BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki beragam suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kemajemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM MEMANTAPKAN CIVIC DISPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kelompok masyarakat (suku bangsa) di Indonesia secara umum mengenal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Keanekaragaman ini merupakan warisan kekayaan bangsa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sosiokultural yang beragam dan geografis yang luas. Berikut adalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah setengah abad lebih Indonesia merdeka, masyarakat Indonesia yang merupakan bangsa yang multi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

KESERASIAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT BERBILANG KAUM DI KOTA SIBOLGA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan didefinisikan sebagai alat untuk memanusiakan manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajemukan yang ada di Indonesia merupakan suatu kekayaan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik Negara ini. Sebagaimana semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial karena interaksi sosial merupakan utama terjadinya aktivitas-aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP 2016/2017. No Butir Kisi Kisi No Soal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua negara. Kemajemukan apabila dikelola dengan baik, merupakan kekuatan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Namun ini sekaligus kelemahan, karena sangat rawan dan rentan terhadap konflik, apabila tidak dikelola secara jujur dan tegas. Secara positif harus disyukuri, karena hal itu merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri, mengingat 68 tahun kemerdekaan itu sudah kita raih, dengan membangun persatuan menuju kesatuan Indonesia yang padu, bersatu berdasarkan pancasila dan UUD 1945 (Sujanto, 2007:72). Keberagaman atau kemajemukan masyarakat Indonesia bersifat alamiah dan merupakan sumber kekayaan budaya bangsa yang sudah ada sejak nenek moyang kita.dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, berbagai perbedaan yang ada, seperti suku, agama, ras atau golongan (SARA), merupakan realita yang seharusnya dipahami dan didayagunakan untuk memajukan bangsa dan negara ini.persinggungan unsur-unsur SARA secara positif diharapkan justru dapat meningkatkan mutu kehidupan masing-masing unsur, bermanfaat bagi masing-masing pihak, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, masingmasing pihak memiliki keunggulan dalam hal tertentu dari pihak yang lain, sehingga dengan berinteraksi, akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan. 1

Produk budaya suatu bangsa yang satu dapat digemari pula oleh suku bangsa lain, yang bukan produk budayanya sendiri (Sujanto, 2007:2). Menurut Sujanto (2007:5) Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku (lebih dari 500 etnis) yang memiliki beranekaragam adat istiadat, bahasa, budaya, agama, keyakinan dan kepercayaan.berikut ini adalah profil beberapa Etnis dengan populasi jumlah penduduk yang besar di Indonesia: Pertama, Etnis Jawa merupakan Etnis dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia, diperkirakan populasinya mencapai 100 juta jiwa. Sebagian besar populasi Etnis ini berdiam di Pulau Jawa, utamanya Jawa bagian tengah dan timur. Penduduk Etnis Jawa terbesar di hampir seluruh wilayah Indonesia, namun tidak hanya mendiami wilayah Indonesia, penyebaran populasi Etnis ini sudah hampir ke luar negeri, Malaysia, Suriname, dan Belandaadalah beberapa negara di dunia yang penduduknya terdapat populasi Etnis Jawa.Kedua, Etnis Sunda merupakan Etnis kedua yang memiliki populasi penduduk kedua terbesar di Indonesia. Sebagian besar penduduk Etnis Sunda mendiami Pulau Jawa bagian Barat.Ketiga, Etnis Melayu sebagian besar penduduk Etnis Melayu mendiami Pulau Sumatera dan sebagian Kalimantan bagian Barat.Keempat, Etnis Bugis dan Makassar sebagian besar mendiami wilayah selatan Pulau Sulawesi, tepatnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Namun penduduk Etnis Bugis dan Makassar sudah tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan mancanegara seperti Malaysia dan Afrika Selatan.Kelima, Etnis Bataksebagian besar penduduk etnis ini berdiam di Provinsi Sumatera Utara.Keenam, Etnis Madura mendiami wilayah Pulau Madura dan sebagian besar Pesisir Timur Pulau Jawa. 2

Setiap kelompok masyarakat memiliki pola perilaku dan budaya yang sedikit banyak berbeda. Bukan itu saja, kenyataan menunjukkan bahwa Indonesia juga didiami oleh para pendatang yang berasal dari berbagai ras dan suku bangsa yang berbeda dari berbagai penjuru dunia. Kehadiran mereka dengan berbagai macam budayanya telah menghasilkan bentuk realitas sosial dan budaya yang beragam. Kota Medan sejak zaman Kerajaan Haru tahun 1258 sudah menjadi tempat pertemuan berbagai kultur bahkan ras seperti: Karo, Melayu (Islam), India, Mandailing, dan Simalungun. Sebagaimana terlihat dalam keadaan Kota Medan sekarang yang dihuni oleh berbagai suku, agama, ras, dan budaya tetapi kondisinya sampai sekarang relatif aman. Sejak zaman Haru hingga sampai tahun 2013 sekarang, Kota Medan yang berarti tempat berkumpul berbagai etnis, masih menjadi tempat berkumpul berbagai ras dan multi etnis yang berbeda-beda. Mengingat pengalamannya yang panjang sebagai melting pot, tidak heran jika hingga saat ini Kota Medan masih dikenal sebagai daerah yang relatif aman dari berbagai kerusuhan antaretnis. Kota Medan tidak sama dengan daerah lain, Kota Medan ini dibangun dengan beragam suku, budaya dan agama yang didasarkan oleh rasa toleransi yang tinggi yang merupakan miniaturnya Indonesia. Keharmonisan yang ditunjukkan oleh Kota Medan tak luput dari peran masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas, nilai-nilai kebersamaan yang mereka miliki. Kondisi harmonis ini terlihat juga dibeberapa daerah di Sumatera Utara khususnya DesaTeluk Panji II yang berada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang menjadi objek penelitian bagi peneliti. Desa Teluk Panji II merupakan 3

desayang harmonis yang di huni berbagai macam agama dan etnis namun mereka selalu menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sehingga sampai saat ini desa tersebut masih sangat jauh dari konflik antaretnis. Hal ini dapat di lihat pada acara pesta perkawinan yang dilakukan di daerah tersebut dimana jika salah satu etnis melaksanakan pesta maka etnis laindi undang untuk membantu serta aktif mensukseskan acara pesta tesebut. Begitu juga ketika salah seorang warga yang terkena musibah, mereka tidak memandang etnis apa yang terkena musibah, tetapi mereka langsung membantu apa yang bisa di bantu. Desa Teluk Panji II di huni oleh masyarakat pendatang namun komposisi terbesar adalah Etnis Jawa dan dapat di lihat pada tabel 1.1 yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis Nama Etnis Persentase (%) Frekuensi Etnis Jawa Etnis Mandailing Etnis Sunda Etnis Batak Toba Lain-lain 62% 15% 11% 10% 2% 888 215 158 143 29 Jumlah 100 % 1.433 Sumber: Kantor Kepala Desa Teluk Panji II, 2012 Berdasarkan data tabel 1.1, terlihat bahwa terdapat satu etnis besar atau mayoritas di Desa Teluk panji II yaitu Etnis Jawa. Sedangkan etnis lainnya seperti Etnis Mandailing, Sunda dan Batak Toba berada di bawahnya. Pada tahun 1989 berdasarkan keputusan pemerintah daerah menetapkan bahwa 90% masyarakat 4

transmigrasi berasal dari Pulau Jawa sedangkan 10% untuk masyarakat lokal yang berada di Sumatera Utara. Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa di tuntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan yang baru. Namun kenyataannya masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa gagal beradaptasi di Desa Teluk Panji II di karenakan kondisi pemukiman yang masih semak dan rawa-rawa, infrastruktur jalan yang sangat rusak serta kondisi tanah gambut yang membuat masyarakat kesulitan mencari air bersih. Di tambah lagi mereka sudah terbiasa hidup dikeramaian, mandi dengan air bersih dan lain-lain. Hal ini yang mengakibatkan masyarakat yang berasal dari Pulua Jawa sebanyak 27% memutuskan untuk kembali kedaerah asal dan menjual lahan mereka kepada penduduk lokal yang ber Etnis Mandailing, Batak Toba dan Etnis lainnya. Sedangkan masyarakat Pulau Jawa yang bertahan di Desa Teluk Panji II sebanyak 63% sampai saat ini. Masyarakat Teluk Panji II pada saat initerdiri dari banyak suku bangsa yaitu masyarakat yang majemuk (multietnis). Demikian pula dengan adanya semboyan dalam lambang negara Republik Indonesia Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda namun satu juga) yang menunjukan bahwa sejak dulu masyarakat Indonesia telah dikenal sebagai masyarakat majemuk (multietnis), yang ditandai oleh adanya berbagai ciri perbedaan yang khas, baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Multietnis menuntut masyarakat Teluk Panji II untuk hidup penuh toleransi, hidup harmonis, saling pengertian antaretnis dan antar bangsa dalam membina suatu dunia baru, seperti yang diwujudkan masyarakat Desa Teluk Panji II. 5

Setiap etnis memiliki perbedaan karakter masing-masing yang belum tentu masyarakat yang lain dapat menerimanya. Seperti Etnis Jawa yang sifatnya tergolong lamban dalam arti orang jawa tidak menyukai serba tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan, dengan sikap lamban keluarlah ungkapan yang hampir sama yaitu alon-alon asal kelakon adalah suatu pekerjaan dilaksanakan dengan waton artinya aturan dan ketentuan yang berlaku. Begitu juga dengan Etnis Sunda yang tergolong bersifat lemah-lembut, ramah, disiplin, periang, sopan, optimis, dan jujur. Sedangkan Etnis Batak Toba dan Mandailing memiliki sikap yang agak ceroboh, pemberani, kuat, kasar, dan kerja keras namun Etnis Mandailing mempunyai perbedaan logat bahasa yang sedikit berbeda dengan Etnis Toba yaitu tidak terlalu totok bahasanya. Dari perbedaan karakter-karakter masing-masing etnis tersebut, masyarakat Teluk Panji II mampu mewujudkan keharmonisan antaretnis di tengah-tengah perbedaan yang ada serta mampu menyatukan perbedaan-perdaan yang ada dan memberikan pembeda antara desa yang satu dengan desa yang lainnya. Didesa ini masyarakat yang beragam etnis duduk bersama, saling menghargai, saling membantu, bertoleransi dan tidak memandang apakah suatu kelompok masyarakat merupakan kelompok mayoritas atau minoritas sehingga tidak terjadi dominasi mayoritas dan tirani minoritas. Masyarakat multietnis sangat rentan terjadi konflik vertikal dan horizontal yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut seperti konflik yang terjadi di Ambon, Poso dan Sampit merupakan pertanda rendahnya saling percaya dan tiadanya harmoni didalam masyarakat. Namun kondisi di Desa Teluk Panji II memperlihatkan kondisi yang berbeda, walaupun mereka hidup dalam 6

kemajemukan (multietnis) mereka mampu menjalin hubungan yang harmonis antar etnis yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik untuk meneliti Desa Transmigrasi Teluk Panji II karena desa tersebut memiliki berbagai macam etnik yang hidup harmonis dan dalam proses interaksi sosial dikatakan menarik bila lingkungan suatu masyarakat dihuni oleh berbagai kelompok etnis yang heterogen sehingga masyarakat dapat memahami dan mengerti unsur-unsur apa yang seharusnya di bangun untuk menciptakan suatu hubungan yang baik dan mewujudkan masyarakat yang bertoleran. 1.2 Rumusan Masalah Melalui pemaparan latar belakang diatas maka penulis mengindentifikasikan perumusan masalah yang dijadikan sarana penelitian adalah: 1. Mengapa terwujud keharmonisan antar etnis Batak Mandailing, Batak Toba, Jawa, dan Sunda di Desa Transmigrasi Teluk Panji II? 2. Bagaimana bentuk keharmonisan antar etnis Batak Mandailing, Batak Toba, Jawa, dan Sunda di Desa Transmigrasi Teluk Panji II? 1.3 Tujuan Penelitian diatas adalah: Adapun yang menjadi tujuan penelitian berdasarkan perumusan masalah 7

1. Untuk mengetahui Mengapa terwujud keharmonisan antar etnis Batak Mandailing, Batak Toba, Jawa, dan Sunda di Desa Transmigrasi Teluk Panji II. 2. Untuk mengetahui Bagaimana bentuk keharmonisan antar etnis Batak Mandailing, Batak Toba, Jawa, dan Sunda di Desa Transmigrasi Teluk Panji II. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis 1. Hasilpenelitian diharapkandapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, pada umumnya untuk ilmu sosiologi pada khususnya sosiologi Hubungan Antar Kelompok dan kajian mengenai hubungan sosial. 2. Untuk menambah referensi hasil penelitian yang juga dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian bagi mahasisiwa sosiologi selanjutnya, serta diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas cakrawala pengetahuan. b. Manfaat Praktis 1. Menjadi sumbangan pemikiran kepada masyarakat agar mampu menjaga keharmonisan yang telah ada saat ini. 2. Menjadi sumbangan pemikiran terhadap pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam menjalankan kebijakan 8

pemerataan aktivitas-aktivitas. Seperti aktivitas keagamaan, sosial dan budaya guna tercapainya masyarakat Bhinneka Tunggal Ika. 3. Untuk memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang membutuhkannya, terutama bagi para tokoh adat dan tokoh agama. 1.5 Defenisi Konsep Adapun defenisi konsep dalam penlelitian ini adalah: a. Interaksi sosial merupakan suatu proses sosial yang mencakup suatu hubungan antara individu dengan individu, individu dangan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang terdiri dari beragam etnis. Biasanya interaksi yang seperti ini di temukan di pasar, jalan, warung, pesta perkawinan dan kemalangan sebagaimana kondisi ini terlihat di Desa Teluk Panji II. b. Kelompok sosial atau social groupadalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama di Desa teluk Panji II dan masyarakatnya mempunyai kebiasaan saling membantu, tukar menukar gagasan, mengirim dan menerima informasi, membagi pengalaman, bekerjasama dengan antarkelompok sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan yang telah ada di Desa Teluk Panji II. c. Akulturasimerupakan suatu proses dimana masyarakat Desa teluk Panji II yang ber Etnis Jawa ketika pesta pernikahan menggunakan adat upah-upah 9

yang merupakan adat dari Mandailing, begitu juga dengan Etnis Mandailing yang menggunakan hiburan Jarkep ketika mengadakan suatu acara yang mana kita ketahui bahwa Jarkep itu kebudayaan Etnis Jawa. Bukan hanya Etnis Jawa dan Mandailing saja yang menggunakan hal ini tapi rata-rata etnis yang ada di Desa Teluk Panji II seperti Etnis Batak Toba dan Etnis Sunda sudah menggunakan hal ini juga. Walaupun begitu masyarakat Teluk Panji II tidak melupakan budaya yang mereka miliki masing-masing. d. Solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang di dasarkan pada perasaan moral dan kepercayan yang dianut bersama. Hal seperti ini dapat dilihat di Desa teluk Panji II dimana pada saat salah seorang warga terkena musibah, mengalami kesulitan ekonomi, maka timbul rasa simpati dari kelompok masyarakat lain. Hal ini dilakukan masyarakat Teluk Paanji II karena timbulnya rasa senasip sepenanggungan. e. Masyarakat Majemuk menurut Furnivall (Sunarto, 2004:161) menyatakan bahwa masyarakat majemuk ialah suatu masyarakat yang di dalamnya kelompok berbeda tercampur tetapi tidak berbaur. f. Kerjasama yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Contohnya di Desa Teluk Panji yang sedang berusaha memajukan desanya 10

dengan memanfaatkan keberagamaan etnis, bekerjasama mensukseskan acara pesta pernikahan yang diadakan salah seorang warga, begitu juga dengan berotong royong secara bersama-sama agar tercipta desa yang bersih dan nyaman. Dalam hal musibah juga bekerjasama meringankan beban orang lain. 11