FEATURE-DOKUMENTER. RISET OBSERVASI Pertemuan 5

dokumen-dokumen yang mirip
Dokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep

Produksi Iklan Audio _ Visual

Modul ke: EDITING II EDITING LINIER DAN NON LINIER. Fakultas Ilmu Komunikasi. Bagus Rizki Novagyatna. Program Studi Broadcasting.

JUDUL UNIT : Membaca dan Menafsirkan Naskah

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

BAB II LANDASAN TEORI

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

Produksi AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. sebuah karya film. Tanpa manajemen yang diterapkan pada sebuah produksi

Program Dokumenter Drama. Modul ke: 12FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB V CATATAN PRODUKSI. kurang lebih 14 bulan yang dimulai pada awal agustus tahun 2014 dan terselesaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REVIEW TUGAS AKHIR AUDIO VISUAL PROGRAM DOKUMENTER SOLO ECO-CITY TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter dalam suatu pembahasan mengenai film karya Robert Flaherty, Moana (1925).

Structure (Sequence & Scene. Modul ke: 04FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lokasi Produksi FTV Benjang


Referensi DOKUMENTER. dari Ide sampai ProduksI. Gerzon R. Ayawaila 2008 FFTV IKJ PRESS

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Week 5 C ne n ma ma Hist s o t r o y

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Metodologi penelitian ini menggunakan kualitatif. Hal ini untuk mencari

BAB III METODE, TEKNIK, DAN INSTRUMEN PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifanalisis.

Animasi Mia Fitriawati, S.Kom., M.Kom.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab III TAHAPAN PRA PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PERWUJUDAN DAN PEMBAHASAN KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI (AWAL) PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan teknik motion

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

PRODUKSI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB III TEKNIK PRODUKSI

Naskah Program Audio Visual

Kemampuan peserta. Daya Serap Peserta. Kemampuan pengajar. Efektifitas alat bantu pengajaran. Alat Bantu Pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Topik yang dipilih oleh penulis adalah editing dalam pasca produksi. tayangan drama dokumenter Seniman Kulit Telur.

JUDUL UNIT : Merancang Dan Membuat Animasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. adalah tipe penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif.

DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) by: Agus Setiawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

TEKNIK EDITING II. Pertemuan 2. Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn., M.Sn. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

Teknik Visualisasi & Menyusun Shooting Script

Menjelaskan pengertian editing Menjelaskan teknik editing Menjelaskan teknik pengaturan gambar sesuai dengan skenario Terampil menguasai teknik

TUGAS BROATCASTING TV. Di susun oleh : Nunik Cahyani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

FEATURE-DOKUMENTER RISET OBSERVASI Pertemuan 5 1

Vincent Monnikendam Sineas Belanda, pembuat film dokumenter Mother Dao. Membutuhkan waktu dua tahun lebih untuk mengumpulkan dan menyeleksi materi yang terdiri dari sejumlah besar potongan film hitam-putih lama. Film Mother Dao merupakan kompilasi dari arsip film hitam-putih yang direkam di Indonesia sejak tahun 1930-an hingga 1950-an. 2

Riset dan Observasi Riset adalah mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diketengahkan. Riset bisa dilakukan oleh tim riset khusus, bisa pula dilakukan sendiri oleh penulis naskah/sutradara. Kadang juga perlu melakukan kerjasama dengan pakar disiplin ilmu lain dalam mengumpulkan informasi. 3

Saat melakukan riset, harus selalu diperhatikan dan dipikirkan aspek-aspek yang ada untuk kepentingan gambar visual. Jalinan kerjasama antara tim riset, penulis, dan sutradara harus serasi dan saling mengisi, karena komunikasi di antara mereka akan terus berlangsung sampai pada tahap penyelesaian penulisan naskah atau skrip. 4

Preliminary Research Melalui riset ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran bagi pengembangan ide agar menjadi lebih mantap. Untuk mendapatkan ide bagus, tidak cukup hanya dari mendengar dan melihat semata apalagi hanya berdasar khayalan mengingat tidak semua peristiwa penting menarik untuk dijadikan tema film dokumenter. 5

Sumber Data Informasi Riset Data tulisan : buku, majalah, suratkabar, surat, selebaran Data visual : foto, film, video, lukisan, poster, patung, ukiran Data suara : bunyi-bunyian, musik, lagu Data mengenai subjek, narasumber, informan Data lokasi : tempat kejadian/peristiwa 6

Hasil riset menjadi titik berangkat pembentukan kerangka global mengenai arah dan tujuan penuturan, serta subjek-subjek yang akan menjadi tokoh (karakter) dalam produksi. Penulis naskah dan sutradara mengevaluasi hasil riset, untuk mengetahui serta menetapkan dengan pasti : Informasi yang penting Informasi yang perlu diperdalam & diperluas Bagian mana sebab dan akibat peristiwa, yang digunakan untuk menunjang unsur dramatik atau umumnya struktur Menentukan bagian utama dan pelengkap. Demi efisiensi kerja ketika syuting, agar tidak mengalami kekurangan atau kelebihan materi gambar (stock shot/footage) 7

Tape Recorder sangat membantu saat melakukan riset, yakni merekam wawancara dgn orang-orang yang akan dijadikan subjek atau narasumber. Meriset subjek dapat dibagi ke dalam tiga kategori data, yaitu data fisik, data sosiologis, dan data psikologis. Data fisik meliputi : - Jenis kelamin - Nama dan usia - Kondisi tubuh (sakit, cacat) - Postur tubuh (tinggi, pendek, kecil, gemuk) - Sifat pribadi (menarik atau sebaliknya) - Mimik atau ekspresi wajah - Cara berbicara (dialek, artikulasi) - Kebiasaan Pribadi 8

Data sosiologis meliputi : - Latarbelakang etnik, bangsa, sukubangsa - Kelas / tingkat sosial - Pendidikan - Profesi : penghasilan, kondisi pekerjaan - Kondisi hidup dan tempat tinggal - Keluarga - Kerabat di dalam dan di luar lapangan pekerjaan - Hobi atau kesenangan pribadi - Visi politik dan religi Data psikologis meliputi : - Ambisi pribadi - Frustasi, Sikap hidup, kelemahan pribadi, temperamen / karakter pribadi, inteligensia dan bakat khusus pribadi 9

Subjek Utama = Tokoh Memiliki peran fungsional untuk mengetengahkan realita dari peristiwa, sekaligus untuk memberi sentuhan dramatik pada cerita. Narasumber dapat berperan sebagai sumber informasi atau dapat pula sebagai subjek pembantu. 10

Teori film mengatakan bahwa setiap penonton akan mengidentifikasikan dirinya dengan salahsatu tokoh dalam film. Beranjak dari teori ini, tak ada salahnya menggunakan pendekatan model ini dalam memilih tokoh untuk membangun karakter yang akan dimunculkan. Pendekatan pada subjek merupakan proses penting, yang dimulai sejak riset hingga syuting nantinya. 11

Metode Penelitian Dokumentaris Berbeda dibandingkan riset ilmuwan sosial, antropolog, atau sosiolog. Bukan saja melalui kuesioner/angket. Dokumentaris harus terjun langsung dan berkomunikasi dengan subjeknya. Observasi dengan turut berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari subjek dan lingkungannya. 12

Konsep Penyusunan Naskah 1. Ide (konsep struktur, batasan dari isi keseluruhan cerita) 2. Treatment / Storyline (sketsa, yang dapat memberikan gambaran pendekatan dan keseluruhan isi cerita dapat pula menjadi materi presentasi untuk Produser/Sponsor) 3. Naskah syuting atau skenario (disebut juga Shooting Script, sangat penting untuk mendapat gambaran konkret dan jelas) 4. Naskah editing (Bentuk penulisannya tak begitu berbeda dengan shooting script, isinya dapat saja berbeda dalam hal konstruksi shot, adegan/scene,dan sekuen. 5. Naskah narasi (Susunan penulisan narasi yang nantinya akan dibaca oleh Narator) 13

Konsep Penyusunan Naskah Naskah awal untuk produksi dokumenter biasa dibuat dalam bentuk treatment atau ada pula dalam bentuk skenario kasar (naskah tidak menampilkan detil aspek filmis seperti tipe shot, isi dialog, posisi kamera, dll.) Pembaca draf naskah cukup diberi informasi mengenai isi dan susunan cerita dalam film dokumenter tersebut. 14

Bentuk Penuturan Naskah 1. Secara kronologis 2. Secara tematis 3. Secara dialektik 15

Kronologis Peristiwa dituturkan secara berurutan dari awal hingga akhir. Penyajian konstruksi, buku harian, kilas balik, perjalanan, sejarah 16

Tematis Cerita dipecah ke dalam beberapa kelompok tema, yang menempatkan sebab dan akibat digabungkan dalam tiap sekuen Dalam satu adegan, dokumentaris bisa membangun serta menggabungkan sebab dan akibatnya 17

Dialektik Memiliki kekuatan dramatik dibanding dua lainnya Dalam stuktur dialektik terdapat variasi menarik dari cara bertutur yang kontras Dalam sebuah peristiwa yang terjadi pada waktu bersamaan, sutradara dapat menempatkannya ke dalam sebuah kontradiksi 18