BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk yang lebih bermanfaat bagi penerima informasi yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara deskripsi tentang

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat sudah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah gambaran kinerja dari suatu entitas, dan disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. internal (Belkaoi, 2006 dalam Prastiti, 2013). 1, informasi laba merupakan sasaran utama dalam menilai kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) sebelum

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan laba rugi, menurut Financial Accounting Standard Board atau FASB

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembuatan keputusan ekonomi. Maka keandalan (realible), kejujuran dan. Sehingga integritas laporan keuangan bisa diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama bagi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memulai usahanya. Salah satunya perusahaan yang. bergerak di bidang manufaktur yang kian semakin pesat dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan tersebut, pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan akan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang digunakan. merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. shareholders (pemegang saham dan pemangku kepentingan) perlu

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit bagian terpenting suatu laporan keuangan, dimana laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu dan kondisi perusahaan untuk masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja suatu manajerial dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap good corporate governance yang selama ini kurang diperhatikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Tujuan utama darisetiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan keuangannya. Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Cornelius

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

DESSY APRILIA K Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Dimana tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. (Standar Akuntansi Keuangan, 2015). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004), informasi dapat dikategorikan andal apabila bebas dari pengertian yang menyesatkan, adanya kesalahan material, dan dapat diandalkan oleh pengguna laporan keuangan sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan sehingga dapat mengurangi munculnya manipulasi akuntansi. Hal ini dikarenakan bahwa setiap perusahaan berlomba lomba agar mendapatkan keuntungan yang besar dibanding perusahaan lain. Dimana perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham. Salah satu upaya untuk mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba. Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif informasi akuntansi yaitu relevance, objectivity, dan reability. N. P. Yani Wulandari dan I Ketut Budiartha (2014) menyebutkan bahwa informasi dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan

2 menguatkan atau mengubah pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliable apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan bergantung pada informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki karakteristik-karakteristik tersebut. Pancawati Hardiningsih (2010) mendefinisikan integritas laporan keuangan sebagai berikut: Integritas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menampilkan kondisi perusahaan yang sebenarnya tanpa ada yang disembunyikan. Sedangkan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 2 menjelaskan bahwa integritas informasi laporan keuangan adalah kondisi dimana informasi dalam laporan keuangan disajikan secara wajar dan tidak bias secara jujur menyajikan apa yang dimaksudkan untuk dinyatakan. Integritas laporan keuangan diproksikan dengan dua pengukuran, yaitu konservatisme dan manajemen laba (N. P. Yani Wulandari dan I Ketut Budiartha, 2014) Beberapa peneliti menyatakan bahwa auditor lebih menyukai pelaporan yang konservatif. Dalam penelitian ini menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance, yang diukur dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kualitas kantor akuntan publik, terhadap integritas laporan keuangan. Pengukuran integritas laporan keuangan diukur dengan konservatisme akuntansi yaitu ditentukan dengan menggunakan asumsi-asumsi metode

3 perusahaan yang digunakan yaitu antara lain metode penyusutan, metode depresiasi dan amortisasi, dan pengakuan biaya riset (Desi Efrianti, 2012). Konsep penggunaan konservatisme akuntansi dalam laporan keuangan bertujuan untuk mengakui, mengukur dan melaporkan nilai aktiva dan pendapatan yang rendah, dan nilai yang tinggi untuk kewajiban dan beban (Desi Efrianti, 2012). Dalam beberapa literatur teori akuntansi, hal ini sering disebut konsep pesimisme yang dianggap lebih baik dari pada optimisme yang berlebihan. Konsep pesimisme mengharuskan beban harus diakui segera dan pendapatan diakui setelah ada kepastian realisasi (recognition), sedangkan aktiva bersih cenderung dinilai dibawah harga pertukaran atau harga pasar sekarang dari pada harga perolehan (Hedriksen and Van Breda, 2000). Implikasi konsep konservatisme terhadap prinsip akuntansi yaitu akuntansi mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang walaupun kemungkinan terjadinya besar (Suwardjono, 1989). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan alasan penggunaan konservatisme sebagai proksi integritas laporan keuangan yaitu, konservatisme sendiri identik dengan laporan keuangan yang understate yang resikonya lebih kecil daripada laporan keuangan yang overstate. Jadi laporan keuangan yang memenuhi karakteristik tersebut akan menjadi lebih reliable sehingga memenuhi syarat kualitas informasi dalam SFAC No. 2. Dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan, sistem corporate governance itu sendiri memerlukan pengawasan pemegang saham dan tanggung jawab manajemen (Shkolnikov, 2001) dalam Virginia & Eleni (2008). Mekanisme

4 pengawasan manajemen baik internal (berdasarkan organisasi) maupun eksternal (berdasarkan pasar) diwajibkan. Dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif merupakan mekanisme pengawasan internal untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan pemilik. Disisi lain kepemilikan pihak luar, monitoring debtholder, peraturan pemerintah (perlindungan kepemilikan investor) merupakan mekanisme pengawasan eksternal yang membantu internal untuk pengawasan efektif perusahaan. Dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan operasional perusahaan, good corporate governance (GCG) harus memiliki beberapa elemen (Griffin, 2002), antara lain : 1) Komite Audit 2) Komisaris Independen 3) Sekretaris Perusahaan Perusahaan yang memiliki struktur GCG yang baik dapat mempengaruhi prestasi perusahaan dan mengurangi kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi. Posisi akuntan publik yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat juga mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Posisi akuntan mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pihak-pihak yang berkepentingan sehingga Kantor Akuntan Publik (KAP) harus dinilai sebagai pihak yang independen dan kompeten bagi pengguna laporan keuangan. Independensi dan kompetensi KAP

5 dapat menjadi tolok ukur kualitas jasa yang diberikan. Meningkatnya nilai audit atau kualitas audit ditentukan oleh seberapa berguna dan berharganya jasa yang diberikan oleh KAP, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi (Pancawati Hardiningsih, 2010). Dalam perusahaan, manajer sebagai pengelola memiliki informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan yang lebih banyak dibandingkan pemilik (pemegang saham). Namun terkadang, informasi yang disampaikan manajer dan diterima oleh pemilik tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymmetric) yang dapat memberikan kesempatan bagi manajer untuk melakukan manajemen laba (earnings management). Dalam era globalisasi ekonomi ini manipulasi akuntansi mungkin untuk dilakukan dalam beberapa praktik-praktik bisnis oleh perusahaan. Skandal manipulasi melibatkan beberapa perusahaan besar yang dahulunya mempunyai kualitas audit yang tinggi di Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom (Desi Efrianti, 2012). Beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi. PT. Kimia Farma Tbk merencanakan akan segera melakukan beauty contest untuk memilih auditor pengganti Kantor Akuntan Publik (KAP) Hans Tuankaotta & Mustofa (HTM) setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 1 November 2002 yang menyetujui rencana penggantian auditor tersebut. M. Syamsul Arifin, direktur keuangan PT. Kimia Farma Tbk,

6 menjelaskan penggantian auditor HTM merupakan instruksi mendadak dari pemegang saham berkaitan adanya dugaan markup (penggelembungan harta) dalam laporan keuangan perusahaan tahun buku 2001. Selain kasus tersebut ditemukan kembali kasus lainnya, yaitu PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. Kasus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT. KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keuntungan sebesar Rp 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan justru menderita sebesar Rp 63 Miliar. Dalam kasus manipulasi tersebut, terbukti bahwa adanya keterlibatan pihak-pihak dalam, seperti Chief Executive Officer (CEO), komisaris, komite audit, internal auditor, dalam melakukan kecurangan akuntansi. Hal ini menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perusahaan ditandai dengan turunnya harga saham perusahaan (Desi Efrianti, 2012). Munculnya kasus-kasus serupa menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak terhadap corporate governance yang mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa good corporate governance belum diterapkan dengan baik. Fenomena skandal keuangan yang terjadi juga dapat menunjukkan suatu bentuk kegagalan integritas laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan infomasi pengguna laporan keuangan. Penyajian laba dalam laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Menurut

7 Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Informasi dalam laporan keuangan harus berguna bagi kreditor, investor, dan pemakai lain yang potensial untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi atau kredit yang rasional. Terkait dengan penelitian terhadap corporate governane, sudah terdapat banyak studi yang menganalisis mengenai mekanisme corporate governance dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa diantaranya menganalisis mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan (timeliness) dan kinerja keuangan. Studi lain dilakukan oleh Ghina Latifah (2015) yang memasukkan variabel Leverage terhadap integritas laporan keuangan melalui manajemen laba sebagai variabel intervening. Penelitian ini menemukan bahwa Leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan penelitian yang dilakukan N. P. Yani Wulandari dan I Ketut Budiartha (2014) yang menganalisis pengaruh struktur kepemilikan, komite audit, komisaris independen dan dewan direksi terhadap integritas laporan keuangan menemukan bahwa struktur kepemilikan yaitu kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa mekanisme corporate governance yang diukur dengan keberadaan komite audit dan komisaris sebagai variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

8 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Desi Efrianti (2012), yang menganalisis mengenai pengaruh kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit terhadap integritas informasi laporan keuangan, menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan terhadap mekanisme corporate governance yang diukur melalui keberadaan komite audit, keberadaan komisaris independen dan persentase kepemilikan institusional. Dengan adanya perbedaan hasil penelitian pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan memilih perusahaan property dan real estate sebagai objek penelitian mulai dari tahun 2011-2015. Alasan dipilihnya sektor real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena belakangan ini perusahaan yang bergerak dibidang property dan real estate cukup banyak dilirik oleh para investor untuk menginvestasikan dana milik mereka. Perkembangan industry property dan real estate saat ini menunjukkan pertumbunhan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya pembangunan di sektor perumahan, apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dan memiliki rasio kepemilikan rumah yang cukup rendah sehingga banyak perusahaan yang mengalami kenaikan hutang sebagai salah satu bentuk pengembangan usaha sehingga membutuhkan tambahan dana dari luar yaitu hutang. Fenomena lainnya di perusahaan property dan real estate yaitu, kisruh pembayaran surat utang antara kreditor dan manajemen PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akhirnya membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat suara. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mendesak

9 perusahaan untuk memberikan laporan terbuka kepada publik. Sebagai perusahaan terbuka yang sudah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), keterbukaan diperlukan agar investor bisa melihat kondisi perusahaan secara langsung. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji mekanisme corporate governance, yang terdiri atas persentase kepemilikan institusional, komisaris independen, kualitas audit dan leverage yang berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Dalam penelitian ini memasukkan leverage karena biasanya perusahaan yang mengalami rugi atau leverage yang tinggi cenderung memerlukan auditor untuk memulai proses pengauditan lebih lambat dari biasanya (Modugu et al, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa resiko keuangan yang tinggi akan memperlambat proses pengauditan karena memerlukan kecermatan selama melakukan audit. Tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula resiko kerugiannya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mismanagement) dan kecurangan yang berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Dari uraian diatas maka judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit dan Leverage Terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).

10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Apakah mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, dan komisaris independen berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan? 2. Apakah kualitas audit berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan? 3. Apakah leverage berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh dari mekanisme corporate governance, yang diukur dari kepemilikan institusional, komisaris independen, dan leverage terhadap integritas laporan keuangan serta pengaruh dari kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan property dan real estate di Indonesia. D. Kontribusi Penelitian Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh bukti empiris tentang faktorfaktor yang mempengaruhi integritas laporan keuangan. 2. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung auditor supaya meningkatkan

11 kualitas auditnya, dan menerapkan independensinya dan bagi manajemen perusahaan agar meningkatkan penerapan prinsip corporate governance di lingkungan perusahaannya. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan khususnya dibidang pengauditan. 4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami corporate governance terkait dengan laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan. 5. Penelitian ini diharapkan memberikan pertimbangan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan pelaksanaan good corporate governance. 6. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan konsep konservatisme terkait dengan integritas laporan keuangan. 7. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.