BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lingkungan perkotaan identik dengan pembangunan fisik yang sangat pesat. Pengembangan menjadi kota metropolitan menjadikan lahan di kota menjadi semakin berkurang, begitu pula dengan ruang yang berfungsi sebagai stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga merupakan salah satu kota yang sedang pesat pembangunannya mulai dari pembangunan fasilitas kota, perumahan, kawasan perkantoran, apartemen dan lain-lain. Pesatnya pembangunan ini secara langsung akan menggusur lahan kosong untuk dijadikan bangunan fisik. Seperti halnya yang terjadi dengan ruang terbuka hijau yang ada di Depok, salah satunya adalah Taman Hutan Raya Pancoran Mas Depok. Tahura ini merupakan kawasan konservasi sekaligus menjadi ruang terbuka hijau bagi kota Depok. Selain terdesak dengan pembangunan fisik yang sangat pesat, terdapat pula beberapa penyimpangan fungsi hutan di Taman Hutan Raya Pancoran Mas. Taman Hutan Raya berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 merupakan kawasan konservasi yang ditujukan untuk koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, yang dapat diperuntukan untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan pariwisata. Taman Hutan Raya (Tahura) Pancoran Mas Depok (Gambar 1), Jawa Barat yang dikelola 1
2 sepenuhnya oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Depok, memiliki luas sekitar ± 6 ha yang terletak di Jalan Cagar Alam, Kampung Baru, Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Tahura Pancoran Mas memiliki koleksi vegetasi yang secara umum didominasi oleh famili Dipterocarpeceae. Gambar 1. Taman Hutan Raya Pancoran Mas (Sumber: Google Earth, 2013) Saat ini kondisi Tahura Pancoran Mas sangat memprihatinkan. Terjadi beberapa penyimpangan penggunaan lahan dan penyalahgunaan fungsi hutan pada kawasan Tahura, karena lokasi Tahura Pancoran Mas berada ditengahtengah padatnya pemukiman penduduk Kampung Baru. Menurut penelitian Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Depok tahun 2009, Tahura Pancoran Mas dulu merupakan kawasan hutan yang lebat. Namun karena pesatnya pembangunan infrastruktur Kota Depok maka kawasan Tahura terdesak oleh pemukiman penduduk yang semakin lama semakin bertambah.
3 Saat ini Tahura dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk dijadikan lahan perkebunan, pembuatan kolam ikan, ditanami tanaman obat. Selain itu pagar pembatas kawasan Tahura dipergunakan untuk tempat menjemur pakaian dan kondisi pagar yang sudah rusak, serta adanya tumpukan sampah pada beberapa sudut kawasan Tahura. Taman Hutan Raya Pancoran Mas merupakan kawasan konservasi pertama di Indonesia. Statusnya sebagai Cagar Alam pada saat itu kemudian berubah menjadi Taman Hutan Raya memberikan nilai historis yang tinggi sehingga wajib dilestarikan. Pesatnya pembangunan kota Depok membuat masyarakat menjadi lupa akan fungsi dan peran Tahura Pancoran Mas. Menurunnya minat masyarakat dalam melestarikan Tahura Pancoran Mas berdasarkan uraian di atas telah menyebabkan Tahura Pancoran Mas mengalami penyimpangan fungsi dan perannya sebagai kawasan konservasi. Seharusnya bila dikelola dengan baik maka kawasan Tahura Pancoran Mas bisa dimaksimalkan fungsinya, bahkan dapat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Seiring dengan semakin padatnya kota, kawasan ini akan menyeimbangkan kehidupan kota baik sebagai penyedia air tanah, pencegah banjir, penyedia oksigen, menciptakan iklim mikro, penyerap karbon, bahkan dapat menjadi tempat rekreasi warga perkotaan.
4 1.2.Permasalahan Keberadaan Tahura Pancoran Mas ditengah-tengah padatnya penduduk Kampung Baru dinilai sangat penting karena selain menjadi ruang terbuka hijau, Tahura Pancoran Mas juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat perlahan-lahan menjadi lupa akan fungsi dari Tahura Pancoran Mas seperti yang dinyatakan Laporan Badan Lingkungan Hidup pada tahun 2006, yaitu terdapat beberapa masyarakat yang beranggapan Tahura adalah tempat pembuangan sampah dan Tahura terlihat kumuh. Selain itu beragamnya mata pencaharian masyarakat yang berada di sekitar Tahura Pancoran Mas menyebabkan beberapa warga tidak mengerti dan tidak mengetahui peran dan fungsi Tahura Pancoran Mas sehingga menurunkan minat masyarakat untuk melestarikan Tahura Pancoran Mas. Saat ini yang terjadi adalah fungsi konservasi dari Tahura Pancoran Mas terus terdesak oleh kebutuhan masyarakat Kampung Baru. Bila hal ini terus dibiarkan maka kelestarian Tahura Pancoran Mas akan terancam. Menjaga dan menjamin kelestarian suatu hutan merupakan tanggung jawab dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak terkait dengan hutan. Masyarakat sebagai bagian dari kesatuan ekosistem hutan, perlu dipandang sebagai aktor yang akan menentukan kelestarian suatu hutan (Prakoso, 2006). Oleh karena itu perlu diketahui persepsi masyarakat Kampung Baru dalam melestarikan Tahura Pancoran Mas sehingga dapat dicapai kondisi ideal dari fungsi dan peran Tahura Pancoran Mas. Informasi
5 mengenai persepsi masyarakat ini bermanfaat untuk mengetahui pandangan masyarakat Kampung Baru terhadap keberadaan Tahura, peran mereka dalam melestarikan Tahura, serta harapan dan kekawatiran mereka terhadap keberadaan Tahura. Informasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pengelolaan kawasan Tahura Pancoran Mas menjadi lebih baik. 1.3.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kampung Baru terhadap kelestarian Taman Hutan Raya Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat. 1.4.Manfaat Penelitian 1. Masukan bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah Kota Depok dalam membuat kebijakan, mengelola dan mengembangkan Tahura bagi masyarakat mendatang, sehingga dapat dilakukan upaya yang sebaiknya dilakukan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Tahura Pancoran Mas 2. Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan merupakan referensi untuk kepentingan penelitian selanjutnya. 3. Menyediakan informasi tentang kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Kampung Baru terkait dengan pengelolaan Tahura Pancoran mas agar kepentingan masyarakat dapat diakomodasi.