BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan yang. struktur kurikulum dan pola pembelajaran yang dilaksanakan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bioteknologi adalah ilmu multidisiplin karena terkait dengan bidang ilmu

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

BAB I PEDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan pada semua sektor kehidupan. Perbaikan dibidang pendidikan dianggap

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangatlah penting, sebab pendidikan dapat diartikan sebagai proses. budi pekerti yang luhur serta moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan inilah dapat dihasilkan generasi-generasi yang

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU Dahyana SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

Fatihah Indah Rohmani K

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan, baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah maupun di tingkat perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh kurikulum, buku pelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan dan dikerjakan. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan lingkungannya. Dalam proses pembelajaran seharusnya tidak ada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Idealnya siswa dapat belajar dengan wajar, terhindar dari segala ancaman, hambatan dan gangguan dalam belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa harus lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan yang dapat menganggu proses belajarnya. Suasana belajar dengan aman, tenang dan nyaman bagi siswa akan sangat mendukung siswa untuk memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. Seorang guru harus dapat menjauhkan siswa dari segala tekanan dan membuat siswa rileks selama proses belajar sehingga siswa dapat belajar dengan sebagaimana mestinya. 1

2 Tugas utama seorang siswa adalah belajar dan mendapatkan prestasi yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka untuk mencapai prestasi yang baik saat melakukan kegiatan belajar, siswa harus dapat mencapai nilai yang tinggi, mampu memahami apa yang diberikan guru dengan baik, mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara baik dan tepat waktu, serta bertingkah laku dan bersikap baik selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melakukan proses belajar dengan baik. Kesulitan-kesulitan yang ditemukan di dalam proses belajar merupakan hal yang wajar terjadi, namun mesti dihadapi dan dipecahkan sehingga dengan menghadapi dan mempelajari kesulitan belajar tersebut diharapkan akan menjadi lebih mudah dalam mengatasinya sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Menurut Arifin (1994), kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono (2001) bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebutkan dengan kesulitan belajar, menurut Dalyono (2005). Dalam menganalisis kesulitan belajar siswa lebih lanjut, maka perlu kiranya mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan belajar tersebut. Menurut Suryabrata (1986), faktor yang mempengaruhi belajar biasanya dapat berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik) dan dari dalam diri siswa (intrinsik).

3 Kedua faktor tersebut berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Salah satu contoh faktor dari luar diri siswa (ekstrinsik) yang mempengaruhi belajar siswa adalah faktor materi pelajaran. Materi pelajaran Bioteknologi merupakan salah satu materi yang terdapat dalam Bidang Studi Biologi. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena alam dan penerapannya untuk membangun teknologi yang berguna dalam kehidupan masyarakat, sedangkan Materi Bioteknologi secara khusus membahas tentang pemanfaatan mikroorganisme dan sistem hayati untuk menghasilkan barang dan jasa melalui metode ilmiah. Pembelajaran bioteknologi selama ini masih bersifat teoritis, jarang dilakukan aplikasi yang dapat mengkorelasikan materi yang diperoleh dengan situasi di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperkirakan siswa akan sering menemukan kesulitan dalam mempelajari materi bioteknologi ini. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada 5 SMP se-kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut. Tabel 1.1 Hasil Observasi Tentang Nilai Belajar Materi Bioteknologi pada 5 SMP se-kota Padangsidimpuan No Hasil Observasi Waktu Sekolah yang Diobservasi Nilai rata-rata Observasi KKM yang diperoleh 1 09/10/2015 SMP N 2 Padangsidimpuan 73 75 2 10/10/2015 SMP N 4 Padangsidimpuan 71 75 3 12/10/2015 SMP N 8 Padangsidimpuan 70 75 4 13/10/2015 SMP N 9 Padangsidimpuan 70 75 5 14/10/2015 SMP N 10 Padangsidimpuan 68 75 Penelitian tentang kesulitan belajar penting dilakukan sebagai sumber data bagi peneliti berikutnya yang bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran, sebagai masukan bagi guru dan juga untuk kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.

4 Kondisi pembelajaran yang ada selama ini memperlihatkan suatu kenyataan bahwa hasil belajar Biologi siswa khususnya pada materi pokok Bioteknologi masih rendah yaitu nilai yang diperoleh siswa pada materi ini masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai yang diperoleh siswa hanya mencapai 68-73, sedangkan KKM untuk mata pelajaran IPA pada materi bioteknologi ini adalah 75. Penelitian yang dilakukan Pane (2009) menyatakan bahwa dari sejumlah siswa yang diteliti di SMP Negeri 9 Padangsidimpuan, menunjukkan bahwa 34% siswa mempunyai pemahaman yang rendah tentang bioteknologi khususnya materi kultur jaringan dan hidroponik, hal ini karena sarana yang kurang mendukung dan waktu yang terbatas untuk melaksanakan praktikum sehingga siswa sulit untuk memahaminya, sedangkan yang 45% lagi siswa tidak mampu melaksanakan praktikum dengan baik karena prosedur kerja yang kurang dipahami. Penelitian yang dilakukan oleh Indrianto (2003) juga menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kesulitan belajar bioteknologi siswa SMP Negeri Terbuka Adiwerna Kabupaten Tegal adalah faktor eksternal yaitu sebesar 55,51% berasal dari lingkungan sekolah. Namun, dalam penelitian ini belum diungkapkan secara jelas tentang jenis-jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa terhadap mata pelajaran bioteknologi, hanya mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa, yaitu meliputi faktor internal dan eksternal. Penelitian lain dari hasil wawancara Candera (2012) dengan siswa menyatakan bahwa materi bioteknologi sangat sulit karena susah untuk menghapal istilah-istilah bioteknologi. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa

5 yang dicapai masih dibawah KKM, untuk kelas IXA dengan jumlah 37 siswa ratarata hasil belajarnya yaitu 66,74, sedangkan untuk kelas IXB dengan jumlah siswa 35 siswa rata-rata hasil belajarnya yaitu 66,64. Sementara itu, Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75,00. Faktor yang paling dominan menyebabkan kesulitan siswa dalam memahami materi bioteknologi di SMP Nusantara Kota Jambi yaitu faktor lingkungan masyarakat dengan persentase 74,44% dan ini termasuk dalam kategori tinggi, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa rendahnya hasil belajar siswa lebih dominan dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat yang terdiri dari: siswa terlalu aktif di luar sekolah, pengaruh teman sebaya/sepermainan, serta kondisi lingkungan tempat tinggal. Bioteknologi di SMP merupakan dasar-dasar yang akan dilanjutkan ke SMA. Menurut Silabus KTSP (2006) di SMP pada materi bioteknologi Standar Kompetensinya ialah memahami kelangsungan hidup makhluk hidup serta Kompetensi Dasarnya ialah mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan, yang terdiri dari sub pokok bahasan bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern. Selanjutnya indikator pencapaian kompetensi pada materi bioteknologi yaitu mendefinisikan pengertian bioteknologi, mendeskripsikan keuntungan pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan, mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan modern di lingkungan sekitar dan membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan seharihari (membuat tempe, fermentasi sari buah, kultur jaringan, penanaman secara hidroponik dan aeroponik serta rekombinasi gen).

6 Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas serta data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara terhadap guru IPA SMP di Padangsidimpuan, maka penting untuk diteliti tentang analisis kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi sehingga nanti didapatkan siswa akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan yaitu nilainya tidak lagi di bawah KKM. Penelitian ini dilakukan di Kelas IX SMP se-kota Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2015-2016. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi adanya masalah yang berkaitan dengan pembelajaran bioteknologi, yaitu : 1. Hasil belajar siswa pada materi bioteknologi pada tahun pelajaran 2014-2015 di Kota Padangsidimpuan masih banyak dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 2. Siswa mengalami kesulitan mengingat istilah-istilah yang berhubungan dengan bioteknologi. 3. Siswa kesulitan memahami materi bioteknologi dipengaruhi oleh faktor internal seperti minat, motivasi dan bakat, sedangkan faktor eksternal seperti guru dan sarana. 4. Siswa tidak mengetahui materi bioteknologi banyak memiliki keuntungan terhadap dirinya maupun bagi keluarga dan juga orang banyak sehingga siswa tidak serius dalam mempelajarinya.

7 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu untuk dibatasi yaitu mengenai: 1. Analisis kesulitan siswa dibatasi pada kesulitan siswa dalam memahami konsep bioteknologi yang terdiri dari bioteknologi konvensional dan modern. 2. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri se-kota Padangsidimpuan tahun pelajaran 2015-2016 semester genap pada lima kecamatan yang berbeda yang berlokasi di pusat kota, pertengahan dan pinggiran kota. 3. Faktor internal penyebab kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi yaitu pada aspek minat, motivasi dan bakat. 4. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa yang diamati yaitu tentang guru dan sarana sekolah. 1.4. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Berapakah jumlah siswa yang tidak tuntas pada penguasaan materi bioteknologi? 2. Bagaimanakah kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi berdasarkan indikator? 3. Bagaimanakah kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi berdasarkan tingkat kognitif? 4. Apakah faktor internal dan eksternal yang dominan mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi?

8 1.5. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahuai jumlah siswa yang tidak tuntas pada penguasaan materi bioteknologi? 2. Untuk mendapatkan data tentang kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi berdasarkan indikator. 3. Untuk mendapatkan data tentang kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi berdasarkan tingkat kognitif. 4. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang dominan mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi. 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan dan sebagai alat untuk memotivasi diri dalam mencapai penguasaan tentang konsep bioteknologi secara maksimal dengan mengetahui analisis kesulitan belajar siswa. 2. Untuk mengetahui bagian-bagian mana dari indikator yang sulit untuk dipahami siswa sehingga dapat bermanfaat sebagai sumber data bagi guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. 3. Memberi kesempatan bagi guru untuk mengasah kemampuan berpikir siswa pada materi yang sulit.

9 4. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran dan memahami karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar pada materi bioteknologi. 1.6.2. Manfaat Praktis 1. Sebagai masukan bagi guru biologi untuk lebih mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang bermakna pada materi bioteknologi sehingga kesulitan belajar siswa dapat diatasi. 2. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah untuk lebih meningkatkan kinerja guru biologi dalam proses pembelajaran. 3. Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi bioteknologi.