BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang

BAB I. A. Latar belakang. Hal ini dikarenakan angka kematian akibat TB masih tinggi, dimana angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang adalah Tuberkulosis Paru (TB paru) (Kemenkes, 2008). Mycobakterium Tuberculosis yang terutama menyerang paru (Kemenkes,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Microbacterium tuberculosis (WHO, 2012).Bakteri ini menyebar melalui droplet

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Melalui pembangunan kesehatan diharapkan akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia tanpa diketahui terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis dan sekitar 95%

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam masyarakat (Depkes RI, 2009). pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. berobat dan putus berobat selama 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 6,9 juta jiwa, tercatat kematian balita dalam sehari, 800 kematian balita

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dan diantaranya adalah anak-anak. WHO (2014) mengestimasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada ranking kelima negara

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Myobakterium Tuberk ulosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

BAB I PENDAHULUAN. karena menjadi penyebab kematian terbanyak dibanding dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak lepas terkait dengan status gizi ataupun kesehatan setiap. individu. Indikator yang digunakan salah satunya adalah Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan pengobatan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ terutama paru-paru. Hingga saat ini, Tuberkulosis tercatat sebagai salah satu masalah kesehatan dunia yang masuk dalam Millennium Development Goals (MDGs) (WHO, 2013 cit Thaslifa, 2014). Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit infeksius yang masih diperhitungkan di negara berkembang terutama ketika angka morbiditas meningkat (Somantri, 2007). Pada tahun 2013, sebesar 9 juta orang menderita TB dan 1,5 juta jiwa meninggal karena penyakit tersebut. Lebih dari 95% penderita TB yang meninggal ada pada negara dengan tingkat pendapatan menengah kebawah. Diperkirakan sebanyak 550.000 anak menderita TB dan 80.000 anak dengan HIVnegatif meninggal karena tuberkulosis (WHO, 2014). Saat ini, Indonesia berada pada peringkat kelima negara yang memiliki beban tuberkulosis tertinggi di dunia dengan estimasi jumlah kasus sebesar 410.000 sampai 520.000 (WHO, 2014). Kasus TB anak di Indonesia memiliki prevalensi yang beragam. Tahun 2010 kasus TB anak dengan BTA positif tercatat sebesar 5,4% dari semua kasus TB anak. Tahun 2011, data naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 angka tersebut turun menjadi 6% (Kemenkes RI, 2013). Pada tahun 2013, angka penemuan kasus baru dan kekambuhan tuberkulosis pada anak usia 0-14 tahun di Indonesia tercatat sebesar 26.054 kasus (WHO, 2014). 1

2 Kejadian tuberkulosis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terbilang masih cukup tinggi. Penyakit ini selalu masuk dalam 10 besar penyakit menular pada tingkat puskesmas (Dinas Kesehatan DIY, 2012). Prevalensi TB paru di DIY tercatat sebesar 76,88 per 100.000 penduduk dengan jumlah kasus tahun 2012 2.858 kasus (Dinas Kesehatan DIY, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DIY (2014), Kota Yogyakarta memiliki jumlah kasus TB anak tertinggi sebanyak 37 kasus. Kemudian diikuti kabupaten lainnya yaitu Bantul 27 kasus, Kulon Progo sebesar 20 kasus, serta Sleman dan Gunung Kidul tidak tercatat. Indonesia telah mencapai target World Health Organization (WHO) dalam pengendalian TB yaitu sebesar 86%. Namun,permasalahan mengenai tuberkulosis masih banyak ditemukan. Adanya kasus TB anak menunjukkan bahwa penularan tuberkulosis di lingkungan masyarakat masih tetap berlangsung. TB anak masih menjadi tantangan utama dalam upaya pengendalian tuberkulosis di Indonesia. (Kemenkes RI, 2011). Pengobatan TB memerlukan waktu yang cukup panjang. Lama pengobatan TB anak dapat mencapai 6-12 bulan tanpa putus dengan kombinasi obat yang beragam. Selain itu, pemberian gizi yang adekuat serta pemeliharaan kebersihan lingkungan juga perlu ditingkatkan dalam tata laksana tuberkulosis (Kemenkes RI, 2014). Keberhasilan pengobatan tuberkulosis anak dapat dicapai jika penderita patuh dalam menjalankan pengobatan (Kemenkes RI, 2015). Kepatuhan diartikan sebagai tingkat perilaku seseorang dalam mengambil suatu tindakan pengobatan,

3 mengikuti diet yang dianjurkan, menerapkan gaya hidup sehat, dan mengikuti saran dari tenaga kesehatan (Haynes et al., 1979 cit. Ogden, 2012). Hasil penelitian oleh Nuriyani (2008) menyatakan bahwa kepatuhan minum obat serta asupan nutrisi yang adekuat menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi kesembuhan tuberkulosis pada anak. Kepatuhan perlu dijalankan dengan baik oleh penderita TB agar status kesehatan dan kualitas hidupnya semakin meningkat (WHO, 2003) Orang tua memiliki peran penting dalam perawatan anak dengan tuberkulosis yaitu bertanggung jawab dalam menjalankan manajemen pengobatan anak hingga selesai (Davie, 2013). Terkadang orang tua mengalami stress dan kecemasan yang berlebih saat anak mengalami masalah kesehatan serius (Delaune & Ladner, 2011). Dukungan sosial diharapkan dapat membentuk keseimbangan dan mekanisme koping yang baik bagi orang tua dalam merawat anak yang sedang sakit (Fallatah & Edge, 2014). Dukungan sosial dapat diartikan sebagai ketersediaan suatu bantuan yang diberikan oleh keluarga, teman, tetangga, atau anggota masyarakat baik dalam bentuk psikologis, fisik, maupun bantuan keuangan (The National Cancer Institute cit. Junker & Shutterstock, 2011). Dukungan sosial dapat diberikan dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informasional (House, 1981 cit. Wei & Wang, 2009). Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang adalah dukungan sosial yang adekuat. Pemenuhan dukungan sosial yang rendah dapat berdampak pada tingkat kepatuhan yang rendah pula pada penderita

4 tuberkulosis (WHO, 2003). Oleh karena itu, dukungan sosial diperlukan oleh orang tua yang memiliki anak dengan tuberkulosis untuk meningkatkan koping yang efektif sehingga dapat menjalankan kepatuhan manajemen pengobatan dengan baik (WHO, 2014). Sutarno & Utama (2013) menyatakan bahwa dukungan sosial yang berasal dari keluarga dan petugas TB memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi pasien tuberkulosis dewasa untuk melakukan pengobatan. Terok, Bawatong, Untu (2012) menyebutkan bahwa, kualitas hidup pasien TB dewasa secara signifikan meningkat seiring dengan adekuatnya dukungan sosial yang diterima. Menurut Ratnasari (2012), dukungan sosial juga dapat menurunkan kecemasan, ketidakberdayaan dan keputusasaan pada penderita TB dewasa. Dari uraian tersebut dapat terlihat bahwa orang tua yang memiliki anak TB perlu menjalankan manajemen pengobatan dengan patuh sehingga status kesehatan dan kualitas hidup anak meningkat. Kepatuhan tersebut diharapkan dapat meningkat seiring dengan diberikannya dukungan sosial yang adekuat dari lingkungan sekitar. Penelitian mengenai dukungan sosial maupun kepatuhan pada penderita tuberkulosis sudah cukup banyak dilakukan. Namun, peneliti belum pernah menemukan penelitian mengenai hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan orang tua dalam perawatan anak tuberkulosis di Yogyakarta. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan orang tua dalam perawatan anak tuberkulosis di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan orang tua dalam perawatan anak tuberkulosis di Yogyakarta 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui dukungan sosial yang diterima orang tua selama perawatan anak tuberkulosis b. Mengatahui sumber dukungan yang diterima orang tua selama perawatan anak tuberkulosis c. Mengatahui bentuk dukungan sosial yang diterima orang tua selama perawatan anak tuberkulosis d. Mengetahui tingkat kepatuhan orang tua dalam perawatan anak tuberkulosis D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoris Dapat menambah pengetahuan dalam bidang keperawatan terutama mengenai dukungan sosial dan perawatan anak dengan tuberkulosis.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menjadi salah satu referensi untuk digunakan dalam proses pembelajaran terkait dengan dukungan sosial dan kepatuhan orang tua dalam perawatan anak tuberkulosis b. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Dapat mengetahui gambaran dukungan sosial dari pelayanan kesehatan pada pasien TB anak maupun keluarga serta kepatuhan orang tua dalam perawatan pasien TB anak. c. Bagi Perawat Dapat mengetahui dukungan sosial dan tingkat kepatuhan orang tua dalam perawatan anak TB sehingga dapat mempertimbangkan perlunya edukasi pada orang tua. d. Bagi Masyarakat Diharapkan penelitian ini dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pemahaman mengenai tuberkulosis pada anak dan dukungan yang diperlukan keluarga (orang tua). e. Bagi Peneliti Sebagai pemula, penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman dan pengalaman dalam proses pembuatan karya ilmiah dan mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan orang tua dalam perawatan anak tuberkulosis.

7 E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan oleh peneliti, penelitian mengenai hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat kepatuhan orang tua dalam perawatan anak tuberkulosis belum pernah diteliti sebelumnya, namun ada beberapa penelitian yang mungkin sejenis seperti yang tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Keaslian penelitian Nama Penulis Tahun Judul Isi Perbedaan Nuriyani 2008 Faktor-Faktor yang Metode Mempengaruhi Kesembuhan TB - Variabel bebas Kontak dengan sumber Paru Pada Anak di infeksi, asupan nutrisi, Unit Rawat Jalan kepatuhan minum obat, RSU Kota Semarang tingkat pengetahuan orang tua, pola istirahat anak, dan ventilasi rumah - Variabel terikat Kesembuhan TB paru pada anak Kelompok kasus dan kontrol yaitu anak yang dinyatakan sembuh dan belum sembuh setelah menjalani pengobatan 6 bulan, Teknik purposive sampling - Penelitian survey dengan pendekatan kasus kontrol - Variabel bebas Dukungan sosial - Variabel terikat Kepatuhan orang tua dalam merawat anak dengan tuberkulosis - Orang tua dari anak usia 0-14 tahun yang menderita tuberkulosis Teknik Consecutive sampling - Penelitian dengan pendekatan cross sectional Dhewi, Armiyati, Supriyono 2012 Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Pasien, dan Metode Penderita TB paru di - Variabel penelitian Dukungan sosial dengan kepatuhan

8 Tabel 1. Keaslian penelitian Nama Penulis Tahun Judul Isi Perbedaan Dukungan Keluarga BKPM Pati dengan usia Dengan kepatuhan 16-71 tahun. Orang tua dari anak Minum Obat Pada usia 0-14 tahun yang Pasien TB Paru di BKPM Pati Teknik total sampling. menderita tuberkulosis Maria Ulfah Litaay, Pangastuti, Akhmadi 2011 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Metode - Variabel bebas Dukungan keluarga Pasien TB yang telah menjalani pengobatan TB selama 3-6 bulan Teknik random sampling 2005 Hubungan Metode Dukungan Sosial - Jenis penelitian Keluarga Dengan korelasional dengan Kesembuhan Penderita pendekatan retrospektif - Variabel terikat Tuberkulosis Paru Kesembuhan penderita Di Balai Pengobatan TB paru Penyakit Paru-Paru Yogyakarta Penderita TB paru dewasa yang telah sembuh - Analisis statistik dengan chi square - Teknik sampling dengan purposive sampling - Variabel bebas Dukungan sosial Orang tua dengan anak usia 0-14 tahun yang menderita TB. dengan Consecutive sampling - Variabel terikat Kepatuhan orang tua dalam merawat anak dengan tuberkulosis Orang tua dengan anak usia 0-14 tahun yang menderita TB. - Teknik Consecutive sampling - Analisa statistik dengan uji korelasi Somers d