BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mendukung proses penulisan yang lancar sesuai dengan tujuan penulisan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan di dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut : 2. Menyusun instrumen, pengumpulan data

134 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Oleh Dimas Indra Kusuma

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB V HASIL PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

o Ketika hasil pekerjaan saya yang saya harapkan tidak tercapai, saya malas untuk berusaha lebih keras lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sebagaimana yang diutarakan oleh Sarafino dan Smith (2012, h.29) bahwa stres memiliki dua komponen, yaitu fisik, yang berhubungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang membuat stres. Dalam hal ini stres adalah perasaan tidak

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan dambaan dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bulan, dimulai sejak pertengahan bulan november 2015 dan berakhir

Lokasi wawancara di taman depan gedung E. pakai bahasa Jawa, aku susah buat verbatime.

3. METODE PENELITIAN

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

PETUNJUK PENGISIAN. 4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan diri Anda. Kerahasiaan jawaban Anda serta Identitas Anda akan di jamin sepenuhnya.

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat

BAB 3 METODE PENELITIAN. ini akan menjelaskan tentang metode penelitian kualitatif. atau sudut melalui sudut pandang subyek penelitian.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan. 1. Tujuan dari kuesioner ini adalah pengambilan data untuk skripsi.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN KUESIONER 30

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

A. LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN PENGURUS PANTI 2. WAWANCARA DENGAN ANAK PANTI ASUHAN

MATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB 3 METODE PENELITIAN. pandangan dasar pendekatan kualitatif menuprut Staruss dan Corbin. organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif kualitatif yang digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

PEDOMAN OBSERVASI. Observasi penelitian ini mengungkap : a. Kesan umum : kondisi fisik, penampilan dan perilaku subyek

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan (Orford, 1992). Dukungan

BAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA PENELITIAN. Tabel 4.1 Jadwal Waktu dan Kegiatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA. Data Kontrol: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Tinggal bersama siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

STRATEGI COPING REMAJA TERHADAP PERCERAIAN ORANGTUA SKRIPSI. OLEH: Yulia Ekananda Soessanto NRP :

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Pengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB III METODE PENELITIAN

5. DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

STRATEGI KOPING PADA LANSIA YANG DITINGGAL MATI PASANGAN HIDUPNYA NASKAH PUBLIKASI

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

3. METODE PENELITIAN. 31 Universitas Indonesia. Gambaran Stres..., Muhamad Arista Akbar, FPSI UI, 2008

8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik?

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

KATA PENGANTAR. Saya Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

Transkripsi:

26 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Dan Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian yang lancar sesuai dengan tujuan penelitian. Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah: penyediaan alat perekam, kertas catatan, pena dan alat pendukung lain. Alat perekam yang digunakan adalah handphone yang memiliki kemampuan merekam panjang dan kualitasnya baik sehingga hasil rekaman jelas untuk menyusun transkrip wawancara secara baik, selain itu peneliti juga mempersiapkan garis besar pertanyaan wawancara agar wawancara dapat terarah pada informasi yang diperlukan bagi penelitian. Persiapan lain yang dilakukan oleh penulis adalah persiapan mental, persiapan ini dilakukan karena penulis merupakan instrument kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrument penelitian/alat pengumpul data utama. 2. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian diawali dengan menentukan calon-calon sujek penelitian.kegiatan ini penulis lakukan dengan melakukan observasi di kampus dan melakukan wawancara informal dengan beberapa teman dekat

27 penulis. Hal ini dilakukan untuk menentukan subjek-subjek yang mengalami stres terutama pada calon subjek yang telah menulis skripsi dalam waktu yang panjang.setelah menemukan beberapa orang, peneliti menyeleksi lagi menjadi 3 orang yang paling sesuai dengan karakteristik subjek penelitian yang telah ditentukan. Setelah terpilih 3 orang subjek, penulis menanyakan kesediaan calon subjek untuk melakukan wawancara dengan kondisi, bahwa semua hasil wawancara akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan identitas subjek dirahasiakan. Hal ini penting untuk diberitahukan pada subjek untuk menghindari terjadinya konflik antara dosen dengan mahasiswa maupun antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lain sehubungan dengan informasi yang diungkapkan dalam wawancara. Penulis juga memberitahukan tujuan dari penelitian yang sedang dilakukan agar subjek dapat memberikan informasi yang ssuai dengan kebutuhan penulis. Salah satu faktor yang ditekankan dalam wawancara adalah keterbukaan dan kepercayaan subjek pada penulis sehingga perlu dipahami secara baik bahwa tujuan dari penelitian ini semata-mata adalah untuk kepentingan penelitian. Tempat dan waktu wawancara diatur sesuai dengan kesediaan subjek dan diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi tekanan dalam wawancara. Hal ini bertujuan agar hal-hal yang berkaitan dengan sikap subjek dapat bersifat natural tanpa ada dibuatbuat. Penulis melakukan pengamatan sebelum wawancara untuk melihat kondisi calon subjek. Observasi ini dilakukan secara tidak langsung, terutama

28 melihat aktivitas subjek dalam melakukan penulisan skripsi, terutama, sebelum dan sesudah subjek bimbingan dengan dosen dan saat subjek di perpustakaan atau dilingkungan sekitar kampus. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran awal subjek dan tingkat stress yang dialami oleh subjek. 3. Wawancara Setelah mengamati kegiatan yang dilakukan semua subjek, langkah selanjutnya adalah melakukan proses wawancara pada subjek I, II, dan III. Sebelum melakukan wawancara penulis meminta ijin terlebih dahulu pada subjek untuk menggunakan alat perekam berupa handphone selama proses wawancara berlangsung untuk merekam informasi. Karena hasil wawancara merupakan dokumen rahasia penelitian, maka peneliti tidak mengekspos hasil rekaman maupun transkrip yang dibuat pada publik. Nama, tempat dan namanama yang disebutkan dalam wawancara dirahasiakan untuk kepentingan penelitian. Proses wawancara dilakukan pada hari yang berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan penulis dengan subjek. Agar proses wawancara berjalan sesuai dengan harapan, maka penulis mempersiapkan pedoman wawancara yang digunakan untuk mengarahkan pertanyaan pada subjek, hal ini dapat membantu penulis tetap fokus pada pokok permasalahan yang akan digali. Subjek penelitian ini telah dikenal sebelumnya oleh peneliti sehingga

29 memudahkan subjek untuk berbicara secara terbuka pada peneliti tanpa merasa sungkan. Subjek I adalah teman satu angkatan dengan penulis, yaitu angkatan 2007.Subjek telah melakukan penulisan penelitian selama kurang lebih 8 bulan atau 2 sememster. Pada saat melakukan wawancara, subjek sedang menulis bab IV dan mengalami kendala pada pengolahan data. Wawancara dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2011. Observasi dilakukan setelah subjek melakukan bimbingan di kampus.observasi sebelumnya telah dilakukan beberapa kali terutama saat subjek berada di perpustakaan. Subjek II adalah mahasiswa BK angkatan 2006 yang telah melakukan penulisan skripsi selama lebih dari 1 tahun.subjek mengalami berbagai kendala yang menyebabkannya stres sehingga sempat meninggalkan skripsinya selama beberapa waktu sebelum mulai melakukan penulisan kembali.wawancara dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2011 di lingkungan kampus. Subjek III adalah mahasiswa BK angkatan 2005 yang mengalami kendala melakukan penulisan skripsi dan sempat berhenti selama 1 semester. Subjek jarang terlihat di kampus sehingga penulis beberapa kali menemui subjek di tempat kos untuk melakukan observasi dan wawancara awal. Selain itu penulis juga melakukan observasi saat subjek berada di perpustakaan atau di lingkungan kampus. Wawancara dilakukan pada tanggal 10 September 2011.

30 B. Pengumpulan Data 1. Catatan lapangan Penulis membuat catatan lapangan dalam bentuk verbatim wawancara. Verbatim wawancara merupakan data mentah yang sudah diproses sebagiannya dalam bentuk transkripsi wawancara, atau dapat dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai dalam bentuk transkrip. (Poerwandari dalam Maria, 2009) 2. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses meringkas data yang dilakukan dengan membuat abstraksi rangkuman inti, proses-proses dan pertanyaan dengan tetap menjaga taat asas. Penulis membuat transkrip data rekaman dari handphone tanpa mengubah kata serta merubah makna dari petanyaan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak digunakannya kata-kata dalam bahasa Jawa karena wawancara dilakukan dalam kerangka yang informal. Hal ini tidak diubah oleh penulis dalam transkrip untuk menjaga agar tidak terjadi pergeseran makna dari informasi yang diungkapkan. Penulis kemudian mempelajari secara teliti dan cermat seluruh data yang sudah terkumpul untuk membuat deskripsi wawancara. 3. Kategorisasi Di dalam proses pengkategorisasian data yang berupa hasil wawancara, peneliti melakukan coding, yaitu usaha untuk memaknai data melalui simbol-simbol atau kode dalam rangka mempermudah proses kategorisasi, berupa angka-angka latin (1, 2, 3, dst...) yang menunjukkan baris.

31 Sedangkan kode berbentuk angka romawi (I, II, III, dst...) merupakan kode untuk menunjukkan subjek. Kode romawi yang menunjukkan subjek akan diikuti kode dalam angka latin yang akan menunjukkan baris disamping deskripsi wawancara. C. Interpretasi Data 1. Hasil Analisis Penelitian ini dilakukan pada 3 orang subjek penelitian yang diambil secara acak dari populasi penelitian.subjek yang diwawancarai terdiri dari 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.subjek penelitian ini adalah mahasiwa yang menyusun skripsi dalam tahap penyelesaian. Masing-masing subjek penelitian diwawancarai dengan menggunakan panduan wawancara yang sama namun dikembangkan berdasarkan situasi dan interaksi antara peneliti dan subjek yang diwawancarai. Hasil wawancara masing-masing subjek dianalisis sebagai berikut: I. Subjek 1 a. Gambaran umum subjek Subjek berinisial AH dan berusia 22 tahun. AH berasal dari Kabupaten Semarang. Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Orang tua subjek bekerja sebagai pegawai negeri di Kab.Semarang. Saat ini subjek sedang menyelesaikan skripsinya yang sudah memasuki bagian analisa data.

32 Subjek mulai melakukan penulisan skripsi kurang lebih 10 bulan yang lalu, namun mengalami kendala dengan dosen pembimbng sehingga sampai saat ini subjek baru mulai melakukan pengambilan data. Proses yang panjang ini membuat subjek sering merasa tertekan dan merasa stres. Subjek biasanya mengerjakan skripsi di rumah dengan menggunakan komputer pribadi yang dimilikinya. Karena subyek tidak lagi mengikuti kelas perkuliahan, maka subjek lebih banyak berada di rumah dan hanya pergi ke kampus bila akan bimbingan atau pergi ke perpustakaan. Pada saat diwawancarai, subjek mengeluhkan sulitnya menemui dosen pembimbing yang hanya memberi waktu seminggu satu kali. Selain itu, subjek juga mengemukakan kesulitan-kesulitan lain seperti susahnya mencari waktu untuk melakukan pengumpulan data di lokasi penelitian. Subjek menjelaskan bahwa saat subjek tertekan karena masalah skripsi, subjek pergi memancing untuk menenangkan diri. Setelah itu baru subjek kembali mengerjakan skripsinya. Selain itu, subjek juga berusaha mencari bantuan kepada teman-temannya, terutama dalam mencari buku acuan sebagai referensi. Subjek berusaha untuk selalu menemui dosen pembimbing seminggu sekali untuk meminta petunjuk demi kemajuan perkembangan skripsinya. Namun demikian, subjek merasa arahan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen kurang memadai karena

33 biasanya subjek hanya bertemu dengan pembimbing selama 5 sampai 10 menit. Waktu yang diberikan tersebut terasa kurang untuk memberi penjelasan, meskipun di lembar skripsi telah diberikan catatan-catatan khusus oleh pembimbing. Masalah lain yang dihadapai oleh subjek adalah prosedur yang harus dilaluinya untuk melakukan pengambilan data. Subjek harus mendatangi sebuah sekolah dan mengatur waktu pengambilan data. Dalam proses ini, sekolah hanya memberikan waktu yang terbatas, sedangkan data yang diperlukan oleh subjek cukup banyak. Hal ini menjadikan proses pengambilan data berjalan sangat lambat dan kurang memadai. Terlebih lagi, ketika subjek perlu menambah jumlah sampel tetapi sekolah tidak mengijinkannya. Subjek mengalami dilema karena arahan dosen pembimbing mengharuskannya mengambil sampel lebih banyak sedangkan lokasi penelitian tidak mengijinkannya.untuk mengatasi rasa stres yang dialaminya, subjek berusaha menjelaskan pada dosen pembimbingnya tentang kesulitan mendapatkan sampel yang lebih besar. b. Observasi selama wawancara Pengambilan data atau wawancara di lakukan di luar rumah subjek, yaitu pada saat subjek sedang berada di kampus UKSW setelah selesai bimbingan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat perekam, panduan wawancara, catatan dan pensil untuk mencatat bila

34 diperlukan. Wawancara dilakukan sambil makan siang sehingga suasana wawancara menjadi tidak terlalu formal. Selain itu, peneliti telah mengenal subjek sebagai teman kuliah sehingga proses wawancara menjadi lebih mudah. Dari awal wawancara sampai akhir, subjek terlihat santai dan cukup tenang meskipun banyak mengeluhkan kelangsungan penyusunan skripsinya. Bahkan proses wawancara juga diselingi senda gurau karena subjek memang dikenal suka bergurau. Subjek terlihat agak sedih saat bercerita tentang harapan orangtuanya agar subjek segera menyelesaikan kuliah. c. Analisis Data Dari hasil wawancara dengan subjek dapat diketahui usaha coping stress yang dilakukan oleh subyek AH adalah sebagai berikut: 1) Activecoping Active coping yaitu mengambil tindakan secara aktif untuk mengatasi stres. Tindakan pengatasan masalah yang dilakukan oleh subjek merupakan usaha untuk mencoba memperbaiki dampak yang bisa ditimbulkan atau untuk menghindari tekanan yang ada. Tindakan-tindakan tersebut berupa sikap menanyakan dan memperjelas penyebab stressor atau meninggalkan stressor. Halini tampak dalam pernyataan subjek:

35 browsing-browsing internet cari referensi, ke perpus lihat-lihat judul yang lain. Gitu-gitu aja.kadang konsultasi juga ke dosen yang ngasi judul.(47 49) ya paling cari-cari referensi dari internet. Aku ke Unika cari materi referensi juga. (98 99) menanyakan lagi pada pembimbing maksudnya harus bagaimana, kadang kan tidak jelas memberi petunjuk, apalagi pembimbingnya kan ada 2 ya sering tidak klop. mengkonfirmasi ke pembimbing,sudah benar atau belum konsep yang dipakai. Kalau pakai instrumen ini gimana, boleh ngga, atau buat sendiri, ya hal-hal seperti itu lah harus disetujui dosen dulu. Baru berani mencari data (158 161) 2) Planning Planning yaitu memikirkan tentang cara mengatasi penyebab stress. Subjek memikirkan bagaimana mengatasi stres yang dialaminya, bagaimana menentukan tindakan yang diambil serta bagaimana cara penanganan yang terbaik untuk memecahkan masalah. Pernyataan subjek yang sesuai dengan hal-hal ini diantaranya:.alternatif terakhir aku minta bantuan untuk olah datanya. Mending gitu lebih cepat daripada aku kangelan to.(173 175)

36 Paling tidak sedikit membantu aku ngga begitu memikirkan masalah olah datanya.meskipun aku juga harus belajar. Sebelum bimbingan sudah aku siapin dulu yang aku tulis apa jadi ya nti kalo ditanya alasannya bisa jawab (182 185) 3) Restraint coping Restraint coping yaitu menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Subjek cenderung menahan diri untuk mengatasi tekanan. Subjek juga mempertimbangkan situasi dan kondisi stressor terlebih dahulu saat akan melakukan sesuatu. Sehingga seringkali subjek hanya akan menunggu saat yang dirasa tepat untuk melakukan tindakan. Hal ini dinyatakan oleh subjek: apa ya.. Saat pusing ngerjake skripsi, ya aku tinggal dulu ngademke pikir.kalo sudah adem, baru dikerjain lagi. Pelan-pelan lah (101 102) 4) Positive reframing Coping dengan positive reframing adalah mencoba menafsirkan suatu kondisi dengan lebih positif. Hal ini ditunjukkan oleh subyek dengan pernyataan: skripsi sulit ya wajar, kalau gampang ya SMA aja. Dijalani aja, nek sudah waktunya kan y lulus. kalau pusing, ya banyak

37 temannya. Skripsi memang harus pusing, kalau ngga pusing, ngga afdol (39 40) 5) Mental dissengagement Mental dissengagement adalah usaha untuk mengalihkan perhatiannya dari stressor. Usaha ini ditunjukkan oleh perilaku subjek yang melakukan kegiatan lain untuk menghindari penyebab stress yang dirasakannya. Hal ini dinyatakan subjek sebagai berikut:. Mancing menyelesaikan masalah.daripada stres mending mancing.aku ngilangin stres dengan mancing. Biasanya habis mancing jadi lebih fresh (207 209) II. Subjek II a. Gambaran umum subjek Subjek berinisial SP, saat ini berusia 23 tahun, berasal dari Kabupaten Temanggung. Subjek adalah anak tunggal, orang tuanya telah bercerai dan masing-masing telah menikah kembali. Subjek saat ini tinggal dengan ayahnya yang bekerja sebagai guru SD. Subjek telah melakukan penulisan skripsi selama kurang lebih 7 bulan dan telah memasuki bagian terakhir dari penulisan. Subjek tidak mengalami banyak kendala dalam penulisan skripsi yang membuatnya stres, kecuali dalam hal pengolahan data secara statistik. Selain itu, subjek mengalami hambatan di awal saat

38 menyusun proposal. Berkali-kali subjek harus mengganti topik dan judul penelitian sehingga membuat subjek hampir menyerah. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing, akhirnya subjek memilih salah satu topik penelitian yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Setelah seminar proposal, subjek ditetapkan memiliki dua pembimbing yang menurut subjek adalah dosen-dosen yang mudah ditemui dan baik. Subjek dapat melakukan bimbingan di rumah maupun di kampus. Hal ini memudahkan subjek untuk menyelesaikan skripsinya. Dalam satu minggu subjek kadang bimbingan lebih dari satu kali, sehingga proses penulisan menjadi lebih cepat. Subjek mengaku kesulitan mulai dirasakan setelah subjek melakukan pengambilan data. Subjek tidak paham statistik sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan data tersebut. Subjek sempat mundur beberapa minggu karena bingung. Sampai akhirnya subjek mendapatkan bantuan dari teman yang membantunya melakukan pengolahan data secara statistik. b. Observasi selama wawancara Wawancara dengan subjek SP dilakukan dilingkungan kampus, yaitu di kafe Rindang pada sore hari setelah kegiatan perkuliahan sudah mulai sepi. Subjek adalah salah satu teman satu angkatan

39 peneliti di progdi BK. Karena telah mengenal subjek dengan baik, maka wawancara dilakukan secara non formal dan cenderung santai. Subjek dengan sukarela memberikan informasi secara jujur dan terbuka pada peneliti. Selama wawancara subjek tidak menunjukkan wajah yang tertekan, bahkan terkesan sudah lega karena penulisan skripsinya hampir selesai. Selama wawancara subjek banyak tertawa dan justru menyemangati peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi. c. Analisa data 1) Active coping Active coping dilakukan subjek dengan menceritakan masalah pada orang lain. Dengan cara ini subjek juga mampu menenangkan emosi dalam diri sendiri dan berusaha tetap menjalani hidup seperti sebelum mengalami masalah dalam penyusunan skripsi. Hal ini dinyatakan subjek dalam wawancara sebagai berikut: Tiap hari cari dosen Pak BB, tanya kira-kira topik apa yang mudah untuk skripsi.sambil cari-cari sendiri di internet atau di perpus. (63 64) Cari-cari judul sendiri dulu lalu dikonsultasikan pada dosen. (66)

40 Cerita ke teman, seperti sama pacar gitu. Kadang ya minta bantuan ngetik. (69) 2) Supression of competing activities (penekanan pada aktivitas utama) Coping ini dilakukan dengan berusaha fokus pada masalah yang dialami, membatasi kegiatan yang bisa menimbulkan masalah baru, berusaha mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dialami. Subjek menggunakan coping supression of competing activities seperti diungkapkan dalam wawancara: aku jarang main sama teman, ya ngga seperti dulu sebelum skripsi. Sekarang sih fokus dulu sama skripsinya. Kalau sudah selesai kan bisa jalan-jalan semaunya (95 97) lebih banyak di perpus sekarang mencari materi, baca-baca referensi. (91) 3) Planning (perencanaan) Subjek menggunakan coping planning dengan membuat rencana penanganan masalah penyusunan skripsi dan berusaha mempersiapkan dengan baik penulisan skripsinya. Hal ini diungkapkan subjek dalam wawancara sebagai berikut: Aku sudah buat rencana penulisannya, pokoknya setiap minggu harus ada kemajuan. Bab I sampai III kan sudah tinggal revisi

41 dikit setelah seminar. Pengambilan data sebulan harus selesai trus buat analisa kira-kira ya 2 minggu. (100 103) pokoknya setiap selesai menulis aku langsung bimbingan, telpon dulu bisa ketemu dimana, apa dikampus, apa di rumah. Setiap bimbingan aku catet apa yang disuruh nambahin biar ngga bolakbalik salah terus. Yang penting rajin bimbingan (131 134) 4) Use of emotional support Subjek juga mengatasi stres dengan mencari dukungan moral, simpati, emosional. Hal ini diungkapkan subjek sebagai berikut: ya biasane kalau sudah agak malas, diingatkan sama pacar. Terutama nek ada kesulitan ya aku curhat sama pacarku (111 112)

42 III. Subjek III a. Gambaran umum subjek Subjek berinisial MD adalah mahasiswa perempuan berusia 24 tahun. Saat ini subyek kos di daerah sekitar kampus UKSW karena subjek berasal dari luar Jawa. Subjek sedang dalam menyusun analisa dan pembahasan untuk skripsinya. Subjek berasal dari angkatan yang lebih tinggi dari subjek dan sudah lebih dari 4 tahun kuliah di UKSW. Subjek berasal dari keluarga besar, dia adalah anak ke-3 dari lima bersaudara. Selain subjek, ada pula saudaranya yang saat ini kuliah di UKSW di program studi yang berbeda. Orang tua subjek adalah pengusaha yang tinggal di luar Jawa.Untuk kepentingan penulisan skripsinya, orang tua subjek membelikan laptop yang saat ini selalu dibawa oleh subjek kemanapun dia pergi. Meskipun sudah tidak ada kegiatan kuliah, subjek masih sering berada di kampus untuk mengerjakan skripsi sekaligus memanafatkan fasilitas wifi yang ada di lingkungan kampus. Menurut subjek, subjek mengalami banyak kendala dalam penulisan skripsinya sejak awal. Subjek menjelaskan bahwa dia sudah lebih dari 1 tahun mengerjakan skripsi, tetapi prosesnya sangat lambat sehingga sampai sekarang belum selesai. Di awal penulisan, subjek sering berganti judul karena materi yang diperoleh kurang mendukung. Alasan lain subjek berganti judul adalah karena tidak sesuai dengan keinginan dosen pembimbing. Subjek memiliki dua orang pembimbing

43 yang sulit ditemui karena sering bepergian ke luar kota. Selain itu, subyek juga sulit untuk menentukan teori yang harus digunakan. Proses penyusunan instrumen penelitian juga sangat sulit menurut subyek hingga subjek menyerah dan tidak mengerjakan skripsinya selama beberapa bulan. Subjek kembali mengerjakan skripsinya setelah mendapatkan dukungan moral dari orang tua untuk berusaha lebih keras. Akhirnya, dengan bantuan dari saudara dan teman-teman dekatnya, subjek termotivasi lagi untuk menyelesaikan penyusunan instrumen penelitian. Saat ini subjek telah selesai melakukan pengambilan data dan sedang dalam proses pembuatan analisa dan pembahasan penelitian. Subjek sudah merasa lebih bersemangat sekarang karena penyusunan skripsi sudah mulai berjalan lancar lagi. b. Observasi selama wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan subjek di tempat kos subjek karena subjek malu jika bertemu di kampus. Pada awal wawancara subjek menunjukkan agak sedikit tertekan karena diingatkan kembali pada proses penyusunan skripsi yang cukup sulit. Subjek bercerita dengan agak sedih karena banyak kesulitan yang dihadapinya di awal penyusunan skripsi yang telah berjalan lebih dari satu tahun.

44 Subjek menunjukkan perasaan bersalah saat bercerita tentang kemundurannya dalam menyusun skripsi yaitu selama kurang lebih 2 bulan subyek tidak melakukan apapun untuk menyelesaikan skripsinya.subjek juga terlihat murung ketika bercerita tentang harapan orangtuanya yang menginginkan subjek cepat lulus. Semangat subjek mulai muncul saat bercerita tentang kemajuan penulisan skripsinya saat ini yang telah memasuki analisa dan pembahasan. c. Analisa data 1) Active coping Active coping yang digunakan oleh subjek adalah menenangkan emosi dalam diri sendiri, berusaha tetap menyelesaikan skripsi meskipun banyak mengalami masalah dan tetap menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Hal ini muncul dari pernyataan subjek dalam wawancara: meskipun sulit, tapi tetap saya jalani. Mau tidak mau harus dikerjakan.kasihan orang tua yang membayar kuliah. (60 61) skripsi itu kan hanya sebagian kecil dari kegiatan sehari-hari, kalau tidak mengerjakan skripsi biasanya saya main dengan teman atau mencari hiburan di Semarang (85 86)

45 2) Supression of competing activities (penekanan pada aktivitas utama) Subjek berusaha fokus pada masalah yang dialami dengan cara mengesampingkan masalah lain yang dapat membuat konsentrasinya buyar. Selain itu subjek juga berbagi dengan orang tua serta saudaranya untuk mengurangi stres yang dirasakan. Hal ini diungkapkan subjek dalam pernyataan: saya sering ditelpon orang tua, ditanya, perkembangan skripsi saya. Saya curhat pada mama biasanya diberi nasehat. (54 55) akhir-akhir ini saya sering ke perpus untuk menyusun pembahasan. Jarang pergi sekarang, soalnya mau ngejar ujian secepatnya (67 68) ada adik juga yang sering bantu cari materi. Kadang menemani di kampus (76) 3) Planning (perencanaan) Jenis coping planning menekankan pada pembuatan rencana dan persiapan untuk menyelesaikan skripsi. Subjek melakukan merencanakan apa yang akan dilakukannya untuk mengurangi stres yang dia alami dengan cara:

46 rencananya saya akan bimbingan seminggu 2 kali, kalau tidak nanti tidak bisa mengejar ujian (63 64) saya sudah mempersiapkan semua materinya, buku-buku saya fotocopy, bahan (73 74) 4) Use of religion Sikap individu untuk menyelesaikan masalah dengan keagamaan. Hal ini diungkapkan subjek dalam wawancara sebagai berikut: saya hanya bisa banyak berdoa, pasrah, Tuhan mau buat apa dalam hidup saya (50 51) kalau Tuhan ijinkan, pasti saya segera lulus, tidak ada yang mustahil (71) D. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing subjek menggunakan jenis coping yang berbeda-beda untuk mengatasi stres yang dirasakan saat menyusun skripsi. Secara sederhana dapat disusun tabel coping stres subjek sebagai berikut: Tabel 4.2 Coping Stress Subjek Penelitian Subjek Problem focused coping Emotional focused coping I Active coping use of emotional support

47 Planning mental disengagement Supression of competing activities Active coping use of emotional support II Planning Supression of competing activities Active coping use of religion III Planning Supression of competing activities Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa subjek melakukan problem focused coping dan emotional focused coping. Jenis problem focused coping yang digunakan oleh ketiga subjek adalah sama yaitu active coping, planning dan suppression of competing activities, sedangkan emotional focused coping yang digunakan oleh subjek berbeda yaitu use of emotional support, use of religion and mental disengagement. Ini berarti bahwa ketika subjek mengalami kesulitan dalam menyusun skripsi, sebagian besar mengatasinya menggunakan jenis problem focused coping yaitu sesuatu yang digunakan untuk mengurangi stressor dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan-ketrampilan baru yang dkiyakini akan dapat mengubah situasi. Stres muncul ketika merasakan ketidakcocokan antara tuntutan situasi dalam penyusunan skripsi dengan kemampuan biologis, psikologis dan sistem sosial subjek.

48 Coping stress merupakan bentuk tindakan atau usaha yang dilakukan individu sebagai reaksi dari situasi yang penuh tekanan baik berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Proses penyusunan skripsi yang panjang seringkali membuat mahasiswa mengalami tekanan. Oleh karena itu ketidakmampuan mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada di dalam maupun di luar diri, sehingga menimbulkan tekanan batin dan konflik.active coping, planning dan suppression of competing activities digunakan sebagai alternatif mencari solusi mengatasi stres oleh semua subyek.ini menunjukkan bahwa subyek menggunakan coping stress yang berfokus pada masalah yang dihadapi. Pada permasalahan yang ada dalam penyusunan skripsi, misalnya saat mengalami kendala dalam menyusun Tinjauan Pustaka (BAB II), mahasiswa memilih melakkan active coping dengan mencari referensi di perpustakaan dan meminjam buku acuan. Ini menunjukkan adanya usaha dari subjek untuk mengurangi stres dengan cara menghadapi masalah daripada meninggalkannya. Mahasiswa mengatasi tekanan yang dirasakan dengan berkunjung ke perpustakaan untuk mencari referensi yang dapat digunakan dalam penelitiannya.selain itu mahasiswa juga meminjam buku-buku acuan yang dapat dipergunakan untuk menyusun dasar teori.demikian pula saat subjek mengalami masalah penyusunan instrumen penelitian, para subjek berusaha menyelesaikan masalah dengan merencanakan tindakan selanjutnya sebelum melakukan bimbingan dengan dosen.

49 Subjek penelitian ini juga menggunakan suppression of competing activities atau menekan kegiatan lain yang dapat menimbulkan stres. Ini berarti bahwa subyek lebih banyak menggunakan waktunya untuk menghadapi masalah dalam menyusun skripsi. Ini dilakukan untuk mengurangi potensi timbulnya tekanan karena ada kegiatan lain yang juga membawa dampak stres pada subjek. Umumnya subjek memusatkan perhatiannya pada masalah skripsi karena ada tuntutan untuk segera lulus dari orang tua. Hal ini menjadi faktor pendorong yang memotivasi subjek untuk menghilangkan tekanan dalam penyusunan skripsi. Jenis emotional focused coping yang digunakan oleh dua subyek adalah use of emotional support. Ini menunjukkan bahwa subjek membutuhkan dukungan sosial dari orang-orang terdekat mereka seperti keluarga dan pacar.dukungan sosial sangat penting artinya bagi subjek, karena dapat memberikan motivasi dan dukungan bagi subjek dalam mengurangi tekanan yang dialaminya.ada pula subjek yang menggunakan use of religion sebagai alternatif mengurangi tekanan. Subjek yang religius menggunakan agama sebagai salah satu usaha untuk mengurangi stres yang dialaminya dengan cara berdoa dan menyerahkan bebannya kepada Tuhan. Use of religion pada penelitian ini hanya digunakan oleh subyek perempuan. Ini menunjukkan bahwa subyek laki-laki lebih cenderung pada penggunaan problem focused coping.