoleh komunitas dengan keragaman yang tinggi, karena energi yang tersedia lebih banyak digunakan untuk memelihara keragaman spesies daripada untuk memelihara ekosistem. Sebaliknya pada ekosistem yang sering mengalami guncangan (gaktor fisik-kimia)secara priodik akan diperoleh komunitas dengan keragaman rendah.

Keragaman komunitas sangat dipengaruhi oleh hubungan fungsional, seperti: *Pengembangan yang berlebihan pada suatu sisi akan mengurangi jumlah spesies rumput yang dimakan dan memberi peluang pada spesies rumput lainnya yang tidak dimakan untuk tumbuh lebih subur. *Keragaman spesies sessil pada batuan di daerah pasang surut di daerah tropis lebih tinggi karena adanya spesies pemangsa yang memakan spesies sessil (Paine, 1966).

POLA DALAM KOMUNITAS Yang dimaksud pola ialah struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam lingkungan dan interaksinya dengan lingkungan.

Beberapa pola diversitas dalam komunitas: a. Pola stratifikasi (lapisan tegak) terlihat pada : Komunitas tumbuhan dihutan herba, semak dan pohon bawah tajuk. Komunitas ikan di danau, laut yang terkait dengan temperatur, kandungan oksigen atau pencahayaan. b. Pola zonasi (pemisahan horizontal) terlihat pada : Komunitas spesies yang hidup di laut intertidal (pasang surut), litoral (permukaan terbuka) dan abysal (laut dalam).

c. Pola prioditas (aktivitas/kegiatan) terlihat : Pada komunitas zooplankton di danau dan laut. Zooplankton migrasi pada malam hari ke permukaan air untuk mencari mangsa, turun kebawah yang lebih dalam untuk menghindari panas. Organisme yang bersifat noctunal (lebih aktif pada malam hari), organisme crepuscula (aktif pada senja hari). d. Pola reproduktif terlihat pada : Komunitas burung migrasi untuk mencari tempat untuk bertelur. Komunitas ikan migrasi ke daerah estuaria untuk memijah.

e. Pola sosial terlihat pada Komunitas monyet yang berkelompok untuk mempertahankan daerah teritorialnya. f. Pola ko-aktif (hasil kompetisi, antibiosis, mutualisme) terlihat pada : Komunitas yang hidup bersama secara mutualisme, persaingan atau dengan interaksi lainnya. g. Pola jala makanan (food web).

EKOTONE DAN KONSEP PENGARUH TEPI Ekotone : suatu zona (daerah) peralihan (transisi) atau pertemuan antara dua komunitas yang berbeda dan menunjukkan sifat yang khas. Contoh ekotone adalah : 1. Komunitas perairan yang terdapat pada antara dua atau lebih komunitas yang berbeda. 2. Komunitas hutan dan komunitas rumput, 3. Komunitas yang hidup di batuan dengan yang hidup disedimen di dasar laut, 4. Komunitas yang hidup di estuaria (perairan tawar dan laut).

Komunitas ekotone biasanya terdiri atas : Spesies dari masing-masing komunitas yang berbeda ditambah dengan spesies yang khas yang hanya ditemukan pada daerah ekotone. Komunitas ekotone memiliki jumlah spesies dan kerapatan populasi lebih tinggi dari pada di masing-masing komunitas yang berbeda. Kecendrungan untuk meningkatnya keragaman spesies pada ekotone disebut dengan pengaruh tepi EDGE EFFECT.

Komunitas seringkali berubahubah secara perlahan mengikuti perubahan gradien lingkungan fisik atau secara mendadak. Pada perubahan yang mendadak akan terbentuk, pada daerah/jalur tegangan persaingan antara dua komunitas.

Komunitas yang ditemukan pada jalur ini memberi sifat-sifat tambahan pada komunitas ekotone. Komunitas yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar masa hidupnya di daerah pertemuan/peralihan antara dua komunitas yang berbeda disebut KOMUNITAS TEPIAN.

Tepian hutan merupakan ekotone antara komunitas hutan dengan komunitas rumput dan semak. Keberadaan manusia dihutan: 1. Bila ditepian hutan mereka akan mempertahankan komunitas tepian hutan. 2. Bila didalam hutan mereka akan membuka habitathabitat kecil yang dikelilingi oleh padang rumput, semak atau tanaman.

Kepadatan burung di daerah lingkungan campuran seperti di permukiman, kampus, akan lebih tinggi bila dibanding dengan hutan. Kepadatan populasi burung meningkat di kotakota pinggiran hutan. Peningkatan jumlah spesies dalam ekotone tidak bersifat universal, seperti jumlah spesies tumbuhan di daerah tepian hutan menurun.