ALOKASI JOINT COST PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH SPLIT OFF POINT PADA PT ISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK BERSAMA PADA PT SULINDAFIN. Eko Narto Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang

TINJAUAN ATAS PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK PRODUK CACAT DAN PRODUK RUSAK PADA PT INDO PACIFIC

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

BAB II BAHAN RUJUKAN

Lita Mandasari, Kusni Hidayati, Widya Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

AKUNTANSI BIAYA Penentuan Harga Pokok Produk Bersama Dan Produk Sampingan Costing By-Product and Joint Product

ANALISIS METODE PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PRODUK UTAMA PADA PT. SINAR PEMATANG MULIA

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

Akuntansi Biaya. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Suwahyu Pomalingo., J. Morasa., V.Z. Tirayoh. Alokasi Biaya Bersama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

PENGALOKASIAN BIAYA BERSAMA DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD. BALI BUSANA GARMENT TAHUN 2016

ABSTRAK. Kata Kunci: harga pokok produksi, full costing, variable costing

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

ABSTRACT. Keywords: Cost of Goods Manufactured, Sales Price. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: harga jual, harga pokok produk, job order costing method, full costing, variable costing. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : joint costing, product cost per unit, joint cost allocation method. viii. Universitas Kristen Maranatha

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PERLAKUAN PRODUK SAMPINGAN PADA UD. SARI NADI SINGARAJA TAHUN 2012

Tugas Akhir. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi Akuntansi Jususan Akuntansi

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

Nienik H. Samsul, Perbandingan Harga Pokok.. PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING UNTUK HARGA JUAL CV.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BANDUNG 2012

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN (Studi Kasus Pada Usaha Medali Mas, Kota Kediri)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

PERLAKUAN AKUNTANSI PRODUK RUSAK DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN

PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

Penetapan Biaya Produksi Pada Home Industri Pembuatan Gelang Dan Tasbih (Studi kasus pada UD. Gaharu Murni)

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

BAB VII HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT.SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR

PENERAPAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN PERHITUNGAN HRGA POKOK PRODUKSI MESIN CUCI MOBIL SEMI OTOMATIS PADA PT GLOBAL ENDO TEKNIK DI SURABAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA TOKO KUE RAFINA BANJARBARU (STUDI KASUS PADA HARGA POKOK PRODUKSI KUE KACANG) MUKHAMAD AL IRVAN

Akuntansi Biaya. Costing By-Product and Joint Product. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Akuntansi Biaya. Just in Time (JIT) dan Backflushing. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Akuntansi Biaya. Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan dan Produk Gabungan (Costing By-Products and Joint Products) Rista Bintara, SE., M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

EVALUASI PENERAPAN METODE JOB ORDER COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. DITA DAYA GUNA

JOINT COST ALLOCATION IN CALCULATION OF COST OF GOODS MANUFACTURED FOR DECIDING PRODUCT PROFITABILITY AT MILK PROCESSING DEPARTMENT PT AGRONESIA

PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN PADA UD. RUDI BANJARMASIN. Reka Adyana. (Universitas Lambung Mangkurat)

Kata Kunci : Penggolongan Biaya, Metode garis lurus, Metode Nilai Jual Relatif.

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ABSTRAK. Kata-kata kunci: harga pokok produksi, job-order costing method. vii. Universitas Kristen Maranatha

Cost Accounting Traditions and Innovations Barfield, Raiborn, Kinney. Chapter 9 Cost Allocation for Joint Products and By-Products

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PENGARUH METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN (Study kasus pada PT. Dirgantara Pancapersada di Bandar Lampung)

ANALYSIS THE ALLOCATION OF JOINT COSTS WITH IN DETERMINATION OF PRODUCTION COSTS AT UD. TOTABUAN NUTS GOING BURUNG MALEO

SITI JAZILAH

ABSTRACT. Key words: target costing, efficiency, production costs, selling prices.

JSIKA Vol. 7, No.2. Tahun 2018 ISSN X

ABSTRACT. Keyword: Estimated Cost, Production Cost Control. vii. Universitas Kristen Maranatha

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

ANALISIS EFISIENSI BIAYA SEDIAAN PADA UKM BATIK PASHA OLEH : NUR AZIZAH (B )

ABSTRACT. Keywords: production costs, transportation costs, selling prices, activity-based. viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PERUSAHAAN (Studi pada Pabrik Gula Lestari, Patianrowo, Nganjuk)

ANALISIS BIAYA PRODUK BERSAMA TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. HULU BATU PERKASA DI BANDAR LAMPUNG PADA TAHUN 2011.

PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN (Joint. dan By Product)

BAB II BAHAN RUJUKAN

Activity Based Costing untuk Menentukan Inefisiensi Proses Produksi Pada Perusahaan Pengrajin Kayu di Jawa Timur

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

B A B V I I P R O D U K G A B U N G A N D A N P R O D U K S A M P I N G A N L U K I T A T R I P E R M A T A, S E., M S I., A K.

EVALUASI ATAS HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN DALAM KAITANNYA DENGAN PERHITUNGAN LABA PERUSAHAAN Study Kasus Pada CV. Morinda House Bogor

ABSTRAKS. Kata kunci : Aktivitas, Sistem Akuntansi Tradisional, Sistem ABC, Harga Pokok Produk.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

Mulyadi: Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya yang memperlakukan pesanan sebagai suatu unit

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PRUSAHAAN ROKOK SURYA ALAMI PAMEKASAN MADURA SKRIPSI

13% 15% HASIL DARI PENGECEKAN PLAGIASI

TINJAUAN TERHADAP PERHITUNGAN TITIK IMPAS SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK SISA PADA CV. CBB, BANDUNG

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keywords: Traditional Methods, Cost Centre, Just In Time methods, Inventory. Universitas Kristen Maranatha

PERAMALAN PRODUKSI PRODUK BATEEQ MENGGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT. EFRATA RETAILINDO SUKOHARJO

PRODUCTION COST ANALYSIS OF SUMBER GIZI NABATI ENTERPRISE IN PEKANBARU CITY

EVALUASI HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempunyai banyak dampak terhadap perusahaan, seperti adanya

ANALISIS NILAI SALVAGE VALUE PADA PRODUK SEPATU PT. SINAR PERSADA KARYA DENGAN METODE EXCESS STOCK DETERMINATION

PERAMALAN PRODUKSI PRODUK BATEEQ MENGGUNAKAN METODE MOVING AVERAGE DAN EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PT. EFRATA RETAILINDO SUKOHARJO

ABSTRAK. Kata-kata kunci: biaya pemasaran dan penjualan. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN COST OF POOR QUALITY PADA PT TECHWAH PAPER PRODUCTS INDONESIA PERIODE TAHUN

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Pada PT Varia Usaha Beton Periode Tahun 2013, Sidoarjo)

Akuntansi Biaya. Modul ke: 04FEB JOB ORDER COSTING. Fakultas. Diah Iskandar SE., M.Si dan Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi. Program Studi Akuntansi

Transkripsi:

ALOKASI JOINT COST PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH SPLIT OFF POINT PADA PT ISTEM Hendra Galuh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang Tuti Susana Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang Abstract Joint Cost Allocation (joint cost) is very important for the company as one of the efforts to determine the cost of production of each product and the determination of the value of finished product inventory. The purpose of this paper is to: know the accounting methods used in treating byproducts at the time before and after the split off point, knowing the level of income from the sale of byproducts at the time before and after the split off point, knowing the internal control performed on the by products on Moment before and after split off point at PT. ISTEM. Based on the results of the discussion and analysis of Joint Cost at the time before and after the split off point can be concluded that in making the sale of byproducts, PT ISTEM using the method without the cost of goods treated as gross income and recognized as other income. Where in its calculations, byproducts do not get a shared cost allocation from product processing before being segregated, the income from the sale of byproducts at PT ISTEM fluctuates. This is due to the sale of byproducts in each month vary. Keywords: Joint Cost, Method Without Cost Abstrak Alokasi Joint Cost (biaya bersama) sangat penting bagi perusahaan sebagai salah satu usaha untuk penentuan harga pokok produksi masing-masing produk dan penentuan nilai persediaan produk jadi. Tujuan penulisan ini adalah untuk :

mengetahui metode akuntansi yang digunakan dalam memperlakukan produk sampingan pada saat sebelum dan sesudah split off point, mengetahui tingkat pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan pada saat sebelum dan sesudah split off point, mengetahui pengendalian intern yang dilakukan terhadap produk sampingan pada saat sebelum dan sesudah split off point pada PT. ISTEM. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis Joint Cost pada saat sebelum dan sesudah split off point dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penjualan produk sampingan, PT ISTEM menggunakan metode tanpa harga pokok yang diperlakukan sebagai pendapatan kotor dan diakui sebagai pendapatan lain-lain. di mana dalam perhitungannya, produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah, Tingkat pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan pada PT ISTEM mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh penjualan produk sampingan pada setiap bulannya berbeda-beda. Kata kunci : Joint Cost, Metode Tanpa Harga Pokok PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pada banyak perusahaan manufaktur, suatu proses produksi dihasilkan lebih dari satu jenis produk. Di perusahann industri tekstil misalnya, proses produksinya dapat menghasilkan benang, kain setengah jadi, dan kain jadi. Di perusahaan industri minyak bumi, proses penyulingan minyak mentah dapat menghasilkan bensin, minyak tanah, oli, dan lain-lain. Bila dalam satu proses produksi dihasilkan lebih dari satu prooduksi seperti contoh di atas, maka produk tersebut disebut produk utama dan atau produk sampingan. Produk yang dihasilkan akan dinamakan produk utama atau produk sampingan akan tergantung pada nilai relatif dari produk tersebut. Persoalan yang timbul akibat dari proses produksi yang sama dihasilkan lebih dari satu jenis produk adalah biaya yang dikeluarkan untuk semua produk tersebut, disebut biaya bersama (joint cost) yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk-produk yang bersangkutan, biaya bersama adalah biaya yang diolah secara

bersama seperti, bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk (Bastian Bustami dan Nurlela 2013:156). LANDASAN TEORI Pengertian Produk Bersama Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2013:155) Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama atau serempak dengan menggunakan bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead secara bersama. Biaya tersebut tidak dapat ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk, dan setiap produk mempunyai nilai jual atau kuantitas yang relatif sama. Dalam produk bersama dapat menghasilkan produk utama dan produk sampingan, Produk utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk lain atau produk sampingan sedangkan produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk lain atau produk utama. Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2012:158) mengungkapkan : Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan secara simultan dari suatu proses tertentu, di mana masing-masing produk mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berarti. Karakteristik Produk Bersama Menurut Mulyadi (2010:335) produk bersama memiliki karakteristik 1. Produk bersama merupakan tujuan utama kegiatan produksi. 2. Harga jual produk bersama relatif tinggi bila dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama. Aliran Produk dan Aliran Biaya

Proses Gabungan (Joint Process ) Nilai Jual Pada Titik Pisah Biaya Pemrosesan Lebih Lanjut Nilai Jual Setelah Pengolahan Biaya Gabungan Titik Pisah (Splitt Off Point ) Produk A Produk B Biaya Dapat Dipisahkan Biaya Dapat Dipisahkan Produk A Produk A Metode Alokasi Biaya Bersama Bastian Bustami dan Nurlela (2013:157) mengungkapkan : Alokasi biaya adalah pembebanan biaya secara proporsional dari biaya tidak langsung atau biaya bersama ke objek biaya. William K. Carter (2010:269) mengungkapkan : Secara umum alokasi biaya tersebut ditujukan untuk berbagai alasan sebagai berikut : 1. Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan internal. 2. Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. 3. Menilai persediaan untuk tujuan asuransi. 4. Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yang rusak. 5. Biaya bahan yang hancur. 6. Menentukan biaya departemen atau devisi untuk tujuan pengukuran kinerja eksekutif.

7. Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang diproduksi dikenakan peraturan harga. Metode Alokasi Biaya Bersama 1. Metode harga pasar / metode nilai jual hipotesis Bastian Bustami dan Nurlela (2013:158) mengungkapkan Metode harga pasar atau nilai jual merupakan pembebanan biaya bersama atas dasar nilai jual masing-masing produk. William K. Carter (2010:275) mengungkapkan Metode harga jual dapat dibedakan menjadi : a. Harga jual diketahui pada saat titik pisah Rumus : Pembebanan biaya bersama= Jumlah nilai jual masing-masing produk Jumlah nilai jual keseluruhan produk X Biaya bersama b. Harga jual tidak diketahui pada titik pisah Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual dapat diketahui setelah proses. Dasar yang digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut. (Harga Pasar Hipotesis = Nilai Jual Biaya Proses Lanjut).

Rumus : Pembebanan Biaya Bersama = Jumlah nilai jual hipotesis masingmasing produk setelah titik pisah Jumlah nilai jual hipotesis seluruh produk setelah titik pisah XBiaya Bersama 2. Metode unit fisik Armanto Witjaksono (2013:107) mengungkapkan :Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan biaya bersama kepada produk didasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu produk. Penggunaan metode ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : Pembebanan biaya bersama = Jumlah unit masing-masing produk Jumlah unit keseluruhan produk X Biaya bersama 3. Metode rata-rata sederhana William K. Carter (2010:279) mengungkapkan Metode rata-rata sederhana atau rata-rata per unit adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya bersama bahwa seluruh produk yang dihasilkan dari proses produksi bersama harus dibebani suatu nilai secara proporsional dari seluruh biaya bersama atau dari besarnya unit yang diproduksi. Metode ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : Pembebanan Biaya Bersama = Biaya per unit X Jumlah unit masing-masing produk Biaya per unit =

Jumlah biaya bersama / Jumlah unit keseluruhan produk 4. Metode rata-rata tertimbang Mulyadi (2010:340) mengungkapkan Metode rata-rata tertimbang adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya bersama berdasarkan kepada unit produksi dan dikalikan dengan faktor penimbang, kemudian diperoleh jumlah penimbang rata-rata setiap produk dibagi dengan jumlah penimbang rata-rata seluruh produk. Metode ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : Pembebanan biaya bersama = Jumlah penimbang rata-rata setiap produk Jumlah penimbang rata-rata seluruh produk X Biaya bersama Produk Sampingan R.A. Supriyono (2010:238) mengungkapkan : Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan produk utama. Adapun pengelompokan produk sampingan menurut Armanto Witjaksono (2013:107)di dalam bukunya mengungkapkan : Produk sampingan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Produk sampingan yang siap dijual setelah dipisah dari produk utama. 2. Produk sampingan yang memerlukan proses lebih lanjut. 3. Produk sampingan yang siap dijual setelah titik pisah dari produk utama, tetapi dapat diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Selain itu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan harga pokok produk sampingan adalah : 1. Metode Tanpa Harga Pokok Bastian Bustami dan Nurlela (2013:166) mengungkapkan : Metode tanpa harga pokok adalah suatu metode dalam perhitungan produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah. metode tanpa harga pokok ini dapat dibedakan sebagai berikut : a. Pengakuan Atas Pendapatan Kotor Dalam pengakuan atas pendapatan kotor produk sampingan dapat diperlakukan sebagai penambah penjualan atau pendapatan produk utama, sebagai pengurang harga pokok penjualan atau bisa juga diperlakukan sebagai pengurang biaya produksi. b. Pengakuan Atas Pendapatan Bersih Kautsar Riza Salman (2013:141) mengungkapkan Dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi bersama ke produk utama adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan produk sampingan setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terjadi setelah titik pisah. 2. Metode Dengan Harga Pokok Bastian Bustami dan Nurlela (2013:173) mengungkapkan : Metode dengan harga pokok merupakan suatu metode di mana produk sampingan memperoleh alokasi biaya bersama sebelum dipisah dari produk utama. Metode dengan harga pokok terdiri dari Produk Sampingan Sebagai Harga Pokok Pengganti dan Produk Sampingan Sebagai Harga Pokok Pembatalan Biaya (Reversal Costs). Metodologi Penulisan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan untuk

memperoleh data sekunder dan informasi yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi yaitu mengadakan kegiatan pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk lebih memahami kondisi perusahaan. Dan juga menggunakan studi pustaka yaitu mencari dan mengumpulkan bahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dengan cara membaca, mempelajari, dan mendalami literatur-literatur maupun referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini. Objek dan Subjek Penelitian objek dalam penelitian ini adalah analisis joint cost dengan metode tanpa harga pokok Subjek dalam penelitian ini adalah PT. Indonesia Synthetic Textile Mills (PT ISTEM) yang merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang tekstil. Dan yang menjadi Jenis Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan yaitu dengan mengacu kepada buku-buku yang berkaitan dengan penelitian serta sumber data yang berasal dari dokumen (data sekunder). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Penelitian Lapangan (Field Research) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan yang meliputi wawancara dan observasi. Penelitian Kepustakaan (Library Research) peneliti memperoleh dari literature, buku-buku referensi yang berhubungan dengan dengan masalah untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teori. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berikut adalah data mengenai joint cost pada PT ISTEM :

Tabel 4.1 PT ISTEM Joint Cost Of Main Product And By Product 2014 In Thousands Rupiah Months Joint Cost January Rp 1.118.559 February Rp 991.233 March Rp 945.850 April Rp 1.000.393 May Rp 976.989 June Rp 996.254 July Rp 1.010.947 August Rp 901.000 September Rp 983.736 October Rp 1.000.291 November Rp 905.437 Desember Rp 989.674 Sumber : PT ISTEM Analisis Joint Cost menggunakan metode tanpa harga pokok 1. Penjualan produk sampingan selama tahun 2014 pada PT ISTEM Tabel 4.2 Summary for waste sold to PT. Toray International Indonesia for the month of January 2014 Invoice No : 0019 NO DESCRIPTIONS QUANTITY UNIT PRICE AMOUNT KGS RP RP 1 Yarn Waste 6.092,00 1.727,27 10.522.529 2 Flat Waste 237,00 2.863,64 678.683 3 Sayoment Waste 528,00 3.613,64 1.908.002 4 Cleaner Waste 280,00 1.454,55 407.274 5 Staple Waste 293,00 1.818,18 532.727 6 Waste Ex Spinning No.3 1.383,00 1.818,18 2.514.543 7 Short Fiber Waste 115,00 1.727,27 198.636 TOTAL 8.928 16.762.393 PPN 10% 1.676.239 TOTAL AMOUNT 18.438.632 Sumber : PT ISTEM Jurnalnya : Cash / Account Receivable Rp 16.762.393 VAT Out Rp 1.676.239 By Product Income Rp 18.438.632

2. Alokasi biaya bersama (joint cost) produk utama dan produk sampingan selama tahun 2014 pada PT ISTEM Tingkat Pendapatan Produk Sampingan Pada PT ISTEM. Berikut adalah tingkat pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan pada PT ISTEM. Tabel 4.13 PT ISTEM Unit Of Joint Product And By Product 2014 Months Joint Prodct By Product % Of Kgs Kgs By January 780.178,58 10.315,32 1,32 February 700.000,00 9.140,27 1,31 March 744.468,52 9.581,19 1,29 April 846.807,09 10.943,63 1,29 May 766.816,54 10.046,36 1,31 June 794.729,62 10.531,37 1,33 July 678.780,00 9.305,62 1,37 August 737.281,64 9.865,59 1,34 September 806.687,03 10.758,45 1,33 October 832.895,00 11.664,54 1,40 November 858.498,31 11.560,92 1,35 Desember 860.475,83 11.717,45 1,36 Sumber : PT ISTEM Sales Of By Product Tabel 4.26 PT ISTEM 2014 Months Unit Sales Kgs Total Amount January 8.928 Rp 18.438.632 February 10.238 Rp 20.745.103 March 9.622 Rp 19.334.779 April 14.200 Rp 29.188.671 May 9.576 Rp 19.769.181 June 9.850 Rp 20.173.154 July - Rp - August 22.340 Rp 46.893.115 September 3.432 Rp 8.153.909 October 27.741 Rp 60.312.734 November 12.158 Rp 26.891.186 Desember 10.642 Rp 23.898.882 Sumber : PT ISTEM

Dari tabel informasi mengenai data penjualan di atas, dapat digambarkan grafik sebagai berikut : Sumber : PT ISTEM Dari grafik di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penghasilan atas penjualan produk sampingan pada PT ISTEM di tahun 2014 dari bulan ke bulan mengalami fluktuasi. 2. Tingkat penjualan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2014 dengan penjualan sebanyak 27.741 kg. 3. Tingkat penjualan terendah terjadi pada bulan Juli 2014 dan dapat dikatakan bahwa pada bulan ini PT ISTEM tidak melakukan penjualan produk sampingan. 4. Rata-Rata penjualan produk sampingan pada PT ISTEM di tahun 2014 adalah sebesar 11.561 kg. Analisa yang diperoleh berdasarkan grafik di atas adalah sebagai berikut : 1. Pada bulan Juli 2014 terjadi penurunan penjualan produk sampingan yang sangat drastis dari bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada bulan Juli 2014, PT ISTEM menghasilkan 9.305,62 Kg produk sampingan. Akan tetapi pada bulan tersebut tidak adanya penjualan.

2. Pada bulan September 2014 terjadi penurunan yang sangat rendah dibandingkan dengan penjualan bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada bulan September 2014, PT ISTEM menghasilkan 10.758,45 Kg produk sampingan, akan tetapi yang terjual hanya 3.432 Kg. 3. Pada Bulan September terjadi penjualan produk sampingan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bulan September dengan penjualan sebesar 27.741 Kg sedangkan pada bulan tersebut, PT ISTEM hanya menghasilkan produk sampingan sebesar 11.664,54. Hal ini dikarenakan adanya penambahan kuantitas yang berasal dari persediaan akhir dari bulan-bulan sebelumnya. Kesimpulan Dari seluruh pembahasan yang telah penulis buat tentang alokasi joint cost produk sampingan pada PT ISTEM, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam melakukan penjualan produk sampingan, PT ISTEM menggunakan metode tanpa harga pokok yang diperlakukan sebagai pendapatan kotor dan diakui sebagai pendapatan lain-lain. PT ISTEM menerapkan metode tanpa harga pokok di mana dalam perhitungannya, produk sampingan tidak memperoleh alokasi biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah. Kemudian dari metode tanpa harga pokok ini diperlakukan sebagai pendapatan kotor di mana produk sampingan dapat langsung dijual pada saat titik pisah tanpa harus melalui proses pengolahan lebih lanjut. Dari pendapatan kotor ini, PT ISTEM mengakui pendapatan penjualan produk sampingan ini sebagai pendapatan lain-lain di mana pendapatan ini berasal dari sumber di luar kegiatan utama perusahaan. 2. Tingkat pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan pada PT ISTEM mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh penjualan produk sampingan pada setiap bulannya berbeda-beda sehingga PT ISTEM mendapatkan penghasilan dari kegiatan ini pun beragam. Pada tahun 2014, PT ISTEM mengalami fluktuasi atas penjualan produk sampingan di mana penghasilan terbesar terjadi pada bulan Juni dengan pendapatan sebesar Rp

Daftar Pustaka 60.312.734 dan pada bulan Juli, PT ISTEM tidak mengalami penjualan produk sampingan sehingga tidak ada penghasilan dalam kegiatan ini. Bustami, Bastian, dan Nurlela, Akuntansi Biaya, Jakarta, Mitra Wacana Media, 2013. Carter, William K, Cost Accounting, Jakarta, Salemba Empat, 2010. Dewi, Sofia Prima, dan Septian Bayu Kristanto, Akuntansi Biaya, Jakarta, In Media, 2015. Dunia, Firdaus Ahmad, dan Wasilah Abdullah, Akuntansi Biaya, Jakarta, Salemba Empat, 2012. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat, 2010. Mulyadi, Akuntansi Biaya, Yogyakarta, STIM YKPN, 2010. Salman, Kautsar Riza, Akuntansi Biaya, Jakarta, Akademia Permata, 2013. Supriyono, RA, Akuntansi Biaya, Yogyakarta, BPFE, 2010. Witjaksono, Armanto, Akuntansi Biaya, Jakarta, Graha Ilmu, 2013.