D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I INFORMASI UMUM PT. DWIMA PULP INTERNASIONAL 1 BAB II DASAR KLASIFIKASI DAN CARA PEMBERIAN KODE AKUN BUKU BESAR 4

PRAKTIKUM AKUNTANSI 2

KODE REKENING

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II KERANGKA TEORI

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Biaya Pemasaran

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

langsung Biaya Tenaga kerja

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

HARGA POKOK PROSES. Kasus:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

Membuat Bagan Akun (Chart Of Account)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB 3 PROSES PENCATATAN TRANSAKSI

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

LATIHAN SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Apa yang yang Dijual Dijual? Bagaiman a a Menentukan Laba Laba Usaha

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB II BAHAN RUJUKAN

Dewan Komisaris merupakan kedudukan tertinggi dalam perusahaan dan. merupakan pemegang saham perusahaan, serta berwenang untuk menetapkan

HARGA POKOK PESANAN. Kasus:

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

PT TINOMASTEX YOGYAKARTA

Perusahaan membutuhkan Modal Kerja. Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

PT HARTADINATA ABADI, Tbk LAPORAN KEUANGAN. Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI SOAL KASUS METODE HARGA POKOK PESANAN PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN

BAB II BAHAN RUJUKAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

NERACA 1 Januari HARTA

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

FORMULIR PERINGKAT KREDIT

Berkas Permanen. dengan Nomor 1882/1984 tanggal 5 Mei 1984 dan diumumkan dalam Tambahan Nomor 32 pada Berita Negara Nomor 1001 tanggal 18 Mei 1984.

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pert 4. Team Teaching

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

AKTIVA TETAP BERWUJUD

AKTIVA TETAP BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) DAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Penganggaran Perusahaan

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING ATAU JOB COSTING)

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

Transkripsi:

BUKU I PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA D-3 AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA INFORMASI UMUM PERUSAHAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KODE AKUN PENJELASAN AKUN INSTRUKSI UNTUK KALANGAN SENDIRI & TIDAK DIPERJUALBELIKAN

BAB I INFORMASI UMUM PT. DWIMA PULP INTERNASIONAL A. PENDAHULUAN PT. DWIMA PULP INTERNASIONAL adalah sebuah perusahaan publik yang bergerak di bidang manufakturing dengan produk berupa kertas. Perusahaan ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 26 Februari 1995. Produk kertas yang dihasilkan perusahaan ini meliputi berbagai macam jenis, antara lain kertas tulis HVS dengan berat berkisar 30-100 gram, kertas karton, bufalo, kertas minyak dan lain-lain. Kapasitas produksi perusahaan ini bisa mencapai sekitar 1 juta ton pertahun. Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk kertas yang dihasilkan perusahaan ini juga diekspor di berbagai negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya. B. PRODUKSI Proses produksi kertas melalui tiga tahap pengolahan di berbagai seksi sebagai ebrikut: a. Seksi Pulp Dalam seksi pulp terjadi pengolahan bahan baku merang menjadi bubur merang (pulp). Untuk memasak merang supaya menjadi bubur merang diperlukan bahan penolong caustic soda, sedangkan untuk memutihkan bubur merang diperlukan bahan penolong calcium hypoclorite. b. Seksi Kertas Dalam seksi kertas dilakukan pengolahan lebih lanjut pulp yang diterima dari seksi Pulp. Untuk memperkuat kertas yang dihasilkan, pulp merang harus dicampur dengan bahan baku tambahan berupa woodpulp. Tambahan bahan baku di Seksi Kertas ini mengakibatkan jumlah berat kertas yang dihasilkan. Bahan penolong yang dipakai dalam pengolahan pulp menjadi kertas adalah: Kaoline, yaitu bahan pengisi supaya kertas menjadi rata dan mengurangi bahan tembus cahaya. Tapioca, sebagai bahan penguat kertas. Aluminium Sulphate, sebagai bahan pemngendap size Zar warna, sebagai bahan pemberi warna kertas. 1

Gondorukem, dimasak lebih dulu menjadi size dan dicampur dalam bubur serap agar kertas tahan air. c. Seksi Penyempurnaan Dalam seksi ini dilakukan pemotongan kertas menurut ukuran tertentu, penyortiran kertas, pemotongan, penimbangan dan pembungkusan. Bahan baku yang termasuk dalam seksi ini berupa Papan Putih. Bagian-bagian pembantu yang berfngsi untuk memperlancar proses produksi meliputi seksi-seksi berikut ini: a. Seksi Listrik Menghasilkan listrik untuk menggerakkan mesin di semua seksi produksi dan untuk penerangan komplek pabrik serta perumahan karyawan. b. Seksi Uap Menghasilkan uap untuk peamsakan merang di seksi Pulp dan pemanasan kertas di Seksi Kertas. c. Seksi Bengkel Memelihara dan meraparasi mesin, bangunan dan aktiva tetap lainnya. d. Seksi Umum Pabrik Terdiri dari sub seksi Gudang Bahan Baku dan Suku Cadang, Poliklinik, Cafetaria dan Keamanan Pabrik. C. STRUKTUR ORGANISASI PT. DWIMA PULP dipimpin oleh seorang direktur, yang dibantu kepala-kepala departemen. Strutur organisasi perusahaan seperti terlihat sebagai berikut : 2

STRUTUR ORGANISASI DEWAN KOMISARIS DIREKSI DEPARTEMEN PEMASARAN DEPT. PRODUKSI DEPT. TEKNIK DEPT. UMUM Bag. Pejualan Kasir Bag. Pihutang Bag. Personalia Bag. Pengiriman Bag. Pajak Bag. Akuntansi Bag. Keamanan Bag. Promosi Bag. Anggaran Bag. Verivikasi Pemeliharaan Bag. Gudang Bag. Asuransi Bag. Persediaan 3

BAB II DASAR KLASIFIKASI DAN CARA PEMBERIAN KODE AKUN BUKU BESAR A. DASAR KLASIFIKASI AKUN BUKU BESAR Akun buku besar diklasifikasikan atas dasar susunan dari pengelompokan informasi yang disajikan dalam neraca dan laporan laba rugi. Akun buku besar dibagi menjadi enam kelompok dan beberapa kelompok dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan. Beberapa golongan dibagi lebih lanjut menjadi sub-sub golongan dan jenis-jenis akun. Akun buku besar dibagi menjadi enam kelompok sebagai berikut : Kelompok Aktiva Kelompok Hutang Kelompok Modal Kelompok Penghasilan Kelompok Biaya Kelompok Pendapatan dan Biaya Di luar Usaha, serta Laba Rugi Beberapa kelompok akun dibagi lebih lanjut menjadi golonngan-golongan akun sebagai berikut : 1. Kelompok Aktiva dibagi menjadi 5 golongan berikut : a. Aktiva Lancar b. Investasi Jangka Panjang c. Aktiva Tetap Berwujud d. Aktiva Tetap Tak Berwujud e. Beban yang ditangguhkan f. Aktiva tetap dalam pembuatan g. Aktiva lain-lain h. Akun proforma 2. Kelompok Hutang Dibagi menjadi 2 golongan sebagai berikut : a. Hutang Lancar 4

b. Hutang Jangka Panjang 3. Kelompok Modal a. Modal Saham b. Laba Ditahan 4. Kelompok Penghasilan dibagi menjadi 2 golongan sebagai berikut : a. Hasil Penghasilan b. Pengurangan Hasil Penjualan 5. Kelompok Biaya Dibagi menjadi 5 golongan sebagai berikut : a. Harga Pokok Penjualan b. Biaya Produksi c. Biaya Administrasi dan Umum d. Biaya Pemasaran e. Biaya Personalia 6. Kelompok Pendapatan dan Biaya di Luar Usaha serta Laba Rugi dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut : a. Pendapatan dan Laba di Luar Usaha b. Biaya dan Rugi Luar Usaha c. Laba Rugi Pembagian selanjutnya golongan akun menjadi sub-sub golongan dan jenis akun dapat diikuti pada Bab III yang berkaitan dengan Susunan dan Kode Akun Buku Besar. B. CARA PEMBERIAN KODE AKUN BUKU BESAR Akun Buku Besar diberi kode angka dengan mengunakan metode kode kelompok ( group Code ). Sejenis akun Buku Besar diberi kode yang terdiri dari 4 angka dan arti letak angka dalam setiap kode adalah sebagai berikut : X X X X Kelompok Akun Golongan Akun Sub-golongan Akun Jenis Akun Kelompok, golongan, sub-golongan dan jenis akun diberi kode angka mulai 1 sampai 9. Akun pembantu biaya diberi kode dengan menambah 2 angka di belakang kode akun kontrol yang bersangkutan. Kode akun pembantu biaya dapat digambarkan sebagai berikut: 5

XX XX XX Akun Kontrol Biaya Akun Pembantu Biaya 6

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI A. KEBIJAKAN AKUNTANSI KEUANGAN 1. PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Penerimaan dan pengeluaran kas tidak perlu dilakukan pencatatan, karena sudah dibukukan oleh bagian akuntansi keuangn sendiri. Pencatatan sudah dicatat sampai dengan posting ke buku besar, sehingga buku besar yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas (biaya gaji dan upah, biaya perjalanan dinas, biaya asuransi dan biaya overhead pabrik) sudah diposting. 2. DEPRESIASI AKTIVA TETAP Semua aktiva tetap berwujud didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus dan nilai residu ditaksir sebesar Rp. 0 Umur ekonomis aktiva tetap berwujud ditaksir sebagai berikut: Gedung : 30 tahun Mesin dan Perlengkapan : 20 tahun Emplasemen dan Kendaraan : 10 dan 5 tahun Mobil dan Perlengkapan Kantor : 10 tahun Aktiva tetap berwujud yang mulai digunakan pada suatu bulan tertentu, depresiasinya mulai diperhitungkan bulan berikutnya. Sedangkan aktiva berwujud yang dijual atau yang dihentikan penggunaannya dalam suatu bulan, depresianya tetap diperhitungkan penuh untuk bulan yang bersangkutan pada saat penjualan. 3. AMORTISASI Beban biaya pendirian yang ditangguhkan diamortisasi sebesar Rp. 1.300.000,- B. AKUNTANSI BIAYA 1. METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK Metode pengumpulan harga pokok produksi PT. DWIMA PULP adalah metode pokok proses. Metode ini dipakai karena sifat produk yang dihasilkan untuk memenuhi persediaan. Biaya-biaya produksi dikumpulkan selama satu bulan, dan dihitung harga pokok produknya untuk setiap unit yang dihasilkan dalam bulan yang bersangkutan. 7

Harga pokok produk yang dihitung untuk setiap departemen atau seksi, yaitu: Seksi Pulp, Seksi Kertas dan Seksi Penyempurnaan. Dalam suatu seksi produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir bulan akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal bulan berikutnya. Sedangkan metode yang dipakai penentuan harga pokok produk adalah metode ratarata tertimbang. 2. PEMBEBANAN HARGA POKOK PRODUK Pembebanan harga pokok produk menggunakan sistem harga pokok produk historis. Dengan demikian seluruh biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk memakai biaya produksi yang sesungguhnya terjadi. 3. JURNAL PENYESUAIAN Jurnal penyesuaian dibuat setiap akhir bulan, kemudian disusun laporan keuangan yaitu Neraca dan Laporan Rugi Laba. C. SUSUNAN DAN KODE AKUN NERACA 1. AKTIVA 11. AKTIVA LANCAR 111. KAS 1111. Kas 1112. Kas Kecil 1113. Selisih Kas 112. SURAT BERHARGA 1121. Investasi Sementara Saham 1122. Investasi Sementara Obligasi 113. PIUTANG 1131. Piutang Dagang 1132. Cadangan Kerugian Piutang 1133. Piutang Pendapatan 8