III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian,

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Program Studi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang, dan Laboratorium Sentra Ilmu Hayati Universitas. Brawijaya. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan.

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. lama dibandingkan perlakuan air dan asam asetat 0,5% (Tabel 2). Aplikasi BA 25

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.

METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka dapat disusun kerangka konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2011. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitosan konsentrasi 2,5%, larutan IAA konsentrasi 5 dan 10 µm, aquades, asam asetat 0,5%, NaOH 0,1 M, fenolftalein, dan buah pisang cv. Cavendish stadium V yang berwarna kuning dengan ujung hijau (sebelumnya sudah diberi etilen, Gambar 2). Buah pisang cv. Cavendish diperoleh dari PT Nusantara Tropical Fruits (PT NTF) di Way Jepara, Lampung Timur. Gambar 2. Pisang cv. Cavendish stadium V (kuning ujung hijau)

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, hand 14 refractometer Atago, penetrometer (type FHM-5 Takemura Electric Work, ltd, Jepang; ujung berbentuk silinder diameter 5 mm tekanan maksimum 5 kg), blender, chamber, kantong plastik bening, lemari es, spidol permanen, selotip, piring styrofoam, pipet tetes, labu ukur, gelas ukur, botol sampel, pisau/cutter, pipet gondok, buret, erlenmeyer, dan sentrifius Heraeus Sepatech. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan yang disusun secara faktorial 3 x 3. Faktor pertama adalah perlakuan buah tanpa apa pun (K0), tanpa kitosan dalam asam asetat 0,5% (K1), dan kitosan 2,5% (K2). Faktor kedua adalah IAA dalam tiga taraf konsentrasi, yaitu 0 µm (A0), 5 µm (A1), dan 10 µm (A2). Seluruh perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Masingmasing ulangan terdiri atas satu cluster buah yang berisi empat finger buah. Sebagai pembanding, tiga cluster buah pisang langsung diamati pada awal penelitian untuk peubah bobot, kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (ºBrix), dan asam bebas. Buah pisang yang telah diperlakukan disimpan pada suhu ruang (± 28 ºC) hingga kulit buah berwarna kuning berbintik (stadium VII, Gambar 3). Gambar 3. Pisang cv. Cavendish stadium VII (kuning berbintik)

Seluruh data dianalisis dengan ANOVA. Analisis data dilanjutkan dengan uji 15 Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5% dan orthogonal contrast (Tabel 1) (SAS System for Windows V6.12). Tabel 1. Perbandingan orthogonal contrast Contrast 1. Asam asetat 0,5% vs kitosan 2,5% 2. IAA dengan perendaman vs celup cepat Kombinasi Perlakuan* K0A0 K0A1 K0A2 K1A0 K1A1 K1A2 K2A0 K2A1 K2A2 0 0 0 1 0 0-1 0 0 0 1 1 0 1 1 0-2 -2 3. Tanpa IAA vs dengan IAA 2-1 -1 2-1 -1 2-1 -1 4. IAA dalam air vs IAA dalam asam 0 1 1 0-1 -1 0 0 0 * K0A0= kontrol; K0A1= IAA 5 μm; K0A2= IAA 10 μm; K1A0= asam asetat 0,5%; K1A1= asam asetat 0,5% + IAA 5 μm; K1A2= asam asetat 0,5% + IAA 10 μm; K2A0= kitosan 2,5%; K2A1= kitosan 2,5% + IAA 5 μm; dan K2A2= kitosan 2,5% + IAA 10 μm. 3.3.1 Pelaksanaan penelitian Buah pisang cv. Cavendish yang diperoleh dari PT Nusantara Tropical Fruits (PT NTF) dibawa ke Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Buah pisang cv. Cavendish stadium V (berwarna kuning dengan bagian ujung hijau) dipisahkan menjadi cluster, lalu dilakukan penyortiran berdasarkan keseragaman tingkat kemasakan dan segera diperlakukan sesuai dengan perlakukan yang akan diberikan. Bobot molekul IAA (C 10 H 9 NO 2 ) adalah 175,18. Larutan stok 1 mm IAA sebanyak 500 ml dibuat dengan cara menimbang bubuk IAA sebanyak 87,59 mg, lalu ditetesi dengan KOH 1 N sebanyak 10 tetes diaduk hingga larut, dilarutkan ke

dalam aquades hingga 500 ml. Pada perlakuan K0A0, cluster buah pisang 16 dibasahi dengan aquades. Larutan untuk perlakuan K0A1 (larutan IAA 5 µm) dibuat dengan cara yaitu larutan stok IAA 1 mm diambil sebanyak 10 ml lalu ditambah aquades hingga 2 liter dan diaduk hingga rata. Untuk perlakuan K0A2 (larutan IAA 10 µm) yaitu larutan stok IAA 1 mm diambil sebanyak 20 ml lalu dicampur dengan aquades hingga 2 liter dan diaduk hingga rata. Larutan untuk perlakuan K1A0 (larutan asam asetat 0,5%) dibuat dengan cara, yaitu sebanyak 10 ml asam asetat dilarutkan ke dalam aquades hingga 2 liter. Untuk perlakuan K1A1 (larutan asam asetat 0,5% + IAA 5 µm), sebanyak 10 ml asam asetat ditambah 10 ml larutan stok IAA 1 mm, lalu ditambahkan aquades hingga 2 liter dan diaduk hingga rata. Untuk perlakuan K1A2 (larutan asam asetat 0,5% + IAA 10 µm), sebanyak 10 ml asam asetat dicampur dengan 20 ml larutan stok IAA 1 mm, lalu ditambahkan aquades hingga 2 liter dan diaduk hingga rata. Larutan pelapis untuk perlakuan K2A0 (larutan kitosan 2,5%) dibuat dengan cara, yaitu sebanyak 25 g kitosan ditambah dengan 5 ml asam asetat lalu ditambah aquades hingga 1 liter dan diaduk hingga rata. Untuk perlakuan K2A1 (larutan kitosan 2,5% + IAA 5 µm), sebanyak 25 g kitosan ditambah 5 ml asam asetat, kemudian dicampur dengan 5 ml larutan stok IAA 1 mm, lalu ditambahkan aquades hingga 1 liter dan diaduk hingga rata. Untuk perlakuan K2A2 (larutan kitosan 2,5% + IAA 5 µm), sebanyak 25 g kitosan ditambah 5 ml asam asetat, kemudian dicampur dengan 10 ml larutan stok IAA 1 mm, lalu ditambahkan aquades hingga 1 liter dan diaduk hingga rata.

Buah pisang cv. Cavendish yang sudah disortir berdasarkan ukuran dan 17 keseragaman tingkat kemasakan kemudian dipisahkan menjadi cluster. Buah pisang diperlakukan sesuai dengan perlakuan. Perlakuan K0A1, K0A2, K1A0, K1A1, dan K1A2 direndam di dalam larutan masing-masing perlakuan selama ± 60 menit, sedangkan perlakuan K2A0, K2A1, dan K2A2 dicelupkan-cepat ke dalam masing-masing larutan pelapis hingga rata. Setelah buah diberi perlakuan, kemudian ditiriskan (sampai kering-angin) di atas kertas koran, lalu buah diletakkan di atas piring styrofoam. Buah pisang cv. Cavendish yang sudah diberi perlakuan, kemudian disimpan di dalam laboratorium pada suhu ruang (± 28 C). Pengamatan dilakukan setiap hari dengan cara mengamati perubahan warna. Pengamatan dihentikan apabila buah mencapai stadium VII (buah berwarna kuning berbintik dan mulai tampak lapisan absisi buah), lalu dilakukan penimbangan bobot buah dan pengukuran kekerasan buah dengan menggunakan alat penetrometer. Selanjutnya, daging buah diekstrak untuk mendapatkan sampel kandungan padatan terlarut ( Brix) dan asam bebas. 3.3.2 Peubah yang diamati Pengamatan dilakukan pada awal dan akhir pengamatan terhadap peubah masa simpan, susut bobot buah, kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (ºBrix), dan asam bebas. Pengamatan dihentikan apabila buah mencapai stadium VII (kuning berbintik).

3.3.2.1 Masa simpan 18 Buah pisang cv. Cavendish yang telah diberi perlakuan diamati perubahan fisiknya setiap hari. Masa simpan buah dihitung dari hari pertama buah mulai disimpan (setelah buah diberi perlakuan) hingga buah mencapai stadium VII. 3.3.2.2 Pengukuran kekerasan buah Kekerasan buah (dalam kg/cm²) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5 Takemura Electric Work, ltd, Jepang; ujung berbentuk silinder diameter 5 mm tekanan maksimum 5 kg). Pada masing-masing cluster dan ulangannya, tingkat kekerasan buah diukur pada empat finger. Pengukuran kekerasan buah diukur pada bagian yang sama yaitu bagian tengah buah pisang. 3.3.2.3 Susut bobot buah Susut bobot dihitung dari selisih bobot awal buah sebelum diberi perlakuan dengan bobot akhir buah setelah perlakuan dihentikan. Selisih bobot tersebut kemudian dibagi dengan bobot awal dan dikalikan 100%. 3.3.2.4 Pengukuran kandungan padatan terlarut (ºBrix) Pengukuran kandungan padatan terlarut dilakukan dengan menggunakan hand refractometer Atago pada sari buah pisang dengan pengenceran 1:1. Sebanyak ± 50 g daging buah dari setiap perlakuan diblender dan ditambahkan ± 50 ml aquades. Jus yang diperoleh diambil dengan menggunakan pipet tetes sebanyak satu tetes untuk diukur nilai Brixnya (%) dengan hand refractometer Atago pada suhu ruang.

3.3.2.5 Pengekstrakan sari buah dan pengukuran kandungan asam bebas 19 Sisa jus yang masih di dalam blender (sisa jus pada pengukuran padatan terlarut) kemudian ditambahkan ± 50 ml aquades lalu diblender, kemudian disentrifius pada 2500 rpm selama 5 10 menit hingga cairan terpisah dari endapannya. Cairannya dimasukkan ke labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan aquades sampai tera. Sampel sari buah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel ± 100 ml dan dibekukan di freezer sambil menunggu analisis berikutnya. Analisis asam bebas dilakukan dengan titrasi 0,1 N NaOH dan fenolftalein sebagai indikator dan hasilnya dinyatakan dalam g asam sitrat/100 g daging buah.