BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran prestasi dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB II LANDASAN TEORI. sesuai dalam melakukan pengukuran tersebut adalah Gross Domestic Product (GDP).

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Praktek rent seeking (mencari rente) merupakan tindakan setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk melakukan kredit perumahan, dan juga dalam jumlah yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. panjang, dan pertumbuhan ekonomi merupakan fenomena penting yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakangan ini memicu tingginya integrasi ekonomi pada negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semenjak merdeka 1945 hingga 1966 atau selama pemerintahan Orde Lama,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang diukur oleh pertambahan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun 1998

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun, dalam mencapai tujuan tersebut seringkali terjadi hal hal diluar ekspektasi yang dapat mengganggu tumbuhnya perekonomian suatu negara. Perekonomian Indonesia selama periode tahun 1995 sampai dengan tahun 2011 banyak mengalami perkembangan, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Hal ini tidak terlepas dari adanya peran segala unsur dalam suatu negara tersebut yang berasal dari pemerintah dan masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan ekonomi. Pada pertengahan tahun 1997 di Indonesia terjadi krisis yang juga melanda beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang paling menarik mengingat kejadian tersebut terjadi dalam waktu yang singkat dan menyebabkan terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar secara drastis. Salah satu komponen dari perekonomian Indonesia yang cenderung kuat terhadap adanya shock dan tetap bertahan bahkan mengalami perkembangan positif selama sebelum dan sesudah periode krisis (dalam penelitian ini pada periode 1995 2011) yaitu PDB atau GDP (Gross Domestic Product). Hal ini didukung dengan data yang ada dalam Asian Development Bank yang datanya menunjukan bahwa trend GDP terus mengalami peningkatan. Berikut adalah grafik perkembangan trend GDP Indonesia. 1

Gambar 1.1 Total Produk Domestik Bruto di Indonesia Tahun 1995-2011 (Dalam Milyar Rupiah) Sumber : Asian Development Bank 2014 Menurut pengamatan Mankiw sebagai salah satu ekonom besar dunia, PDB atau GDP (Gross Domestic Product) adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa final yang diproduksi dalam sebuah negara dalam satu periode. Namun, GDP ternyata masih belum dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara. Dalam teori ekonomi makro, PDB per orang (kapita) sepertinya merupakan proyeksi ukuran kesejahteraan yang cukup alamiah. PDB per kapita menjelaskan tentang keadaan yang terjadi pada rata rata penduduk, namun di balik rata rata tersebut terdapat perbedaan yang besar antara berbagai pengalaman yang dialami setiap orang. Pada akhirnya, kita dapat 2

menyimpulkan bahwa PDB merupakan ukuran kesejahteraan yang baik untuk berbagai tujuan, namun tidak untuk semua tujuan (Mankiw, 2006). Hansen dan Rand pada penelitiannya terhadap FDI yang dilakukan pada tahun 2004, menunjukan bahwa Foreign Direct Investment (FDI) atau yang disebut dengan investasi asing langsung juga merupakan suatu indikator lain yang dianggap berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia yang berhubungan erat dengan GDP atau pendapatan nasional bruto sebagai proxy pembangunan ekonomi. Menurut teori dan penelitian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, FDI juga ternyata memiliki pengaruh terhadap GDP baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Sementara di lain sisi GDP hanya memperlihatkan pengaruh jangka pendek saja terhadap FDI (Hansen & Rand, 2004). FDI inward juga dipengaruhi oleh keadaan kelembagaan dan kondisi Governance suatu negara, diasumsikan apabila keadaan tata kelola pemerintahan itu stabil, maka FDI yang diterima negara tersebut akan meningkat. Seperti yang tercantum dalam ilmu baru New Institutional Economics. Ilmu ini yang disebut juga sebagai NIE beroperasi pada dua level, yakni lingkungan kelembagaan (institutional environment) pada level makro dan mikro. Williamson mendeskripsikan institutional environment sebagai seperangkat struktur aturan politik, sosial, dan legal/hukum yang memapankan kegiatan produksi pertukaran dan distribusi. Pada level ekonomi kelembagaan mikro, berkutat ada masalah tata kelola kelembagaan (institutions of governance). Singkatnya institutional arrangement merupakan kesepakatan antara unit ekonomi untuk mengelola dan mencari jalan agar hubungan antar unit baik dalam 3

skala nasional maupun internasional bisa berjalan dengan baik walaupun akan ada unsur kompetisi. Istilah ini disebut dengan kualitas kelembagaan (good governance), semakin baik kelembagaan tersebut dilaksanakan, maka akan semakin baik pula ketertarikan pemasukan investasi asing langsung (FDI) pada suatu negara terebut, termasuk pula di negara kita Indonesia. Indonesia, sebagai negara berkembang yang memiliki perekonomian dengan pendapatan perkapita rendah dan belum merata, namun memiliki keinginan untuk mengejar perekonomian negara maju, harus dapat menambah modal dengan kecepatan tinggi. Dengan demikian, sesuai dengan teori Mankiw pada bukunya yang berjudul The Principle of Economics, aktifitas penanaman modal asing secara langsung adalah sebuah keniscayaan dalam pembangunan ekonominya. Hal tersebut selain dapat meningkatkan modal sebagai biaya pembangunan juga menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran yang pada akhirnya dipercaya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Krugman, dalam melakukan pembangunan ekonomi, suatu negara hendaknya juga akan memikirkan cara lain selain membuka peluang FDI yaitu dengan melakukan hutang luar negeri. Namun, dalam setiap kegiatan perekonomian internasional tersebut yang menjadi faktor utama adalah kurs. Kurs adalah sebuah harga mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya (Krugman, 1994:73). Kurs dalam hal ini juga memiliki kurs acuan internasional yaitu dollar. Kurs juga merupakan faktor yang dianggap mempengaruhi produk domestik bruto. Hal ini yang membuat penelitian ini 4

menggunakan data yang menggunakan mata uang asing (dollar) yang diharapkan dapat menjelaskan hubungan antara kurs dengan PDB seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, kurs juga dipengaruhi kuat oleh gejolak perekonomian suatu negara seperti fluktuasi kurs yang sangat terlihat di Indonesia pada beberapa tahun terakhir periode 1990-2000 saat terjadi krisis di Asia Tenggara. Berikut ini adalah gambar grafik yang menunjukan adanya fluktuasi tersebut. Gambar 1.2 Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Tahun 1995-2011 (Rp/$) Sumber : Asian Development Bank 2014 Hutang luar negeri merupakan suatu fenomena menarik yang banyak terjadi di negara negara berkembang di seluruh dunia setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia Tenggara pada paruh tahun 1997. Adanya harapan terjadinya perbaikan ekonomi dan kesejahteraan negara dengan pemberian hutang luar negeri membuat sulitnya negara negara berkembang khususnya Indonesia 5

lepas dari jerat hutang luar negeri tersebut. Selain itu, data dari Asian Development Bank yang menunjukan bahwa kecenderungan hutang luar negeri Indonesia mengalami peningkatan walaupun adakalanya juga mengalami penurunan. Hutang luar negeri ditunjukan pada tahun 1995 sebesar $124.388,68M mengalami kenaikan menjadi $213.540.85M pada tahun 2011. Berikut ini adalah grafik yang melihatkan trend pada hutang luar negeri. Gambar 1.3 Total Hutang Luar Negeri Indonesia pada Tahun 1995-2011 (Dalam Milyar Dollar) Sumber : Asian Development Bank 2014 Todaro menjelaskan bahwa adanya kemiskinan dan keterbelakangan negara yang sedang berkembang tetapi didasari oleh keinginan mengejar ketertinggalan perekonomian negara maju namun tanpa melihat realitas kondisi ekonomi negaranya, telah menghanyutkan mereka dengan ketergantungan hutang luar negeri yang kronis (Todaro, 1998). Tabel 1.1 Emperical Gap, Policy Gap, & Theoritical Gap 6

Empirical Gap Policy Gap Theoritical Gap Tingkat PDB Indonesia terus mengalami trend kenaikan walaupun hal tersebut diasumsikan turut didukung oleh kenaikan jumlah bantuan luar negeri melalui peminjaman hutang dan FDI Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing pertama diciptakan pada tahun 1967 (UU No. 1 Tahun 1967) dan Undang- Undang tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (UU No. 6 Tahun 1968) dan kembali diperbarui menjadi UU No. 25 Tahun 2007 yang pemberlakuannya dipersoalkan banyak pihak karena ketentuan yang memberikan izin hak guna usaha lahan selama 95 tahun di depan yang mana di mata para penentang RUU tersebut, aturan itu bakal menyengsarakan rakyat. Telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa negara berkembang akan terus membutuhkan injeksi dana instan dari negara maju untuk mengejar ketertinggalannya Kurs Indonesia cenderung rendah dan lemah dibandingkan negara lain terutama Amerika Serikat. Trend kurs ini semakin rendah di tahun 2014 bahkan Banyaknya kontroversi yang terjadi pada undangundang tersebut tak lain karena isinya yang agak bertentangan dengan Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945 yang Tercapainya kesinambungan antara kondisi kurs, penanaman FDI, dan peminjaman hutang luar negeri yang dilakukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat 7

mencapai angka Rp11.887/$ di awal Juli tahun 2014. menyebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Menurut pasal itu pula, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. adalah tujuan utama. Tidak hanya untuk menginjeksi pertumbuhan ekonomi tapi juga untuk menciptakan pemerataan ekonomi di Indonesia. Hal inilah yang mendasari pentingnya dilakukan suatu penelitian tentang hubungan hutang luar negeri dengan indikator ekonomi lain seperti GDP atau pendapatan nasional bruto suatu negara yang berkaitan dengan peningkatan dan perbaikan ekonomi pasca krisis moneter. Hal tersebut yang menjadi dasar keinginan peneliti untuk membuat penelitian yang menjelaskan hubungan antara kegiatan perekonomian skala internasional seperti FDI, Hutang Luar Negeri, dan Kurs luar negeri terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang dijelaskan melalui keadaan PDB. Terlebih lagi saat ini Indonesia akan dihadapkan dengan keterbukaan ekonomi yang lebih besar pada tahun 2015 saat akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area) sebagai akronim dari AEC (Asean Economic Community). Oleh karena itu, menurut ilmu New Institutional Economics (NIE), dibutuhkan kondisi kelembagaan yang baik dari dalam negeri 8

untuk memperkuat kondisi perekonomian (Wihana, 2007). Kelembagaan yang baik salah satunya dapat digambarkan dengan keadaan Good Governance suatu negara yang menurut World Bank meliputi indikator Voice and Accountability, Political Stability, Government Effectiveness, Regulatory Quality, Rule of Law, dan Contol of Corruption di Indonesia (Williamson, 2000). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah untuk melakukan analisis tentang pengaruh pemasukan Foreign Direct Investment, kurs, dan hutang luar negeri sebagai kegiatan perekonomian internasional terhadap pembangunan ekonomi yang diproyeksikan oleh Produk Domestik Bruto / GDP, yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh Foreign Direct Investment terhadap keadaan PDB riil per kapita di Indonesia? 2. Bagaimanakah pengaruh Kurs terhadap keadaan PDB riil per kapita di Indonesia? 3. Bagaimanakah pengaruh Hutang Luar Negeri terhadap keadaan PDB riil per kapita di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 9

1. Untuk menganalisis pengaruh Foreign Direct Investment terhadap keadaan PDB riil per kapita di Indonesia. 2. Untuk menganalisis pengaruh Kurs terhadap keadaan PDB riil per kapita di Indonesia. 3. Untuk menganalisis pengaruh Hutang Luar Negeri terhadap keadaan PDB riil per kapita di Indonesia. 1.4 Batasan Masalah Peneliti akan hanya melakukan penelitian pada periode 1995 2011, walaupun sampel waktu sebenarnya dapat diperluas, namun karena keterbatasan data yang diperoleh oleh penulis tidak memadai maka sampel waktu yang digunakan adalah pada waktu tersebut. Penulis melakukan penelitian pada negara Indonesia. Penelitian ini tidak mengikutsertakan variabel lain karena terfokus pada apakah variabel FDI, kurs, dan hutang luar negeri yang diasumsikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PDB di Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan manfaat: 1. Bagi lingkungan akademisi dapat menjadi referensi penelitian berikutnya dalam bidang ekonomi pembangunan. 10

2. Bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan ekonomi berskala internasional dan memanfaatkan penggunaannya demi kesejahteraan masyarakat. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab 1 berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 berisi uraian teori dan penelitian-penelitian terlebih dahulu mengenai FDI, kurs dan hutang luar negeri yang memperkuat penelitian ini, serta metode analisis yang digunakan. Bab 3 berisi pembahasan dari data dan hasil temuan berdasarkan metode yang digunakan. Bab 4 berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini. 11