2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut?

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Mengatasi Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dalam

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN KPR BTN SEJAHTERA FLPP PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Ritel

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. KPR BTN Sejahtera FLPP adalah kredit pemilikan rumah program

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

Ringkasan Informasi Produk/Layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Mikro

BAB IV PEMBAHASAN. perorangan maupun badan usaha non badan hukum dengan total exposure. a. Ketentuan Umum dalam melakukan penilaian agunan adalah :

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

RINGKASAN INFORMASI PRODUK

KEPUTUSAN DIREKTUR LEMBAGA PENGELOLA MODAL USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 29/KEP-LPMUKP/2017 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SWADANA PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

PENANDATANGANAN MOU. Divisi Bisnis Usaha Kecil

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

WAWANCARA. pertanyaan kepada dua orang narasumber, yaitu: : Dicky Frandhika Gutama. pada PT. Bank Sumut Cabang Koordinator Medan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH. pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan yaitu analisis 5C (Character,

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai

Kuisioner Pengendalian Internal Terhadap Musyarakah

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam manajemen resiko pembiayaan di BMT. Istiqomah Tulungagung

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan atau perkreditan adalah dengan menerapkan prinsip Know Your

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

Prosedur Persetujuan, Pencairan Dana, Dan Pengelolaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank BTN Cabang Bekasi Kranji

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi

PELAKSANAAN RESTRUKTURISASI KREDIT DALAM MENGATASI KREDIT BERMASALAH (NON PERFORMING LOAN)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Prosedur Pemberian Kredit pada Unit Layanan Modal Mikro

BAB V KESIMPULAN. bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal. Selain itu dari

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

SISTEM PERHITUNGAN BUNGA KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH BTN SUBSIDI (RUMAH SEJAHTERA TAPAK FLPP) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk.

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH SEJAHTERA TAPAK DI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) KANTOR CABANG GRESIK

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

A. Paket Mitra Pelapak (PMP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

EVALUASI PENGENDALIAN MANAJEMEN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA DALAM UPAYA MEMINIMALKAN NON PERFORMING LOAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

BAB III SOLUSI BISNIS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

BAB I PENDAHULUAN. sangat fundamental dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I. KETENTUAN UMUM

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BTN (PERSERO) CABANG SURAKARTA

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan kuantitas barang / jasa yang dihasilkan.

Transkripsi:

Questioner 1. Apakah Bank BTN memiliki kebijakan perkreditan Bank? Ya, Bank BTN memiliki kebijakan perkreditan bank. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia melalui SK Direktur BI No.27/162/KEP./Dir. tgl 31 Maret 1995, tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB), Bank Umum Wajib buat Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank (PKPB), dengan maksud dan tujuan sbb : - Memberikan pedoman bagi Bank dalam melaksanakan semua kegiatan yang terkait dengan perkreditan yang sehat dan menguntungkan - Pedoman untuk menerapkan asas-asas perkreditan yang sehat - Pedoman pelaksanaan agar dapat terhindar dari kemungkinan penyalahgunaan wewenang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dalam pemberian kredit dan pengelolaan kredit. 2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut? Pelaksanaan kebijakan tersebut sesuai dengan urutan sebagai berikut : PKPB PD SE SOP Faksimili Ket : - PKPB : Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank - PD : Peraturan Direksi adalah seluruh kebijakan direksi mengenai Pedoman Manajemen Sistem (PMS) yaitu himpunan kebijakan-kebijakan bisnis dan uraian pendukungnya yang mengatur kegiatan-kegiatan bank dalam melakukan usahanya dan disusun mengacu PKP. - SE : Surat Edaran Direksi mengatur seluruh kebijakan Direksi mengenai pedoman yang berisi semua unsur produk, strategi bisnis, petunjuk pelaksanaan, tata cara kerja / petunjuk teknis penyelenggaraan bank yang isinya tidak boleh bertentangan dengan PMS dan PKP. -

- SOP : Standard Operating Procedure adalah prosedur standar yang harus dilaksanakan oleh setiap karyawan dalam melakukan kegiatan operasionalnya sehari-hari. - Faksimili : Berfungsi sebagai media pemberitahuan dari Kantor Pusat kepada Kantor Cabang mengenai kebijakan dan perubahan-perubahan dari kebijakan tersebut. 3. Apakah Bank BTN menetapkan batas pemberian kredit yang berbeda pada tiap kantor cabang? Mengapa? Ya, sesuai dengan kelas cabang. Pembedaan tersebut disertai dengan alasan sebagai berikut : a. Meningkatkan pelayanan serta meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat, khususnya kepada nasabah Bank dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan prinsip perkreditan yang sehat. b. Mengelola risiko kredit dan meminimalkan potensi kerugian akibat pemberian kredit. c. Mendukung kegiatan operasional bank, khususnya dalam penyaluran kredit. 4. Apa sanksi yang dijatuhkan bagi pelanggaran batas maksimum pemberian kredit tersebut? Sanksi yang diberikan beragam sesuai dengan tingkat kesalahan dari surat peringatan sampai dengan pemecatan. 5. Hal-hal apa saja yang dilakukan Bank BTN untuk mendapatkan informasi mengenai calon debitur? a. Data calon debitur dapat diketahui melalui form application dan data pendukungnya, seperti KTP, KK, Surat Menikah / Cerai, dll. b. Melakukan verifikasi mengenai kelengkapan dan kebenaran data. Termasuk dengan SID BI.

c. Melakukan wawancara untuk dapat menggali lebih dalam informasi dari calon debitur yang tidak terlihat dalam aplikasi permohonan dan untuk mengecek kebenaran data tersebut. d. Melakukan On The Spot, hal ini dilakukan jika informasi yang didapat saat wawancara masih diragukan dan diperlukan informasi tambahan yang hanya bisa diperoleh dengan site visit atau menghubungi pihak ketiga. 6. Dalam hal Bank BTN memberikan kredit kepada Debitur, hal-hal apa saja yang menjadi dasar penilaiannya? Bank BTN mendasari pemberian kredit dengan 5 C s yaitu : a. Character : Watak / sifat debitur dan track record, mengetahui kemauan untuk memenuhi kewajiban. b. Capital : Dana / modl sendiri yang dimiliki debitur, mengetahui sejauh mana kemampuan self financing debitur. c. Capacity : Kemampuan debitur menjalankan usahanya, mengetahui sejauh mana kemampuan melunasi kewajiban jangka waktu. d. Collateral : Jaminan yang diserahkan debitur, sejauh mana recovery rate debitur. e. Condition of economy : Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. f. Ditambah Constrain : Batasan atau hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis dilakukan. 7. Bagaimana cara menganalisis hal-hal tersebut? Analisa dilakukan dengan menggunakan 3 pilar kelayakan kredit yaitu : a. Willingness To Repay Dapat dilihat dari Daftar Hitam Nasional, Data SID, Rekening Koran Kredit, Informasi dari pihak lain yang dapat diyakini kebenarannya, sikap calon debitur

pada saat wawancara, self financing, cara pembayaan angsuran, kesesuaian jawaban yang bersangkutan pada saat wawancara dengan data lainnya. b. Ability To Repay : Legal Capacity, Managerial Capacity, dan Financial Capacity. Dapat dilihat dari repayment capacity, analisa rekening koran simpanan, analisa rekening Koran kredit, menganalisa terhadap kepastian / kelangsungan pekerjaan / usaha dan potensi pertumbuhan pendapatan, dan dilakukan dengan mempertimbangkan jenis usaha, tingkat persaingan, lama usaha, kelancaran penjualan, kelancaran pasokan bahan baku, masa kerja, pendidikan, status, manajemen perusahaan dan skala perusahaan. c. Collateral Dapat dilihat dari lokasi agunan marketable atau tidak, analisa legalitas jaminan, penilaian agunan bisa dilakukan oleh bank atau appraisal independent, nilai agunan yang digunakan adalah nilai pasar wajar, agunan yang diserahkan tidak dalam sengketa atau penguasaan pihak lain, analisa sesuai dengan jenis pengikatannya dan pengamanannya. 8. Siapa saja yang terlibat dalam pengambilan keputusan persetujuan kredit? Kelompok Pemutus Kredit sesuai PKPB minimal 3 orang dengan fungsi yang berbeda terdiri dari 1 orang analis kredit, dan 2 orang pejabat terkait, dimana salah seorang diantaranya harus mempunyai wewenang memutus kredit. 9. Tindakan preventif apa saja yang dilakukan Bank BTN dalam menghindari terjadinya kredit macet? a. Melakukan analisa awal dari calon debitur melalui kelengkapan data, verifikasi data, b. wawancara, dan On The Spot ke tempat kerja ataupun tempat usaha. c. Menjelaskan hak dan kewajiban dari calon debitur, sehingga mereka dapat memahami prosedur kredit Bank BTN.

d. Menjelaskan keuntungan keuntungan yang diperoleh dari apabila calon debitur tersebut membayar tepat waktu, seperti : penawaran kredit yang lain (KGM Perorangan). 10. Apabila terjadi kredit macet, langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut? a. Pengiriman surat konfirmasi b. Konfirmasi melalui telepon c. Kunjungan langsung debitur d. Pengiriman Surat Pemberitahuan Angsuran Kedua e. Surat Penawaran Penyelesaian Tunggakan / UItang f. Surat Peringatan Terakhir g. Selain itu, dapat pula dilakukan restruksturisasi kredit dengan pola sbb : Untuk Kredit KPR & Non KPR : Penjadwalan Ulang (PUL), Penundaan Pembayarana Angsuran (Grace Periode), Pengurangan Tunggakan Bunga dan/atau Denda, Novasi / Alih debitur. Untuk Kredit Umum : Perpanjangan jangka waktu, penundaan pembayaran bunga, pengurangan tunggakan bunga/ denda, novasi / alih debitur, penambahan fasilitas kredit, perubahan syarat kredit lainnya. h. Litigasi 11. Bagaimanakah peraturan mengenai pemberian jaminan kredit oleh debitur di Bank BTN? (Perbandingan nilai jaminan dan kredit yang diajukan) Rasio agunan sebesar 135 % dari plafond kredit yang diajukan. 12. Apa saja yang dapat diterima oleh Bank BTN sebagai jaminan kredit? a. Sertifikat tanah dan bangunan. b. Kendaraan bermotor. c. Gedung.

d. Cessie atas tagihan kepada pihak lain. e. Dll. 13. Hal hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai jaminan kredit tersebut? a. Verifikasi data dan kelengkapan data kepemilikan. b. Clearance sertifikat di Badan Pertahanan Nasional setempat. c. On The Spot ke lokasi yang dijadikan agunan. 14. Bagaimanakah pengikatan jaminan kredit tersebut? a. APHT (Akta Pembebanan Hak Tanggungan) b. Untuk debitur debitur tertentu : diperkenankan dengan menandatangani SKMHT (Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan), terlebih dahulu. SKMHT harus diperbaharui sebelum masa berlakunya berakhir. c. SHT (Sertifikat Hak Tanggungan) 15. Selama dalam jangka waktu pemberian kredit, hal-hal apa saja yang dilakukan Bank BTN dalam melakukan pengawasan kredit? Debitur Kolektif Umum a. Mengirim tagihan kepada para kolektor setiap awal bulan, berupa rekapitulasi. b. Memonitor pembayaran angsuran setiap bulan. c. Melakukan rekonsiliasi data dengan kolektor, setiap bulan. d. Melakukan up date data debitur dan kolektor, setiap bulan. e. Melakukan koordinasi dan maintenance kolektor, setiap bulan. Kolektibilitas 1 a. Melalui provider mengirim SMS ucapan terimakasih setiap akhir bulan kepada debitur. b. Bagi debitur yang belum membayar melalui kolektif atau AGF, melalui provider mengirim SMS anjuran kepada debitur untuk membayar melalui kolektif atau AGF.

Kolektibilitas 2 a. Melalui provider mengirim SMS tagihan angsuran kepada debitur untuk segera dibayar, setiap awal bulan. b. Menelpon debitur untuk membayar tagihan angsuran, setiap bulan (debitur yang belum terdaftar nomor hp). c. Menyampaikan Surat Konfirmasi (SKf)kepada debitur untuk membayar tagihan angsuran, bagi debitur yang belum membayar tagihan angsuran s.d tgl. 15. d. Memonitor pembayaran angsuran debitur sampai batas waktu yang ditentukan (akhir bulan). Kolektibiltas 3,4 & 5 Legalitas belum siap a. Kunjungan langsung kepada debitur, sesuai dengan alamat yang dapat dikunjungi, dengan membawa : DDM, Kartu Kunjungan Debitur, dan SPn. b. Memonitor pembayaran tagihan yang dilakukan oleh debitur. Legalitas Sudah Siap a. Mengecek kelengkapan dokumen untuk proses litigasi, antara lain : a) SKf, SPn, SP I, SP II, SP III b) Dokumen legalitas agunan, khususnya sertifikat. c) Rekening Koran. b. Apabila dokumen untuk melakukan proses litigasi masih belum lengkap, maka dokumen segera dilengkapi. c. Debitur yang belum dilakukan penagihan dengan optimal dan belum diberikan solusi penyelesaian kredit, diberikan solusi penyelesaian atas permasalahanya melalui restrukturisasi atau penyelesaian kredit secara persuasif. d. Melakukan analisa cost benefit litigasi yang akan ditempuh Bank. e. Mengajukan usulan litigasi yang akan ditempuh sesuai dengan hasil analisa kepada pemutus penyelesaian kredit.

16. Bagaimanakah penerapan Good Corporate Governance dalam perkreditan Bank BTN? Bank BTN dalam penerapan GCG telah mengeluarkan Ketetapan Direksi Tentang Pedoman Good Corporate Governance PT Bank Tabungan Negara (Persero) dan penerapan tersebut taat dalam arti telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam bentuk format, uraian, dan waktu penyampaian pelaporan pelaksanaan GCG kepada Bank Indonesia.