BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus Pengertian Kata diabetes berasal dari bahasa Yunani yag artinya orang yang berdiri mengangkangkan kedua belah kakinya atau selang untuk memindahkan air. Makna tersebut berkembang dan ditafsirkan menjadi peristiwa kencing. Pada 1675 Thomas Willis menambahkan kata mellitus pada istilah tersebut, meskipun lebih sering disebut diabetes saja. Mel dalam bahasa Latin berarti madu; untuk memaksudkan urin dan darah penderita diabetes yang mengandung glukosa yang berlebihan. Diabetes melitus berarti kondisi dimana seseorang mengeluarkan urin yang mengandung glukosa tinggi. Pada masa Cina kuno, orang pernah mengamati bahwa semut tertarik pada urin penderita DM karena manis, sehingga muncul istilah penyakit kencing manis (Ardhi, 2010) Klasifikasi Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, membagi DM menjadi 4 tipe, yaitu : 8

2 9 a. Diabetes Mellitus tipe I (DM yang Tergantung Insulin). Pada DM tipe I umumnya terjadi pada umur yang lebih muda mulai dari anak-anak. Hal ini disebabkan oleh adanya proses autoimun yang merusak sel beta (β) pankreas, sehingga produksi insulin hilang atau sangat sedikit. Akibatnya pasien menjadi tergantung dengan pemberian insulin dari luar untuk mempertahankan hidupnya. Kalau tidak mendapat insulin dari luar, akan terjadi komplikasi DM akut yang segera dapat menyebabkan kematian (ketoasidosis diabetik). b. Diabetes Mellitus tipe II (DM Tidak Tergantung Insulin). DM tipe II umumnya terjadi lebih perlahan dan sering bahkan tidak diketahui adanya sampai bertahun-tahun. Kebanyakan onset DM tipe II terjadi di atas usia 30 tahun antara umur tahun dan muncul secara perlahan lahan. Hal ini berkaitan dengan peningkatan prevalensi obesitas sebagai faktor resiko terpenting (Bnyton, 2008). Walaupun demikian tidak berarti bahwa DM tipe II ini tidak berbahaya. Meskipun tidak ada keluhan,

3 10 kalau tetap dibiarkan kadar glukosanya tinggi, tentu akan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi menahun DM yang dapat mengenai berbagai organ tubuh dan menyebabkan kematian. Banyak penyandang DM tipe II datang terlambat dan sudah mengidap komplikasi DM saat pertama kali didiagnosis sebagai penyandang DM (Waspadji, 2005). c. Diabetes Melitus Akibat Induksi Obat Pada DM tipe III umumnya juga terjadi secara perlahan, hampir seperti DM tipe II. Penyebab dan dasar kelainannya sudah diketahui, umumnya pada tingkat kelainan biomolekuler, misalnya karena obat-obatan, bahan kimia, infeksi dan penyebab lainnya. Walaupun sudah diketahui mekanisme dasar kelainannya, belum berarti bahwa kelainan tersebut dapat diperbaiki. Penyebab kelainan dasarnya umumnya menetap (Waspadji, 2005). d. Diabetes Melitus pada Kehamilan DM pada kehamilan dapat terjadi karena proses kehamilan itu sendiri, dan dapat juga karena DM tipe II yang diidapnya sebelum hamil. Pada tipe

4 11 ini setelah melahirkan kadar glukosa darahnya akan kembali menjadi normal atau dapat berkembang dan menetap menjadi DM. Diabetes pada kehamilan terjadi karena perubahan metabolik fisiologis yang terjadi pada saat kehamilan. Perubahan tersebut mengarah pada terjadinya resistensi insulin. Apabila sel beta pankreas tidak dapat mengimbangi perubahan tersebut, tentu akan terjadi DM pada kehamilan. Setelah melahirkan, karena terjadi perubahan fisiologis pada saat hamil hilang, maka wanita tersebut tentu akan menjadi normal kembali. Sebaliknya, kalau seorang wanita sebelumnya sudah menyandang DM, dan baru diketahui adanya DM saat hamil, maka nantinya setelah melahirkan ia akan tetap DM (Waspadji, 2005) Diagnosis Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Guna penentuan diagnosis DM, pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena.

5 12 Sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer (Parkeni, 2011). Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Berdasarkan Konsensus Perkeni tahun 2011 tentang Pengelolaan DM tipe 2, diagnosis DM dapat ditegakkan melalui 3 cara, yaitu : a. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. b. Gejala klasik DM + kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dl sudah cukup menegakkan diagnosis DM. Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. c. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) menggunakan standar WHO, menggunakan beban glukosa setara dengan 75 gram glukosa anhydrous yang dilarutkan ke dalam air.

6 13 Menurut American Diabetes Association tahun 2011, pemeriksaan HbA1c 6,5 % (haemoglobin glikosilat) menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada laboratorium yang telah terstandarisasi dengan baik. Pemeriksaan HbA1c dilakukan setiap 3 6 bulan, minimal 2 kali dalam setahun (Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Type II di Indonesia tahun 2011, PERKENI) Tanda dan Gejala Diabetes Melitus Menurut Waspadji (2005), DM mempunyai gambaran klinis yang sangat bervariasi dari yang tidak bergejala sama sekali dan baru diketahui pada saat pemeriksaan general check up sampai yang mempunyai gejala spesifik DM. Gejala spesifik DM adalah banyak kencing (poliuria), haus dan banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia), dan badan lemah serta berat badan turun. Penderita dapat datang pertama kali dengan keluhan dan gejala akibat komplikasi DM seperti gatal, pandangan kabur, kesemutan, keputihan, atau luka yang sukar sembuh. Selain itu penderita datang karena komplikasi akut kesadaran menurun sampai tidak sadar penuh atau koma pada ketoasidosis diabetik.

7 Penyebab Diabetes Melitus 1. Faktor genetik atau keturunan DM cenderung diturunkan, bukan ditularkan. Anggota keluarga DM atau diabetisi memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau jenis kelamin. Biasanya pria menjadi penderita, sedangkan wanita sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anakanaknya 2. Virus dan bakteri Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta pankreas, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Namun demikian, DM akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. 3. Bahan toksik atau beracun Bahan beracun yang mampu merusak sel beta pankreas secara langsung adalah alloxan,

8 15 pyrinuron (rodentisida), dan streptozotocin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong. 4. Nutrisi Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) juga merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM Komplikasi Diabetes Melitus Komplikasi DM dapat muncul secara akut dan secara kronik yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap DM. Komplikasi akut DM: a. Reaksi Hipoglikemia Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing dan sebagainya. Dalam keadaan hipoglikemia, bila penderita masih sadar, harus segera diberi air mengandung glukosa. Jika keadaan ini tidak segera diobati,

9 16 penderita akan tidak sadarkan diri. Karena ini disebabkan oleh kekurangan glukosa di dalam darah, koma ini disebut koma hipoglikemia. Penderita koma hipoglikemia harus segera dibawa ke rumah sakit dan perlu mendapat suntikan glukosa 40 % dan infuse glukosa. Diabetisi yang mengalami reaksi hipoglikemia, biasanya disebabkan oleh obat anti diabetes yang diminum dengan dosis terlalu tinggi atau terlambat makan atau juga karena latihan fisik yang berlebihan. b. Koma Diabetik Berlawanan dengan koma hipoglikemia, koma diabetik ini timbul karena kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi, biasanya >600mg/dL, yang ditandai dengan : a. Nafsu makan menurun, biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang besar. b. Penurunan kesadaran, kencing banyak. c. Rasa mual, muntah, pernafasan cepat dan dalam, serta berbau aseton, dan d. Sering disertai panas karena ada infeksi. (Tjokroprawiro, 2006).

10 17 c. Komplikasi kronik diabetes mellitus, sering disebut Angiopati Diabetik a. Mikroangiopati diabetik, yaitu angiopati yang terjadi pada kapiler dan arteriol. Proses adhesi dan agregasi trombosit yang kemudian terbentuk mikrotrombus merupakan basis biokimiawi utama. Yang termasuk dalam komplikasi ini adalah retinopati diabetik (mengenai organ mata) dan nefropati diabetik (mengenai organ ginjal) b. Makroangiopati diabetik, yaitu penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Yang termasuk dalam komplikasi ini adalah penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah kaki, dan gangguan pembuluh darah otak (Waspadji, 2006) Penatalaksanaan Diabetes Melitus Berdasarkan Konsensus Perkeni (2011) penatalaksanaan DM meliputi :

11 18 a. Edukasi Untuk mendapatkan manfaat pengobatan yang maksimal, sangat diperlukan pengertian dan memahami seluk beluk tentang DM. Prinsip yang perlu diperhatikan pada proses edukasi diabetes adalah : a. Memberikan dukungan dan nasehat yang positif serta hindari terjadinya kecemasan. b. Memberikan informasi secara bertahap, dimulai dengan hal-hal yang sederhana. c. Melakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melakukan simulasi. d. Diskusikan program pengobatan secara terbuka. Memberikan penjelasan sederhana dan lengkap tentang program pengobatan yang diperlukan pasien. e. Lakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat diterima. f. Memberikan motivasi dengan memberikan penghargaan. g. Melibatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi.

12 19 h. Memperhatikan kondisi jasmani dan psikologi serta tingkatkan pendidikan pasien dan keluarganya. i. Mengunakan alat bantu audio visual. b. Terapi Gizi Terapi Nutrisi Medis merupakan bagian dari penatalaksanaan DM secara total. Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan lain serta pasien dan keluarganya). Berdasarkan Konsensus Perkeni tahun 2011, ditetapkan bahwa standar yang dianjurkan adalah santapan dalam komposisi yang seimbang dalam hal persentase karbohidrat, protein, dan sayuran sesuai dengan kecukupan gizi yang baik sebagai berikut : Tabel 2.1 Terapi Nutrisi Medis Karbohidrat Protein Lemak Kolesterol Natrium Serat Pemanis % total asupan energi % total asupan energi % total asupan energi < 200 mg/hari < 3000 mg/hari, bila ada hipertensi <2400 mg/hari 25 g/hari dapat digunakan secukupnya

13 20 Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan pada kebutuhan kalori basal yang besarnya kal/kgbb ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor, seperti : jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dan lain-lain. Perhitungan berat badan ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi menjadi BBI = (TB - 100) - 10 % sehingga BB dikatagorikan sebagai berikut : Tabel 2.2 Berat Badan Ideal BB normal BB kurus BB gemuk Obesitas BB ideal % BB ideal < 90 % BB ideal > 110 % BB ideal >120 % Sedangkan perhitungan BBI menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat dihitung dengan rumus : IMT = BB (kg) / TB 2 (m). Adapun klasifikasi BBI menurut IMT adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Indeks Massa Tubuh BB normal BB kurus BB gemuk Dengan resiko Obes I Obes II 18,5 22,9 < 18, ,0 24, ,9 >30

14 21 c. Latihan Fisik Pada waktu melakukan latihan fisik (exercise), ambilan (uptake) glukosa oleh otot yang sedang bekerja dapat mencapai kenaikan sampai kali lipat, karena peningkatan laju metabolik pada otot yang aktif (Yunir & Soebardi, 2006). Latihan jasmani sehari-hari dilakukan secara teratur, 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit dapat memperbaiki profil lemak, menurunkan berat badan, dan menjaga kebugaran. Latihan jasmani selain untuk kebugaran, juga untuk menurunkan berat badan akan meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga akan menurunkan glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, senam, sepeda santai, jogging dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Hal yang sangat penting adalah menghindari kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.

15 22 (Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Type II di Indonesia tahun 2011, PARKENI). d. Terapi Farmakologi Terapi farmakologi diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologi terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan. Obat hipoglikemik oral, berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi 5 kategori yang selengkapnya dijelaskan dalam tabel 2.4. Tabel 2.4 Obat Hipoglikemik Oral Obat Pemicu sekresi insulin Peningkat sensitivitas insulin Penghambat glukoneogenesis Penghambat absorpsi glukosa DPP-IV inhibitor Fungsi Sulfonilurea dan Glinid Metformin dan Tiazolidindion Metformin Penghambat Glukosidase alfa 2.2 Glukosa Darah Pengertian Gula darah (GD) adalah glukosa yang terdapat dalam darah (Kamus Kedokteran Dorland 2010). Kadar GD sewaktu sudah normal sekitar <150 mg/dl (Waspadji, 2006).

16 Metabolisme Gula Darah Metabolisme gula adalah proses pembentukan energi dari makanan menjadi bahan bakar bagi sel-sel tubuh agar berfungsi normal. Setelah makan, enzim pencernaan memecah protein, lemak, dan karbohidrat menjadi asam amino, asam lemak, dan gula sederhana. Nutrisi sederhana ini akan diserap ke dalam darah untuk digunakan sebagai energi saat tubuh membutuhkannya. Sedang sumber bahan bakar paling penting adalah gula sederhana yang disebut glukosa, juga dikenal sebagai gula darah. Penyerapan makanan seperti tepungtepungan (karbohidrat) di usus yang akan menyebabkan kadar GD meningkat. Peningkatan kadar GD ini akan merangsang pengeluaran hormon insulin. Oleh pengaruh hormon insulin ini, glukosa dalam darah sebagian besar akan masuk ke dalam berbagai macam sel tubuh (terbanyak sel otot), dan akan dipergunakan sebagai bahan energi atau tenaga dalam sel tersebut. Dalam sel otot, sebagian akan diubah menjadi glikogen sebagai cadangan energi dalam otot. Sebagian lagi glukosa akan

17 24 diubah menjadi lemak dan ditimbun sebagai cadangan energi. Sehingga kadar GD akan turun sampai batas normal kembali. Dalam waktu 2 jam, bila jumlah insulin yang disekresikan pankreas terpenuhi maka kadar GD sudah normal kembali sekitar <150 mg/dl (Waspadji, 2006) Faktor Pencetus Hiperglikemia Faktor pencetus hiperglikemia antara lain : a. Infeksi, meliputi % kasus hiperlikemia disebabkan oleh infeksi. b. Stress, pada saat stress di dalam tubuh akan terjadi pemecahan gula darah, sehingga akan meningkatkan kadar gula darah meskipun sudah mengkonsumsi obat obat hipoglikemik oral (manadotoday.com/forum/index.php?topic= ). c. Obat obatan, seperti kortikosterid, diuretic. d. Pola makan yang salah, pola makan yang tidak seimbang yang lebih banyak mengandung karbohidrat.

18 Cara Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Menurut Konsensus Perkeni tahun 2011, ada 3 cara yaitu : a. Pemeriksaan Glukosa Urine Pengukuran glukosa urine memberikan penilaian yang tidak langsung. Hanya digunakan pada pasien yang tidak dapat atau tidak mau memeriksa kadar glukosa darah. Batas ekskresi glukosa renal rata-rata sekitar 180 mg/dl, dapat bervariasi pada beberapa pasien. Hasil pemeriksaan sangat bergantung pada fungsi ginjal dan tidak dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan terapi. b. Pemantauan Benda Keton Pemantauan benda keton dalam darah maupun dalam urine cukup penting terutama pada penyandang DM tipe II yang buruk (kadar glukosa darah > 300mg/dL). Pemeriksaan benda keton juga diperlukan pada penderita DM yang sedang hamil. Tes benda keton urine mengukur kadar asetoasetat, sementara benda keton yang penting adalah asam beta hidroksi butirat. Setelah ini dapat dilakukan pemeriksaan

19 26 kadar asam beta hidroksi butirat dalam darah secara langsung dengan menggunakan strip khusus. c. Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) Untuk memantau kadar glukosa darah dapat dipakai darah kapiler, dengan alat pengukur glukosa darah reagen kering yang sederhana dan mudah dipakai serta dapat dipercaya hasilnya. PGDM dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan insulin atau pemicu sekresi insulin. Waktu pemeriksaan yang dianjurkan adalah pada saat sebelum makan, 2 jam setelah makan, menjelang waktu tidur dan di antara siklus tidur. PGDM terutama dianjurkan pada : a. Penderita DM dengan terapi insulin. b. Penderita DM direncanakan mendapat terapi insulin. c. Wanita hamil dengan hiperglikemia d. Kejadian hipoglikemia berulang.

20 Senam Diabetes Gaya hidup tidak sehat seperti kegemukan, kurang aktifitas fisik dan konsumsi makanan rendah serat akan menyebabkan peningkatan faktor resiko penyakit DM, terutama DM tipe II. Penderita yang telah mengalami komplikasi kronik DM, akan terganggu kualitas hidupnya. Pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup yang lebih sehat dengan melakukan perencanaan makan, latihan fisik secara teratur, terkontrol dan berkesinambungan serta mengkonsumsi obat diabetik oral yang sesuai dengan anjuran dokter (Waspadji, 2006). Insulin dan GLUT 04 adalah hormon yang berfungsi untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Di dalam sel, glukosa akan mengalami metabolisme dan selanjutnya dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktivitas tubuh sehari - hari. Bila terdapat gangguan pada produksi insulin ataupun gangguan pada reseptor insulin di berbagai jaringan tubuh serta GLUT maka glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga terjadilah hipoglikemia di dalam sel. Sebaliknya glukosa akan menumpuk di dalam darah dan kadar gula darah penderita DM lebih tinggi (hiperglikemia).

21 28 Latihan jasmani membantu meningkatkan sensitivitas reseptor insulin, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel, untuk memenuhi kebutuhan sumber energi bagi tubuh pasien. Olahraga selama menit, dapat meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam sel sebesar 7-20 kali lipat, dibandingkan tanpa latihan fisik. Penambahan pemasukan glukosa ke dalam sel bergantung pada intensitas latihan yang dilakukan. Sebagai hasil akhir latihan fisik yang teratur adalah kontrol kadar gula darah lebih baik dan mencegah komplikasi DM yang tidak diinginkan. Latihan fisik yang tepat bagi penderita DM harus memperhatikan frekuensi, intensitas, durasi dan jenis olahraga : 1. Frekuensi Latihan Frekuensi latihan adalah frekuensi latihan setiap minggu. Latihan fisik yang dilakukan 3 kali dalam seminggu memberikan efek yang cukup baik, dan latihan fisik yang dilakukan 4 kali seminggu memberikan efek yang lebih baik. Latihan yang dianjurkan adalah 3-5 kali seminggu (Ilyas, 2006).

22 29 2. Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan fisik. Untuk mengetahui apakah intensitas latihan yang dilakukan sudah cukup, secara sederhana dapat diukur dengan menghitung detak nadi pada saat melakukan latihan fisik. Intensitas latihan fisik dapat ditentukan berdasarkan penentuan DNM (Denyut Nadi Maksimal) terlebih dahulu. DNM adalah 220 umur pasien. Dalam setiap kali melakukan latihan fisik harus mencapai % DNM. Selanjutnya ditetapkan intensitas latihan pasien melalui prosentase terhadap DNM. Misalnya DNM 75 % artinya 0,75 x (220-50) = 128 kali/menit dan ini yang disebut sebagai Denyut Nadi Sasaran (DNS). Selama melakukan latihan fisik, denyut nadi pasien DM yang berusia 50 tahun, mencapai namun tidak lebih dari 128 kali/menit. Penentuan prosentase ini didasarkan pada tingkat kesehatan dan kebugaran penderita DM (Asdie, 2004). 3. Lama Latihan Durasi yang dianjurkan adalah menit setiap kali berolahraga. Sebaiknya penderita DM melakukan latihan fisik tidak lebih dari 60 menit, karena dapat menimbulkan hipoglikemia. Prinsip yang lain yang

23 30 perlu diperhatikan adalah setiap latihan fisik terdiri atas 3 tahapan berturut-turut, pemanasan (5-10 menit), latihan inti (20-40 menit) dan pendinginan (5-10 menit). Jenis olahraga yang dianjurkan untuk penderita DM adalah aerobic low impact dan ritmic. Senam Diabetes adalah senam aerobic low impact dan ritmic, gerakannya menyenangkan dan tidak membosankan, serta dapat diikuti oleh semua kelompok umur sehingga menarik antusiasme kelompok dalam klub-klub diabetes. 1. Manfaat Senam Diabetes a. Menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan. Pada keadaan istirahat, metabolisme otot hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Tapi pada saat latihan fisik, glukosa dan lemak merupakan sumber energi utama. Setelah berolah raga 10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibanding pada saat istirahat. b. Menekan terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah atau pengendapan lemak di dalam pembuluh

24 31 darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah atau penggumpalan darah). 2. Indikasi dan Kontra Indikasi Senam Diabetes a. Indikasi : Senam diabetes dapat diberikan pada seluruh penderita DM tipe I maupun tipe II. b. Kontra Indikasi a. Penderita mengalami perubahan fungsi fisiologi seperti dispnoe atau nyeri dada. b. Orang yang depresi, khawatir atau cemas. 3. Gerakan Senam Diabetes Gerakan senam menurut Widianti dan Proverawati tahun 2010, yaitu : a. Pemanasan I Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan ke atas selurus bahu. Kedua tangan bertautan. Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh. b. Pemanasan II Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu. Kemudian, gerakkan kedua jari tangan seperti hendak meremas. Lalu, buka lebar. Lakukan secara bergantian, namun

25 32 tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga lurus bahu. c. Inti I Posisi berdiri tegap. Kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki di tempat. Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian. d. Inti 2 Posisi berdiri tegap. Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis membentuk sudut 90 derajat. Kaki kiri tetap di tempat. Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian. e. Pendinginan 1 Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus ke depan selurus bahu. Tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian. f. Pendinginan 2. Posisi kaki bentuk huruf V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan membentuk huruf V

26 Kerangka Konseptual Variabel Independen SENAM DIABETES Variabel Dependen KADAR GULA DARAH Skema 2.1 Kerangka Konsep 2.5 Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hupo yang berarti sementara kebenarannya dan thesis artinya pernyataan atau teori. Jadi hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini meliputi : 1. Hipotesis Nol (Ho) Hipotesis nol juga sering disebut dengan hipotesis statistik yaitu merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain atau hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan suatu kejadian antara dua kelompok.

27 34 Ho dalam penelitian ini adalah : Tidak ada pengaruh senam diabetes terhadap kadar gula darah Diabetisi pada Komunitas Persadia Kota Salatiga. 2. Hipotesis Alternatif (Ha) Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif dapat langsung di rumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak. Hipotesis ini merupakan hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain atau hipotesis yang menyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara dua kelompok. Ha dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh senam diabetes terhadap kadar gula darah Diabetisi pada Komunitas Persadia Kota Salatiga.

Definisi Diabetes Melitus

Definisi Diabetes Melitus Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup khususnya di daerah perkotaan di Indonesia, jumlah penyakit degeneratif khususnya

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

DIABETES MELITUS GESTASIONAL DIABETES MELITUS GESTASIONAL Farid Kurniawan Division of Endocrinology and Metabolism Department of Internal Medicine Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Cipto Mangunkusumo General Hospital 1 dari

Lebih terperinci

CLINICAL SCIENCE SESSION DIABETES MELITUS

CLINICAL SCIENCE SESSION DIABETES MELITUS CLINICAL SCIENCE SESSION DIABETES MELITUS Lhara raffany 12100114097 Lina yuliana 12100114098 Lisa Valentin Sihombing 12100113001 Maretta Prihardini Hendriawati 12100113025 Preseptor : dr Dartyaman, Sp.PD

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus Diabetes adalah gangguan metabolisme kronis, ditandai dengan kadar gula darah tinggi, serta adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein akibat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diabetes Mellitus Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja

Lebih terperinci

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena ANALISA KASUS 1. Diabetes Melitus tipe I Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolic yang ditandai dengan terjadinya keadaan hiperglikemi akibat kekurangan sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya.

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh glukosa darah melebihi normal yang diakibatkan karena kelainan kerja insulin maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang, salah satu diantaranya adalah penyakit Diabetes Mellitus. Diabetes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi ketika

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi ketika BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Diabetes Mellitus Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri. digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain kematian, Diabetes Mellitus (DM) juga menyebabkan kecacatan, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

Lebih terperinci

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi politik dan ekonomi mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala diabetes sering kali tidak terlihat secara jelas di awalnya. Kadang kita baru sadar atau terindikasi diabetes ketika sudah mengalami komplikasi diabetes.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Chang, Daly,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat tidak terbentuknya insulin oleh sel-β pankreas atau

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Penulis menggunakan beberapa data literatur dan informasi guna mendukung Tugas Akhir ini, seperti : 2.1.1. Literatur Buku Literatur berupa media cetak yang berasal

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan

Lebih terperinci

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004). BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta

Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Melitus 2.1.1 Definisi Diabetes Melitus Menurut ADA (2010) DM merupakan penyakit metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat gangguan pada sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus (DM) atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi

Lebih terperinci

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012 DIABETES UNTUK AWAM Desember 2012 Apa itu Tubuh Manusia? Tubuh manusia seperti mesin yang komplex Glukosa adalah bahan bakar dari tubuh manusia Bagaimana tubuh kita menggunakan glukosa? Glukosa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan kelainan heterogen yang di tandakan apabila kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun 2000, dan meningkat, menjadi 366 juta pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). Diabetes Mellitus merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang telah merambah ke seluruh lapisan dunia. Prevalensi penyakit ini meningkat setiap tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan

Lebih terperinci

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM DIAGNOSIS DM DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Diabetes Melitus Diabetes melitus dari kata Yunani, diabainein, tembus atau pancuran air, dan kata lain mellitus, rasa manis yang umumnya dikenal sebagai kencing manis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang buruk dan tidak teratur. Salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut data WHO tahun 2014, 347 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit Diabetes Mellitus (DM) masih merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat, mengingat banyaknya komplikasi yang dapat timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita. Kondisi masyarakat yang sehat menjadikan masyarakat tersebut produktif. Kondisi kesehatan

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN KLINIK VI A : Pemeriksaan Kadar Gula Darah dan Tes Toleransi Glukosa Oral Nomor Kode Mata Kuliah : IKK 1532 Beban SKS : 2 SKS Oleh : Ns. Rondhianto, M.Kep NIP : 198303242006041002

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah gannguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis, metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang mengarah dari waktu ke waktu untuk

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, diabetes melitus merupakan permasalahan yang harus diperhatikan karena jumlahnya yang terus bertambah. Di Indonesia, jumlah penduduk dengan diabetes melitus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus adalah penyakit yang terjadi apabila tubuh tidak dapat menggunakan energi dari glukosa yang ada, disebabkan karena tidak cukup memproduksi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data mengenai jumlah serta tingkat penderita diabetes di Indonesia didapat dari beberapa website berita dan pengetahuan di media internet : - www.nationalgeographic.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ketahun dan merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi medis secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, lemak, protein sebagai hasil dari ketidakfungsian insulin (resistensi insulin), menurunnya fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan biaya yang cukup terjangkau. Senam Aerobik itu sendiri menghabiskan waktu kurang lebih satu jam yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus (DM) Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin hormon insulin normal hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari

Lebih terperinci

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM. DIABETES MELITUS Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar - gula darah tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan meta bolik akibat gangguan hormonal. Akibat gangguan hormonal tsb

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu

Lebih terperinci

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Diabetes merupakan penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh anda untuk memproduksi atau menggunakan insulin. Yaitu, hormon yang bekerja untuk mengubah

Lebih terperinci

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes bisa disembuhkan setelah para ilmuwan menemukan bahwa gumpalan beracun dari sel berhenti memproduksi hormon insulin. Para ilmuwan di Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemi) dan ditemukannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang, sehingga banyak menimbulkan perubahan baik dari pola hidup maupun pola makan. Pola hidup seperti kurang berolahraga dan

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2

Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Kerja insulin terhadap

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB Diabetes Mellitus DEFINISI Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara memadai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan hormon insulin yang cukup atau ketika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini. sudah membahayakan (Setiabudi, 2008)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini. sudah membahayakan (Setiabudi, 2008) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Melitus Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dunia sekarang ini banyak ditemukan penyakit yang disebabkan karena pola hidup dibandingkan dengan penyakit infeksi.

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU 1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Rumah Sakit ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat

Lebih terperinci