I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. alat transportasi aktivitas sehari-hari, bahkan sejauh ini kuda dijadikan hewan

PENDAHULUAN. untuk alat transportasi, yaitu delman. Delman merupakan alat transportasi yang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. tunggang dan juga dapat digunakan dalam bidang olahraga. Salah satu bidang

HASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm

PENDAHULUAN. dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf dan Country Club.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda dengan nama lain Equus dikenal sebagai hewan yang diburu pada

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan

I PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di

PENYIMPANGAN BOBOT BADAN MENURUT RUMUS SCHOORL TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL PADA KUDA POLO DI NUSANTARA POLO CLUB

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

KAJIAN KEPUSTAKAAN. manusia, entah itu diambil tenaganya, kecepatannya, bahkan dagingnya sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan di bidang olahraga, sarana rekreasi maupun sebagai hewan

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berukuran paling besar di kelasnya. Kuda dari spesies Equus caballus yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian. Lokasi penelitian adalah di Nusantara Polo Club bertempat di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda termasuk golongan hewan dalam filum Chordata yaitu hewan yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kegunaan, Jenis, Tinggi, Bobot Badan dan Habitat Asli Kuda Tarik

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

PENDAHULUAN. atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan febuari 2013, yang berlokasi

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Tinggi Pundak dan Panjang badan dengan panjang langkah Trot kuda delman.

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Winter Alfi Fauziah

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

PERBANDINGAN MORFOMETRIK KUDA DI KECAMATAN TOMPASO BARAT DAN DI NUSANTARA POLO CLUB BOGOR JAWA BARAT

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

MATERI DAN METODE. Prosedur

MANAJEMEN PEMELIHARAAN KUDA (Equus caballus) UNTUK OLAHRAGA POLO DI NUSANTARA POLO CLUB, JAGORAWI GOLF COUNTRY CLUB, CIBINONG, KABUPATEN BOGOR

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Perkembangan Sapi Perah Menurut Sudono et al. (2003), sapi Fries Holland (FH) berasal dari

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

Evaluasi Konformasi Tubuh Menggunakan Rumus Thomas Pada Kuda Lokal Sumba. Evaluation Of Body Conformation Using Thomas Formula In Local Sumba Horse

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

MATERI DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...Fajar R

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

BAB I PENDAHULUAN. Kuda memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda digolongkan kedalam filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui anaknya), ordo Perssodactyla (berteracak

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

Transkripsi:

1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Equus caballus telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi. Hubungan kuda dengan manusia sangat erat kaitannya seperti peranan kuda sebagai transportasi dan pengangkut beban bahkan dibeberapa tempat digunakan sebagai sumber protein hewani, selain itu kuda dapat dimanfaatkan sebagai kuda perang, kuda rekreasi, kuda olahraga serta dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring perkembangan kuda memiliki daya tarik tersendiri bagi penggemarnya, diantaranya digunakan pada berbagai macam pertandingan olahraga berkuda yaitu polo kuda, pacuan kuda, gymkhana, show jumping, cross country dan masih banyak lagi jenis pertandingan olahraga lainnya yang menggunakan kuda. Tahun 1937 awal dimulainya sejarah polo kuda di Indonesia, pendiri olahraga ini mulanya dikenalkan oleh bangsa Belanda dengan nama perkumpulan yaitu Batavia Polo Klub. Pada saat perang dunia kedua ketika Indonesia dijajah oleh Jepang olahraga ini sempat terhenti. Dalam pertandingan polo jenis kuda yang digunakan sebagian besar adalah Criollo yaitu kuda yang berasal dari negara Argentina. Seekor kuda digunakan untuk pertandingan olahraga polo adalah kuda yang mempunyai kecepatan berlari, hal ini dipengaruhi oleh konformasi tubuh masing-masing kuda tersebut. Konformasi tubuh merupakan indikator untuk mengukur performa kuda dalam pertandingan polo berkuda, bila konformasi tubuh kuda baik maka performa yang dihasilkan akan baik juga.

2 Faktor yang menentukan kecepatan lari kuda diantaranya adalah tinggi pundak dan panjang badan, hal ini mempengaruhi panjang langkah dan frekuensi melangkah, sedangkan fungsi kerja otot menempel pada rangka kuda menghasilkan ketangguhan kuda dalam berlari. Tinggi pundak adalah tinggi pundak tertinggi tegak lurus sampai tanah, jadi tinggi rendahnya pundak akan berpengaruh dalam menentukan langkah kaki kuda dalam berlari, sedangkan panjang badan dapat diukur dari siku (humerus) sampai benjolan tulang tapis (os ischium), sehingga ukuran panjang tubuh memiliki hubungan dengan kontinuitas gerak kaki pada kuda saat berlari. Berdasarkan latar belakang ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Hubungan Antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari Gallop Kuda Polo di Nusantara Polo Club Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor perlu untuk dilakukan. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Berapa besar korelasi antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari kuda polo di Nusantara Polo Club Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. 2. Bagaimana hubungan antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari kuda polo di Nusantara Polo Club Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui korelasi antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari kuda polo di Nusantara Polo Club Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor.

3 2. Mengetahui bentuk hubungan antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari kuda polo di Nusantara Polo Club Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor. 1.4 Kegunaan penelitian Kegunaan dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar ilmu pengetahuan pada umumnya mengenai hubungan Tinggi Pundak dan Panjang Badan terhadap Kecepatan Lari kuda polo dan khususnya dapat mendukung penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka pemikiran Populasi kuda di seluruh dunia mencapai kira-kira 62 juta ekor, yang terdiri dari 500 jenis varietas. Bangsa kuda pada awalnya dianggap sebagai hewan liar, sebelum didomestikasikan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara khusus (Bowling dan Ruvinsky, 2004). Domestikasi kuda terjadi sekitar 500 tahun yang lalu. Kuda pertama dianggap sebagai sumber pangan, untuk perang, transportasi serta untuk tujuan pengangkutan hasil bidang pertanian, pertambangan dan kehutanan (Bogart dan Taylor, 1983). Kuda dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu tipe ringan, tipe berat maupun kuda poni sesuai ukuran, bentuk tubuh, dan kegunaan. Kuda Polo termasuk ke dalam tipe ringan mempunyai tinggi 1,45-1,7 m saat berdiri, bobot badan 450-700 kg dan sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik dan sebagai olahraga berkuda. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibandingkan kuda tipe berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi 1,45-1,75

4 m saat berdiri dengan bobot badan lebih dari 700 kg dan bisa digunakan untuk pekerja. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari 1,45 m jika berdiri bobot badan 250-450 kg (Ensminger, 1962). Polo adalah olahraga beregu dimainkan diatas kuda dengan tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan. Pada olahraga ini kuda yang biasa digunakan adalah kuda berasal dari Argentina yaitu jenis Criollo. Kuda ini memiliki ukuran tinggi 140 cm sampai 150 cm, warna bulu coklat ke abu-abuan dengan warna hitam atau coklat pekat, bentuk kepala proposional tidak terlalu besar memiliki panjang kepala agak pendek, bentuk matanya lebar, memiliki otot serta tulang yang kuat dan kemampuan gerak yang lincah untuk digunakan sebagai tunggangan kuda dalam olahrga polo (Draper, 2006). Kuda yang memiliki penampilan luar yang bagus pada umumnya memiliki nilai genetik yang bagus pula, apabila kuda memiliki genetik yang baik maka kemungkinan akan memiliki performa yang baik juga. Performa atau penampilan luar individu ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan (Hardjosubroto, 1994). Faktor genetik merupakan faktor yang ditentukan oleh sususnan gen di dalam pasangan kromosom yang dimiliki individu yang diturunkan oleh tetuanya. Faktor lingkungan tidak di dapat dari tetuanya, faktor ini meliputi pakan, manajemen pemeliharaan, iklim, latihan dan lingkungan permanen yang mempengaruhi prestasi ternak. Penilaian prestasi ternak tetap berpedoman pada ukuran-ukuran tubuh merupakan manifestasi dari pertumbuhan dan perkembangan (Ensminger, 1977). Kecepatan kuda saat berlari dipengaruhi oleh kemampuan kuda itu sendiri dan latihan. Penampilan fisik pada kuda diantaranya tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada serta bobot badan. Penampilan fisik tersebut saling

5 berhubungan dengan panjang melangkah serta didukung oleh fungsi kerja otot yang terlatih membuat kuda menjadi tangguh dalam berlari (Hickman, 1987). Otot mempunyai gaya untuk dapat menarik dan menguncup, otot ini dapat menjadi kecil dan tebal, apabila aktivitas otot meningkat seperti dalam berjalanbiasa, berlari serta berlari sangat cepat, pembuluh darah dalam kulit mengembang untuk mengeluarkan panas dan menstimulasikan kelenjar keringat agar beraktivitas lebih tinggi (Brown and Smith, 1984). Kuda memiliki kecepatan berlari rata rata 4 m/dtk pada kondisi normal sedangkan pada kecepatan langkah lari trot dan canter kuda dapat berlari hingga kecepatan 6 9 m/dtk dan bisa lebih cepat lagi tergantung panjang langkah, hal ini disebabkan pergerakan tungkai dan sendi sendi bekerja secara optimal pada langkah ini maka ruang gerak kuda sangat dipengaruhi oleh kinerja kuda. (Van Warel dkk, 1993). Kecepatan berlari kuda dipengaruhi oleh gerakan kinematika kuda yang menggambarkan pergerakan tungkai dan sendi termasuk dengan kebiasaan latihan pada kuda (Johnston dkk, 1995). Kecepatan berlari kuda diduga memiliki kaitan yang erat dengan tinggi pundak yang mencerminkan proporsi konformasi tubuh Semakin tinggi pundak maka semakin baik dan panjang badan sangat mempengaruhi untuk kontinuitas gerak pada jarak tertentu (Bandiati, 1990). Besarnya derajat hubungan antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari kuda polo dapat diukur dengan menggunakan Koefisien Korelasi Tujuannya digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara dua peubah (Warwick, 1995). Nilai Koefisien Korelasi yang mendekati 1 menunjukan semakin besar hubungan antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari kuda polo. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan

6 mengenai hubungan antara tinggi pundak dan panjang badan dengan kecepatan lari kuda polo, dari uraian diatas, dapat diambil hipotesis bahwa terdapat hubungan antara Tinggi Pundak dan Panjang Badan dengan Kecepatan Lari kuda polo. 1.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada saat latihan olahraga kuda polo di lapangan Nusantara Polo Club, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Lama penelitian terhitung dari tanggal 20 sampai 30 April 2016.