Reproduksi Seksual Gymnospermae Adi Rahmat 1. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UPI 2. Program Studi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, UPI 1
Biologi Bi l i Reproduksi R d k i Gymnospermae y p An overview i
Life cycle of Gymnosperm
Muda Strobilus Betina Matang
Hypodermal Sel-sel Parietal 4 Lapisan (sel) Dinding Sporangium Lapisan Terdalam Membentuk Tapetum Sel-sel Archesporium Sel-sel Sporogen Sel Induk Mikrospora Skema Perkembangan Jaringan Mikrosporofil (Mikrosporangium Mikrosporangium) pada Pinus roxburghii
Perkembangan Mikrosporangium dan Mikrosporogenesis Pada Gymnospermae
Skema Pembentukan Gamet (Mikrogametogenesis) pada P. roxburghii Microspora Prothalus cell Central cell Terjadi dalam Mikrosporangium Prothalus cell Antheridial cell Tube cell Generative cell Terjadi dalam Bakal Biji Stalk cell Gamet Body cell Gamet
Mikroga ameto ogene esis Pad da Gy ymno sperm mae (Pinus roxburghii)
Megasporogenesis dan Gemetogenesis
Ovulum berada diatas dasar sisik Megasporangium dan integumen nuselus dan sel induk megaspora
Dibawah epidermis (Hypodermis) ada sel archesporial Lapisan parietal primer Sel Sporogenus primer Tipe? Sel Induk Megaspora
Pada Gymnospermae : Unitegmik, bitegmik, tritegnik
Megasporogenesis g Sel induk Megaspora (2n) Meiosis 4 Sel megaspora (n) Tetrad : linier 1 fungsional dan 3 degenerasi
Polarisasi dalam megasporogenesis
Terjadi karyokinesis (mitosis) pada Megaspora yang fungsional membentuk inti bebas di bagian perifer mengelilingi vakuola sentral Terbentuk dinding sehingga menjadi seluler Akhirnya seluruh sel terisi inti bebas seluler Gametofit betina, endosperm, prothalus betina atau kantung embrio
Di ujung prothalus berkembang 2 atau lebih arkegonia - Archegonia terdiri dari leher yang pendek dan perut yang menggembung - Leher terdiri dari 4 sel - Perut berisi oosphere atau telur
Pollen Chamber Terbentuk karena degenerasi sel nuselus diujung mikropil atau karena pemisahan epidermis dari jaringan dibawahnya Penting dalam prepolinasi untuk membantu penerimaan butir polen
POLINASI Anemophilous Di dataran tinggi, Akhir mei atau Juni Di dataran rendah, akhir Februari atau pertengahan Maret Ovulum pada sisik teratas terlebih dahulu Tetes polinasi dilepaskan dari ujung mikrofil Dihasilkan oleh nuselus MIKROSPORA
Sukrosa, glukosa, fruktosa Disekresikan malam hari, mengering pagi Fenomena gutasi Waktu antara polinasi fertilisasi, 1 tahun Setelah polinasi, sisik menutup kembali Setelah polinasi segera berkecambah atau 1 bulan kemudian. Menunggu selama 1 tahun di dalam nuselus Tetes Polinasi
Ujung tabung pollen masuk ke leher arkegonium Pinus, ujung tabung pollen: agen fertilisasi Cycad; tabung pollen tidak masuk ke arkegonium, mikrogamet dilepaskan ke cairan dalam pollen chamber FERTILISASI
Tabung pollen hancur 2 mikrogamet non motil dilepaskan ke celah, 1 survive (fungsional) Nukleus bergabung dengan sel telur Membentuk dinding, Oospora atau zigot ***dapat difertilisasi semua, hanya 1 arkegonium yang berkembang FERTILISASI
Sesaat sebelum tabung pollen memasuki celah, vakuola reseptif muncul di bagian atas sitoplasma sel telur Inti sel jantan fungsional kontak dengan sel betina Membran tempat t pertemuan melebur, Kromatin memadat membentuk konfigurasi profase kromosom FERTILISASI
Embriogenesis Pinus
Setelah fertilisasi inti zigot di tengah Membelah 2 kali 4 inti, migrasi ke kalaza Membelah 8 inti dalam 2 baris, dinding dibentuk di bagian basal 4 Sel bagian basal membelah 2 baris 4 sel 4 Sel bagian basal membelah Empat sel teratas tetap bebas pro embrio PEMBENTUKAN PRO-EMBRIO
Suspensor so memanjang mendorong o sel embrional menembus protalus Pembelahan memanjang, lepas Pada setiap supensor, sel embrio membelah cepat 8 sel (potential embryo)
Somatic Embryogenesis Induktion and Proliferation
Perkembangan Embrio Somatik Waktu Inkubasi (A. Alba) (d) 0 14 30 45 68 0 14 40 52 75 Waktu Inkubasi (A. Nordmanniana) (d)
Somatic Embryogenesis Konversion/Germination Somatic embryos zygotic embryos