BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III PERANCANGAN SISTEM

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan

INSTRUMEN WAWANCARA 60

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. siswa serta didukung oleh lingkungan belajar mengajar yang kondusif.

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka. mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

PEDOMAN MERUMUSKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

siswa itu sendiri artinya hasil belajar siswa dipengaruhi langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan dapat membuat kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Melalui

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

Retno Sri Iswari, Sri Mulyani ES, Sigit Saptono, Endah Peniati, Eling Purwantoyo. Abstrak FMIPA UNNES

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas hasil-hasil penelitian tentang pemilihan media pembelajaran oleh guru ekonomi SMA Negeri 3 Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pemilihan media dengan tujuan pembelajaran guru ekonomi SMA Negeri 3 Salatiga, serta penulis akan melakukan pembahasan atas hasil penelitian yang telah digambarkan dengan menggunakan landasan teori yang telah disajikan pada bab II. 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian SMA Negeri 3 Salatiga merupakan salah satu SMA Negeri yang berlokasi di Kota Salatiga. SMA Negeri 3 Salatiga terletak di Jalan Kartini No 34 Salatiga. SMA Negeri 3 Salatiga merupakan sekolah favorit yang diminati masyarakat dan memiliki prestasi yang baik pada tingkat kota maupun provinsi. SMA Negeri 3 Salatiga memiliki jumlah guru sebanyak 70 guru dan jumlah total siswa sebanyak 1073 siswa, yang terdiri dari : 1. Siswa kelas X sebanyak 354 siswa. 2. Siswa kelas XI sebanyak 366 siswa. 3. Siswa kelas XII sebanyak 353 siswa. 38

4.1.1 Visi dan Misi SMA Negeri 3 Salatiga 4.1.1.1 Visi SMA Negeri 3 Salatiga memiliki visi yaitu UNGGUL PRESTASI SERASI DALAM BUDI PEKERTI BERDAYA SAING GLOBAL Dengan indikator sebagai berikut : a. Peningkatan perolehan Nilai ujian Nasional. b. Peningkatan penerimaan seleksi Perguruan Tinggi melalui jalur PMDK dan SPMB. c. Peningkatan kegiatan ekstrakurikuler. d. Peningkatan lomba kesenian, KIR, dan olahraga. e. Peningkatan kedisiplinan siswa. f. Peningkatan pengelolaan sekolah sebagai upaya mewujudkan wawasan wiyata mandala. g. Pemberian pembekalan kecakapan hidup bagi siswa yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan minat dan potensinya. 39

4.1.1.2 Misi Misi yang diharapkan dalam mewujudkan visi SMA Negeri 3 Salatiga sebagai berikut : a. Menyediakan pelayanan belajar yang efektif dengan sumber belajar yang memadai. b. Melaksanakan remedial/pengayaan yang berkelanjutan. c. Penambahan jam pelajaran yang diujikan secara nasional kepada siswa siswa kelas X, XI dan XII. d. Melaksanakan UHT (Ulangan Harian Terprogram) kepada siswa kelas X, XI dan XII pada semester I dan II. e. Kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar untuk persiapan ke SPMB. f. Melakukan pelatihan dan mendorong siswa mengenal potensi diri untuk bersaing dalam setiap even/kegiatan. g. Menyediakan wahana pembinaan siswa bidang non akademis, melalui kegiatan intrakurikuler bagi siswa kelas X dan XI. h. Menkoordinasi pembinaan mental spiritual yang berkesinambungan. i. Mengajak orang tua/wali murid memberikan bimbingan dalam hal budi pekerti yang baik. 40

j. Menyediakan wahana komunikasi, koordinasi antara sekolah, orang tua, masyarakat dan instansi yang terkait untuk menunjang terlaksananya program sekolah. k. Memberikan pelatihan ketrampilan komputer bagi siswa yang tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga siswa mampu mengidentifikasi, manggunakan dan mereparasi macammacam peralatan elektronika. 4.1.2 Tujuan Sekolah Berdasarkan pada visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak dicapai sampai tahun 2008 adalah sebagai berikut : a. Rata-rata nilai Ujian Nasional mencapai 6,5. b. Jumlah susunan yang dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri minimal 40% (empat puluh persen). c. Dapat menghasilkan manusia yang berakhlak dan berperilaku baik lewat pemberdayaan siswa dapat dijadikan aset sekolah. d. Kedisiplinan siswa dapat dijadikan aset sekolah. e. Memiliki kelompok KIR yang mampu menjadi finalis LKIR tingkat Kota/Kabupaten dan Propinsi. f. Menghindarkan perilaku yang menyimpang (narkoba, miras, pergaulan bebas, dan lain-lain). 41

g. Pemberdayaan aset dan potensi yang dimiliki untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan di SMA Negeri 3 Salatiga. 4.2 Temuan Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai Kesesuaian Pemilihan Media dengan Tujuan Pembelajaran Guru Ekonomi SMA Negeri 3 Salatiga ditemukan fakta berdasarkan wawancara terhadap Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dan guru ekonomi. Hasil ini menunjukkan kesesuaian pemilihan media dengan tujuan pembelajaran pada SMA Negeri 3 Salatiga. 4.2.1 Hasil wawancara Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru ekonomi ditemukan fakta : 4.2.1.1 Kesesuaian Pemilihan Media Pembelajaran Pemilihan media pembelajaran selalu disesuaikan dengan apa yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran tidak akan tercapai apabila tidak ada kesesuaian antara komponen-komponen yang mendukung lancarnya proses belajar mengajar. Komponen tersebut yaitu bahan atau materi pembelajaran, strategi pembelajaran dan media yang tersedia. Menjadi seorang guru yang bertugas sebagai agen pembelajaran, maka sebelum memilih media pembelajaran harus sudah menguasai materi pembelajaran dan strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Strategi pembelajaran yang diterapkan meliputi strategi 42

pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran dan strategi pengelolaan pembelajaran. Dalam strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran dan dalam strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan tepat waktu. Pemilihan media pembelajaran telah tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4.2.1.2 Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Pertimbangan-pertimbangan yang telah dilakukan dalam memilih media pembelajaran meliputi pertimbangan produksi, pertimbangan peserta didik, pertimbangan isi. Guru selalu memperhitungkan biaya dari media pembelajaran yang dipilih. Jangan sampai media pembelajaran yang dipilih akan mengeluarkan biaya yang cukup tinggi tetapi materi pengajaran tidak tersampaikan ke siswa. Bukan berarti guru memilih media yang tidak mengeluarkan biaya. Karena belum tentu media pembelajaran yang membutuhkan biaya yang tinggi itu dapat menyampaikan materi pembelajaran ke siswa, sebaliknya media pembelajaran yang membutuhkan biaya yang relatif sedikit juga belum tentu tidak dapat menyampaikan materi 43

pembelajaran ke siswa. Jadi harus dipertimbangkan dengan cermat media pembelajaran yang akan dipilih. Memilih media pembelajaran juga dipertimbangkan dari faktor siswa. Dalam merancang proses pembelajaran dibutuhkan mempertimbangkan faktor emosional dari siswa. Karena faktor emosional siswa yang sama akan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Siswalah yang menjadi kunci keberhasilan media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media yang dipilih harus bisa sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. 4.2.1.3 Penggunaan Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yaitu media whiteboard, handout, internet dan LCD. Media whiteboard yang dipergunakan mempunyai kelebihan jika waktu untuk mempersiapkannya hanya sedikit, maka whiteboard ini cocok digunakan, karena waktu untuk mempersiapkannya tidak lama. Media handout digunakan dalam proses belajar mengajar dan bagi guru media pembelajaran ini paling mudah untuk digunakan. Media ini sudah terdapat materi pembelajaran yang akan diajarkan. Siswa diminta untuk membeli handout berupa buku-buku LKS 44

(Lembar Kerja Siswa), sehingga proses penyampaian materi dapat berlangsung dengan lancar. Dengan penggunaan handout ini guru hanya menyampaikan materi yang sudah ada didalam media ini, tentunya juga diberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Jika materi yang akan disampaikan terlalu rumit untuk dijelaskan dengan handout, maka dipilihlah media LCD untuk menampilkan materi pembelajaran secara efektif. Tetapi butuh waktu yang relatif lama untuk mempersiapkan media pembelajaran ini, dikarenakan belum ada fasilitas LCD yang terpasang di masing-masing kelas. Guru juga menggunakan media internet sebagai sumber belajar siswa. Guru tidak harus mengontrol jalannya pembelajaran yang menggunakan media ini. Guru hanya meminta hasil dari pembelajaran yang tanpa diawasi olehnya. Guru berharap dengan penggunaan media pembelajaran internet ini dapat mengatasi permasalahan sikap pasif siswa, sehingga siswa menjadi aktif dan kreatif. Media yang dipilih diatas digunakan untuk kepentingan bersama (guru dan siswa). Guru memperoleh manfaat diantaranya dapat menyampaikan materi dengan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan siswa memperoleh manfaat yaitu dapat memahami materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru, 45

dan siswapun dapat menceritakan kembali (feedback) terhadap apa yang diajarkan oleh guru dalam proses belajar mengajar. 4.2.1.4 Pengembangan Media Pembelajaran Pengembangan media pembelajaran yang telah dilakukan selalu mengikuti perkembangan IT. Tetapi usaha ini tidak diikuti dengan keahlian atau keterampilan yang dimiliki. Kurangnya keahlian ini disebabkan oleh tidak adanya media pembelajaran yang update di sekolah. Jadi guru merasa tabu dengan media yang dianggap baru. Sehingga media pembelajaran yang dilakukan hanya monoton tanpa dilakukan variasi. Salah satu kunci tercapainya tujuan pembelajaran itu adalah siswa, maka dari itu jika tidak ada variasi dalam penggunaan media pembelajaran dapat mengakibatkan siswa akan merasa bosan dan tidak termotivasi lagi untuk belajar dengan giat. Dibutuhkan pelatihan khusus untuk memberikan keterampilan bagi guru dalam pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi yang begitu pesat seperti sekarang ini. 46

4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil temuan penelitian baik hasil wawancara maupun hasil studi dokumentasi yang telah dilakukan terhadap guru ekonomi SMA Negeri 3 Salatiga dapat diketahui bahwa kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran guru ekonomi SMA Negeri 3 Salatiga adalah sebagai berikut : 4.3.1 Kesesuaian Pemilihan Media Pembelajaran Kesesuaian pemilihan media pembelajaran Guru Ekonomi SMA Negeri 3 Salatiga sudah baik. Media pembelajaran merupakan alat atau bahan yang digunakan untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya seperti yang telah dikatakan Rossi dan Breidle (dalam Wina Sanjaya,2010:204). Pemilihan media pembelajaran telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Menjadi seorang guru harus senantiasa memilih media pembelajaran yang didasarkan pada tujuan yang akan dicapai. Pemilihan media pembelajaran telah direncanakan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Sebelum memilih media pembelajaran guru ekonomi merumuskan tujuan pembelajaran, materi yang akan disampaikan dan metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Penyusunan tujuan pembelajaran bertitik tolak dari peserta didik atau siswa, karena siswalah yang menjadi sasaran utama dalam proses belajar. Siswa merupakan kunci keberhasilan yang utama dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 47

Penyusunan materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan juga dengan penguasaan materi oleh guru. Dalam penyusunan materi pembelajaran guru hendaknya memilih dengan cara bagaimana materi yang akan disampakan dapat dipahami dengan siswa. Materi yang disampaikan harus yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa. Seperti pemberian contoh-contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa dapat dengan cepat dan tepat untuk memahami dan mengerti tentang apa yang disampaikan guru. Metode yang digunakan disusun berdasarkan mudah atau sulitnya materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dipahami siswa. Jika materi yang disampaikan perlu menggali kemampuan siswa maka metode yang digunakan adalah seperti metode diskusi kelompok dan siswa diminta untuk menyampaikannya didepan kelas. Sehingga siswa dapat bersikap aktif dan inovatif. Melainkan jika materi yang disampaikan hanya berupa teori maka metode yang digunakan adalah metode ceramah dan dilanjutkan dengan tanya jawab yang interaktif antara guru dengan siswa. Siswa akan mengikuti pengajaran dengan enjoy jika guru menerapkan metode pembelajaran yang seru dan kreatif. Setelah menyusun aspek-aspek seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran serta metode pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar, selanjutnya guru memilih media pembelajaran yang sesuai 48

dengan apek-aspek tersebut. Tentu saja media pembelajaran yang hendak dipilih harus sudah tersedia pada sekolah. Sehingga guru tidak kesulitan untuk menyediakan media pembelajaran sendiri tanpa pengadaan dari pihak sekolahan. Guru dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, guru tersebut harus mempunyai keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran yang dipilih. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan tidak ada waktu yang terbuang untuk mempersiapkan media yang akan digunakan. Selain itu dalam memilih media pembelajaran seorang guru harus memperhatikan keberagaman kemampuan intelektual siswa, jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa (Wina Sanjaya,2010:44). Kesesuaian media pembelajaran dengan aspek-aspek tersebut seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran dapat lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. 4.3.2 Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Pertimbangan pemilihan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru ekonomi pada SMA Negeri 3 Salatiga belum baik. Guru ekonomi dalam mempertimbangkan media apa yang akan dipilih telah disesuaikan pada dasar-dasar pertimbangan. Seperti yang dikemukakan Hartono Kasmadi 49

(dalam Ahmad Rohani,1997:30-33), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan dan memilih media pembelajaran yaitu pertimbangan produksi,, pertimbangan peserta didik, pertimbangan isi dan pertimbangan guru. Guru ekonomi dalam memilih media pembelajaran yang akan digunakan untuk menunjang keberhasilan penyampaian informasi telah mempertimbangkannya melalui pertimbangan produksi, pertimbangan isi dan pertimbangan guru. Media pembelajaran yang dipilih tidak disesuaikan dengan karakteristik, watak, kemampuan dan latar belakang siswa. Perlu diperhatikan bahwa siswa itu adalah komponen yang sangat penting dan satusatunya yang menjadi objek penyampaian materi pembelajaran. Siswa memiliki karakteristik, watak, latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Tidak semua siswa merasa termotivasi jika guru menggunakan suatu media tertentu. Tetapi guru ekonomi harus senantiasa berusaha untuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan aspekaspek tersebut. Karena guru telah menyadari bahwa siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut tidak sebatas pada satu atau dua karakteristik tetapi siswa memiliki keanekaragaman karakteristik. Keberhasilan media yang dipakai oleh guru ekonomi bergantung pada siswa itu sendiri. Apakah dengan menggunakan media pembelajaran yang dipilih itu siswa merasa termotivasi untuk belajar atau tidak. 50

4.3.3 Penggunaan Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran oleh guru ekonomi pada SMA Negeri 3 Salatiga belum dapat dikatakan baik. Seperti yang dikemukakan Hujair (Hujair,2009:26), pengetahuan dan pemahaman yang harus dimiliki oleh guru yaitu memilih dan menggunakan media pembelajaran. Menjadi seorang guru dituntut untuk memiliki keahlian mengoperasikan media pembelajaran dengan baik. Sehingga fasilitas-fasilitas media pembelajaran yang telah disediakan seperti LCD, Laptop dan buku-buku elektronik belum digunakan secara maksimal. Guru ekonomi hanya menggunakan media pembelajaran berbentuk whiteboard, handout, Lembar Kerja Siswa, Internet. Guru tidak menggunakan alat atau media yang penggunaannya membutuhkan banyak waktu dan biaya. Tetapi bukan berarti media yang canggih dan membutuhkan biaya yang relatif tinggi dapat menyampaikan materi dengan baik sehingga dapat cepat dipahami oleh siswa. Bukan berarti pula media yang tidak mengikuti perkembangan tekhnologi dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak tidak dapat menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Sehingga harus dipertimbangkan dengan baik mana media pembelajaran yang cocok untuk menjadi alat penyampai materi pembelajaran kepada siswa. Pola-pola pemanfaatan media pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yaitu pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting) dan pemanfaatan media diluar situasi kelas (Arif,2008:190). Guru ekonomi pada 51

SMA Negeri 3 Salatiga telah menerapkan pola-pola pemanfaatan media pembelajaran dalam situasi kelas dan pemanfaatan diluar situasi kelas. Pemanfaatan media pembalajaran ini dilakukan didalam ruangan kelas. Seperti contohnya media whiteboard yang penggunaannya hanya terbatas dalam ruangan kelas. Media pembelajaran ini dapat dikontrol dan diawasi oleh guru. Sehingga guru dapat mengetahui bagian-bagian mana saja dari materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa serta guru dapat segera memberikan penjelasan kembali agar siswa paham. Pola pemanfaatan media pembelajaran diluar situasi kelas telah diterapkan melalui media internet. Media internet selain sebagai salah satu media jarak jauh untuk menyampaikan materi pembelajaran, juga sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh para siswa. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran dalam setting pembelajaran di sekolah perlu dipersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia yaitu kesiapan guru, kesiapan siswa, kebutuhan hardware dan software, dukungan teknik dan bentuk pemanfaatan (Hujair 2009: 188). Guru ekonomi telah mempersiapkan aspek-aspek tersebut diatas, ini terlihat dari adanya fasilitas-fasilitas yang telah disediakan yang mendukung pemanfaatan internet seperti sejumlah perangkat komputer, program, software internet dan jaringan internet wifi pada lingkungan sekolah. Guru juga mempersiapkan diri dengan keterampilan menggunakan media pembelajaran ini. Karena pengajar (guru) 52

yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran dan menentukan keberhasilan terhadap pemanfaatan internet di sekolah (Hujair 2009:188). Siswa juga harus dipersiapkan dalam pemanfaatan media pembelajaran internet ini. Siswa harus sudah diberikan pengenalan awal tentang hardware dan software komputer yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru harus mengenal tentang karakteristik dari setiap siswanya, karena setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan karakteristik, sikap siswa harus diperhatikan guru sebelum melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media internet. Sebab, pengelompokkan diperlukan untuk dapat menggunakan metode, membuat strategi penggunaan media internet lebih tepat sasaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran guru ekonomi belum menunjukkan usaha untuk membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru hanya bersikap acuh terhadap beberapa siswa yang tidak memperhatikan pengajaran. Sehingga tidak terjadi proses interaksi atau umpan balik yang terjadi antara siswa dengan guru. Maka dari itu menjadi seorang guru harus senantiasa memotivasi siswa untuk mengikuti pengajaran dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. 53

4.3.4 Pengembangan Media Pembelajaran Pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru ekonomi pada SMA Negeri 3 Salatiga termasuk dalam kategori kurang baik. Seperti yang dikemukakan oleh Enco Mulyasa, bahwa guru sebagai agen pembelajaran mempunyai tugas untuk menjadi fasilitator. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik. Maka dari itu guru ekonomi pada SMA Negeri 3 Salatiga harus senantiasa melakukan pengembangan media pembelajaran secara berkala, agar siswa atau peserta didik merasa mudah untuk mengikuti dan memahami apa yang diajarkan oleh pengajar atau guru. Tentu saja pengembangan media pembelajaran secara berkala tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mencari variasi media agar media yang digunakan tidak monoton dan siswapun dapat antusias mengikuti proses pembelajaran. 54

Langkah-langkah yang perlu diperlukan dalam mengembangkan program media(arief,2008:101), dapat digambarkan sebagai berikut : Perumusan butir-butir materi Identifikasi kebutuhan Perumusan alat pengukur keberhasilan Perumusan tujuan Penulisan naskah media Revisi Tidak Tes/uji coba Naskah siap produksi Gambar 4.1 Langkah-langkah dalam pengembangan program media Gambar tersebut mengandung arti bahwa, pengembangan media pembelajaran diperlukan adanya analisis kebutuhan. Dalam proses belajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang. Jika yang 55

diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan kebutuhan manusia, sedangkan pada saat ini siswa hanya dapat menyebutkan saja tanpa bisa untuk menjelaskan tiap-tiap jenis kebutuhan manusia, kebutuhan pembelajarannya ialah kemampuan menjelaskan tentang jenis-jenis kebutuhan manusia. Berdasarkan kesenjangan tersebut dapat diketahui apa yang diperlukan siswa. Setelah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh siswa sekarang, selanjutnya merumuskan tujuan pembelajaran yang diusahakan spesifik dan jelas. Tujuan pembelajaran harus lengkap meliputi audience (siapa sasarannya), behavior (perilaku yang diharapkan), condition (kondisi) dan degree (tingkat keberhasilan). Selanjutnya merumuskan butir-butir materi, perumusan alat pengukur keberhasilan apakah dalam setiap kegiatan pembelajaran diperlukan kajian apakah tujuan pembelajaran dapat dicapai atau tidak pada akhir kegiatan pembelajaran itu, penulisan naskah media, melakukan tes atau uji coba. Jika hasil menunjukkan tujuan belum dapat tercapai maka diperlukan adanya revisi hingga naskah tersebut siap produksi. 56