BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Definisi Diabetes Melitus

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB 2 DATA DAN ANALISA

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DIABETES MELLITUS. DYAH UMIYARNI P, SKM,M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Mitos dan Fakta Kolesterol

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

DIABETES MELLITUS (PENYAKIT GULA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BUKU SEHAT DIABETES MELLITUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) (berasal dari kata Yunani διαβαίνειν,

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tanya-Jawab seputar. Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus (DM) Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin hormon insulin normal hanya reseptor insulin kurangnya sehingga glukosa menumpuk di dalam darah kemudian menyebabkan kadar gula darah meningkat. Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pangkreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh gagalnya penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat gula harus diurai menjadi glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang diproduksi sel beta pankreas. Glukosa dan glikogen inilah yang kemudian oleh tubuh melalui proses metabolisme atau pembakaran diubah menjadi energi (Hartini, 2009). Diabetes melitus sangat tepat didefinisikan sebagai serangkaian gangguan atau sindoma, di mana tubuh tidak mampu mengatur secara tepat pengolahan, atau metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Ini disebabkan oleh kekurangan baik maupun utlakinsulin hormon penting, yang dihasilkan dan dilepas oleh sel-sel khusus/sesel beta yang terletak di pankreas.(bogdan Mc Wright, MD. 2008) Diabetes Melitus adalah suatau kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Untuk dapat memahami definisi itu lebih jelas, ada baiknya diterangkan terlebih dahulu apa yang terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes.(syafrii Syahbudin, 2002).

2. Etiologi dan Patofisiologi a. Etiologi Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar gula darar terganggu, insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darah akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam air kemih ketika makan makanan yang banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat pula karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah diabetes mellitus. (Tjokroprawiro, 2006 ). Insulin berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah guna menjamin kecukupan gula yang disediakan setiap saat bagi seluruh jaringan dan organ, sehingga proses-proses kehidupan utama bisa berkesinambungan. Pelepasan insulin dihambat oleh adanya hormon hormon tertentu lainnya, terutama adrenalin dan nonadrenalin, yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar adrenal, yang juga dikenal sebagai katekolamin, dan somatostatin.(bogdan Mc Wright, MD. 2008). b. Patofisiologi Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan di pecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu

bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas (Suyono, 2004). Pada DM type II jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat di ibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah meningkat (Suyono, 2004). Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang mungkin diduga karena tiga penyebab : (Bogdan Mc Wright, MD. 2008) 1). Insulin diketahui memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh). 2). Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena adanya terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin. 3). Pengobatan insulin membuat orang merasa lebih baik.. 3. Penyebab Diabetes Mellitus Penyebab DM adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara normal atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang normal) (Tjokroprawiro, 2006). Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar penkreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa faktor yang menyebabkan DM sebagai berikut :

a. Genetik atau Faktor Keturunan Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya (Maulana, 2008). b. Virus dan Bakteri Virus yang menyebabkan DM adalah rubella, mumps, dan human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan DM (Maulana, 2008). c. Bahan Toksin atau Beracun Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk dari sejenis jamur) (Maulana, 2008). d. Asupan Makanan Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan asupan makanan, baik sebagai factor penyebab maupun pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor risiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan makanan tersebut yaitu asupan karbohidrat. Semakin berlebihan asupan makanan semakin besar kemungkinan terjangkitnya DM (Maulana, 2008). e. Obesitas Retensi insulin paling sering dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel lemak juga ikut gemuk dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya

lebih banyak dari keadaan pada waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi terhadap insulin (Hartini, 2009). 4. Glukosa Darah a. Pengertian Glukose merupakan bentuk paling sederhana dari molekul gula, yang merupakan produk akhir dari pencernaan karbohidrat dan bentuk dimana karbohidrat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa (Erliensty, 2009). b. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Kriteria diagnostik DM menurut PERKENI (2006) atau yang dianjurkan ADA (American Diabetes Association) yaitu bilatredapat salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah ini: 1). Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl 2). Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl 3). Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO). Tabel 1 KADAR GLUKOSA SEWAKTU DAN PUASA Kadar glukosa darah sewaktu Bukan Belum pasti DM DM DM Kadar glukosa darah sewaktu Plasma vena <110 110-199 >200 Darah kapiler <90 90-199 >200 Kadar glukosa darah puasa Plasma vena <110 110-125 >126 Darah kapiler <90 90-109 >110 Sumber : PERKENI, (2006)

c. Faktor Risiko Diabetes Mellitus Menurut Syafrii Syahbudin (2002) dan Bogdan Mc Wright, MD (2008), resiko terkena diabetes melitus lebih tinggi salah satunya kriteria dari faktor risiko seperti : 1). Kurangnya olah raga 2). Rendahnya berat badan bayi yang lahir karena tidak memadainya asupan gizi pada janin selama tahap perkembangan, terutama jika ibu bayi memiliki kelebihan berat badan dalam hidupnya. 3). Kurang mengkonsumsi serat 4). Kegemukan 5). Pola makan yang salah 6). Minum obat yang dapat menaikkan kadar glukosa darah 7). Stres 5. Gejala Diabetes Mellitus Gejala penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi dua yaitu gejala angkut dan gejala kronik. a. Gejala Angkut dikenal beberapa istilah : 1). Hipoglikemia : keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di bawah nilai normal. Gejala ini ditandai dengan munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, pusing, gelisah dan penderita bisa jadi koma. 2). Ketoasidosis diabetik yang diartikan sebagai keadaan tubuh yang sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak akibat infeksi, luka suntik insulin, pola makan yang terlalu besar atau setres. 3). Koma hiposmoler non kronik yang diakibatkan adanya dehidrasi berat, hiotensi, dan shock. Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita yang lain tidaklah selalu sama tetapi terhadap keluhan yang umumnya timbul seperti banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), dan banyak kencing (poliuria). Apabila keadaan tersebut tidak segera diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala yang

disebabkan oleh kurangnya insulin. Kurangnya insulin menyebabkan gejala yang timbul hanya polidipsia, poliuria, penurunan berat badan dengan cepat, mudah lelah, dan nafsumakan berkurang. (Tjokroprawito,2006) b. Gejala Kronik Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, dan gangguan saraf. Komplikasi kronik sering dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti kelainan di bagian mata, mulut, urogenital, saraf dan kulit. Kadang kadang penderita diabetes melitus tidak menunjukan gejala angkut atau mendadak tetapi baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes melitus. Gejala kronik yang sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah kesemutan, kulit terasa panas, rasa tebal dikulit, kram, capai, mudah mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan, gigi mudah goyang atau mudah lepas, kemampuan seksual menurun atau bahkan impotensi, bagi ibu hamil sering mengalamin keguguran atau berat bayi lahir lebih dari 4 kg. (Tjokroprawito,2006) 6. Komplikasai Diabetes Mellitus Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara angkut maupun kronik, yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah mengidap penyakit Diabetes Mellitus. (Tjokroprawito,2006) Komplikasi akut yang sering timbul adalah hipoglikemia dan koma diabetik. Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda : rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing.berlawanan dengan koma hipoglikemik, koma diabetin ini timbul karena kadar darah dalam tubuh semakin tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik adalah nafsu makan menurun, banyak minum, banyak kencing, mual dan muntah, napas menjadi cepat dan

berbau aseton, sering disertai panas karena terjadi infeksi.. (Tjokroprawito,2006) Komplikasi kronik yang sering timbul adalah bila penderita lengah, komplikasi Diabetes Mellitus dapat menyerang seluruh alat tubuh, mulai rambut sampai ujung kaki termasuk semua alat tubuh di dalamnya. Sebaliknya, komplikasi tersebut tidak akan muncul jika perawatan Diabetes Mellitus dilaksanakan dengan tertib dan teratur. (Tjokroprawito,2006). Pencegahan Diabetes Mellitus Program pencegahan diadetes dengan mengatur pola makan dan olahraga yang teratur, termasuk penurunan 5 hingga 7 persen dari berat badan total dapat menurunkan resiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 60 %. Caranya adalah mengurangi asupan lemak serat dengan berjalan sekitar 30 menit dalam sehari, lima hari dalam seminggu. 7. Klasifikasi Diabetes Mellitus 1. Kelompok Berdasarkan Pola Makan a. Jenis DM yang menjangkit wilayah dengan penduduk yang berpola makan dan berpola hidup modern dan tradisional. b. Jenis DM yang disebabkan kekurangan makan (malnutrition) ada didaerah yang kekurangan pangan (Tjokroprawiro, 2001). 2. Kelompok berdasarkan klinis atau Medis a. Diabetes Mellitus (DM) 1) DM tipe I atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin) 2) DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin) 3) DMTM (Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi) 4) Diabetes Mellitus yang behubungan atau sindrom tertentu. b. Gangguan Toleransi Glukosa Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk dan berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu.

c. Diabetes Mellitus pada Kehamilan (Gestional/DM) Ganggun ini baru terjadi pada seseorang setelah hamil. Sebelumnya kadar glukosa darah dalam keadaan normal (Tjokroprawiro, 2001) 3. Kelompok Berdasarkan Resiko Tinggi a. Toleransi glukosa pernah abnormal. b. Kedua orang tua mengidap DM. c. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan 4 kg (Tjokroprawiro, 2001). 8. Penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus a. Tujuan diet Tujuan diet diabetes mellitus adalah membantu pasien agar memperbaiki kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara ( Almatsier,2004) 1). Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurunan glukosa oral dan aktifitas fisik 2). Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan yang normal. 3). Menghindari atau menanganin komplikasi atau pasien yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia 4). Meningkatkan derajad kesehatan sacara keseluruhan melalui gizi yang optimal. Tujuan diet menurut (Slamet Suyono, 2002) 1. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal 2. Mencapai dan mempertahankan lipit mendekati normal 3. Mencapai dan mempertahankan berat badan agar selalu dalam batas-batas yang memadai atau berat badan idaman + 10% 4. Mencegah komplikasi angkut dan kronik 5. Meningkatkan kualitas hidup

b. Syarat Diet Diabetes Mellitus Syarat diet yang harus dipenuhin untuk pelaksanaan diet diabetes melitus menurut ALMASIER (2004) adalah memberikan cukup energi untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan untuk aktifitas fisik dan keadaan khusus. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makanan pagi 20%, siang 30%, sore 25%, serta 2-3 porsi untuk makanan selingan masingmasing 10-15%. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total dalam bentuk <10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda dan selebihnya lemak tidak jenuh tunggal, komsumsi kolestrol <300 mg/hari. Komsumsi serat 25 gram/hari mengutamakan serat larut air, dan ajuran mengkonsumsi natrium 3000 mg/hari (9 gram garam) dan bagi penderita yang mempunyai hipertensi konsumsi natrium sebesar 2400 mg/hari atau 6 gram garam. B. Serat 1. Pengertian serat Serat adalah makan berbentuk karbohidrat komplek yang banyak terdapat pada dinding sel tanaman. Serat tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh saluran pencernaan manusia. Bahkan pangan nabati, selain mengan dung zat-zat komponen penting untuk kesehatan, yang kenal dengan zat non gizi.(soilistijani,1999) 2. Manfaat Serat Serat sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Untuk itulah kita sangat dianjurkan untuk mengkomsumsi serat yang cukup setiap hari. Manfaat serat :

1). Sembelit Merupakan kesulitan dalam pengeluaran sisa pencernaan. Gangguan ini dapat dihindari dengan mengkonsumsi makanan berserat tinggi yang tidak larut air. 2).Wasir Merupakan pembekakan pada pembuluh balik porosmaka mengkonsumsi serat larut dalam air. 3). Membantu melancarkan buang air besar 4). Mengatur kadar gula darah dan kadar energi dalam tubuh. 2. Anjuran Komsumsi Serat Untuk Diabetes Rekomendasi asupan serat untuk pasien diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20-30 g serat makan dari sumber berbagai bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air.(kartini Sukardji, 2002). 3. Keuntungan Pemberian Serat Pada Penderita Diabetes 1). Perasaan kenyang dan puas yang mampu menekan nafsu makan dan penurunan berat badan 2). Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori 3). Membantu buang air besar secara teratur 4). Menurunkan kadar lemak darah yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung. C. Kategori IMT Dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Berat badan dikatakan normal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu secara statistic dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan dan umur oanjang (Soeharto,2004). Rumus yang digunakan untuk menentukan Indeks Masa Tubuh (IMT) seseorang adalah : Berat badan (kg) IMT = Tinggi badan(m) 2

Tabel 2 KATEGORI INDEK MASA TUBUH Kategori IMT Kekurangan berat badan < 17,0 Kurus tingkat berat Kekurangan berat badan 17,0 18,5 tingkat ringan Normal >18,5 25,0 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan >25,0 27,0 >27 tingkat berat Sumber : WHO,(2000) D. Faktor Resiko Kolesterol 1. Rasio LDL/HDL > 6.0 2. Umur : laki > 45 tahun, wanita sejak menoapause 3. Genetik : riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner, saudara laki sebelum 55 tahun dan wanita sebelum 65 tahun terkena PJK 4. Perokok 5. Tekanan darah tingi 6. Makanan berlemak dan berkalori tinggi 7. Diabetes mellitus 8.Pemakaian obat kontrasepsi 9. Kurang gerak, tidak berolahraga Apabila kolesterol dalam tubuh kita sampai melebihi batas kebutuhan atau tertimbun di dalam dinding pembulu darah akan menyebabkan suatu kondisi yang disebut dengan aterosklerosis, yaitu penyempitan atau pengerasan pembulu darah. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyumbat aliran darah. Apabila penyumbatan terjadi di jantung, tentunya dapat menyebabkan serangan jantung. Apabila penyumbatan terjadi di otak, dapat menyebabkan serangan otak atau

strok. Kondisi seperti ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah tinggi atau darah tinggi. A. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Glukosa Darah Serat adalah makan berbentuk karbohidrat komplek yang banyak terdapat pada dinding sel tanaman. Serat tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh saluran pencernaan manusia. Bahkan pangan nabati, selain mengan dung zat-zat komponen penting untuk kesehatan, yang kenal dengan zat non gizi.(soilistijani,1999) Makan dengan kadungan serat kasar yang tinggi akan memberikan rasa kenyang karena komposisi karbohidrat komplek yang menghentikan nafsu makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan. Diety serat tinggi yaitu 25 gram perhari mampu memperbaiki pengontrolan kadar gula darah, menurunkan peningkatan insulin yang berlebihan didalam darah serta menurunkan kadar lemak darah. Pemberian serat secara klinis tidak banyak menggangu penyerapan vitamin atau mineral. Serat merupakan kontra indikasi pada gangguan pengosongan lambung seperti gastroparesis diabetes yang responya terhadap prokinetik. (Arisman,2002) B. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Kolesterol Total Meningginya kolesterol plasma darah merupakan unsur bahaya pengerasaan pembulu darah, serat tidak hanya dapat menyebabkan kolesterol keluar dari darah, tetapi juga dapat mengurangi kekentalan kolesterol, juga dapat mencegah penyerapan kolesterol makanan. Serat baik untuk menurunkan kadar kolesterol dan mencegah konstipasi karena menyerap air ketika melewati saluran pencernaan, sehingga tekstur feses menjadi lunak. Agar terbebas dari masalah sembelit, konsumsi serat harus diimbangi dengan asupan air yang cukup. Jika kurang minum, serat akan memperparah sembelit atau gangguan pada usus besar.(yuli,2010)

B. KERANGKA TEORI Asupan serat - Kadar kolestrol total dan gula darah - Melancarkan BAB - Mengatur kadar gula darah - Menurunkan berat badan - Mampu menahahan lapar KERANGKA KONSEP Asupan serat Kadar Glukosa darah Kadar Kolesterol Total C. Hipotesa 1. Ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus tipe II pasien rawat inap di Rumah Sakit Roemani Semarang Ada hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol total penderita diabetes mellitus tipe II pasien rawat inap di Rumah Sakit Roemani Semarang