Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

Makalah Sistem Hematologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae.

Ilmu Pengetahuan Alam

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

II KAJIAN KEPUSTAKAAN meter dari permukaan laut dengan kondisi lembab, serta mempunyai

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Domba atau Ovis aries (Anonim 1999)

5 KINERJA REPRODUKSI

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal

KAJIAN KEPUSTAKAAN. besar pasang gen yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominan dan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Profil Kecamatan Bangkinang Seberang, Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. plasma dan sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit), yang masing -masing

GAMBARAN DARAH MERAH ANAK DOMBA YANG DILAHIRKAN OLEH INDUK DOMBA YANG DISUPEROVULASI SEBELUM PERKAWINAN ANDI NILLA WAJUANNA

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan


II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

I PENDAHULUAN. peternakan. Penggunaan limbah sisa pengolahan ini dilakukan untuk menghindari

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Arab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

CAIRAN TUBUH DARAH (solid) plasma

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB I PENDAHULUAN. hewan betina. Menurut Shabib (1989: 51-53), bentuk aktif estrogen terpenting

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

TINJAUAN PUSTAKA. Guntoro (2002) menyatakan bahwa sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

I. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

GAMBARAN SEL DARAH MERAH, HEMATOKRIT, DAN HEMOGLOBIN INDUK DOMBA PADA AWAL KEBUNTINGAN YANG DISUPEROVULASI VIVIEN KUSUMA WHARDANI

Transkripsi:

2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk memperolehgambaran darah merah anak domba yang dilahirkan oleh induk domba yang disuperovulasi sebelum perkawinan, yaitu jumlahrbc, nilai PCV, dan konsentrasi Hb. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang status fisiologis anak domba yang dilahirkan oleh induk domba yang disuperovulasi sebelum perkawinan dan mengoptimalkan teknologi reproduksi dengan menggunakan teknik superovulasi pada domba. TINJAUAN PUSTAKA Domba Domba merupakan salah satu sumber pangan hewani bagi manusia. Domba merupakan salah satu ruminansia kecil yang dapat mengkonsumsi pakan kualitas rendah dan dipelihara untuk memproduksi daging, susu, wol, kulit, dan hasil limbah yang dapat digunakan sebagai pupuk (Gatenby 1991). Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu, diantaranya berdasarkan perbandingan banyaknya daging atau wol, ada tidaknya tanduk atau berdasarkan asal ternak. Ternak domba merupakan salah satu ternak ruminansia yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Domba lokal adalah domba asli Indonesia yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tropis, mampu memakan pakan dengan kualitas rendah, dan memiliki sifat seasonal polyestrus sehingga dapat beranak sepanjang tahun. Domba lokal memiliki tubuh yang relatif kecil, warna bulu yang beragamdengan bentuk ekor yang kecil dan tidak terlalu panjang. Klasifikasi ilmiah domba menurut Damron (2006) ialah kerajaan Animalia, filum Chordata, subfilum Vertebrata, kelas Mamalia, ordo Artiodactyla, famili Bovidae. Selanjutnya, domba masuk ke dalam subfamili Caprinae, genus Ovis, dan memiliki nama ilmiah Ovis aries. Domba yang terdapat di Indonesia terdiri atas beberapa jenis, yaitu domba jawa ekor tipis, domba jawa ekor gemuk, domba garut, dan domba sumatera ekor tipis (Iniguez et al. 1991). Dua tipe domba yang paling menonjol di Indonesia ialah domba ekor tipis (DET) dan domba ekor gemuk (DEG) dengan perbedaan galur dari masing-masing tipe. Asal-usul domba ini tidak diketahui secara pasti, tetapi diduga domba ekor tipis berasal dari India dan domba ekor gemuk berasal dari Asia Barat (Williamson dan Payne 1993).

3 Superovulasi Superovulasi berasal dari kata super berarti luar biasa dan ovulasi berarti pelepasan sel telur atau ovarium dari folikel de Graaf. Superovulasi adalah suatu teknik untuk merangsang pembentukan sejumlah besar folikel di dalam ovarium dan mematangkannya lebih cepat dari kemampuan alamiahnya. Pada domba, seperti hewan menyusui lainnya, laju ovulasi dapat ditingkatkan apabila ovarium sebagai produsen sel telur dirangsang dengan cara pemberian hormongonadotropin, seperti PMSG/hCG pada hewan tersebut. Hormon PMSG memiliki aktivitas ganda yang mirip dengan FSH dan LH yang dapat merangsang pertumbuhan folikel, menunjang sintesis estradiol, merangsang proses ovulasi, dan luteinisasi (Armstrong et al. 1982; Bidon dan Paper 1984; Gonzalez et al. 1994) Keberhasilan penggunaan hormon PMSG/hCG dalam meningkatkan folikel dan korpus luteum dapat dilihat dari peningkatan sekresi hormon kebuntingan, pertumbuhan uterus, embrio, dan fetus, peningkatan bobot lahir dan bobot sapih, pertumbuhan dan perkembangan kelenjar susu, dan produksi pada domba (Manalu et al. 1998; Manalu et al. 1999; Manalu et al. 2000a; Manalu et al. 2000b). Teori gelombang folikuler diperkirakan terjadi pada pertengahan siklus estrus yang sekaligus pertengahan fase luteal, yaitu berkisar antara hari kesembilan sampai ke-12 mengacu pada lamanya siklus estrus domba yang ratarata 21 hari (18 24 hari) (Lopez et. al. 2005). Pada domba yang disuperovulasi, aktivitas ovarium kiri lebih aktif dibandingkan ovarium kanan berdasarkan jumlah korpus luteum (Manalu dan Sumaryadi 1997). Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri (Ganong 2003). Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani, haima yang berarti darah. Jumlah total volume darah berkisar antara 6 7% dari total bobot badan pada hewan ruminansia. Total volume darah pada hewan muda pada masa pertumbuhan sering lebih dari 10% bobot badan (Meyer dan Harvey 2004). Darah tersusun atas plasma dan sel darah. Sel darah mencakup eritrosit, leukosit, dan trombosit. Plasma darah mengandung 90% air dan berbagai zat terlarut/tersuspensi di dalamnya. Zat tersuspensi tersebut mencakup beberapa jenis bahan, seperti protein plasma (albumin, globulin, dan fibrinogen), sari makanan (glukosa, asam amino, lipid, dan monosakarida), berbagai ion (kalium, klorida, dan senyawa bikarbonat), dan bahan lainnya (hormon, gas respiratori, vitamin, dan enzim) (Isnaeni 2006). Sel darah terdiri atas beberapa golongan, yaitu eritrosit, leukosit (granulosit, dan agranulosit), dan trombosit. Jenis sel darah yang termasuk leukosit granulosit adalah neutrofil, eosinofil, dan basofil, sedangkan yang termasuk ke dalam leukosit agranulosit adalah limfosit besar, limfosit kecil, dan monosit (Frandson

4 1996). Persentase sel darah adalah sekitar 40% (30 55%) dari total volume darah, bergantung pada spesies (Samuelson 2007). Hitungan darah menyajikan suatu prosedur laboratorium yang berguna untuk memperkirakan jumlah dan jenis sel-sel dalam darah yang bersirkulasi pada seekor hewan pada suatu waktu tertentu. Hitungan sel total dinyatakan dalam jumlah sel dalam millimeter kubik darah. Hitungan ini berlaku baik untuk sel darah merah atau sel darah putih, meski teknik dan peralatannya agak berbeda (Frandson 1996). Eritrosit Sel-sel darah merah atau eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter rata-ratanya sebesar 7.8 mikrometer, dan ketebalan pada bagian yang tebal 2.5 mikrometer dan pada bagian tengah satu mikrometer (Samuelson 2007). Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru kejaringan, mengangkut karbon dioksida ke paru-paru, dan sebagai penyangga atau buffer ion hidrogen. Menurut Frandson (1996), jumlah sel darah merah pada domba ialah11 juta/mm 3. Eritrosit mempunyai bentuk yang mirip piringan pipih yang menyerupai donat. Sekitar 45% darah tersusun atas sel darah merah yang dihasilkan di sumsum tulang. Setiap 1 cm 3 darah terdapat 5.5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari mencapai 200.000 juta, rata-rata umurnya hanya 120 hari (Guyton dan Hall 2006). Semakin tua umur eritrosit semakin rapuh, kehilangan bentuk, dan ukurannya menyusut menjadi sepertiga ukuran mulamula. Eritrosit mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Eritrosit akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa setelah tua. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang lolos dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk eritrosit yang baru.persediaan eritrosit di dalam tubuh diperbarui setiap empat bulan sekali. Proses pembentukan sel darah merah di dalam tubuh disebut dengan eritropoiesis. Faktor laju eritropoiesis dipengaruhi oleh eritropoietin yang dirangsang oleh anemia dan hipoksia. Eritropoietin adalah hormon yang secara langsung mempengaruhi aktivitas sumsum tulang. Eritropoietin ini sangat peka terhadap perubahan kadar oksigen di dalam jaringan (Kahn 2005). Hematokrit Hematokrit berasal dari kata haimat yang berarti darah, dan krinein yang berarti memisahkan. Nilai hematokrit/pcv adalah volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100 ml darah dan dinyatakan dalam persen (%). Pengukuran hematokrit diberi antikoagulan agar darah tidak menggumpal. Prinsip hematokrit adalah darah yang tercampur dengan antikoagulan dipusing dengan alat

5 centrifugesehingga terbentuk lapisan-lapisan. Kolom atau lapisan yang terdiri atas butir-butir eritrosit diukur dan dinyatakan sebagai % volume dari keseluruhan darah. Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual ialah darah yang mengandung antikoagulan dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons, 1989). Secara normal, nilai hematokrit pada hewan bervariasi pada sapi 43% (0.43 L/L), sapi bali 39 40%, kuda 34%, anjing 46%, domba 43%, babi 42%, kucing 40%, dan manusia (laki) 42%, perempuan 33% (Dharmawan 2002). Alat yang digunakan untuk pemeriksaan hematokrit adalah tabung mikrokapiler. Tabung ini dibuat khusus untuk mikrohematokrit dengan panjang 75mm dan diameter 1.2 1.5mm. Selain itu, ada pula tabung lain yang dilapisi heparin dan tabung tersebut dapat dipakai untukdarah dari venadan terdapat juga tabung kapiler tanpa heparin yang dipergunakan untuk darah dari vena (Gandsoebrata 1992). Pemeriksaan hematokrit digunakan untuk mengukur derajat anemia dan polisitemia juga untuk mengetahui adanya ikterus yang dapat diamati dari warna plasma, yaitu warna yang terbentuk kuning atau kuning tua dan untuk menentukan rata-rata volume eritrosit yang merupakan tes screening dalam mendeteksi adanya hiperbilirubinemia (Meyer dan Harvey 2004). Warna plasma yang diperoleh dalam sentrifuge adalah warna kuning atau kuning tua, baik dalam keadaan fisiologis atau patologis yang merupakan indikasi naiknya bilirubin dalam darah, misalnya pada kasus infeksi hepatitis. Naiknya kolesterol juga dapat diketahui dari warna plasma yang berwarna seperti susu, misalnya pada penderita diabetes melitus. Plasma yang berwarna merah merupakan indikasi adanya hemolisis dari eritrosit, seperti penggunaan spuid yang belum kering pada pengambilan darah atau hemolisis intravaskuler dan untuk mengetahui volume rata-rata eritrosit dan konsentrasi hemoglobin rata-rata di dalam eritrosit (Jain 1993). Hemoglobin Hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus untuk mengangkut O 2 ke jaringan dan mengembalikan CO 2 dari jaringan ke paru-paru (Samauelson 2007). Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya ikat) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk bulat yang terdiri atas 4 subunit. Setiap subunit mengandung satu bagian heme yang berkonjugasi dengan suatu polipeptida. Heme adalah suatu derivat porfirin yang mengandung besi. Polipeptida itu secara kolektif disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin (Ganong 2003). Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100%. Batas normal nilai hemoglobin sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap jenis bangsa hewan. Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paruparu ke semua jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari semua

6 sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen, yaitu menerima, menyimpan, dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% zat besi tubuh berada di dalam hemoglobin Diantara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana untuk mengukur hemoglobin adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin (Bachyar 2002) Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna standar. Karena yang membandingkan adalah dengan mata telanjang, maka subjektivitas sangat berpengaruh. Heme merupakan suatu molekul organik yang mengikat satu atom besi. Adanya kandungan besi (Fe) dalam hemoglobin di sel darah merah menyebabkan darah berwarna merah (Guyton dan Hall 2006). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan yang dimulai dari bulan Mei sampai dengan November 2011, bertempat di kandang Mitra Tani Farm Jalan Manunggal Baru No. 1, Tegal Waru, Ciampea, Bogor. Sampel dianalisis di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah seperangkat alat ultrasoundography (USG), spuid 5 ml, 13 buah tabung reaksi 5 ml, kapas steril, rak tabung, pipet eritrosit, gelas objek, kamar hitung Neubauer, selotip, marker, kertas label, hemositometer, tabung kapiler, alat penghitung, Adam mikrohematokrit reader, penyumbat tabung kapiler, alat sentrifuge, tambang, dan mikroskop cahaya. Bahan Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah 12 ekor induk domba betina (6 ekor induk domba kontrol dan 6 ekor induk domba yang disuperovulasi) dengan 18 ekor anak (9 ekor anak domba kontrol dan 9 ekor anak domba superovulasi), obat cacing (albendazol ), vitamin B kompleks, hormon