KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

Varietas Unggul Mendukung Usahatani Padi di Lahan Lebak. Morphological Characterization and Content of Sugar Some Sweet Potato Germplasm Local Lampung

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI RAWA PADA LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS PADI GOGO DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI. Mildaerizanti, Desi Hernita, Salwati dan B.Murdolelono BPTP JAMBI BPTP NTT

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

KERAGAAN TANAMAN PADI BERDASARKAN POSISI TANAMAN TERHADAP KOMPONEN HASIL PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

III. METODE PENELITIAN

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

Keragaan Varietas Inpari Pada Lahan Lebak Tengahan di Desa Epil Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

TEKNOLOGI PERBENIHAN PADI SAWAH

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

KAJIAN KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) PADI DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN ABSTRAK PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAMPUNG SELATAN

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENDAHULUAN Latar Belakang

Peningkatan Pendapatan Usahatani dengan Penangkaran Benih Padi Varietas Unggulan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

Sumber : Nurman S.P. (

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Keywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

Pengkajian Beberapa Varietas Unggul Baru (Vub) Padi Di Lahan Rawa Lebak Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

TAMPILAN VARIETAS UNGGUL BARU INPARI 7 DI LAHAN SAWAH DATARAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI

III. BAHAN DAN METODE

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

KERAGAAN 12 VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) DAN VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH) DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KEC

Abstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Transkripsi:

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI PENANGKARAN SEBAGAI BENIH SUMBER DI LAMPUNG Rr. Ernawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1ª Bandar lampung E-mail: ernawati 5903@yahoo.co.id ABSTRAK Produktivitas tanaman padi sangat dipengaruhi oleh mutu benih yang ditanam. Penangkaran padi varietas unggul baru (VUB) sebagai benih sumber yang berkelanjutan mendukung upaya peningkatan produksi. Kajian ini dilakukan untuk mengevaluasi keragaan tanaman padi penangkaran varietas unggul baru yang dijadikan benih sumber. Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah di Desa Bumiharjo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada MT2 (April s/d Agustus) tahun 2012. Bibit muda varietas Inpari 1, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 10, dan Inari 13 dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi merupakan benih penjenis atau kelas benih BS, ditangkarkan untuk menghasilkan benih sumber kelas benih dasar (FS). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa keragaan diantara varietas unggul baru padi penangkaran yang dikaji bervariasi. Varietas Inpari 1 adalah yang memiliki tinggi tanaman dan produksi hasil gabah kering panen paling rendah dibanding varietas lainnya, keragaan tanaman tertinggi adalah varietas Inpari 13 yaitu rata-rata 112,83 cm sedangkan hasil gabah kering panen per ha terrtinggi ditampilkan oleh varietas Inpari 10 yaitu rata-rata 5.08 ton,dan varietas Inpari 4 menghasilkan persentase calon benih sumber dari hasil penangkaran yang paling tinggi yaitu rata-rata sebesar 71%. Kata Kunci: Keragaan, penangkaran, varietasi unggul baru, benih, sumber PENDAHULUAN Cara yang efektif dan efisien untuk menaikkan produksi padi yang berkelanjutan adalah dengan penggunaan varetas unggul baru (VUB). Hingga saat ini sudah banyak varietas unggul baru padi yang sudah dirakit dan dilepas oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, tetapi yang digunakan dan dikembangkan petani masih terbatas. Oleh karena itu perlu upaya intensif untuk mensosialisasikan varietas-varietas unggul baru tersebut. Peran inovasi teknologi varietas unggul baru sangat besar dalam usaha peningkatan produksi padi nasional. Menurut Wirajaswadi (2008), salah satu faktor utama yang menghambat kelancaran adopsi VUB adalah karena kurangnya pengujian dan demonstrasi VUB sehingga petani cenderung mempertahankan varietas yang 29

lama dan yang sekarang populer seperti Ciherang. Varietas Ciherang termasuk VUB yang sudah lama digunakan, rata-rata petani di Lampung sekitar 74% masih menanam padi dengan varietas Ciherang (Ernawati et al, 2011). Dengan banyaknya varietas unggul baru yang dilepas, mulai Inpari 1, sampai dengan Inpari 21, dan lain-lain, maka petani lebih leluasa memilih dan mengembangkan varietas yang disukai sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan beras menuju swasembada berkelanjutan, tidak lepas dari upaya pengembangan sistem perbenihannya sebagai sarana penyedia bahan tanaman/benih bermutu dengan varietas unggul baru dan berkelanjutan. Perbanyakan benih padi dan tanaman pangan pada umumya dimulai dari penyediaan benih penjenis (BS) oleh balai penelitian komoditas, sebagai sumber benih bagi perbanyakan benih dasar (FS/BD), dan turunannya seperti benih pokok/ss/bp) dan benih sebar ( Suyamto, 2010). Untuk dapat mengaktualisasikan dan mengembangkan potensi genetik yang dimiliki oleh VUB padi penangkaran sebagai benih sumber, perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui keragaan pertumbuhan dan hasil serta hasil benih yang dijadikan benih sumber yang bermutu dan bersertifikat.. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di lahan sawah irigasi milik Petani di Desa Bumiharjo, Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur pada MT II 2012 (Mei 2012 September 2012). Kajian penangkaran padi untuk benih sumber terdiri atas 5 varietas padi unggul baru (VUB), yaitu (1) Inpari 1, (2) Inpari 3, (3) Inpari 4, (4) Inpari 10, dan (5) Inpari 13 dengan kelas benih BS dari Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi. Tanaman ditanam menggunakan jarak tanam 40cm x (20x10) cm jajar legowo 4:1, 1 tanaman per lubang tanam, Pengolahan tanah dilakukan dengan sempurna yaitu dibajak dengan traktor 1 kali, kemudian digaru dan diratakan. Pupuk kandang takaran 2 t/ha diberikan bersamaan pada saat dilakukan garu dan meratakan tanah.. Pemberian pupuk kandang ditujukan untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah, sehingga tanaman diharapkan dapat menyerap pupuk an organik lebih efisien. Pengairan dilakukan dengan cara berkala yaitu selama 3 hari setelah tanam petak percobaan 30

tidak diairi. Pada hari keempat petakan diairi sampai tergenang selama 1 hari dan selanjutnya diairi lagi pada hari kelima dan keenam. Cara pengairan tersebut dilakukan sampai tanaman padi mencapai stadia primordia bunga (P1).Demikian seharusnya petakan digenangi hingga menjelang 25 hari sebelum panen. Pertanaman dipupuk N dengan pupuk Urea diberikan sebanyak 3 kal pada umur 8 HST, 21HST dan 35 HST, masing-masing 25%, 50% dan 25% dari total pemberian pupuk N.,. Pemberian pupuk N berdasarkan pembacaan BWD dimonitor sejak 14 hari setelah tanam sampai tanaman memasuki periode bunting (56 HST). Pemberian pupuk SP36 dan KCl dengan takaran 75 kg/ha. Pengendalian gulma dilakukan menggunakan landak atau secara manual dengan tangan sekaligus dengan pelaksanaan roguing sebagai persyaratan pada budidaya padi penangkaran untuk mendapatkan benih bermutu/bersertifikat. Roguing adalah kegiatan membuang rumpun-rumpun tanaman yang ciri-ciri morfologisnya menyimpang dari ciri-ci varietas tanaman yang benihnya diproduksi. Roguing dilakukan 3 kali, yaitu pada stadia vegetatif awal (35-45 HST)/ 1 minggu sebelum pemeriksaan I oleh Balai Pengawas dan Sertifikasi Benih (BPSB) sebagai lembaga yang memberi.sertifikat pada benih hasil penangkaran. Rouging kedua yaitu pada fase vegetatif akhir (50 60 HST)/ 1 minggu sebelum pemeriksaan kedua oleh BPSB, dan roguing yang ketiga pada awal berbunga (85 90 HST)/ 1 bulan menjelang pemeriksaan ketiga (akhir generatif) oleh BPSB Provinsi Lampung. Untuk pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara intensif dengan cara penyemprotan dengan pestisida yang direkomendasikan sesuai hama sasaran pada waktu tanaman mulai ada gejala serangan agar pertanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit. Pengamatan dilakukan terhadap parameter agronomis pada fase pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pada fase vegetatif pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan. Pada fase generatif pengamatan terhadap. berat biji 1000 butir, Kadar Air panen, dan berat ubinan hasil panen (Gabah Kering Panen) t/ha, dan hasil gabah kering giling per hektar. (KA 12%), serta persentase hasil benih sumber (benih bermutu/bersertifikat) berdasarkan berat calon benih (hasil panen yang akan dijadikan benih) dibanding berat benih (hasil prosesing menjadi benih/ lulus menjadi benih). Data dari hasil pengamatan diolah menggunakan analisis statistik sederhana, dengan menghitung nilai rata-ratanya. 31

HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Agronomis Hasil rata-rata parameter keragaan agronomis (tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, bobot 1000 butir, Kadar Air panen, berat hasil ubinan (Gabah Kering Panen),dan berat kering benih (KA 12%) yang diamati bervariasi antar varietas padi penangkaran yang dikaji (Tabel 1). Rata-rata diantara keempat varietas unggul baru padi Inpari 3, Inpari 4, Inpari 10, dan Inpari 13 hampir sama memiliki tinggi tanaman diatas 100 cn dengan jumlah anakan produktif sekitar 16-17 tanaman per rumpun., sedangkan varietas Inpari 1 adalah yang paling rendah. Hal ini sesuai dengan yang dicapai Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (Suprihatno et al., 2011). Namun ratarata bobot 1000 butir hanya varietas Inpari 1 yang sesuai dengan yang dibapai Besar Penelitian Tanaman Padi (Deskripsi Varietas Padi, 2011), sedangkan 4 varietas unggul baru lainnya rata-rata lebih rendah dibanding yang dicapai BB Padi (Suprihatno, et al., 2011). Kondisi ini dikarenakan padi penangkaran ditanam pada bulan Mei-September, dimana saat tersebut kondisi tanaman kekeringan, menurut Kamandalu, et al (2010) kondisi kekeringan pada fase generative dapat berpengaruh terhadap kehampaan gabah dan hasil akhir, sehingga bobot 1000 butir gabah hasil kajian lebih rendah (kecuali Inpari 1) dibanding yang dicapai BB Padi (Suprihatno et al,2011). Nampaknya varietas Inpari 1 lebih stabil dibanding empat VUB lainnya. Menurut Banziger et al, (2000) kondisi tersebut menunjukkan bahwa tanaman tumbuh normal, kondisi lingkungan tumbuh cukup sesuai dan tidak ada hambatan pertumbuhan bagi Inpari 1, sehingga keragaan tanaman lebih banyak ditampilkan oleh faktor genetik. Tabel 1 menunjukkan bahwa varietas Inpari 1 memiliki tinggi tanaman dan hasil gabah yang paling rendah dibanding keempat varietas unggul baru lainnya. Hal ini mnurut Blum (1988) Tinggi tanaman yang berkorelasi positif terhadap hasil,, dimana alokasi fotosintesis lebih banyak digunakan untuk perkembangan tanaman terutama terhadap produksi hasil. Sebaliknya pada varietas Inpari 13 adalah memiliki tinggi tanaman paling tinggi dibanding varietas lainnya namun hasilnya lebih rendah dibanding varietas Inpari 10, hal ini berarti alokasi fotosintesis varietas Inpari 13 lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan vegetatif dibanding untuk produksi hasil.... 32

Tabel. 1. Rataan Keragaan Agronomis beberapa varietas unggul baru padi penangkaran benih sumber di Batanghari-Lampung Timur pada MT II 2012.. Keragaan Agronomis tinggi tanaman (cm) Jumlah Anakan Produktif bobot biji 1000 butir (g) Kadar Air panen (%) Berat ubinan hasil panen t/ha(gabah Kering Panen) Hasil gabah Kering Giling t/ha (KA 12%) Varietas Unggul Baru Padi Penangkaran Inpari 1 Inpari 3 Inpari 4 Inpari 10 Inpari 13 88.67 102.17 100.03 103.57 112.83 15 16 17 16 16 27 23.5 24.1 26.7 24.3 27 21.2 19.6 25.4 18.3 4.24 4.52 4.40 5.08 4.78 3.39 3.62 3.52 3.96 3.83 Hasil Benih Sumber Hasil benih sumber yang diproduksi merupakan benih bermutu/bersertifikat dari asal kelas benih BS menjadi FS dengan melalui prosesing, dari calon benih hasil panen (ditimbang) dibanding berat benih (hasil prosesing menjadi benih/ setelah dinyatakan lulus oleh BPSB menjadi benih bermutu/bersertifikat. Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata persentase hasil benih sumber, yang dicapai belum memuaskan karena dibawah 80%. Tertinggi 71% dicapai oleh varietas Inpari 3, varietas Inpari 1 adalah yang terendah hanya 57%, sedangkan Inpari 10 dan Inpari 13 rata-rata mencapai diatas 60%(Tabel 2). Tabel. 2. Rataan hasil benih sumber beberapa varietas unggul baru padi Penangkaran di Batanghari-Lampung Timur pada MT II 2012. Uraian Benih Sumber Berat Calon Benih Sumber (kg) Berat Benih Sumber KA 12%setelah prosesing menjadi kelasfs(kg) Persentase jadi benih sumber (%) Varietas Unggul Baru Padi Penangkaran Inpari 1 Inpari 3 Inpari 4 Inpari 10 Inpari 13 866 710 707 2496 2000 490 505 420 1520 1295 57 71 59 61 65 33

Proses pengolahan benih sumber yang berasal dari hasil penangkaran padi beberapa varietas unggul baru, ketika baru dipanen masih tercampur dengan kotoran fisik dan benih jelek, sehingga faktor-faktor ini ikut mempengaruhi besarnya persentase benih sumber yang jadi/lulus berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian sertifikasi oleh BPSB. Faktor lain yang ikut menentukan mutu benih sumber adalah cara panen, pembersihan, dan cara pengeringan gabah (Suyamto, 2010). Kaitannya dengan hasil benih sumber yang lulus uji telah melalui serangkaian pemeriksaan oleh BPSB, sehingga memenuhi stándar dan layak untuk didistribusi sebagai benih sumber kelas benih FS sebagaimana pada (Tabel 2) yang menunjukkan bahwa persentase hasil benih sumber yang dihasilkan belum memuaskan karena masih dibawah 80%, Diantara varietas unggul baru padi penangkaran yang dikaji, tertinggii rata-rata hanya mencapai 71% ditunjukkan oleh varietas Inpari 4, hal ini kemungkinan karena kualitas calon benih hasil panen dari lapang yang kurang baik (banyak yang hampa) sehingga setelah melalui proses pembersihan benih, dan pemilahan (grading) banyak yang tidak memenuhi estándar sebagai benih sumber kelas FS dengan persentasi dibawah 80% (Tabel 2). KESIMPULAN DAN SARAN Hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa keragaan diantara varietas unggul baru padi penangkaran yang dikaji bervariasi.varietas Inpari 1 adalah yang memiliki tinggi tanaman dan produksi hasil gabah kering panen paling rendah disbanding varietas lainnya, keragaan tanaman tertinggi adalah varietas Inpari 13 yaitu rata-rata 112,83 cm namun hasil gabah kering panen per ha pada MTII 2012, terrtinggi ditampilkan oleh varietas Inpari 10 yaitu rata-rata 5.08 ton. Sedangkan varietas Inpari 4 menunjukkan persentase hasil benih sumber dari calon benih padi penangkaran yang paling tinggi yaitu rata-rata sebesar 71%. Melihat potensi/daya hasil padi yang ditangkarkan telah lulus uji oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih dan memenuhi standar sebagai benih sumber kelas FS atau sebagai benih dasar dari varietas unggul baru padi, hasil ini masih cukup baik untuk digunakan sebagai padi penangkaran untuk kelas benih SS maupun ES.. 34

DAFTAR PUSTAKA Banziger, M., G.O. Edmeales, D. Beck, and M. Bellon. 2000. Breeding for drought and nitrogen stress tolerance in soybeans. From teory to practice. 67 p Blum, A. 1988. Plant breeding for stress environment, CRC Press Inc. Boc Taton, Florida. 223 p Direktur Jenderal Tanaman Pangan. 2009. Pedoman Pengembangan Sistem dan Permasalahan Agribisnis. Departemen Pertanian. Jakarta.56p Ernawati,Rr, Masganti, R. Asnawi dan N.Santri, 2011. Laporan Akhir Tahun 2011 Kegiatan Pengelolaan Unit Pengelola Benih Sumber BPTP Lampung.12 p Kamandalu, Suryawan, dan H.M. Toha. 2010. Produktivitas beberapa varietas unggul baru padi melalui pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu. Proseding Seminar Nasional Hasil Penelitian Padi, Balai Besar Peneltian Tanaman Padi-Sukamandi. Buku 2: 539-548 Suprihatno B., A.A. Daradjat, Satoto, Baehaki, S.E., I.P. Wardana, Suwarno, S. Dewi Indrasari, E. Lubis, dan M.J. Mejaya. 2011. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Tanaman Padi. Sukamandi-Jawa Barat. 118p Suyamto, 2010. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi.Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 30p Wirajaswadi, L. 2008. Mempercepat adopsi varietas baru (VUB) padi melalui pemilihan varietas secara partisipatif. Buletin BPTP Nusatenggara Barat. 5p 35