BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fairy Tales Of Fantasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

RIAS FANTASI PENYIHIR JAHAT DALAM CERITA BEAUTY AND THE BEAST PADA PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

CERITA FAIRY DAN BUSANA JURUSAN

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

TATA RIAS FANTASI PERI HIJAU DALAM CERITA SLEEPING BEAUTY PADA PERGELARAN TATA RIASTHE FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

RIAS KARAKTER PANGERAN SIEGFRIED DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

RIAS FANTASI TOKOH PANGERAN FERDINAND DALAM CERITA SNOW WHITE DI PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi para desainer untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam. menciptakan desain busana wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS FANTASI TOKOH VONT ROTHBART DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASI PROYEK AKHIR

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

TATA RIAS FANTASI TOKOH ODETTE DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PAGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS FANTASI TOKOH PUTRI RAPUNZEL DALAM CERITA RAPUNZEL PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. gagak dalam dongeng Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales of Fantasy

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan proyek akhir pada pagelaran Tata Rias

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alur singkat cerita Beauty and The beast. yang mengisahkan tentang disihirnya Pangeran Beast yang sombong dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sangat dikenal oleh masyarakat dunia dari segi budaya serta

TATA RIAS KARAKTER TOKOH ANASTASIA DALAM DONGENG CINDERELA PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

RIAS FANTASI TOKOH PANGERAN FERDINAND DALAM CERITA SNOW WHITE DI PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TATA RIAS KARAKTER TOKOH TIKUS DALAM CERITA CINDERELLA PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

RIAS FANTASI TOKOH RAJA DALAM CERITA RAPUNZEL PADA PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

RIAS FANTASI TOKOH KURCACI BASHFUL DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN FAIRYTALES OF FANTASY

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FEMINISME DALAM DONGENG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

B. Modernisasi Menyebabkan Terkikisnya Perhatian Generasi Muda Terhadap Budaya Bangsa

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah dikenal oleh seluruh dunia adalah seni wayang kulit purwa, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempengaruhi kompleksitas sistem sosial budaya

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

RIAS KARAKTER TOKOH BEAST DALAM CERITA BEAUTY AND THE BEAST PADA PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang ini dongeng seakan hanya tinggal kenangan indah yang membekas dibenak kita pada masa kecil dahulu. Berbagai kesibukan yang menyita banyak waktu dan tenaga saat ini menjadikan mendongeng sudah dilupakan oleh sebagian orang tua. Sungguh ironi dizaman yang makin hari kian modern seakan sebuah budaya mendongeng untuk anak menjadi luntur oleh peradaban. Padahal mendongeng menanamkan nilai anak untuk secara perlahan belajar memahami sifat-sifat baik dan jahat yang harus ditiru dan dijauhi ketika menginjak dewasa. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, dongeng berisikan pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83). Upaya menghidupkan kembali budaya mendongeng, pada Pergelaran Proyek Akhir Tata Rias dan Kecantikan Angkatan 2009 yang bertemakan Fairy Tales of Fantasy mengangkat 7 cerita dongeng luar negeri seperti Cinderella, Sleeping Beauty, Snow White, Aladin, Rapunzel, Swan Lake, dan Beauty and The Beast. Dongeng luar negeri tersebut diambil berdasarkan pandangan yang fanatik oleh beberapa masyarakat yang memandang budaya luar selalu mempunyai nilai moral yang negative. Padahal tidak semua budaya luar negeri mempunyai nilai moral yang buruk, tergantung kehidupan dan lingkungan tempat masyarakat itu berada. Namun sayang dongeng luar negeri yang mempunyai pesan moral yang bagus untuk diajarkan pada generasi

2 penerus ini jarang dikemas dan dinikmati secara langsung dipanggung pertunjukan, khususnya di daerah Yogyakarta. Dari penyajian dongeng luar negeri yang sudah ada seperti Rapunzel, Snow White, Beauty and The Beast, dan beberapa dongeng lainnya, biasanya hanya bisa dinikmati di televisi, buku cerita atau CD saja. Tujuh cerita dongeng luar negeri yang akan disajikan bertemakan Fairy Tales of Fantasy. Tema ini diambil karena dalam tampilan tokoh dalam dongeng tersebut akan ditampilkan dengan penataan fantasi, baik pada tata rias wajah, tata rambut, tata rias raga (body painting), dan tata kostum. Tema ini diambil agar para penonton lebih tertarik saat menyaksikannya. Ketujuh dongeng yang ada dalam Fairy Tales of Fantasy penulis akan mengangkat cerita Beauty and The Beast sebagai pagelaran Proyek Akhir Tata Rias dan Kecantikan Angkatan 2009. Pengangkatan cerita dongeng Beauty and The Beast ini didasari oleh kurangnya pengetahuan remaja masa kini baik alur cerita Beauty and The Beast maupun pesan moral yang terkandung dalam cerita Beauty and The Beast. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara kepada 5 siswa SMU dan 5 orang mahasiswa di Yogyakarta. Dari 10 kalangan remaja tersebut belum mengetahui tentang isi cerita dongeng Beauty and The Beast dan pesan moral yang terkandung. Oleh karena itu cerita dongeng Beauty and The Beast patut untuk disajikan dipanggung pertunjukan. Karena pada cerita dongeng ini mengandung pesan moral yang sangat bagus untuk disampaikan. Beauty and The Beast merupakan suatu kisah dongeng dari negeri Perancis yang pertama kali dibawakan oleh seorang penulis bernama Gabrielle

3 Suzane de Villeneuve Barbot pada tahun 1740. Dongeng ini menceritakan dikutuknya seorang Pangeran menjadi buruk rupa atau biasa disebut Beast oleh Penyihir Jahat yang tidak diizinkan singgah diistananya, karena melihat penampilan Penyihir yang kumal dan kotor namun pada saat diusir Penyihir Jahat berubah menjadi sosok yang sangat cantik, tidak hanya Pangeran yang dikutuk menjadi buruk rupa bahkan seluruh pelayan yang tidak bersalahpun dikutuk menjadi perabot rumah tangga. Penyihir Jahat inilah yang penyusun kembangkan dalam Proyek Akhir yang akan disajikan dalam bentuk fantasi dalam penyajian Tata Rias Wajah, Tata Rambut serta Tata Kostum, agar para penonton lebih tertarik saat menyaksikannya. Karakter jahat namun cantik yang dimiliki Penyihir Jahat menjadi tantangan dalam mewujudkannya pada tata rias fantasi. Kebanyakan penyajian tampilan tata rias wajah Penyihir pada hidung yaitu berwujud hidung panjang dan lancip, pada dagu memanjang kedepan, dan pada warna riasan pucat atau berwarna hijau. Perwujudan rias fantasi pada Penyihir Jahat yang ditampilkan akan diaplikasikan pada bentuk face painting, alis, bibir, serta bentuk mata yang menggambarkan sosok penyihir yang mempunyai karakter jahat. Penataan rambut Penyihir Jahat dalam cerita dongeng Beauty and The Beast yang pernah disajikan seperti pada film produksi Canon Movie Tales, penataan rambut untuk penyihir tergerai panjang dengan menggunakan mahkota, hal ini menyebabkan kurang leluasanya gerakan sang tokoh penyihir dalam pergelaran bentuk teater, oleh karena itu dalam sajian penataan rambut Penyihir Jahat dalam pergelaran Fairy Tales Of Fantasy akan dilakukan

4 penataan rambut sesuai dengan tema, karakter, sumber ide, bentuk wajah, dan kondisi rambut, dalam bentuk fantasi agar tokoh Penyihir Jahat lebih menarik saat disaksikan. Kostum yang dikenakan Penyihir Jahat dalam film Beuaty and The Beast produksi Canon Movie Tales, menggunakan gaun long dress courrobe sehingga menyebabkan kurang leluasanya pemain saat bergerak oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam merancang kostum untuk lebih menguatkan karakter jahat sang penyihir. Kostum yang dikenakan Penyihir Jahat pada Pergelaran Tata Rias Angkatan 2009 dibuat sesuai dengan sumber ide dan koreo saat dipanggung agar lebih leluasa saat melakukan gerakan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Budaya mendongeng untuk anak sudah jarang dilakukan oleh orang. 2. Kurangnya pengetahuan tentang pesan moral yang terkandung dalam dongeng luar negeri. 3. Cerita Beauty and The Beast belum banyak dikenal dikalangan remaja khususnya SMA dan Mahasiswa. 4. Sulitnya mewujudkan karakter Penyihir Jahat namun cantik dalam tata rias fantasi. 5. Penataan rambut Penyihir Jahat belum dibuat dengan penataan rambut fantasi.

5 6. Kurang leluasanya kostum yang dikenakan Penyihir Jahat yang sudah pernah ditampilkan. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, Proyek Akhir ini dibatasi pada permasalahan merancang tata rias fantasi, tata rambut fantasi, tata rias raga, dan tata kostum Penyihir Jahat, serta mengaplikasikan tata rias fantasi tata rambut, tata rias raga dan tata kostum untuk disajikan dalam Pergelaran Proyek Akhir Tata Rias dan Kecantikan Angkatan 2009. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tata rias fantasi untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 2. Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tata rambut fantasi untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 3. Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tata rias raga untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 4. Bagaimana menata kostum untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy.

6 E. Tujuan 1. Dapat merancang dan mengaplikasikan tata rias fantasi pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 2. Dapat merancang dan mengaplikasikan tata rambut pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 3. Dapat merancang dan mengaplikasikan tata rias raga pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 4. Dapat menata kostum pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 5. Bagaimana menampilkan tatat rias fantasi, tata rambut fantasi, tata rias raga, dan tata kostum Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. F. Manfaat 1. Bagi mahasiswa a. Sebagai sarana sosialisasi dan belajar keorganisasian dalam bentuk kepanitian sebuah pergelaran. b. Mampu mengukur tingkat kemampuan dalam kompetensi diri.

7 c. Menerapkan keahlian, pengetahuan, dan kreatifitas yang dimilki oleh penulis dalam sebuah karya nyata melalui tata rias fantasi. d. Melatih mahasiswa dalam membuat suatu event organizer khususnya dibidang tata rias. e. Melatih kerjasama antar mahasiswa dalam suatu organisasi. f. Melatih bekerja dengan baik dalam hubungannya dengan team work dalam kepanitiaan. 2. Bagi Program Studi a. Melahirkan perias-perias muda yang professional dan mampu bersaing didunia tata rias khususnya pada tata rias untuk artistik. b. Sebagai ajang sosialisasi dan promosi kepada masyarakat luas tentang keberadaan, kualitas dan kapasitas Prodi Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Bagi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta a. Mengetahui perkembangan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan Tata Rias dan Kecantikan kedalam tugas akhir. b. Mengetahui kreatifitas mahasiswa. c. Melahirkan ahli kecantikan muda yang professional dan mampu bersaing dalam dunia kecantikan. d. Memperoleh referensi tentang bermacam-macam rias fantasi dan karakter.

8 4. Bagi masyarakat a. Mengenal program studi Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. b. Mengetahui berbagai macam karakter yang diaplikasikan dalam rias fantasi dari tokoh-tokoh dalam dongeng. c. Mengetahui kemampuan dan kreatifitas mahasiswa Prodi Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, sebagai calon penata rias yang mampu bersaing didunia modern. d. Memperoleh referensi atau informasi tentang kualitas kompetensi lulusan untuk rekruitmen tenaga kerja.