Perancangan Wisma Atlet di Kota Malang dengan Penerapan Sistem Ventilasi Alami

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

Kata!kunci:!pendidikan!pariwisata,!cahaya!alami,!penghawaan!alami,!panel!surya!

EVALUASI PENGHAWAAN ALAMI RUANG KELAS DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI CFD

Jendela sebagai Pendingin Alami pada Rusunawa Grudo Surabaya

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II e-issn Padang, 19 Oktober 2016

Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya

Perancangan Rumah Susun Buring 2 dengan Aspek Bioklimatik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. halaman belakang untuk memenuhi berbagai kenyamanan bagi para. penghuninya, terutama kenyamanan thermal. Keberadaan space halaman

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Stadion Bola Basket di Balikpapan

ASPEK TANGGAP IKLIM PADA PERANCANGAN SMK MULTIMEDIA DI KOTA YOGYAKARTA

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

STUDI FASADE RUMAH SUSUN UNTUK OPTIMASI ENERGI ALAM PADA BANGUNAN DI TROPIS LEMBAB

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

PEMANFAATAN POTENSI ANGIN BAGI VENTILASI ALAMI GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UMS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

Gedung Pertemuan di Kabupaten Nganjuk (Studi Pendekatan Sistem Penghawaan Alami)

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI LEBAK BULUS JAKARTA DENGAN PENERAPAN PENCAHAYAAN ALAMI

PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE

Perancangan Rumah Susun dengan Aspek Bioklimatik di Kota Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA BARAT

Analisis Desain Ventilasi Alami dengan Metode Computational Fluid Dynamic Software Ansys Workbench pada Gedung Olahrga

Pengaruh Konfigurasi Atap pada Rumah Tinggal Minimalis Terhadap Kenyamanan Termal Ruang

ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

APARTEMEN MENENGAH DI KAWASAN CENGKARENG DENGAN PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN ALAMI PADA BUKAAN JENDELA

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

PERLETAKAN JALUSI ADAPTIF PADA KORIDOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak

PENGARUH BUKAAN TERHADAP KENYAMANAN SUHU PADA MASJID JAKARTA ISLAMIC CENTER

Pengembangan RS Harum

Sistem Ventilasi Alami pada Perancangan Pasar Ikan di Kota Pasuruan

Sistem Ventilasi Alami sebagai Dasar Perancangan JFC Center di Kabupaten Jember

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA TIMUR

Kata Kunci : Penghawaan alami, tata massa, bukaan.

REDESAIN RUSUNAWA MAHASISWA PADA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO DENGAN PENDEKATAN KENYAMANAN TERMAL

Evaluasi Climate Responsive Building Design pada Gedung Perkuliahan di FT UNNES dengan Menggunakan Tabel Mahoney

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan perkotaan dalam sektor pusat bisnis dan hunian makin pesat,

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN

ANALISA ECOTECT ANALYSIS DAN WORKBENCH ANSYS PADA DESAIN DOUBLE SKIN FACADE SPORT HALL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

Optimalisasi Kinerja Pencahayaan Alami pada Kantor (Studi Kasus: Plasa Telkom Blimbing Malang)

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

PENGENDALIAN GERAKAN UDARA UNTUK MENCIPTAKAN KENYAMANAN TERMAL DI RUANG LUAR BANGUNAN REKTORAT UNPAR BANDUNG

PENGARUH ELEMEN PENEDUH TERHADAP PENERIMAAN KALOR PADA RUMAH SUSUN DI KOTA MALANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN VENTILASI ATAP RUMAH BERBASIS RUMAH JOGLO MANGKURAT. Mohammad Pranoto S. Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur - UPN Veteran Jatim

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Sistem Penghawaan Alami Ruang Produksi Batik Barong Gung di Tulungagung

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bentuk massa bangunan berdasar analisa angin dan matahari

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

Pengembangan RS Harum

Djumiko. Kata kunci : ventilasi alami, ventilasi gaya thermal, ventilasi silang, kenyamanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBAIKAN VENTILASI ALAMI PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK BENTUK DARI EKO-ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

Sri Kurniasih Teknologi Bangunan Departemen Arsitektur Universitas Indonesia, Depok Abstrak

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

Rekayasa Desain Fasad Untuk Penurunan Suhu Ruang pada Bangunan Rumah Susun Bambe Kabupaten Gresik

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain

Konsep Desain Ruko Ramah Lingkungan Di Kota Malang (Studi Kasus di Jalan Soekarno Hatta, Malang) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

Hotel Resort Di Gunungkidul

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Evaluasi Tata Bangunan Berdasarkan Overshadowing Pada Lahan Berkontur Di Dusun Sumbersari Kota Batu

OPTIMALISASI PENGHAWAAN ALAMI PADA PUSAT KOMUNITAS PMKS DI JAKARTA SELATAN

Penghawaan Alami Pada Unit dan Koridor Rusunami The Jarrdin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS

Transkripsi:

Perancangan Wisma Atlet di Kota Malang dengan Penerapan Sistem Ventilasi Alami Riyan Firdaus Putra Anugra 1, Heru Sufianto 2, Wasiska Iyati 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia Alamat email penulis: riyanfpa@gmail.com ABSTRAK Kenyamanan termal ruang wisma atlet diperlukan untuk menyegarkan kembali kondisi tubuh atlet. Beberapa cara untuk tetap menjaga kualitas udara ruang bisa dengan menggunakan sistem penghawaan buatan maupun alami. Potensi aliran udara pada tapak rancangan sangat berlimpah, oleh karena itu sistem pengkondisian ruang melalui ventilasi menjadi solusi yang diajukan untuk pemecahan permasalahan pengkondisian udara wisma atlet. Rancangan tata ruang bangunan, bentuk bangunan, tata vegetasi juga digunakan sebagai pendekatan pemecahan masalah. Software ansys dipilih untuk digunakan untuk memvalidasi usulan desain wisma atlet. Penerapan pola sirkulasi single loaded corridor, massa bangunan bersudut 45º terhadap arah datangnya angin, penataan pola vegetasi dan jenis vegetasi pengarah angin serta penggunaan tipe jendela vertikal pivot mampu meratakan aliran udara ruangan dan mengkondisikan kecepatan aliran sehingga tercapai kenyamanan termal ruang. Kata kunci: Wisma atlet, ventilasi alami, kenyamanan termal ABSTRACT Thermal comfort of indoor area in athlete dorm needed to refresh the body condition of the athletes. Some ways to maintain the quality of indoor air can be achieved by using artificial or natural thermal system. Potential air flow in the site is very abundant, therefore the air conditioning system through the vent become the proposed solution for solving the problem of thermal comfort in athlete dorm. The design of the building layout, building form, and vegetation arrangement is also used as a problem solving approach. ANSYS was chosen to be used to validate the proposal of athlete dorm design. Application of single-loaded corridor circulation, directing the building mass 45º angle to the direction of the wind, the arrangement of vegetation patterns and the type of wind-directing vegetation, and also the use of vertical pivot window are capable of leveling the indoor air flow and conditioning the flow rate in order to achieve the thermal comfort. 1. Pendahuluan Keywords: athlete dorm, natural ventilation, thermal comfort Kebutuhan kenyamanan termal ruang wisma atlet akan membantu menyegarkan kembali kondisi fisik atlet. Aspek yang berpengaruh adalah kualitas udara yang ada dalam ruangan. Hal ini juga bergantung pada sistem pengkondisian ruang yang digunakan. Maka dari itu, kualitas udara yang nyaman akan mampu memulihkan stamina secara cepat.

Kualitas udara dapat dikontrol melalui sistem pengkondisian ruang. Bisa menggunakan sistem penghawaan buatan atau alami. Pada tapak rancangan, aliran udara setempat dapat dimanfaatkan sebagai potensi pengkondisian ruang secara alami. Secara tidak langsung aliran udara tapak dapat diterapkan melalui desain pasif rancangan untuk kenyamanan termal bangunan. Sistem pengkondisian ruang melalui ventilasi alami bertujuan untuk memulihkan stamina atlet secara cepat. Faktor untuk mencapai kondisi tersebut, melalui bukaan jendela yang berfungsi untuk keluar-masuknya udara dari/ke luar bangunan. Tipe jendela menurut Szokolay (2004) dan Moore (1993) ada berbagai macam, dapat digunakan untuk membantu kenyamanan ruang. Kebutuhan jendela juga sebaiknya menyesuaikan SNI Departemen Umun yakni minimal 10% luas tiap ruangan. Aspek lain pendekatan pemecahan masalah antara lain tata ruang bangunan, bentuk bangunan dan tata vegetasi. Untuk memudahkan keluar masuknya angin dalam ruangan, tata ruang dapat menerapkan single loaded corridor (Lechner, 2007). Bentuk bangunan bila orientasinya bersudut 45º terhadap arah angin akan mendapat 59% aliran angin lebih banyak (Robinette, 1983). Sebaiknya juga dapat sejajar searah sumbu timur-barat dengan bukaan menghadap ke utara atau selatan (Satwiko, 2004). Tata vegetasi sebagai elemen lansekap berguna untuk mengarahkan angin menangkap angin dan mengendalikan kenyamanan termal lingkungan (Hakim, 2011). 2. Metode Perancangan wisma atlet ini menggunakan metode deskriptif analisis. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis kondisi tapak, iklim dan lingkungan sekitar dengan survey lapangan untuk merumuskan desain bangunan yang tepat. 2. Merumuskan tinjauan pustaka berkaitan tentang sistem ventilasi alami. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah melalui 4 pendekatan desain, yaitu tata ruang dalam, bentuk bangunan, vegetasi/lansekap dan bukaan jendela. 3. Menyusun strategi pendekatan desain bangunan wisma atlet dan sistem ventilasi alami berdasarkan kondisi tapak dan pertimbangan tinjauan pustaka. 4. Proses perancangan desain melalui pertimbangan analisis sehingga menghasilkan konsep dan rancangan desain, terutama 4 pendekatan desain sistem ventilasi alami pada wisma atlet. 5. Mengevaluasi desain menggunakan simulasi software ANSYS untuk mengetahui persebaran aliran angin dalam ruang (mengalir rata atau tidak rata) dan kecepatan angin dalam ruangan (standarnya 0,25-1,5 m/s) serta menggunakan rumus Q=Cv.A.V untuk mengetahui kebutuhan aliran udara (standar SNI 03-6572-2001). 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Lokasi Tapak Lokasi tapak untuk perancangan wisma atlet lahan kosong terletak tepat di selatan GOR Ken Arok. Regulasi tapak menyesuaikan RTRW Kota Malang tahun 2010-2030, wilayah Kedungkandang menjadi sasaran pengembangan fasilitas olahraga. Adapun regulasinya adalah: Luas = ±1,5 Ha Sempadan = minimal 11 meter dari pagar bangunan

KDB = 60% luas tapak: 9.000 m 2 KLB = 1,8 x luas tapak: 27.000 m 2 TLB = KLB:KDB= 3 Lantai 3.2 Tata Massa dan Ruang Luar Gambar 1. Regulasi Tapak Perancangan wisma atlet terbagi menjadi massa terbangun dan ruang luar. Massa hunian sebagai bangunan utama menerapkan single loaded corridor tujuannya untuk mengoptimalkan sistem ventilasi alami dengan angin. Massa ini diletakkan melintang timur-barat. Bukaan mengahadap utara-selatan untuk menghindari sinar matahari yang membuat silau dalam ruangan kamar. Ruang luar bertujuan untuk fasilitas kebutuhan atlet dengan tata vegetasi untuk pengendalian termal lingkungan. Gambar 2. Tata massa dan ruang luar Perancangan wisma atlet menggunakan pendekatan melalui sistem ventilasi alami. Tata letak bangunan yang berdekatan maka massa hunian ditinggikan untuk sirkulasi angin pada lantai dasar. Ruang kosong ini dapat dimanfaatkan sebagai ruang kumpul bersantai para atlet.

Gambar 3. Hasil desain tata massa dan ruang luar 3.3 Tata Ruang Dalam Bangunan Kriteria tata ruang dalam bangunan khususnya pada massa hunian bertujuan agar sistem ventilasi alami terwujud. Massa hunian dirancang menerapkan pola sirkulasi single loaded corridor. Satu deretan kamar memanjang dengan koridor di bagian depan bertujuan untuk pergerakan angin. Karena di bagian depan dan belakang langsung berhubungan dengan udara luar. Gambar 4. Tata ruang dalam massa hunian 3.4 Bentuk Bangunan Bentuk bangunan dapat dipengaruhi oleh pergerakan aliran angin. Data BMKG, angin dominan datang dari arah tenggara. Kriteria bentuk bangunan adalah massa hunian terbentuk sudut 45º antara bangunan dan arah angin. Pertimbangan lain adalah peredaran sinar matahari. Akhirnya penerapan desainnya memilih bentuk bangunan yang memanjang timur-barat.

Gambar 5. Bentuk bangunan Pada bentuk atap digunakan bentuk atap pelana. Di bagian bawah atap diberi semacam sunscreen. Bertujuan untuk meneruskan angin dari arah selatan menuju ke utara. Gambar 6. Hasil desain bentuk bangunan 3.5 Vegetasi Tapak Potensi beragam vegetasi dapat dipertimbangkan dalam perwujudan sistem ventilasi alami. Misalnya pohon tanjung, pohon kiara payung, pohon glondokan tiang dan pagar tanaman. Penataan pohon juga dapat dirancang sebagai penangkap dan pengarah angin menuju bangunan. Tabel 1. Vegetasi Tapak No FUNGSI NAMA GAMBAR 1 Pengontrol radiasi, suhu Pohon tanjung dan pengendali angin Bertajuk luas, rindang Labar tajuk: 8 meter Tinggi: 8 meter

No FUNGSI NAMA GAMBAR Kiara payung Bertajuk luas dan rindang Labar tajuk: 5 meter Tinggi: 10 meter 2 Pengendali kebisingan Glondokan tiang Berbentuk mirip piramida yang simetris Labar tajuk: 2 meter Tinggi: 8 meter 3 Pengarah angin Pagar tanaman Untuk mengarahkan angin di dalam tapak Tinggi: bisa mencapai 120 cm Konsep vegetasi dalam penerapan sistem ventilasi alami ini berfungsi untuk mengarahkan angin yang datang menuju tapak. Agar angin dapat masuk ke dalam ruang-ruang massa wisma atlet. Pada tapak, arah angin dominan datang dari arah tenggara dan terkadang condong dari arah selatan. Untuk mengarahkan datangnya angin tersebut maka di bagian selatan tapak dibuat konsep vegetasi pengarah angin. Gambar 7. Tata vegetasi tapak

Pagar tanaman juga diterapkan pada tapak. Khusunya di bagian selatan dan utara. Di bagian selatan terdapat lapangan latihan yang di sela-selanya dapat dirancang pagar tanaman. Gambar 8. Konsep pagar tanaman 3.6 Bukaan Bukaan jendela sebagai elemen bangunan untuk memasukkan udara dari luar bangunan ke dalam bangunan. Tipe bukaan jendela yang digunakan adalah tipe vertikal pivot karena mampu membuka hingga 90º sehingga dapat membelokkan datangnya angin. Tabel 2. Analisis Tipe Bukaan TIPE BUKAAN POLA ALIRAN ANGIN KETERANGAN Vertical-pivot Szokolay (2004) Becket & Godfrey (1974) Dominan angin pada tapak adalah diagonal dan bentuk bangunannya 45º arah angin dapat dibelokkan oleh vertikal pivot. Standar luas bukaan ventilasi alami mengacu pada SNI Departemen Umum yaitu 10% dari luas ruang. Dari sepuluh persen tersebut adalah luas minimal yang digunakan sebagai acuan dasar luas bukaan inlet dan outlet. Tabel 3. Luas Bukaan Ruang LUAS RUANG LUAS MINIMAL LUAS INLET LUAS OUTLET No RUANG (m 2 ) BUKAAN (m 2 ) (m 2 ) (m 2 ) 1 Kamar 35.28 3.53 4.56 4.56 2 Ruang serbaguna 282.24 28.22 34.2 34.2 3 Fitness center 282.24 28.22 25.92 25.92 4 Ruang makan 282.24 28.22 27.36 27.36 Poliklinik Ruang tunggu 50.4 5.04 8.64 5 Ruang test fisik 15.12 1.51 3.42 0.72 Ruang dokter 9.72 0.97 3.42 0.72 Kamar rawat 30.24 3.02 6.84 0.72 Ruang tes psikis 15.12 1.51 3.42 0.72 6 Ruang pengelola R. Kepala Pengelola 11.76 1.18 3.42 0.48 R. Sekretaris 11.76 1.18 3.42 0.48

No RUANG LUAS RUANG (m 2 ) LUAS MINIMAL BUKAAN (m 2 ) LUAS INLET (m 2 ) LUAS OUTLET (m 2 ) R. Administrasi 15.12 1.51 3.42 1.8 R. Rapat 23.52 2.35 6.84 0.72 R. Staff Karyawan 15.12 1.51 0.72 0.72 Resepsionis 8.40 0.84 1.44 0.72 Pantry 8.40 0.84 0.72 0.72 7 Lobby 282.24 28.22 25.92 25.92 3.7 Evaluasi Kinerja Desain Dalam hal ini, diambil salah satu hasil evaluasi yaitu massa hunian. Hasil simulasi ANSYS pada lantai 1, 2 dan 3 persebaran angin dapat tercapai. Kecepatan angin lantai 1 antara 0.98-1.46 m/s, lantai 2 antara 0.5-1.01 m/s dan lantai 3 antara 0.5-1.01 m/s. Perhitungan kebutuhan udara pada tiap kamar adalah 0.39 m 3 /s/orang dengan standar SNI 03-6572-2001 yaitu 0.21 m 3 /s/orang. Gambar 9. Hasil simulasi massa hunian lantai 1 Gambar 10. Hasil simulasi massa hunian lantai 2

Gambar 11. Hasil simulasi massa hunian lantai 3 4. Kesimpulan Wisma atlet dengan penerapan sistem ventilasi alami sebagai pendekatan desain pasif pada bangunan. Tata ruang dalam pada massa bangunan dirancang sistem sirkulasi single loaded dengan satu deret kamar hunian saja untuk memudahkan ventilasi alami. Bentuk bangunan utama bersudut 45º terhadap arah dominan datangnya angin, yaitu melintang timur-barat. Elemen lansekap vegetasi yang diterapkan berfungsi untuk mengendalikan angin, menangkap dan mengarahkan angin. Bukaan jendela yang diterapkan bertipe vertikal pivot untuk membelokkan angin dengan kebutuhan minimal 10% luas ruangan. Keberhasilan kinerja desain dapat diketahui dengan 3 cara, yaitu persebaran aliran angin dan kecepatan menggunakan software CFD ANSYS-Fluid Flow (CFX), serta menghitung kebutuhan aliran udara. Hasilnya, semua ruang memiliki persebaran aliran angin yang merata, kecepatan sesuai standar yang diinginkan dan kebutuhan aliran udara memenuhi standar yang digunakan. Daftar Pustaka Badan Standarisasi Nasional. 2001. SNI 03-6572-2001 tentang kenyamanan termal bangunan. Jakarta. Boutet. 1987. Controling Air Movement: A Manual for Architects and Builder. Canada: Limited. De Chiara. 1987. Time-Saver Standards For Building Types: 2nd edition. Singapura: National Printers Ltd. Frick. 2006. Arsitektur Ekologis. seri eko-arsitektur. 2. Yogyakarta: Kanisius. Hakim. 2011. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: PT Bumi Aksara. Karyono. 2010. Green Architecture Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Krishan. 2000. Climate Responsive Architecture. Canada: McGraw-Hill Ryerson Limited.

Lechner. 2007. Heating, Cooling, Lighting, Metode Desain untuk Arsitektur. Jakarta: Raja Grafindo Pratama. Lippsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga. Mangunwijaya. 2000. Pengantar fisika bangunan. Jakarta: Djambatan. Moore.. 1993. Environmental Control Systems heating cooling lighting. Singapore: McGraw-Hill International Editions. Mediastika. 2013. Hemat Energi & Lestari Lingkungan Melalui Bangunan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Robinette. 1983. Landscape Planning for Energy Conservation. New York: Van Nostrand Reinbold. Santoso. 2012. Kenyamanan Termal Indoor pada Bangunan di Daerah Beriklim Tropis Lembab. Indonesian Green Technology Journal. I (1): 1-7 Satwiko. 2009. Fisika Bangunan. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Szokolay. 2004. Introduction to Architectural Science The Basic Of Sustainable Design. Great Britain: Elsevier.