BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Satuan pengawas internal menjalankan fungsinya dengan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Semakin berkualitas audit internal maka kualitas informasi dan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

BAB I PENDAHULUAN. global ini sangatlah penting peranannya. Auditor internal dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. intensive merupakan kunci utama bagi Indonesia agar mampu bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. inilah setiap perusahaan harus berhati-hati dalam membuat dan mengambil suatu. komersial yaitu tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Tujuan organisasi dapat bersifat profit oriented maupun non profit

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini terdapat tantangan-tantangan serta

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian internal yang baik agar semua komponen dalam perusahaan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan.keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB I PENDAHULUAN. terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sehingga apabila terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Adapun alat pengendali pada organisasi adalah metode-metode yang

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Laporan keuangan dapat dijadikan tolak ukur bagi pengguna

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

BAB I PENDAHULUAN. para akuntan masih buruk. Pelanggaran-pelanggaran tersebut membuat timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 6,40 %, maka pada 2012 bisa melampaui 6,70 %. Hal tersebut bisa

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya efektifitas kegiatan perusahaan (Mulyadi, 1998). Salah satu yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Salah satu faktor kunci dalam memenangkan persaingan adalah tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. kunjungan wisata yang biasa disebut Indonesian Visit Salah satu efek

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Salah satu usaha untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap perusahaan wajib menyusun laporan keuangan karena sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan. persaingan yang semakin meningkat dan kompleks. Hal tersebut mengakibatkan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. memberi sumbangan bagi perkembangan ekonomi/pendapatan negara, perintis

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia telah memasuki era pasar bebas, dan dalam era pasar

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi membawa liberalisasi di segala bidang, termasuk liberalisasi

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ekonomi saat ini sangat dibutuhkan adanya fungsi audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran auditor internal dalam menjaga efektivitas sistem pengendalian internal, pengelolaan risiko, dan proses governance, dengan tujuan agar dapat mengembangkan serta mengoptimalkan seluruh potensi perusahaan sehingga memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini juga menghadapi tantangan kompetisi global. Sejalan dengan itu BUMN juga memiliki tanggung jawab yang semakin besar untuk menjaga keseimbangan perekonomian Indonesia. Pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bank, dan lembaga pemerintah. Sistem pengendalian internal semakin menjadi tumpuan dalam mewujudkan organisasi yang sehat dan berhasil. Kewajiban untuk mengembangkan, menjaga dan melaporkan sistem pengendalian internal merupakan ketentuan bagi instansi pemerintah dan BUMN/BUMD, Bank, dan perusahaan publik maupun lembaga yang mendapatkan bantuan dari pemerintah (Konsorsium Profesi Audit Internal, 2004:3). 1

2 Fungsi audit internal pada BUMN dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI). Adapun tugas SPI diatur dalam undang-undang No.19 tahun 2003 tentang BUMN yang dinyatakan pada bab VI pasal 67, yaitu sebagai berikut: 1. Membantu Direksi Utama dalam melaksanakan pemeriksaan operasional dan keuangan BUMN, menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya pada BUMN serta memberikan saran-saran perbaikan. 2. Memberikan keterangan tentang hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Satuan Pengawasan Internal sebagaimana dimaksud undang-undang diatas, dan 3. Memonitor tindak lanjut atau hasil pemeriksaan yang telah dilaporkan. Berdasarkan keterangan di atas, dapat dikatakan keberadaan auditor internal memberikan sumbangan nyata bagi organisasi dalam mentaati kewajiban dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Auditor internal diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan seperti pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atau dalam Standar Profesi Audit Internal (SPAI) disebut dengan komunikasi hasil penugasan, adalah tahap terakhir dari pelaksanaan audit. Tahap ini merupakan tahapan yang penting karena secara langsung menentukan tercapai tidaknya tujuan dari penugasan audit. Laporan hasil pemeriksaan merupakan produk audit dan merupakan media bagi auditor internal untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Efektivitas laporan hasil pemeriksaan dapat mencerminkan bahwa

3 pemeriksaan telah dilakukan oleh auditor yang profesional dan personel yang kompeten, sehingga menghasilkan konstribusi yang bermanfaat. Auditor yang tidak meningkatkan teknik pelaporannya tidak akan dapat mengefektifkan hasil kerjanya (Sawyer, 1982). Pelaksanaan audit yang telah memakan waktu, biaya, dan tenaga dapat menjadi percuma hanya karena tim audit yang tidak bisa menyampaikan hasil audit dengan baik. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam meningkatkan efektivitas laporan hasil pemeriksaan internal adalah dengan menugaskan auditor yang profesional. Profesionalisme auditor internal merupakan salah satu kunci sukses para auditor internal dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menciptakan sikap profesionalisme dalam tiap aktivitasnya, maka auditor internal dituntut agar dapat melaksanakan tugas pemeriksaannya dengan sungguh-sungguh dan penerapannya sesuai dengan SPAI. Profesionalisme seorang auditor internal telah diatur dalam Standar Profesi Audit Internal, dimana unsur-unsur seperti independensi dan objektivitas, keahlian dan kecermatan profesional, ruang lingkup penugasan, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, dan manajemen bagian audit internal dijadikan sebagai kriteria profesionalisme auditor internal. Seorang auditor internal jika telah melaksanakan tugasnya secara profesional, maka diharapkan akan menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang efektif sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal. Laporan hasil pemeriksaan internal juga merupakan media untuk menyampaikan permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi kepada manajemen dan unit-unit organisasi. Efektivitas laporan hasil pemeriksaan juga

4 dilihat dari sejauh mana temuan dan rekomendasi yang dicantumkan dalam laporan hasil pemeriksaan telah ditindaklanjuti oleh pihak manajemen, sebab rekomendasi yang tercantum dalam laporan hasil pemeriksaan merupakan alat bantu bagi manajemen untuk membuat keputusan yang tepat dan akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut dibutukan adanya komitmen dari top manajemen. Komitmen top manajemen merupakan komponen yang paling penting dalam menerapkan pengendalian internal yang efektif (Messier dan Prawit, 2006). Top manajemen dituntut memiliki komitmen yang tinggi terhadap jalannya pengendalian internal yang efektif sebagai dasar untuk menghasilkan laporan yang andal atau mendeteksi kecurangan (COSO, 1994). Komitmen top manajemen dapat terlihat dari tanggapannya terhadap umpan balik yang diterima dari auditor mengenai pengendalian internal (Ratliff, 2002). Komitmen top manajemen sangat diperlukan terutama dalam menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi yang disarankan dalam rangka mencapai sasaran maupun tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Hiro Tugiman, 2002:10). Salah satu kasus ketidakefektifan laporan hasil pemeriksaan di lingkungan BUMN terjadi pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). Berdasarkan pernyataan Staf ahli SPI PT. INTI (Persero) pada tanggal 6 Mei 2010, mengatakan bahwa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengendalian sering kali muncul terutama pada tahapan tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor internal dalam Laporan Hasil

5 Pemeriksaan (LHP). Pihak manajemen kurang memberi respon yang baik terhadap hasil pemeriksaan, terutama mencakup temuan audit serta rekomendasi dalam memperbaiki kondisi temuan audit yang auditor internal paparkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan tersebut. Sehingga rekomendasi pun sering kali tidak dijadikan prioritas utama untuk segera ditindaklanjuti. Selain itu, rekomendasi dari temuan audit yang ada juga terkadang tidak dapat dilaksanakan karena berbenturan dengan keterbatasan dana perusahaan. Seperti pada temuan berikut, auditor PT. INTI (Persero) menemukan bahwa sistem pergudangan tidak efektif dikarenakan letak gudang yang satu dan yang lain sangat berjauhan sehingga memerlukan biaya transportasi yang sangat besar. Untuk itu, SPI merekomendasikan dibuatnya suatu gudang besar demi tercapainya efisiensi, tetapi rekomendasi tersebut tidak dilaksanakan karena keterbatasan dana. Ditemukan pula temuan audit yang berulang terkait dengan selisih persediaan (Rosina Dwi Rahadiani, 2012). Hal-hal tersebut bisa terjadi karena rendahnya komitmen yang dimiliki top manajemen dalam menindaklanjuti setiap rekomendasi yang telah diberikan oleh auditor internal. Top manajemen tidak memiliki inisiatif dan kesadaran untuk mempertahankan stabilitas dan kelancaran kerja, melakukan perubahan dan perbaikan, serta membantu mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, ketidakefektifan laporan hasil pemeriksaan bisa juga terjadi dikarenakan auditor internal pada PT. INTI yang tidak profesional. Auditor tidak memiliki integritas, objektivitas dan kompetensi, sehingga tidak mampu menyampaikan argumentasi yang kuat untuk meyakinkan manajemen mengenai

6 perlunya suatu tindakan korektif dalam upaya mengambil langkah perbaikan dan mengantisipasi setiap penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Auditor internal juga terkadang memberikan rekomendasi yang sulit untuk dilaksanakan sebab, biaya untuk memperbaiki kondisi temuan yang cukup besar dibandingkan manfaat yang akan diperoleh perusahaan (Rosina Dwi Rahadiani, 2012). Pendapat lain mengungkapkan bahwa, auditor internal pada PT. INTI kurang kompeten dalam mengumpulkan bukti-bukti dan dokumen pendukung laporan hasil pemeriksaan (Sali Anindya Kirana, 2010). Kasus lain terjadi pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Kasus audit umum yang dialami oleh PT. KAI ini bermuara dari perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris yang merangkap sebagai ketua komite audit. Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor eksternal. Perbedaan pandangan tersebut bersumber pada perbedaan pendapat mengenai masalah piutang PPN, masalah beban ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai persediaan, persediaan dalam perjalanan, masalah Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) dan Penyertaan Modal Negara (PMN), dan masalah uang muka gaji. Setelah diidentifikasi hal yang turut berperan dalam masalah pada PT. KAI tersebut adalah auditor internal yang tidak berperan aktif dalam proses audit. Auditor internal seharusnya dapat bekerja secara profesional dengan menengahi perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris tersebut, dengan jalan turut mengidentifikasi adanya permasalahan dan memberikan rekomendasi

7 penyelesaian yang dikomunikasikan di dalam laporan hasil pemeriksaan internal perusahaan (Wordpress, 18 Januari 2011). Dari uraian kasus di atas, diketahui bahwa permasalahan di dalam perusahaan terjadi karena tidak efektifnya laporan hasil pemeriksaan internal, yang pada umumnya disebabkan oleh kurang profesionalnya auditor internal dan rendahnya komitmen top manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal dan Komitmen Top Manajemen terhadap Efektivitas Laporan Hasil Pemeriksaan Internal (Survey pada BUMN sektor industri pengolahan di Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalahmasalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap efektivitas laporan hasil pemeriksaan internal. 2. Bagaimana pengaruh komitmen top manajemen terhadap efektivitas laporan hasil pemeriksaan internal. 3. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal dan komitmen top manajemen secara simultan terhadap efektivitas laporan hasil pemeriksaan internal.

8 1.3 Maksud dan Tujuan penelitian Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi dan data yang mendukung baik kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menganalisis pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap efektivitas laporan hasil pemeriksaan internal. 2. Untuk menganalisis pengaruh komitmen top manajemen terhadap efektivitas laporan hasil pemeriksaan internal. 3. Untuk menganalisis pengaruh profesionalisme auditor internal dan komitmen top manajemen secara simultan terhadap efektivitas laporan hasil pemeriksaan internal. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan serta dapat digunakan oleh: 1. Bagi penulis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan pengetahuan teoritis yang didapat selama masa kuliah, sehingga dapat membuka wawasan yang lebih luas. Serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.

9 2. Bagi perusahaan: Khususnya departemen audit internal dan general manager, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan, informasi, dan kelengkapan data yang bermanfaat dalam pengembangan perusahaan. 3. Bagi pihak lain: Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi, khususnya untuk mengkaji topiktopik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dan pengumpulan data dilakukankan pada Perusahaanperusahan Badan Usaha Milik Negara Sektor Industri Pengolahan yang berpusat di Kota Bandung. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. Tabel 1.1 Daftar Perusahaan BUMN Sektor Industri Pengolahan di Bandung No. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan 1. PT PINDAD (Persero) 2. 3. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace IAe) Jl. Jend. Gatot Subroto No. 517 Kiaracondong, Bandung 40284 Jl. Moh. Toha No 77 Bandung 40253 Jl. Pajajaran no. 154 Bandung 40174 4. PT BIO FARMA (Persero) Tbk Jl. Pasteur no. 28 Bandung 40161 5. PT LEN Industri (Persero) Jl.Soekarno Hatta 442 Bandung 40254