II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

I. PENDAHULUAN. Studi aliran daya merupakan tulang punggung dari perencanaan operasi sistem

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANALISIS SUATU SISTEM JARINGAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS SEIDEL Z BUS

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab, berdiskusi, mengerjakan tugas.

ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sinkron antara tegangan, frekuensi, dan sudut fasa. Operasi ini akan menyatakan

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

EVALUASI LOSSES DAYA PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghantar (saluran transmisi/distribusi), dan beban. Pada sistem transmisi berfungsi

REPRESENTASI SISTEM TENAGA LISTRIK

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Model Beban Zip Untuk Analisa Aliran Daya Tiga Fasa pada Penyulang Katu GI Menggala

BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

APLIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENGHITUNG ALIRAN BEBAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB 7.0.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

atau pengaman pada pelanggan.

1 Gangguan Asimetris Pada Sistem Tenaga Listrik Secara umum besarnya arus gangguan dihitung menggunakan rumus [2] :

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Jurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

2.1 Distributed Generation

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga fasor yang sama besarnya, berbeda fasa satu dengan yang lain 120 0, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN.

PENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi dan Evaluasi. Materi: Evaluasi

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

EVALUASI SUSUT PADA SISTEM KELISTRIKAN ENERGI MEGA PERSADA GELAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegangannya menjadi tegangan tinggi, tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra


Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

BAB 3 KONSEP ADAPTIF RELE JARAK

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

Load Flow Analysis. You will try it with the PowerWorld simulator! Electric Power Systems L5 - Olof Samuelsson

LAMPIRAN A. Perhitungan Impedansi dan Kapasitas Hubung Singkat. Berdasarkan data Tabel 4.1 dan dengan menentukan dasar daya 20MVA, dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian sistem ini biasanya terdiri dari dua bagian yaitu saluran distribusi primer

6. Seseorang berada di bawah saluran udara masuk SUTET saat tidak ada yang terhubung ke saluran tersebut. Orang tersebut bagaimana?...

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Algoritma Aliran Daya untuk Sistem Distribusi Radial dengan Beban Sensitif Tegangan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERFOMANSI METODE VECTORIZED ALGORITHM PADA ANALISA ALIRAN DAYA BERBASIS INJEKSI DAYA DAN INJEKSI ARUS. (Skripsi) Oleh AHMAD WIRA SATRIAWAN

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN...

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

1. Dalam studi aliran daya, berikut ini merupakan jenis bus yang umum digunakan, kecuali

Evaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 500kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF)

ANALISIS PENGGUNAAN REAKTOR PEMBATAS ARUS SEBAGAI PEMBATAS ARUS HUBUNG SINGKAT DI PT. PULP AND PAPER

Applikasi Bil. Komplek pada Teknik Elektro


Peningkatan Keandalan Sistem Tenaga Listrik 20 Kv Pekanbaru Dengan Analisa Kontingensi ( N-1 )

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB II KERANGKA TEORI

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Gambar 1. Diagram Satu Garis Sistem Daya Listrik [2] Gambar 2 menunjukkan bahwa sistem tenaga listrik terdiri dari tiga kelompok jaringan yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi. Pada pusat pembangkit terdapat generator dan trafo penaik tegangan. Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Lalu melalui trafo penaik tegangan, energi listrik ini kemudian dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-pusat beban. Tegangan transmisi ini dinaikkan dengan maksud untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan berarti akan mengurangi rugi-rugi daya transmisi.

7 Ketika saluran transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut akan kembali diturunkan melalui trafo penurun tegangan yang terdapat pada gardu induk distribusi menjadi tegangan menengah maupun tegangan rendah yang kemudian akan disalurkan melalui saluran distribusi menuju pusat-pusat beban seperti beban rumah tangga, sosial, publik, bisnis dan industri. Berdasarkan level tegangannya sistem distribusi diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu 1). Sistem distribusi primer dan 2). Sistem distribusi sekunder. [2] Perhitungan aliran daya pada dasarnya adalah menghitung besar aliran daya aktif P dan daya reaktif Q di setiap bus. Hasil perhitungan ini digunakan untuk menghitung besaran tegangan V dan sudut fasa tegangan δ pada setiap bus, sehingga bisa mengetahui bahwa tidak ada rangkaian yang mempunyai daya lebih dan tegangan busbar dalam batas batas yang dapat diterima. Untuk perhitungan daya pada sistem dengan jumlah simpul atau bus yang besar, tentunya diperlukan metode perhitungan yang lebih sistematis dan dapat diselesaikan dengan menggunakan komputer. [3] 2.2 Metode Penyelesaian Aliran Daya Metode penyelesaian aliran daya sangat banyak sekali, tetapi yang diketahui di perkuliahan AST (Analisa Sistem Tenaga) hanya ada tiga yaitu metode Gauss- Seidel, Newton-Rahpson dan Fast-Decouple. Kecepatan relatif dari bermacammacam metode analisa aliran daya sukar dipastikan karena ini akan berubah dari komputer yang satu ke komputer yang lain. Namun demikian, penulis menggunakan metode Newton-Rhapson dalam bentuk rectangular. Metode ini paling banyak digunakan dalam menentukan persamaan aljabar nonlinier. Dengan

8 metode ini penyelesaiaan akan lebih cepat diperoleh. Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan persoalan aliran daya pada sistem tenaga yang besar dengan jumlah simpul hingga ribuan simpul karena lebih efisien dan jumlah iterasi yang dibutuhkan sedikit untuk memperoleh pemecahan berdasarkan ukuran sistem. [3] 2.3 Sistem Per-Unit (pu) Untuk memudahkan proses perhitungan dalam sistem daya listrik digunakan sistem per unit (pu), yang didefinisikan sebagai perbandingan nilai yang sebenarnya dengan nilai dasar (base value), hal ini dapat dituliskan dengan persamaan berikut [4] : = (1) 2.4 Klasifikasi Bus Bus adalah titik pertemuan/hubungan trafo-trafo distribusi, transmisi dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Sistem tenaga listrik tidak hanya terdiri dari dua bus, melainkan terdiri dari beberapa bus yang akan diinterkoneksi satu sama lain. Daya listrik yang diinjeksikan oleh generator kepada salah satu bus, bukan hanya dapat diserap oleh beban bus tersebut, melainkan dapat juga diserap oleh beban di bus yang lain. Kelebihan daya pada bus akan dikirimkan melalui saluran transmisi ke bus-bus lain yang kekurangan daya. [3]

9 Dalam studi aliran daya, seluruh bus yang terdapat pada suatu jaringan diklasifikasikan menjadi : 1. Slack Bus atau Bus Referensi (Bus SL) Slack bus sering juga disebut dengan swing bus atau rel berayun. Adapun besaran yang diketahui dari bus ini adalah harga skalar tegangan V dan sudut fasanya θ. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). 2. Voltage Controlled Bus atau Bus Generator (Bus PV) Pada bus ini tegangan selalu dibuat konstan. Besaran yang dapat dihitung dari bus ini adalah daya reaktif (Q) dan sudut fasanya θ. 3. Load Bus atau Bus Beban (Bus PQ) Setiap bus yang tidak memiliki generator disebut dengan load bus. Pada bus ini daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) diketahui sehingga sering juga disebut Bus PQ. Daya aktif dan reaktif yang disuplai ke dalam sistem tenaga adalah mempunyai nilai postif, sementara daya aktif dan reaktif yang dikonsumsi bernilai negatif. Besaran yang dapat dihitung pada bus ini adalah harga skalar tegangan V dan sudut fasanya θ.

10 2.5 Studi Aliran Daya Secara umum tujuan dari analisis aliran daya adalah dimaksudkan untuk mendapatkan: 1. Besar dan sudut tegangan masing-masing bus sehingga bisa diketahui tingkat pemenuhan batas-batas operasi yang diperbolehkan. 2. Besar arus dan daya yang dialirkan lewat jaringan interkoneksi, sehingga bisa diidentifkasi tingkat pembebanannya. [5] Pada umumnya, pemecahan untuk studi aliran daya adalah dengan membentuk matriks admitansi (Ybus).. Metode dasar yang akan dibahas dalam tugas akhir ini hanya dengan menggunakan metode Newton-Rhapson dalam kawasan rectangular. Untuk memperoleh persamaan tegangan simpul, sebagaimana sistem tenaga listrik sederhana pada Gambar 3, dimana impedansinya dinyatakan dalam satuan per unit pada base (dasar) MVA, sementara untuk penyederhanaan resistansinya di abaikan. Berdasarkan hukum arus Kirchoff maka besaran-besaran impedansi dirubah menjadi besaran-besaran admitansi menggunakan persamaan berikut : 1 = 1 + (2) Gambar 2. Sistem n-bus distribusi [5]

11 Arus bus i pada gambar 3 adalah =. (3) Persamaan daya bus i pada gambar 3 adalah = + = (4) = (. ) =. (5) Dimana : Yij = Gij + Bij Dalam bentuk polar : Vi = Vi δi Vj = Vj δj Nilai δ adalah sudut tegangan bus. Sedangkan dalam bentuk rectangular : Vi = ei + j.fi Vj = ej + j.fj Gambar 4 memperlihatkan hubungan antara persamaan dalam bentuk polar dan rectangular. Gambar 3. Representasi Tegangan Fasor dalam Bentuk Polar dan Rectangular [6]

12 Untuk persamaan sederhana aliran daya dalam bentuk polar : P + jq = δ δ ). =.. cos δ j. sin δ Untuk persamaan daya aktif dan daya reaktif-nya adalah =. +. ( 6) =.. (7) Untuk persamaan sederhana aliran daya dalam bentuk rectangular : P + jq = ( + ). ( ) Untuk persamaan daya aktif dan daya reaktif-nya adalah = (.. ) + (. +. ) (8) = (.. ) (. +. ) (9) = + (10) Untuk aliran daya dalam bentuk rectangular, karena tegangan menggunakan bilangan kompleks, maka ada penambahan persamaan dalam bus PV, karena dalam bentuk matriks jacobian perubahan daya nyata (ΔP) dan daya reaktif (ΔQ) berbanding lurus terhadap perubahan tegangan real (Δe) dan imajiner tegangan (Δf). Maka nilai V yang diketahui di bus PV ditambahkan kedalam perhitungan.

13 2.6 Sistem Tiga Fasa Tak Seimbang Pada Jaringan tiga fasa seimbang fasor urutan fasa mempunyai besaran yang sama dengan pergeseran sudut fasor sebesar 120 o, dimana urutan fasanya berlawanan arah jarum jam. Jika terjadi ketidakseimbangan fasor tegangan yang biasanya disebabkan oleh perbedaan impedansi akibat pembebanan yang tidak sama misalkan pada fasa c beban-nya lebih banyak, maka fasor tegangan menjadi tidak seimbang lagi dimana besaran fasa c menjadi lebih kecil sedangkan fasa a dan fasa b dimungkinkan lebih besar dari sebelumnya. Gambar 4. Tegangan Fasa [5] a). Kondisi Tidak Seimbang dan b). Kondisi Seimbang Menurut C. L. Fortescue yang menyatakan tiga fasor tegangan tak seimbang dari sistem tiga fasa dapat diuraikan menjadi tiga fasa yang seimbang dengan menggunakan komponen simetris [5]. Komponen simetris tersebut yaitu urutan positif, negatif dan urutan nol. Satu kesatuan tiga fasor tak seimbang ini, dianggap sebagai tiga komponen fasor seimbang yaitu :

14 1. Komponen urutan nol diberi tambahan indeks 0 yang tediri dari tiga fasor yang sama besar dan dengan pergeseran nol antara fasor yang satu dengan yang lain. 2. Komponen urutan positif diberi tambahan indeks 1 yang terdiri dari tiga fasor yang sama besar, terpisah satu dengan yang lain dalam fasa sebesar 120 0 dan mempunyai urutan fasa yang sama seperti fasor aslinya. 3. Komponen urutan negatif diberi tambahan indeks 2 yang terdiri dari tiga fasor yang sama besar, terpisah dengan satu yang lain dalam fasa sebesar 120 0 dan mempunyai urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya. Dasar pemahaman dalam metode komponen simetris adalah bagaimana suatu sistem tenaga yang tidak seimbang pada rangkaian tiga fasa dapat diuraikan menjadi fasor-fasor yang seimbang. Gambar 5. Komponen Seimbang Fasor Tegangan Tiga-Fasa Tak Seimbang [5] (a) Urutan Fasor Positif, (b) Urutan Fasor Negatif dan (c) Urutan Fasor Zero.

15 Ada dua kemungkinan dalam sistem tiga fasa tidak seimbang : 1. Tegangan sumber tidak seimbang yaitu tidak sama besar magnitude tegangannya atau beda sudut fasa tidak sama 2. Impedansi beban tidak sama. Di dalam Jaringan Tiga fasa tak seimbang, Tegangan yang tidak seimbang akan dianggap sebagai tegangan yang seimbang. Dengan komponen simetris ini maka tegangan yang tak seimbang menjadi : Va = Va 0 + Va 1 + Va 2 Vb = Vb 0 + Vb 1 + Vb 2 Vc = Vc 0 + Vc 1 + Vc 2 Sehingga menjadi : Va = Va 0 + Va 1 + Va 2 Vb = Vb 0 + a 2 Vb 1 + a Vb 2 Vc = Vc 0 + a Vc 1 + a 2 Vc 2 Persamaan dalam bentuk matriks dapat dituliskan menjadi = 1 1 1 1 1 (11) Komponen simetris adalah besaran-besaran hasil olah matematik, ia tidak terukur dalam praktek. Yang terukur adalah besaran-besaran yang tak seimbang V a, V b, dan Vc. Komponen simetris dapat kita cari dengan menjumlahkan fasor-fasor, jika kita mencari tegangan urutan positif, negatif dan zero dalam sistem tidak seimbang ini maka, = 1 3 1 1 1 1 1 (12)

16 Jika dinotasikan dalam bentuk matriks maka Vabc = [A] V012 V012 = [A] -1 Vabc Daya pada sistem tiga fasa adalah jumlah daya setiap fasa. S3ϕ = Va.Ia* + Vb.Ib* + Vc.Ic* = [Vabc] T x [Iabc]* Dalam bentuk matriks : = [ ]. (13) (VabcT adalah transposisi dari Vabc ). [6] Gambar 6. Pemodelan saluran tiga fasa. [8] Gambar 6 memperlihatkan sistem tiga fasa tak seimbang dimana impedansi yang terhubung tidak sama. Z aa ij Z bb ij Z cc ij, dan Z ab ij Z ac ij Z bc ij Untuk perkalian tegangan per fasa-nya, sebagai berikut : = (14)

17 2.7 Penyebab Ketidak-Seimbangan Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem tenaga selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan ini adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Pembagian beban-beban satu fasa yang tidak merata ini menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada sistem tenaga menjadi tidak seimbang. 2.8 Perangkat Lunak Pendukung 2.7.1 Python Python adalah open source software dimana keuntungan dari python adalah gratis dan memungkinkan dalam penggunaan kode secara bebas untuk memodifikasi dan bisa dikembangkan lagi. Python termasuk bahasa pemrograman yang cocok untuk analisis sistem tenaga dan simulasi. Sebenarnya bahasa komputer itu banyak sekali, tidak hanya python. Bahasa pemrograman tidak hanya menerjemahkan formula matematika ke dalam format yang dapat dibaca komputer. Sebaliknya masingmasing bahasa pemrograman menyediakan cara berpikir tertentu, sehingga lebih mengutamakan tentang pola pikir simulasi yang akan dibuat. Dalam teori, langkahlangkah untuk mempelajari sistem tenaga adalah [1] : i. Memodelkan rangkaian sistem tenaga ii. Mengatur persamaan matematika iii. Memodelkan ke dalam perangkat lunak iv. Mengimplementasikan program v. Analisis dan simulasi

18 Tetapi dalam kenyataannya, pembelajaran mahasiswa mengenai sistem tenaga lebih sering menggunakan perangkat lunak yang tertutup (berbayar) untuk memecahkan masalah aliran sistem tenaga. Istilah tertutup adalah mengacu pada kurangnya kebebasan untuk memodifikasi source code dari software tertentu [7]. Untuk ilustrasinya bisa dilihat di gambar 8. Gambar 7. Perangkat Lunak Tertutup [9] Sehingga mahasiswa atau pengguna harus menerima hipotesis dan penyederhanaan yang dibuat oleh paket perangkat lunak. Memang menggunakan software yang tertutup bisa menghemat waktu. Dari sisi industri memang cocok untuk memakai software tertutup, tetapi bagi pendidikan perangkat lunak tertutup mempunyai banyak kelemahan. Oleh karena itu setidaknya ada dua kebiasaaan yang harus dihindari di lingkungan akademik : i. Seringnya mengabaikan langkah-langkah perhitungan matematis penelitian. ii. Menerima hasil yang di dapat oleh perangkat lunak tertutup, tanpa ingin mengetahui prosesnya. Dengan menggunakan software tertutup, memang mahasiswa lebih fokus dengan teoritis sistem tenaga daripada permasalahan pemrograman. Tugas akhir ini menunjukkan bahwa masalah pemrograman dapat membantu mahasiswa dalam masalah teori analisa sistem tenaga. Pendekatan yang diusulkan untuk mempelajari

19 sistem fisik seperti yang ditunjukkan pada gambar 9. Dalam gambar ini, paket perangkat lunak open source (terbuka) dapat dikuasai dengan mudah dan dimodifikasi oleh pengguna. [7] Gambar 8. Perangkat Lunak Terbuka [9] Memang dengan menerapkan paket perangkat lunak secara keseluruhan dapat mengakibatkan tugas yang berat bagi rata-rata mahasiswa. Tetapi dalam tugas akhir ini, tidak perlu pengguna menerapkan seluruh arsitektur bahasa pemrograman, kita hanya membatasi source code yang kita butuhkan seperti ekstensi, library, add-ons atau plug-in. Ini adalah dasar filosofi komunitas perangkat lunak bebas dan terbuka. [7].

20 Untuk module tambahan yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah numpy library python. Module numpy merupakan paket untuk komputasi di pyhon. Dasar jenis yang disediakan oleh numpy adalah array n-dimensi, operasi matriks, indeks, operasi aritmatika, aljabar linear dasar dll. Python termasuk bahasa pemrograman komputer berorientasi objek yang menyediakan fitur fitur yang mendukung pemrograman berorientasi objek. Memang tidak mudah menjelaskan pemrograman berorientasi objek, tetapi ada beberapa karakteristik yang dapat diketahui diantaranya: 1. Program program dibuat dari pendefinisian objek dan fungsi fungsi dan kebanyakan perhitungan komputasi diekspresikan kedalam operasi pada objek. 2. Masing masing pendefinisian objek merujuk ke beberapa objek atau konsep yang sebenarnya pada dunia nyata dan fungsi fungsi pada objek dianalogikan sebagai interaksi pada objek. Ide dasar dalam OOP (Objek Orientasi Program) adalah untuk mewakili objek power sistem di dunia nyata sebagai objek data dalam program. Karena dipenelitian ini hanya membahas aliran daya tiga fasa tak seimbang. Tidak membahas secara keseluruhan tentang OOP dalam python ini.