PENERAPAN BUKU AJAR ARBEIT AM TEXT DALAM KONTEKS INTERKULTUR IMPLEMENTATION OF TEXTBOOK ARBEIT AM TEXT IN KONTEXT CROSS CULTURE

dokumen-dokumen yang mirip
O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development), yang dimaksud dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

hlm (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2009 ),

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN X O. Gambar 3.1.One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA PADA SISTEM STARTER MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (campuran). Dimana ada dua jenis data yang nantinya digunakan dan diolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

Kata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

Pengumpulan data. Produk: Bahan Ajar IPA Terpadu bertema Cuaca

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

Surya Masniari Hutagalung Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK

ABSTRAK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 3 BANJARMASIN PADA KONSEP REPRODUKSI SEL MELALUI PENGGUNAAN PETA KONSEP

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA AWETAN DAUN UNTUK MATA KULIAH STRUKTUR TUMBUHAN PADA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

PENGEMBANGAN BROSUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS SMP KELAS VII DENGAN MATERI KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGEMBANGAN BUKU TEKS MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM SISWA KELAS VII

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

Transkripsi:

PENERAPAN BUKU AJAR ARBEIT AM TEXT DALAM KONTEKS INTERKULTUR IMPLEMENTATION OF TEXTBOOK ARBEIT AM TEXT IN KONTEXT CROSS CULTURE Surya Masniari Hutagalung Summary Ringkasan Penelitian Bahasa merupakan hal yang utama dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memiliki paling sedikit satu bahasa yang bisa digunakan dalam komunikasi sehari-hari, bahkan ada yang sudah menguasai lebih dari satu. Dalam kepentingan kehidupan sehari-hari bahasa menduduki posisi pertama terutama dalam era globalisasi sekarang ini. Begitu pentingnya bahasa sehingga perlu mempelajari bahasa asing di samping bahasa pertama yang telah dimiliki. Dengan bahasa asing yang dimiliki diharapkan dapat bersaing dan memiliki posisi dalam kehidupan modern. Bahasa sebagai alat komunikasi atau sebagai alat untuk memahami orang lain, kadangkadang bisa juga menjadi penyebab terjadinya kesalahpahaman. Misalnya bila pembicara X dan pembicara Y yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda mengadakan pembicaraan atau berkomunikasi, tetapi keduanya menggunakan aturan dan norma masing-masing, tentu saja akan terjadi kesalahpahaman dan komunikasi bisa saja tidak akan mencapai tujuan. Di sinilah letak pentingnya memiliki kemampuan inter kultur. Kemampuan interkultur sangat penting diperoleh pembelajar di samping pengetahuan berbahasa yang dimiliki. Kunze (2007: 5) dalam seminar metode/ pengajaran bahasa Jerman mengemukakan bahwa untuk memulai kehidupan profesinya hendaknya seorang alumni bahasa Jerman sudah harus memiliki kemampuan dasar yakni kemampuan pengetahuan, kemudian kemampuan mengungkapkan sesuatu baik secara 1

langsung atau menggunakan media, lalu kemampuan sosial yakni kemampuan berbaur dengan orang-orang dan kompetensi interkultur atau lintas budaya. Bahasa Jerman yang dipelajari harus bisa dijadikan sebagai sarana interaksi sosiokultural dan pembelajar harus mampu menerima budaya Jerman tanpa melupakan budayanya. Pembelajaran lintas budaya dalam bahasa asing sudah merupakan pembicaraan hangat dalam diskusi-diskusi dan seminar-seminar. Hasil penelitian tentang budaya, komunikasi interkultur, dan pemerolehan bahasa asing, menunjukkan pengetahuan baru bahwa keterasingan seorang pembelajar sangat berpengaruh dalam pembelajaran bahasa. Sehingga perlu dimulai pembelajaran bahasa dalam interkultur (Roche, 2002: 224-225). Sudah saatnyalah menjadi bahan pertimbangan apabila dalam pembelajaran bahasa asing, konteks lintas budaya dapat diterapkan, sebab bahasa juga merupakan budaya, sehingga hal-hal yang bersifat kultural haruslah dimasukkan dalam pembelajaran bahasa Jerman. Bahasa dan budaya sangat berhubungan erat. Hampir tidak pernah bisa dipisahkan. Karena bahasa merupakan bagian dari budaya. Jumlah mahasiswa Program Studi Bahasa Jerman di Universitas Negeri Medan yang berangkat ke Jerman setiap tahun meningkat. Mereka bekerja atau melanjutkan kuliah di sana. Tidak jarang mereka mengalami masalah yang disebabkan perbedaan budaya. Di Jerman setiap orang harus mandiri, disiplin, dan harus dapat mengatur dan merencanakan segala sesuatu dengan sendiri. Banyak perbedaan budaya yang pada dasarnya belum diketahui mahasiswa menjadi permasalahan yang paling mendasar. Oleh sebab itu ada baiknya mahasiswa dibekali juga kemampuan lintas budaya di samping kemampuan berbahasa, paling tidak pemahaman akan budaya Jerman. Salah satu cara yang tepat untuk memperoleh pemahaman lintas budaya adalah dengan mengembangkan pembelajaran bahasa Jerman dengan memasukkan pemahaman lintas budaya tersebut ke dalam materi pembelajaran. 2

Berdasarkan latar belakang di atas dalam penelitian ini diupayakan menghasilkan satu buku ajar yang valid, efektif, dan praktis yang berisi informasi tentang budaya, kebiasaankebiasaan, dan kemajuan teknologi di Jerman. Kajian pustaka yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski yang menegaskan unsur-unsur budaya. 2. Susan Kaufmann yang menegaskan prinsip-prinsip pembelajaran inter kultur dalam kelas. 3. Jörg Roche yang menyatakan tujuan pembelajaran inter kultur 4. Nieke yang megulas tujuan pembelajaran inter kultur dalam kelas. 5. Bechtel yang membahas tentang isi pembelajaran inter kultur 6. Hänlscher yang mengemukakan praktek konkret yang harus dikembangkan dalam pembelajaran inter kultur 7. Cunningsworth yang menyatakan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar 8. Carole Cox yang memunculkan teori membaca untuk pemahaman 9. Tomlinson dengan teori pengembangan 10. Sukmadinata dengan teori pengembangan 11. Arikunto dengan teknik pengumpulan data 12. Sugiyono untuk menganalisa validasi instrumen penelitian dan buku ajar 13. Grinnel untuk mengukur persentase reliabilitas Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, karena penelitian ini lebih berfokus pada pengembangan bahan ajar Arbeit am Text. Teori yang digunakan merupakan kolaborasi teori pengembangan Tomlinson dengan teori Sukmadinata. Kedua teori ini dipadu sedemikian rupa sehingga kuat dalam penelitian awal juga kuat dalam penerapannya. 3

Adapun hasil modifikasi tersebut adalah sebagai berikut: Identifikasi Kebutuhan Eksplorasi Kebutuhan Realisasi Materi Kontekstual Realisasi Materi Draft Awal Pedagogik Uji Ahli Isi dan Desain Revisi Pre test Kelas Terbatas Revisi Revisi Pre test SatuKelas Penyempurnaan Hasil Akhir- Produk 4

Rancangan dipilih dan dimodifikasi agar sejalan dengan tujuan penelitian ini, yakni mengembangkan bahan ajar Arbeit am Text dalam konteks lintas budaya. Dari gambar di atas diketahui bahwa langkah-langkah penelitian pengembangan ini meliputi fase identifikasi kebutuhan, eksplorasi kebutuhan, realisasi materi kontekstual, realisasi materi pedagogik, merancang draft awal, uji ahli yaitu uji ahli isi dan uji ahli desain, revisi I, kemudian uji terbatas pada kelas kecil yang berjumlah kira-kira 10 mahasiswa, revisi II, lalu dilakukan uji kelas atau uji yang lebih luas pada kelas yang lebih besar, revisi III, lalu penyempurnaan hingga menghasilkan hasil akhir yakni produk yang diharapkan. Data-data diperoleh dari sumber data terdiri dari 2 orang dosen bahasa asing bergelar doktor dan berpengalaman melakukan penelitian pengembangan materi ajar sebagai validator format validasi bahan ajar serta validator lembar-lembar observasi. Lembar-lembar observasi tersebut adalah observasi tentang aktivitas dosen, observasi tentang aktivitas mahasiswa, serta tanggapan mahasiswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Sumber data yang akan memvalidasi bahan ajar adalah 2 orang dosen bahasa Jerman yang berpengalaman dalam pengembangan dan penilaian bahan ajar. Bertindak sebagai pengamat diperlukan 2 orang dosen bahasa Jerman sebagai sumber data, 10 orang mahasiswa untuk uji terbatas, dan 1 kelas mahasiswa untuk uji yang lebih luas. Di bawah ini tabel yang menjadi kesimpulan sumber data, tugasnya, dan data yang diperoleh. 5

Tabel 2. Sumber Data, Tugas, dan Data Sumber Data Tugas Data 2 orang dosen ahli Sebagai validator lembar Instrumen yang valid observasi 2 orang dosen bahasa Jerman Sebagai validator bahan ajar Kualitas bahan ajar 2 orang dosen bahasa Jerman Sebagai pengamat aktivitas dosen dan mahasiswa Keefektivan bahan ajar 10 orang mahasiswa Mengisi angket respon pada uji terbatas Respon mahasiswa terhadap bahan ajar Mengikuti tes Hasil belajar 30 orang mahasiswa Mengisi angket respon pada uji kelas Respon mahasiswa pada bahan ajar Mengikuti tes Hasil belajar Sesuai dengan rumusan masalah maka pengumpulan data disesuaikan dengan sifat datanya. Guna mendeskripsikan kualitas bahan ajar yang dikembangkan dilakukan penilaian objektif, termasuk penilaian bahan ajar yang dikembangkan dan hasil belajar mahasiswa, sedangkan untuk mendeskripsikan efektivitas bahan ajar tersebut dilakukan dengan teknik observasi. Menurut Arikunto (2006:224) dalam menggunakan metode observasi cara yang 6

paling efektiv adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Sementara untuk mengetahui respon mahasiswa dijaring melalui angket. Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen penelitian yang disiapkan antara lain: instrumen validasi bahan ajar Arbeit am Text dalam konteks lintas budaya, instrumen aktivitas mahasiswa ketika pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan berlangsung, instrumen aktivitas dosen dalam penyampaian materi dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan, angket respon mahasiswa terhadap bahan ajar. Sedangkan soal-soal tes yang akan digunakan untuk menguji hasil belajar mahasiswa akan diambil dari tes yang sudah valid. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, ritik, saran perbaikan yang terdapat pada lembar observasi. Hasil analisis ini kemudian digunakan sebagai dasar merevisi produk bahan ajar. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner, diskusi pada analisis kebutuhan dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang aktual pada situasi yang sebenarnya dan dijadikan dasar untuk mengembangkan materi. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner, diskusi dan konsultasi dengan ahli, dijadikan petunjuk pada perbaikan draft pengembangan bahan ajar. Selanjutnya data dari kuesioner, observasi, dan tes hasil belajar dalam uji coba dianalisis untuk mendapat gambaran apakah bahan ajar yang dikembangkan sudah valid, praktis dan efektif. Sugiyono (2008:177) berpendapat bahwa untuk menguji validitas dapat digunakan pendapat dari ahli-ahli. Dalam penelitian pengembangan bahan ajar ini digunakan pendapatpendapat dari ahli-ahli untuk mengukur kevalidan isi. Yang perlu diukur kemudian adalah reliabilitasnya. Untuk menentukan persentase reliabilitasnya menggunakan Percentage of Agreement (Grinnel, 1988:160) yakni: 7

Percentage of Agreement (R) = Agreements (A) Disagreements D + Agreements ( 档 ) Keterangan: A = besarnya frekuensi kecocokan antara data dua pengamat D = besarnya frekuensi ketidakcocokan antara data dua pengamat Lembar pengamatan aktivitas mahasiswa dan dosen selama pembelajaran akan dianalisis dengan menggunakan rumus: Aktivitas Pembelajaran = Frekuensi aktivitas yang muncul Frekuensi seluruh aktivitas x 100% Sedangkan reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus (Borich, 1994:385): R = [ 1- A-B] A+B x 100% A = Frekuensi tertinggi pengamatan B = Frekuensi terendah pengamatan R = Reliabilitas instrumen Angket yang diiisi oleh mahasiswa tentang respon mereka terhadap bahan ajar yang dikembangkan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu menghitung persentase terhadap pernyataan yang diberikan: A B x 100% A = Frekuensi mahasiswa yang memilih B = Jumlah mahasiswa (responden) 8

Proses pengembangan dalam penelitian ini menghasilkan satu buku ajar yang terdiri dari 7 Bab dengan tema-tema sebagai berikut : 1. Familie: Trennung im Alter, Julia s Brief, Bei Mama ist s am schönsten, Mischungsfamilie. 2. Einfache Einleitung: Technologie, interkulturelle Wissenschaft, Bitte einsteigen, Fahrkartenautomat 3. Einfache Standardbrief: Sich Bewerben in Deutschland, Praktikum und Au Pair, Lebenslauf 4. Kurze Berichte: Muss sie pünktlich sein?, DFB-Team: Sorry, Fans!, Bargeldlos 5. Alltägliche Informierende Texte: Mit der Bahn ins Weihnachtsland, Die Behandlung kommt von Arzt, Victoria Krankenversicherung 6. Verträge der alltäglichen Lebens: Vorschriften in der Gesellschaft- interkulturelle Wissenschaft. 7. Literarische Texte: Ich bin ein Kumpel, Ein Märchen, Loreley. Ahli yang ditentukan untuk memvalidasi bahan ajar adalah seorang ahli interkultur bergelar doktor di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan seorang ahli pembelajaran bahasa Jerman bergelar doktor di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Validasi ini membutuhkan waktu 2 minggu. Instrumen penilaian diberikan kepada validator untuk diisi. Di samping penilaian juga diberikan kolom komentar dan saran, sehingga apabila ada masukan atau komentar diharapkan bisa memperkaya bahan ajar yang dikembangkan. Dari hasil validasi disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak diujicobakan. Ada beberapa saran dari validator yang kemudian dimasukkan pada bahan ajar, misalnya memperbanyak latihan. Validator kedua mengapresiasi dengan positif pengembangan bahan ajar yang dikembangkan dan mengomentari bahwa bahan itu layak diuji cobakan dan digunakan dalam pembelajaran dengan hanya sedikit perbaikan yakni karena salah pengetikan. Secara deskriptif dapat digambarkan hasil uji validasi tersebut 9

menyatakan bahan ajar yang dikembangkan memiliki nilai bagus dan positif untuk digunakan baik dari segi kelayakan isi maupun komponen kebahasaan dan desain seperti Tabel berikut. Tabel 1. Hasil Uji Validasi NO ITEM VALIDATOR 1 2 3 4 5 KETERANGAN 1 V1 * 2 V1 * 3 V1 * 4 V1 * 5 V1 * 6 V1 * 7 V1 * 8 V1 * 9 V1 * 10 V1 * 11 V1 * 12 V1 * 13 V1 * 14 V1 * 15 V1 * 16 V1 * 17 V1 * 18 V1 * 19 V1 * 20 V1 * 21 V1 * 22 V1 * 23 V1 * 24 V1 * 25 V1 * 26 V1 * 27 V1 * 28 V1 * 10

Hasil kesesuaian dihitung dengan rumus persentase yakni 23 sesuai, 3 yang tidak sesuai, maka: 23 28 x 100% Hasilnya = 0,82. Dua kali uji coba yakni pada uji terbatas dan uji kelas seluruh mahasiswa menjawab positf yakni ya. Respon mahasiswa tersebut bila digunakan dengan rumus persentasi maka hasilnya adalah 100%. Pengamatan aktivitas dosen pada uji coba terbatas dan uji kelas dilakukan oleh dua orang pengamat, yaitu Jujur Siahaan dan Linda Aruan. Pengamatan aktivitas menggunakan instrumen yang telah divalidasi oleh ahli. Validasi dilakukan dalam 7 kali pertemuan dengan 7 tema. Dosen terdiri dari 3 orang secara bergantian, yakni Tanti Kurniasari, Hani Lubis, Surya Masniari. Secara ringkas hasil pengamatan keseluruhan aktivitas pada uji coba dua kali terlihat pada tabel berikut: Tabel 2. Pengamatan Aktivitas Dosen Pada Uji Kelas NOMOR AKTIVITAS PERTEMUAN DOSEN PENGAMAT 1 2 3 4 5 6 7 JUMLAH 1 TKS JS 22 4 20 5 19 5 1 77 LA 41 10 36 16 25 5 0 133 2 SM JS 40 30 20 15 15 10 0 130 LA 41 31 19 15 15 10 0 131 3 HS JS 25 20 11 11 10 10 0 87 LA 25 20 10 10 10 10 0 85 4 TKS JS 40 30 40 17 25 17 0 169 LA 40 30 40 17 27 17 0 171 11

5 TKS JS 30 22 30 15 30 10 0 137 LA 30 22 30 15 25 12 0 134 6 TKS JS 30 22 30 20 35 15 0 152 LA 30 22 32 23 30 15 0 152 7 SM JS 35 30 24 14 44 17 0 164 LA 32 30 24 12 43 16 0 157 Jumlah keseluruhan aktivitas dihitung dengan rumus persentasi, lalu ditransformasikan dengan tabel yang telah ditentukan, maka didapat hasil sebagai berikut: Tabel 3. Persentasi Aktivitas Dosen dan Kategori SKOR PERTEMUAN HASIL PERSENTASE KATEGORI AKTIVITAS 80-100 = sangat baik 1 78 Baik 66-79 = baik 2 100 Sangat baik 56-65 = sedang 3 98 Sangat baik 45-55 = buruk 4 99 Sangat baik 0-44 = sangat buruk 5 98 Sangat baik 6 100 Sangat baik 7 97 Baik Pengamatan aktivitas mahasiswa pada uji coba terbatas dan uji kelas dilakukan oleh dua orang pengamat, yaitu Jujur Siahaan dan Linda Aruan. Pengamatan aktivitas mahasiswa menggunakan instrumen yang telah divalidasi oleh ahli. Validasi dilakukan dalam 7 kali pertemuan dengan 7 tema. Mahasiswa berjumlah 21 orang. Secara ringkas hasil pengamatan keseluruhan aktivitas pada uji coba dua kali terlihat pada tabel berikut: 12

Tabel 4. Pengamatan Aktivitas Mahasiswa Pada Uji Kelas PERTEMUAN PENGAMAT NOMOR AKTIVITAS MAHASISWA JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 JS 20 4 25 9 1 13 15 5 1 93 LA 41 10 35 5 20 26 36 5 0 178 2 JS 40 30 20 15 15 15 15 10 0 160 LA 41 31 19 15 15 15 15 10 0 161 3 JS 25 20 11 11 10 10 10 13 0 110 LA 25 20 10 10 10 10 10 8 0 103 4 JS 40 30 30 20 17 15 25 15 0 192 LA 40 31 30 20 18 16 22 15 0 192 5 JS 30 22 30 15 30 20 15 5 0 167 LA 30 22 30 15 25 20 15 5 0 162 6 JS 30 22 22 20 25 20 22 15 0 176 LA 30 22 30 23 25 25 20 15 0 190 7 JS 35 30 44 14 31 34 17 15 0 220 LA 30 20 20 10 30 35 15 15 0 175 Jumlah keseluruhan aktivitas dihitung dengan rumus persentasi, lalu ditransformasikan dengan tabel yang telah ditentukan, maka didapat hasil sebagai berikut: Tabel 5. Persentasi Aktivitas Mahasiswa dan Kategori SKOR PERTEMUAN HASIL PERSENTASE KATEGORI AKTIVITAS 80-100 = sangat 1 76 Baik baik 66-79 = baik 2 100 Sangat baik 56-65 = sedang 3 96 Sangat baik 45-55 = buruk 4 100 Sangat baik 0-44 = sangat 5 98 Sangat baik buruk 6 96 Sangat baik 7 89 Sangat baik 13

Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan buku ajar yang berkualitas, dalam arti valid, praktis, dan efektif. Uji validasi menjadi acuan bagi kevalidan buku ajar, sedangkan untuk kepraktisan mengacu pada hasil respon mahasiswa dan keefektifan mengacu pada hasil pengamatan aktivitas dosen dan mahasiswa. Hasil uji validasi buku ajar menunjukkan jawaban kedua validator adalah sama, yakni 0, 82. Hasil ini dikatakan valid. Hal ini senada dengan rumus Borich yang digunakan yakni apabila nilai reliabilitas yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 0, 75 maka instrumen itu dikatakan valid. Hasil yang diperoleh tentang respon mahasiswa juga menunjukkan positif yakni 100%. Sesuai dengan hasil persentase demikian maka dikatakan buku ajar tersebut sudah praktis. Hasil pada pengamatan aktivitas dosen dan mahasiswa pada setiap pertemuan rata-rata menunjukkan persentase yang sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa buku ajar yang dikembangkan sudah efektif. Pengembangan bahan ajar dalam konteks interkultur menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pembelajaran bahasa Jerman. Konteks interkultur yang sangat jarang dijumpai dalam pembelajaran dapat menjadi bekal dan modal yang sangat berharga bagi mahasiswa di samping kemampuan berbahasa yang sudah dimiliki. Sebab kemampuan berbahasa tidak berarti apa-apa bila tidak didukung oleh kemampuan interkultur. disimpulkan: Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian pada penelitian ini maka dapat 1. Pengembangan bahan ajar Arbeit am Text berjalan sesuai dengan prosedur yang ditentukan. 2. Bahan ajar yang dikembangkan sudah valid dan berkualitas. 3. Bahan ajar yang dikembangkan sudah praktis 14

4. Bahan ajar yang dikembangkan sudah efektif. Buku ajar yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini hanya berisi informasiinformasi budaya, kebiasaan-kebiasaan orang-orang Jerman dan juga kemajuan teknologi di Jerman. Masih ada materi yang harus dikembangkan, yaitu materi yang bisa meningkatkan kemampuan interkultur. Hasil penelitian ini disarankan kepada pembelajar, pengajar dan peneliti dan pengkaji bidang bahasa Jerman, sastra dan budaya untuk dijadikan sebagai: 1. materi atau bahan ajar pada mata kuliah Arbeit am Text 2. materi atau bahan referensi dalam penulisan makalah, dan karya ilmiah lainnya 3. sumber data atau data pendukung bagi penelitian pengembangan 15

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Borich, G.D. 1994. Observation Skill for Effective Teaching. New York: Mc.Graw Hill Companies. Grinnell, Jr, Richard. 1988. Social Work Research and Evaluation. Third Edition. Illionis: F.E.Peacock Publisher, Inc. Kunze, Jutta. 2007. Wie Unterrichtsmethodik die Entwicklung berufsorientierter Schlüsselqualifikationen unterstützen kann. München: Goethe Institut Roche, Jörg. 2008. Fremdsprachenerwerb Fremdsprachendidaktik 2.Auflage. Tübingen: Narr Francke Attempo Verlag GmbH+Co. KG. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tomlinson. 1998. Materials Development in Language Teaching, United Kingdom: Cambridge University Press. 16