ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU

ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALULINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALYSIS OF TRAFFIC NOISE IN PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA HOSPITAL ANALISIS KEBISINGAN AKIBAT ARUS LALU LINTAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN AKIBAT PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN

Pengaruh Penerapan Zona Selamat Sekolah Terhadap Tingkat Kebisingan Lalu Lintas di Kawasan Sekolah Kota Padang

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan suara ini sangat

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

SUPADI NIM : NIRM :

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL PADALARANG-CILEUNYI TERHADAP PERUMAHAN TAMAN HOLIS INDAH KOTA BANDUNG.

HUBUNGAN KECEPATAN KENDARAAN DENGAN KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN

ROAD MAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOGOR (KAJIAN SEKSI II UNTUK KASUS DI DEPAN RSUD CIAWI BOGOR)

ANALISIS POLUSI SUARA YANG DITIMBULKAN KECEPATAN KENDARAAN BERMOTOR

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR

PENGARUH AKTIFITAS KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP KEBISINGAN DI KAWASAN PERTOKOAN COYUDAN SURAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS JALAN TOL LINGKAR LUAR JAKARTA (JORR) RUAS PENJARINGAN KEBON JERUK (W1)

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEBISINGAN ELLA DESYNATA S

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

Joko Purwadi NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

PENGARUH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN (STUDI KASUS BEBERAPA ZONA PENDIDIKAN DI SURAKARTA)

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

STUDI TINGKAT KEKUATAN BUNYI KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MIKROLET DI KOTA MAKASSAR.

Gambar 62 Bagan Keterkaitan Polusi Udara dan Kebisingan dengan Lalu Lintas. Pusat Perbelanjaan Balubur. Tarikan Kendaraan

Studi Awal ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS PADA JALAN TOL RUAS WARU-SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti ada sebab akibatnya. Seperti fenomena yang sekarang ini terjadi tentang

Perhitungan Kebisingan pada Rumah Sakit dan Sekolah Akibat Arus Lalu Lintas di Jalan L.L. R.E. Martadinata Kota Bandung

ESTIMASI TINGKAT KEBISINGAN LALU-LINTAS DENGAN METODE TRANSPORT ROAD AND RESEARCH LABORATORY (TRRL) PADA KAWASAN SENAPATI LAND

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

PENGARUH VOLUME LALULINTAS DI JALAN RAYA TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA GEDUNG SEKOLAH

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-156

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebisingan. Kebisingan dapat dibagi tiga macam kebisingan.

POTENSI MATERIAL LANTAI HALAMAN DALAM MEREDUKSI KEBISINGAN LALU LINTAS

HUBUNGAN PENINGKATAN KEBISINGAN, PENURUNAN KECEPATAN DAN DIMENSI LEBAR SPEED BUMPS DI PERMUKIMAN (Studi Kasus beberapa Speed Bumps di Surakarta)

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penguasaan pemahaman mereka terhadap setiap materi yang diajarkan.

Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102,

PEDOMAN. Prediksi kebisingan akibat lalu lintas DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan.

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN KEBISINGAN LALULINTAS DI JALAN TERUSAN KOPO BANDUNG ABSTRAK

PENGARUH VOLUME LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR

Pengaruh core campuran sampah daun kering, kertas koran dan plastik hdpe pada komposit sandwich UPRS Cantula 3D terhadap nilai sound transmission loss

STUDI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN SURABAYA GRAMEDIA EXPO

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

Dampak kebisingan akibat pembangunan jalan layang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia semakin meningkat. Baik peralatan tersebut berupa sarana informasi,

PREDIKSI KEBISINGAN DI JALAN ARTERI SEKUNDER

Iin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dijabarkan dalam sebuah bagan diagram alir seperti gambar 3.1. Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan studi

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT REDAM BUNYI SUATU BAHAN (TRIPLEK, GYPSUM DAN STYROFOAM)

Pengaruh Kendaraan Berat Terhadap Polusi Suara dan Getaran di Pita Getar

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA

PENGARUH KENDARAAN PARKIR TERHADAP KINERJA PERSIMPANGAN TANPA LAMPU LALU LINTAS

kawasan parkir meliputi kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Adapun

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA SIMPANG EMPAT BERSINYAL DI JALAN VETERAN SELATAN

Kesehatan Lingkungan Kerja By : Signage16

PENGARUH PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI KAWASAN SEKOLAH (Studi Kasus SD PURUS dan SMP 31 ANDALAS)

TARAF INTENSITAS BUNYI KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN RAYA PADA AKTIVITAS PENGUKURAN SIANG HARI. Jumingin

BAB III METODA PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISA KEBISINGAN ARUS LALU LINTAS TERHADAP RUMAH SAKIT PROF.DR. TABRANI RAB PEKANBARU Abd. Kudus Zaini Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru Email: abd_kudus 45@yahoo.co.id 1. ABSTRACT Polusi suara atau kebisingan adalah salah satu isu lingkungan yang terjadi diwilayah perkotaan. Pengaruh kebisingan terhadap manusia secara fisik tidak saja menimbulkan kerusakan pada telinga manusia, tetapi juga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari manusia, serta berpengaruh terhadap fisiologi dan psikologi manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebisingan akibat lalulintas di ruas jalan Jendral Sudirman kawasan Rumah Sakit Tabrani Rab, membandingkan tingkat kebisingan akibat lalu lintas dengan baku mutu tingkat kebisingan sesuai peruntukan kawasan/lingkungan serta memberikan solusi pengendalian/penanganan kebisingan akibat lalu lintas. Metode yang digunakan untuk menganalisa tingkat kebisingan akibat lalu lintas mengadopsi pada model perhitungan tingkat kebisingan yang dikembangkan oleh Department of Transport United Kingdom yaitu Calculation of Road Traffic Noise (CoRTN). Berdasarkan hasil survai kebisingan dan perhitungan CoRTN diperoleh tingkat kebisingan sebagai berikut : Titik I diperoleh tingkat kebisingan dengan SLM sebesar 74,74 dba. Titik II diperoleh tingkat kebisingan dengan SLM sebesar 71,67 dba, tingkat kebisingan dasar sebesar 78,56 dba dan tingkat kebisingan prediksi sebesar 73,83 dba. Titik III diperoleh tingkat kebisingan dengan SLM sebesar 76,19 dba, tingkat kebisingan dasar sebesar 77,11 dba dan tingkat kebisingan prediksi sebesar 74,11 dba. Tingkat kebisingan yang dihasilkan berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan. Namun tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu ini adalah tingkat kebisingan untuk diluar bangunan/ruangan kawasan Rumah Sakit Tabrani Rab. Sedangkan tingkat kebisingan yang dihasilkan didalam ruangan/bangunan kawasan Rumah Sakit Tabrani Rab masih berada dibawah baku mutu yang diperbolehkan yaitu sebesar 55 dba, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan Rumah Sakit Tabrani Rab masih sangat representatif sebagai sebuah kawasan rumah sakit yang berada di pusat kota karena tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu proses penyembuhan kesehatan bagi. Solusi penanganan/pengendalian kebisingan di lokasi penelitian dilakukan dengan membangun penghalang buatan antara jalan dan bangunan rumah sakit. Penghalang dari bahan susunan bata dengan tinggi 2,5 meter akan menghasilkan efektifitas reduksi sebesar 15 16 dba. Alternatif lain dari material penghalang buatan adalah penggunaan bahan beton bertulang dengan dengan tinggi 3-4 meter akan mereduksi kebisingan sebesar 17-18 dba, bahan fiber dengan tinggi 3-4 meter akan mereduksi kebisingan sebesar 17-18 dba. Kata Kunci : Polusi suara, Kebisingan, Baku mutu, Calculation of Road Traffic Noise (CoRTN), SLM, Tingkat Dasar Kebisingan PENDAHULUAN Transportasi adalah suatu kegiatan pemindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain (Munawar,1996). Dengan majunya transportasi maka aktivitas manusia akan lebih dinamis dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya, yang pada gilirannya usaha untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa dapat segera terwujud. Kegiatan transportasi tidak lepas dari adanya kendaraan bermotor, dan semakin meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor, baik milik pribadi maupun yang dipergunakan untuk usaha, semakin meningkatkan kepadatan arus lalulintas di jalan raya. Padatnya arus lalulintas dapat menurunkan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh transportasi tersebut, antara lain kebisingan, polusi udara, polusi air tanah serta getaran. Malkamah,S, (1996 )Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan suara ini sangat mengganggu manusia yang dalam beberapa kasus bahkan dapat mengakibatkan kecelakaan. Meskipun demikian, tidak semua kebisingan yang disebabkan oleh sistem transportasi itu tidak baik, misalkan kebisingan dari suara lonceng kereta api yang melintasi jalan raya tanpa palang pintu akan menguntungkan bagi pengguna jalan lainnya, karena adanya kereta api yang akan melintas. Tetapi pada umumnya kebisingan dari sistem transportasi sangat merugikan manusia. Rumah Sakit salah satu fasilitas umum yang dipergunakan untuk penyembuhan, peningkatan, dan perbaikan kesehatan manusia. Ada berbagai macam rumah sakit, ditinjau dari jenis pelayanan maupun tipenya. Jenis pelayanan, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit jantung, rumah sakit orthopedi, rumah sakit bersalin, rumah sakit mata, rumah sakit umum, dan yang akan dikembangkan adalah rumah sakit Prof. DR.H. Tabrani Rab merupakan SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-19

rumah sakit tipe B. Ini berarti bahwa rumah sakit tersebut akan melayani banyak pasien yang mengidap berbagai macam penyakit, dengan demikian akan banyak pula pasien yang rawat inap di rumah-rumah sakit tersebut. Seorang yang sakit tentunya memerlukan suasana yang tenang untuk menyembuhkan sakitnya. Dilain pihak, lokasi rumah sakit tersebut di tepi jalan raya, sehingga terkena dampak dari adanya arus lalulintas yang melintasi jalan tersebut yang berupa kebisingan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana tingkat kebisingan yang diderita oleh rumah sakit tersebut, apakah masih ada pada tingkatan yang diijinkan. (Murwono,J,1996) Masalah kebisingan merupakan masalah yang tidak boleh dianggap sederhana, karena jika tingkat kebisingan tersebut sudah melebihi dari tingkat yang dijinkan, maka akan berakibat yang kurang baik bagi manusia. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penelitian tentang kebisingan dari suatu hunian penduduk atau tempat fasilitas umum lainnya, agar dapat dilakukan pengurangan atau penghilangan sumber bunyi yang dapat mengurangi adanya kebisingan. 2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat kebisingan akibat lalulintas pada ruas jalan Jenderal Sudirman kawasan Rumah Sakit Tabrani Rab 2. Membandingkan tingkat kebisingan akibat lalu lintas dengan baku mutu tingkat kebisingan sesuai peruntukan kawasan/lingkungan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/1996, tertanggal 25 November 1996. 3. Memberikan solusi pengendalian/penanganan kebisingan akibat lalu lintas. Manfaat yang diharapkan dari Penelitian ini adalah: 1. Memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan tentang pentingnya kajian dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi khususnya masalah kebisingan (noise). 2. Memberikan solusi pengendalian/penanganan kebisingan akibat lalu lintas kepada kawasan/lingkungan yang terkena kebisingan diatas baku mutu yang telah ditetapkan. 3. Bunyi TINJAUAN PUSTAKA Bunyi terjadi karena adanya benda yang bergetar yang menimbulkan gesekan dengan zat disekitarnya. Sumber getaran dapat berupa objek yang bergerak dan dapat juga berupa udara yang bergerak. Salah satu contoh obyek yang bergerak adalah kendaraan bermotor. Alat ukur bunyi Tingkat kekuatan atau kekerasan bunyi diukur dengan alat yang disebut Sound Level Meter SLM). Alat ini terdiri dari mikrofon, amplifier, weighting network dan layar display dengan satuan db (decibel). Kebisingan Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan jalan raya Kebisingan lalu lintas berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara roda dengan jalan. Tabel 1. Tingkat bising rata-rata : Pengaruh bising terhadap manusia Perubahan ambang dengar akibat pengaruh kebisingan tergantung pada frekuensi, bunyi, intensitas dan lama waktu paparan. Batas Tingkat kebisingan di daerah pemukiman oleh U.S. Department of housing and urbar Development yaitu: T-20 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

1. Tidak dapat di terima : melebihi 80 dba, 60 menit dalam 24 jam dan melebihi 75 dba, 8 jam dalam 24 jam 2. Dapat di pilih atau tidak biasanya tidak dapat di terima: melebihi 65 dba,8 jam dalam 24 jam dan suara-suara kuat yang berulang-ulang pada lokasi. 3. Dapat di pilih atau tidak biasanya dapat diterima: tidak melebihi 65 dba lebih dari 8 jam dalam 24 jam. 4. Dapat di terima : tidak melebihi 45 dba,lebih dari 30 menit dalam 24 jam 4. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dan waktu penelitian 1. Alat tulis dan formulir survei. 2. Handphone sebanyak 2 unit, dimana handphone yang digunakan harus memiliki kemampuan sebagai video recorder (perekam video) dan kamera dengan kualitas baik. 3. Komputer sebagai alat analisis data sebanyak 1 unit 4. Stop watch sebanyak 2 buah, yang digunakan untuk menghitung waktu tempuh kendaraan dan dalam pembacaan angka sound level meter berdasarkan dari sampel jenis kendaraan yang diambil secara acak (random). 5. Sound Level Meter (SLM) merk Lutron sebanyak 1 buah, digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan dilapangan. 6. Meteran gulung sebanyak 1 buah, digunakan untuk mengukur jarak tempuh kendaraan untuk dijadikan patokan pengamatan kecepatan kendaraan. 7. Audio recorder sebanyak 1 unit, digunakan untuk merekam suara hasil pembacaan angka pada Sound Level Meter (SLM). 8. Hand Counter sebanyak 1 buah, digunakan untuk menghitung volume lalu lintas perjenis 5. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian berada pada Jalan Jenderal Sudirman, yang berlokasi pada 3 (tiga) titik sampling. Secara terinci lokasi titik sampling tersebut adalah sebagai berikut: a. Titik 1 (satu) berlokasi di Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Propinsi Riau. Titik ini dipilih sebagai representasi kawasan kantor pemerintahan. b. Titik 2 (dua) berlokasi di Lembaga Pendidikan IPI-LEPPINDO. Titik ini dipilih sebagai representasi kawasan pendidikan/sekolah. c. Titik 3 (tiga) berlokasi di Rumah Saki Prof DR. Tabrani Rab Titik ini dipilih sebagai representasi kawasan rumah sakit. 6. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisa kecepatan kendaraan Kecepatan kendaraan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kebisingan. Semakin cepat laju kendaraan, semakin tinggilah tingkat kebisingan yang dihasilkan. Hasil survei kecepatan kendaraan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.: SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-21

GRAFIK REKAPITULASI DATA KECEPATAN KENDARAAN 70 64,93 60 58,17 KECEPATAN KENDARAAN (km/ja 50 40 30 20 52,36 43,03 51,24 36,55 54,73 43,73 34,89 50,29 49,05 38,05 10 0 Spd motor Kend. Ringan Kend. Berat Rerata Titik I Titik II Titik III JENIS KENDARAAN Hasil analisa volume kendaraan Hasil pencacahan volume kendaraan menghasilkan sebuah data yang fluktuatif. Besarnya volume kendaraan ditampilkan dalam grafik pada gambar dibawah ini 4500 GRAFIK REKAPITULASI VOLUME KENDARAAN 4000 4328 3500 3000 3143 Vol. Kendaraan (kend/ 2500 2000 2931 1685 2573 1735 1500 1687 1389 1000 1189 500 58 19 0 Titik I (Depan Dinas Trasmigrasi dan Titik II (Depan IPI-LEPPINDO) Titik III (Depan RS. Tabrani Rab) K ependudukan) Titik Sampling Sepeda Motor Kend. Ringan (LV ) Kend. Berat (HV ) Volume Total Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa volume arus lalu lintas tertinggi berada pada Titik II (Didepan IPI-LEPPINDO) sebesar 4328 kend/jam yang terjadi pada pukul 16.20 17.20, dengan komposisi volume kendaraan sepeda motor sebesar 2573 kend/jam, kendaraan ringan sebesar 1687 kend/jam dan kendaraan berat sebesar 68 kend/jam. Selain itu, titik II juga memiliki komposisi kendaraan terbesar untuk setiap jenis kendaraan jika dibandingkan dengan titik I dan III. Dari data volume kendaraan, selanjutnya dapat dihitung persentase kendaraan berat pada setiap titik sampling. Besarnya persentase kendaraan berat ditampilkan pada gambar dibawah ini: GRAFIK REKAPITULASI PERSENTASE KENDARAAN BERAT 1,80 1,60 1,57 1,40 1,20 Persentase Kend. Ber 1,00 0,80 0,60 0,60 0,40 0,20 Titik Sampling Titik I Titik II Titik III T-22 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

Dari gambar diatas diperoleh persentase kendaraan berat dari ketiga lokasi titik sampling, yaitu 1,57% untuk titik II; dan 0,60 % untuk titik III, sedangkan untuk kasus titik I, data volume kendaraan tidak bisa digunakan untuk mencari persentase kendaraan berat dikarenakan ketidak lengkapan waktu survei yang hanya berdurasi 45 menit, sedangkan data yang dibutuhkan adalah data per 1 (satu) jam. Persentase kendaraan berat tertinggi berada pada titik II sebesar 1,57 %, namun persentase kendaraan berat yang ada masih relatih rendah. Rekapitulasi volume kendaraan dan persentase kendaraan berat dapat dilihat pada gambar Hasil analisa tingkat kebisingan berdasarkan sound level meter Tingkat kebisingan hasil pengukuran dengan sound level meter (SLM) pada setiap titik sampling dapat dilihat pada gambar dibawah ini. GRAFIK TINGKAT KEBISINGAN (TITIK I) 85,0 80,0 75,0 73,6 77,9 78,0 72,9 73,5 75,3 74,7 74,9 72,8 76,1 76,5 74,5 74,8 78,5 73,6 72,5 76,6 75,9 76,2 74,1 76,0 74,2 76,6 73,6 73,9 74,7 75,4 74,9 73,9 74,0 73,3 74,2 72,4 72,1 75,0 77,7 74,6 75,1 77,6 79,1 Pembacaan SLM (dba 65,0 60,0 55,0 50,0 45,0 40,0 15.16 15.17 15.18 15.19 15.20 15.21 15.22 15.23 15.24 15.25 15.26 15.27 15.28 15.29 15.30 15.31 15.32 15.33 15.34 15.35 15.36 15.37 15.38 15.39 15.40 15.41 15.42 15.43 15.44 15.45 15.46 15.47 15.48 15.49 15.50 15.51 15.52 15.53 15.54 15.55 15.56 15.57 15.58 15.59 16.00 Waktu Tingkat Kebisingan Baku Mutu Gambar : Grafik tingkat kebisingan pada titik I (Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Propinsi Riau) Titik I yang berlokasi didepan Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Propinsi Riau merupakan representasi dari bangunan/gedung pemerintahan, dimana baku mutu untuk kawasan pemerintahan ditetapkan sebesar 60 dba. Berdasarkan hasil survei kebisingan dengan sound level meter diperoleh angka kebisingan yang kesemuanya berada diatas baku mutu / ambang batas kebisingan yang ditetapkan. Range data yang diperoleh dari pembacaan sound level meter terendah adalah 67,2 dba dan yang tertinggi adalah 89,4 dba, dimana tingkat kebisingan rerata yang diperoleh sebesar 74,7 dba. Pada titik II (IPI-LEPPINDO), hasil pembacaan sound level meter dapat dilihat pada gambar dibawah ini: GRAFIK TINGKAT KEBISINGAN (TITIK II) 80,0 75,0 76,6 72,9 74,2 75,7 70,4 73,8 74,6 70,3 70,5 72,3 69,8 69,8 77,0 71,9 75,2 68,3 71,6 70,9 70,5 71,5 70,5 71,8 72,0 72,1 71,7 71,1 72,9 73,4 70,7 70,3 72,1 68,8 71,9 74,1 69,0 70,9 69,2 72,4 69,7 71,4 70,8 69,9 71,7 71,8 71,3 69,9 72,3 65,0 Pembacaan SLM (dba) 60,0 55,0 50,0 45,0 40,0 16.21 16.22 16.23 16.24 16.25 16.26 16.27 16.28 16.29 16.30 16.31 16.32 16.33 16.34 16.35 16.36 16.37 16.38 16.39 16.40 16.41 16.42 16.43 16.44 16.45 16.46 16.47 16.48 16.49 16.50 16.51 16.52 16.53 16.54 16.55 16.56 16.57 16.58 16.59 17.00 17.01 17.02 17.03 17.04 17.05 17.06 17.07 17.08 17.09 17.10 17.11 17.12 17.13 17.14 17.15 17.16 17.17 17.18 17.19 17.20 Waktu TINGKAT KEBISINGAN BAKU MUTU SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-23

Titik II yang berlokasi didepan IPI-LEPPINDO merupakan representasi dari bangunan/gedung sekolah/pendidikan, dimana baku mutu untuk lingkungan kegiatan sekolah atau sejenisnya ditetapkan sebesar 55 dba. Berdasarkan hasil survei kebisingan dengan sound level meter diperoleh range angka kebisingan terendah adalah 66,1 dba dan angka kebisingan tertinggi adalah 85,4 dba, dengan tingkat kebisingan rerata adalah 71,7 dba. Data ini menunjukkan bahwa tingkat kebisingan yang terbaca pada sound level meter kesemuanya berada diatas baku mutu / ambang batas kebisingan yang ditetapkan. Selanjutnya, pada titik III yang berada di Rumah Sakit PROF. DR Tabrani Rab diperoleh angka kebisingan sound level meter seperti yang terlihat pada gambar dibawah in i: 8 5, 0 G R A F IK T IN G K A T K E B IS IN G A N ( T IT IK III) 8 0, 0, 0 7 9 7 9 7 2 7 9 7 3 8 0 7 8 7 9 7 3 7 8 7 3 7 3 P e m b a c a a n 7 0, 0 6 5, 0 6 0, 0 5 5, 0 5 0, 0 1 9. 1 1 1 9. 1 2 1 9. 1 3 1 9. 1 4 1 9. 1 5 1 9. 1 6 1 9. 1 7 1 9. 1 8 1 9. 1 9 1 9. 2 0 1 9. 2 1 1 9. 2 2 1 9. 2 3 1 9. 2 4 1 9. 2 5 1 9. 2 6 1 9. 2 7 1 9. 2 8 1 9. 2 9 1 9. 3 0 1 9. 3 1 1 9. 3 2 1 9. 3 3 1 9. 3 4 1 9. 3 5 1 9. 3 6 1 9. 3 7 1 9. 3 8 1 9. 3 9 1 9. 4 0 1 9. 4 1 1 9. 4 2 1 9. 4 3 1 9. 4 4 1 9. 4 5 1 9. 4 6 1 9. 4 7 1 9. 4 8 1 9. 4 9 1 9. 5 0 1 9. 5 1 1 9. 5 2 1 9. 5 3 1 9. 5 4 1 9. 5 5 1 9. 5 6 1 9. 5 7 1 9. 5 8 1 9. 5 9 2 0. 0 0 2 0. 0 1 2 0. 0 2 2 0. 0 3 2 0. 0 4 2 0. 0 5 2 0. 0 6 2 0. 0 7 2 0. 0 8 2 0. 0 9 2 0. 1 0 W a k t u T I N G K A T K E B I S I N G A N B A K U M U T U Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan yang terbaca pada sound level meter berada diatas ambang batas / baku mutu bagi peruntukan lingkungan kegiatan rumah sakit, yang memiliki ambang batas / baku mutu sebesar 55 dba. Dari hasil tabulasi pada titik ini diperoleh tingkat kebisingan terendah sebesar 69,4 dba dan tingkat kebisingan tertinggi sebesar 84,7 dba, dengan tingkat kebisingan rerata sebesar 76,2 dba. Rekapitulasi data tingkat kebisingan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran Hasil perbandingan analisa tingkat kebisingan prediksi, Sound Level Meter dan baku mutu kebisingan G R A F I K P E R B A N D I N G A N A N T A R A B N L, P E M B A C A A N S L M D A N B A K U M U T U 9 0 8 0, 7 1, 6 7 7 8, 5 6, 1 9, 1 7 T i n g k a t k e b i s i n g a n ( d B A ) 7 0 6 0 5 0 4 0 6 0 5 5 5 5 3 0 2 0 1 0 0 0, 0 0 I I I I I I T i t i k s a m p l i n g B a k u m u t u P e m b a c a a n S L M B a s i c N o i s e L e v e l Grafik perbandingan hasil BNL, Pembacaan SLM dan Baku Mutu Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa baik itu tingkat bising dasar (Basic Noise Level) maupun pembacaan angka kebisingan SLM, keseluruhannya berada diatas baku mutu / ambang batas. Pada Titik I tingkat kebisingan dasar tidak dihitung dikarenakan waktu survai yang hanya berdurasi 45 menit, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu data yang digunakan adalah data-data hasil survai selama 1 jam atau 18 jam. Tingkat bising dasar yang dihasilkan pada titik II sebesar 78,56 dba, sedangkan untuk titik III sebesar 77,17 dba. Selain itu ada perbedaan angka antara hasil perhitungan tingkat bising dasar dan pembacaan angka SLM. Bila sekiranya nilai perhitungan tingkat bising dasar dengan pengukuran SLM tidak identik, maka hendaknya digunakan nilai yang tertinggi. Hasil Perhitungan tingkat bising dasar (Basic Noise Level) selanjutnya dikoreksi dengan faktor-faktor koreksi yang dibutuhkan. Tingkat bising dasar yang telah dikoreksi akan menghasilkan tingkat bising prediksi (Predicted Noise Level). Contoh penyelesaian perhitungan tingkat kebisingan dasar, tingkat bising prediksi dan hasil penyajiannya untuk titik II dan titik III dapat dilihat pada grafik diatas Berikut ini akan disajikan grafik tingkat bising prediksi (Predicted Noise Level) seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini : T-24 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5

DATA HASIL PERHITUNGAN BNL DAN PNL 9 8 78,56 77,17 73,83 74,11 7 Tingkat Kebisingan (d 6 5 4 60 55 55 3 2 1 I II III Titik Sampling Basic Noise Level Predicted Noise Level Baku Mutu. Gambar Grafik Hasil Perhitungan BNL dan PNL Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa setelah memasukkan faktor-faktor koreksi, tingkat kebisingan yang dihasilkan mengalami reduksi/pengurangan. Pada Titik I tingkat kebisingan perhitungan secara empiris tidak dihitung dikarenakan waktu survai yang hanya berdurasi 45 menit, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu data yang digunakan adalah data-data hasil survai selama 1 jam atau 18 jam. Pada titik II tingkat bising dasar (Basic Noise Level) yang bernilai 78,56 dba, setelah memasukkan faktor koreksi, dihasilkan tingkat bising prediksi (Predicted Noise Level) sebesar 73,83 dba. Sedangkan pada titik III, tingkat bising dasar (Basic Noise Level) yang bernilai 77,17 dba, setelah memasukkan faktor koreksi, dihasilkan tingkat bising prediksi (Predicted Noise Level) sebesar 74,11 dba. Berdasarkan uraian diatas diperoleh hasil tingkat kebisingan yang kesemuanya berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan. Namun tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu ini adalah tingkat kebisingan hasil pengukuran dan hasil perhitungan untuk diluar bangunan/ruangan kawasan Rumah Sakit Tabrani Rab. Sedangkan tingkat kebisingan yang dihasilkan didalam ruangan/bangunan kawasan Rumah Sakit PROF.DR. Tabrani Rab seperti pada sal-sal (ruang perawatan pasien) dan ruang lainnya masih berada dibawah baku mutu yang diperbolehkan yaitu sebesar 55 dba, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan Rumah Sakit Tabrani Rab dengan keadaan lalu lintas yang ada masih sangat representatif sebagai sebuah kawasan rumah sakit yang berada di pusat kota karena tidak menimbulkan kebisingan yang tinggi, dan dapat mengganggu proses penyembuhan kesehatan bagi pasien. 7. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Berdasarakan hasil survai kebisingan secara langsung dan perhitungan secara empiris (Calculation Of Road Trafic Noise) diperoleh tingkat kebisingan untuk kawasan Rumah Sakit Tabrani sebagai berikut : Titik I yang berlokasi di Dinas Transmigrasi dan Kependudukan Propinsi Riau, diperoleh tingkat kebisingan dengan sound level meter sebesar 74,74 dba. Titik II yang berlokasi di IPI-LEPPINDO, diperoleh tingkat kebisingan dengan sound level meter sebesar 71,67 dba, tingkat kebisingan dasar (Basic Noise Level) sebesar 78,56 dba dan tingkat kebisingan prediksi (Predicted Noise Level) sebesar 73,83 dba. Titik III yang berlokasi di Rumah Sakit Tabrani Rab, diperoleh tingkat kebisingan dengan sound level meter sebesar 76,19 dba, tingkat kebisingan dasar (Basic Noise Level) sebesar 77,11 dba dan tingkat kebisingan prediksi (Predicted Noise Level) sebesar 74,11 dba 2. Tingkat kebisingan yang dihasilkan berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan. Namun tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu ini adalah tingkat kebisingan hasil pengukuran dan hasil perhitungan untuk diluar bangunan/ruangan kawasan Rumah Sakit Tabrani Rab. Sedangkan tingkat kebisingan yang dihasilkan didalam ruangan/bangunan kawasan Rumah Sakit Tabrani Rab seperti pada sal-sal (ruang perawatan pasien) dan ruang lainnya masih berada dibawah baku mutu yang diperbolehkan yaitu sebesar 55 dba, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan Rumah Sakit Tabrani Rab dengan keadaan lalu lintas yang ada masih sangat representatif sebagai sebuah kawasan rumah sakit yang berada di pusat kota karena tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu proses penyembuhan kesehatan bagi pasien. 3. Solusi penanganan/pengendalian kebisingan di lokasi penelitian dilakukan dengan membangun penghalang buatan antara jalan dan bangunan rumah sakit. Posisi penghalang buatan yang sedekat mungkin pada sumber bising atau penerima bising, ukuran penghalang buatan yang melebihi dinding depan bangunan, penghalang dari bahan susunan bata dengan tinggi 2,5 meter akan menghasilkan efektifitas reduksi sebesar 15 16 dba. SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-25

Saran Alternatif lain dari material penghalang buatan adalah penggunaan bahan beton bertulang dengan dengan tinggi 3-4 meter akan mereduksi kebisingan sebesar 17-18 dba, bahan fiber dengan tinggi 3-4 meter akan mereduksi kebisingan sebesar 17-18 dba. Selain itu faktor estetika juga harus menjadi faktor yang harus diperhatikan agar penghalang buatan yang dibangun tidak menutupi tampak depan bangunan dengan terlalu ekstrim. 1. Tingkat kebisingan di Jalan Jenderal Sudirman kawasan Rumah Sakit PROF.DR. Tabrani Rab yang telah melewati baku mutu yang ditetapkan, maka disarankan kepada pihak-pihak/instansi yang terkena dampak langsung kebisingan mulai mengantisipasi dampak kebisingan yang dihasilkan, yaitu dengan mulai melakukan penanganan kebisingan baik dari sumber, jalur perambatan maupun dari penerima bising 2. Hasil penelitian ini bisa dijadikan rekomendasi bagi jalan-jalan yang mempunyai karakteristik dan tipe yang sama dengan Jalan Jenderal Sudirman, dalam upaya mengatasi kebisingan. 3. Pada penelitian selanjutnya perlu divariasikan jarak antara sound level meter dengan sumber bunyi, dimana kebisingan tidak hanya diukur pada jarak 0 (nol) meter dari tepi jalan, tetapi juga diukur dari jarak yang bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Pedoman Prediksi Kebisingan Akibat Lalu Lintas Pedoman Teknis No. 10-2004-B. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2005, Mitigasi Dampak Kebisingan Akibat Lalu Lintas Jalan Pedoman Teknis No. 16-2005-B. Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1990, Panduan Survai dan Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas No. 001/T/BNKT/1990, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1999, Pedoman Perencanaan Teknik Bangunan Peredam Bising Pedoman Teknik No. 036/T/BM/1999. Doelle dan Prasetio, 1995, Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Handayani dan Sawitri, 2002, Analisa TingkatKebisingan Lalu Lintas Pada Jalan Tol Ruas Waru Sidoarjo, Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Hidayati, Nurul, 2007, Pengaruh Arus Lalu Lintas Terhadap Kebisingan (Studi Kasus Beberapa Zona Pendidikan di Surakarta), Dinamika Teknik Sipil, Volume 7, Nomor 1, hal. 45 54 Kristanta, Arif, 2008, Gelombang, (Online), http://arifkristanta.files.wordpress.com/2008/01/gelombang.pdf, diakses 30 Agustus 2008) Kristanta, Arif, 2008, Bunyi, (Online), (http://arifkristanta.files.wordpress.com/2008/01/bunyi.pdf, diakses 30 Agustus 2008). Mediastika, Christina Eviutami, 2005, Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip dan Penerapannya di Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Malkamah,S (1996 ) bahan kuliah Program Pasca Sarjana Magister Sistem Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada,Jokjakrta Murwono,J ( 1996 ) Bahan Kuliah Program Pasca Sarjana Magister Sistem Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada, Jokjakarta Munawar,A ( 1996 ), Bahan Kuliah Program Pasca Sarjana Magister Sistem Teknik Transportasi Universitas Gadjah Mada, Jokjakarta Salter, R.J, 1976, Highway Traffic Analysis and Design, The Macmillan Press Ltd, London Situs resmi Kementrian Lingkungan Hidup. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/ MENLH/11/1996, tanggal 25 November 1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan Zaini, Kudus, 1996, Perencanaan Lingkungan Transportasi Studi Kasus Kawasan Malioboro, Tugas Program Pasca Sarjana Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Zaini, Kudus, 2005, Teknik Lalu Lintas : Prinsip Perancangan dan Pengaturan Lalu Lintas, UIR Press, Pekanbaru. UIR PRESS 2004 T-26 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5