PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

dokumen-dokumen yang mirip
Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB 3. PENGECORAN LOGAM

Merencanakan Pembuatan Pola

BAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan

Bab 3 Perbaikan Proses Pembuatan Pola Volute Casing Pompa Sentrifugal

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

MATERIAL TEKNIK LOGAM

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membersihkan coran. Hampir semua benda-benda logam yang. Perkembangan material berbasis besi ( ferro), khususnya

ANALISA PERBANDINGAN PEMAKAIAN RISER RING DAN CROWN PADA PENGECORAN VELG TIPE MS 366 DENGAN UJI SIMULASI MENGGUNAKAN CAE ADSTEFAN

PROSES MANUFACTURING

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Teknik Pengecoran Logam. Disusun Oleh : Sugeng Slamet, MT

2 PROSES MANUFAKTUR I CASTING PROCESSES JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

11 BAB II LANDASAN TEORI

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULI UNTUK DIGUNAKAN PADA KOMPRESOR AC KENDARAAN PENUMPANG BERKAPASITAS 5 ORANG

BAB 2 PROSES PENGECORAN

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

PENGECORAN SENTRIFUGAL (CENTRIFUGAL CASTING) dimana : N = Kecepatan putar (rpm) G factor = Faktor gaya normal gravitasi selama berputar

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061

Gambar 1 Sistem Saluran

XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

TUGAS SARJANA TEKNIK PENGECORAN LOGAM

6. Besi Cor. Besi Cor Kelabu : : : : : : : Singkatan Berat jenis Titik cair Temperatur cor Kekuatan tarik Kemuluran Penyusutan

Diagram TEKNIK MESIN ITS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

BAB I PENDAHULUAN.

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)

RANCANG BANGUN DAN ANALISA SISTEM SALURAN TERHADAP CACAT PENGECORAN PADA BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK) FCD 450 DENGAN MENGGUNAKAN PASIR CETAK KERING

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

Bab 4 Hasil Perbaikan dan Analisis

PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT

Perancangan Pola Cetakan dan Penjadwalan Mesin pada Produk Iron Ductile

Membuat Cetakan Pasir dan Inti

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

PENGARUH VOLUME EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE SAND CASTING

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

RENCANA PEMBELAJARAN

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

Studi Eksperimen Pengaruh Jenis Saluran pada Aluminium Sand Casting terhadap Porositas Produk Toroidal Piston

Rekayasa Mutu Produksi Gate Valve di P.T. Barindo Anggun Industri *

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM

Transkripsi:

KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA Arianto Leman S., MT Disampaikan dalam : PELATIHAN PENGEMBANGAN RINTISAN PENGECORAN SKALA MINI BAGI GURU-GURU SMK DI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010

KATA PENGANTAR Makalah ini di susun sebagai panduan praktis bagi guru-guru SMK dalam PELATIHAN PENGEMBANGAN RINTISAN PENGECORAN SKALA MINI. Pelatihan ini bertujuan memberi gambaran kepada guru-guru SMK tentang proses pengecoran prkaits menggunakan peralatan sederhana berukuran kecil. Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan diharapkan mampu mengembangkan peralatan sederhana untuk praktik pengecoran praktis di SMK masing-masing untuk menunjang mata diklat proses pengecoran yang diajarkan di SMK. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini lebih lanjut. Penulis juga berharap makalah ini bermanfaat bagi semua praktisi dan pemerhati bidang pengecoran. Penyusun. ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI. iii 1. Pendahuluan. 1 1.1 Proses pengecoran logam.. 1 1.2 Kelebihan dan kekurangan proses pengecoran logam. 1 2. Pedoman Konstriksi Pengecoran 2 2.1 Tuntutan terhadap struktur dan bentuk benda coran 2 2.2 Tuntutan terhadap metoda pengerjaan 3 2.3 Tuntutan proses perlakuan lanjut 6 2.4 Tuntutan pengerjaan mesin.. 7 3. Sistem Perancangan Pengecoran.. 10 3.1 Perancangan pola. 10 3.2 Belahan/Permukaan pisah 10 3.3 Tambahan pengerjaan.. 11 3.4 Kemiringan pola 12 3.5 Penyusutan dimensi 13 4. Latihan.. 15 iii

1. PENDAHULUAN 1.1 Proses Pengecoran Logam Pengolahan Pasir Desain coran (Casting design) Desain pola (Pattern design) Pembuatan pola (Pattern making) Pembuatan cetakan dan inti Penuangan (Pouring) Pendinginan (Cooling) Pembongkaran Pembersihan (Fetting) Inspeksi akhir (End Inspection Peramuan bahan Pemuatan (Charging) Peleburan (Melting) Proses pengecoran logam adalah suatu urutan pembuatan benda dengan menuangkan logam cair yang secara berkesinambungan mulai dari perancangan benda coran sampai dengan proses pengerjaan akhir. Perancangan benda coran merupakan proses awal yang dilakukan, sehingga mempengaruhi kualitas akhir produk yang akan dihasilkan. Perancangan coran harus pula memperhatikan proses-proses selanjutnya yang akan dilakukan agar memberi kemudahan bagi proses-proses selanjutnya dan tidak menimbulkan masalah. Hasil perancangan coran akan diterjemahkan menjadi desain pola dan selanjutnya akan dibuat pola dan kotak inti. Dengan pola tersebut maka dapat dibuat cetakan dan inti. Setelah cairan dan cetakan siap maka dilakukan penuangan ke dalam cetakan. Logam cair akan mengalami pendinginan selama beberapa waktu di dalam cetakan. Akhirnya cetakan dibongkar dan coran pembersihan. 1.2 Kelebihan dan Kekurangan Proses Pengecoran Logam Produk pengecoran logam mempunyai bentuk dan dimensi yang khas, karena pembuatannya dilakukan dengan mengubah logam dari fase cair menjadi padat. Pembentukan benda dilakukan sekaligus dan tidak dilakukan dengan perakitan bagian-bagian benda. Keuntungan proses pengecoran logam adalah: (1) Dapat membuat bentuk yang rumit (2) Dapat menghemat waktu dan pengerjaan produk massal (3) Dapat menggunakan bahan yang tidak dapat dikerjakan dengan proses pemesinan (4) Ukuran Produk tidak terbatas (5) Bahan dapat dilebur ulang Kekurangan proses pengecoran logam adalah: (1) Kurang ekonomis untuk produksi dalam jumlah sedikit (2) Permukaan secara umum lebih kasar dibanding proses pemesinan (3) Toleransi kepresisian ukuran harus lebih besar dibanding produk pemesinan 1

2

3

4

5

6

7

8

9

3. Sistem Perancangan Pola Sistem perancangan coran merupakan langkah awal dalam menentukan keberhasilan produk coran. Sistem perancangan coran terdiri dari perancangan gambar pola (pattern), rancangan penambah (riser design) dan rancangan sistem saluran (gating design). 3.1 Perancangan Pola Cetakan adalah rongga atau ruangan yang akan dituangi logam cair untuk membuat coran. Cetakan dibuat menggunakan pola. Pola dapat dibuat dari kayu, plastik, ataupun logam. Pola logam digunakan agar dapat menjaga ketelitian ukuran benda coran, terutama dalam masa produksi sehingga pola lebih awet dan produktivitas meningkat. Pola kayu dan plastik lebih murah, cepat dibuatnya dan lebih mudah diolahnya. Oleh sebab itu pola kayu umumnya digunakan untuk cetakan pasir. Saat ini sering pola kayu diperkuat permukaannya dengan lapisan plastik agar lebih tahan aus dan lebih mudah dalam pembuatan cetakan. Perancangan pola dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya. Dalam merancang pola perlu memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi proses pengecoran dan kualitas hasil pengecoran. Aspek-aspek tersebut antara lain: (1) Penambahan ukuran untuk mengatasi penyusutan padat saat logam mengalami pendinginan dan untuk proses pemesinan jika diperlukan. (2) Memberi kemiringan pada sisi-sisi pola untuk mempermudah pengeluaran pola pada proses pembuatan cetakan. (3) Menentukan bagian pisah (parting plane) untuk memudahkan pembuatan cetakan. (4) Pemberian radius pada ujung-ujung pola yang sesuai untuk menghindari bentuk yang tajam dan memudahkan pembuatan cetakan. 3.2 Belahan/Permukaan Pisah (Parting Line) Pembuatan pola pada hampir semua benda cor, pada umumnya dibagi dalam dua bagian atau lebih, terutama untuk bentuk yang rumit. Benda yang bentuknya sederhana, memungkinkan untuk dibuat tanpa belahan yang biasa disebut pola tunggal. Pola yang mempunyai konstruksi belahan, bagian atas biasa disebut kup dan bagian bawah disebut drag. Dalam menentukan kup dan drag tidak ada ketentuan yang pasti, hanya diperlukan suatu wawasan yang berhubungan dengan nilai dan atau faktor ekonomis dalam proses pembuatan pola. Pada prinsipnya, penentuan kup dan drag merupakan kebebasan dan keleluasaan bagi perancang, persyaratannya harus tidak menyulitkan proses selanjutnya, misalnya tidak banyak memakan waktu pengerjaan, tidak menyulitkan dalam pembuatan cetakan dan tidak memakan biaya besar dalam penyelesaian akhir. (Gambar bawah adalah tanda/kode belahan). 10

3.3 Tambahan Pengerjaan Tambahan pengerjaan adalah penambahan ukuran atau ketebalan pada bagian yang akan difinishing dengan pemesinan. Misal sebuah luibang dengan ukuran presisi dan kehalusan permukaan tertentu hanya dapat dicapai melalui proses boring atau suatu bagian memerlukan permukaan rata dan halus. Pada gambar perancangan pengecoran, bagian itu ditunjuukan dengan tanda pengerjaan mesin. Cara pemberian dan menentukan secara teknis Pemberian tambahan pengerjaan pada bagian kup berbeda dengan pada bagian drag. Tambahan pengerjaan pada kup lebih besar, dengan alas an untuk menghindarkan cacat akibat penyusutan dan kotoran (slag) atau gas yang biasanya berada dipermukaan bagian atas. 11

3.4 Kemiringan Pola Kemiringan pola adalah seluruh permukaan dinding coran yang posisinya tegak lurus dengan garis belahan. Pola dibuat miring atau diberi kemiringan yang besarnya dalam satuan derajat atau dengan selisih ukuran atas (puncak) dengan alasnya. Tujuan kemiringan adalah agar pola dapat dikeluarkan atau ditarik dari cetakan dengan mudah serta menghindarkan kerusakan pola maupun cetakan pasir. Kemiringan diatur sesuai tinggi rendahnya pola terhadap garis belahan dan tergantung bahan pola. Misal pola kayu harus memiliki kemiringan yang lebih besar dibanding pola resin atau logam, karena kayu umumnya mempunyai permukaan tidak stabil. Macam-macam kemiringan pola Tiga macam kemiringan yaitu: (1) positif; (2) negatif; dan (3) netral, diberikan sesuai permintaan perancang pengecoran. Contoh penerapan penggunaan kemiringan 12

Satuan kemiringan Satuan dalam derajat atau dengan selisih ukuran tebal dinding. Biasanya tiap perusahaan pengecoran logam mempunyai standar ukuran kemiringan masing-masing. Seorang pembuat cetakan akan menginginkan kemiringan sebesar mungkin, sehingga cetakan lebih mudah dibuat. Tapi seorang perancang harus memberikan kemiringan sesuai keperluan. Ujung-ujung cetakan harus diberikan radius yang cukup, agar kerusakan dapat dihindarkan, begitu pula pada bagian tambahan pengerjaan. Untuk benda-benda berukuran besar dapat dilihat diagram di bawah ini untuk memberikan kemiringan. KEMIRINGAN BENDA (minimum) Contoh: untuk tinggi 150 mm = 1,1 mm atau 25 Catatan: - Untuk sirip-sirip penguat berlaku dua kalinya harga tersebut di atas. - Harga yang berlainan atau tidak langsung, penyelesaiannya disesuaikan. Misal: untuk 200 mm diberikan antara 1,1 1,8. 3.5 Penyusutan Dimensi/Penyusutan Padat Penyusutan dimensi (penyusutan padat akan selalu bterjadi pada benda coran, hal ini terjadi mulai saat awal pembekuan hingga dingin (menapai suhu kamar). Oleh sebab itu, dalam pembuatan pola, harus diberikan tambahan ukuran dari ukuran nominal yag dinimta. Besar penambahan ukuran tergantung pada jenis logam yang di cor. 13

Dalam pembuatan pola, prosentase penyusutan dapat dibantu dengan alat ukur khusus untuk membuat pola seperti penggaris dan jangka sorong yang mempunyai tambahan ukuran dalam prosentase: 0,50%, 0,75%, 1,00%, 1,25%, 1,50%, 1,75%, 2.00%, dan 2,50%. Meski besar penyusutan dimensi bahan sangat beragam, dapat digunakan alat ukur yag mendekati dan masuk toleransi. Tabel Penyusutan Dimensi Jenis Bahan Benda Coran Harga yang Berlaku (%) Besi Cor Kelabu (FC) 1,00 Besi Cor Nodular (FCD) 1,00 Besi Cor Mampu Tempa (Perapian Putih) 1,60 Besi Cor Mampu Tempa (Perapian Hitam) 0,50 Besi Cor (SC) 2,00 Aluminium Paduan (Al) 1,20 Magnesium Paduan (Mg) 1,20 Tembaga Paduan (Cu paduan) 1,90 Brons/Bronze (Cu Sn) 1,50 Kuningan/Brass (Cu Zn) 1,50 Kuningan Khusus/ Paduan Mn-Fe-AL 2,00 Alumnium-Brons (Cu Al) 1,80 Seng (Zn) 1,30 Timbal (Pb) 1,00 14

4. LATIHAN 4.1 Latihan 1: 15

4.2 Latihan 2: Latihan 2: Membuat Garis Belahan, Tambahan pengerjaan, Kemiringan, dan Inti. 16

4.3 Latihan 3 Latihan 3: Membuat Garis Belahan, Tambahan pengerjaan, Kemiringan, dan Inti. 17