BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

dokumen-dokumen yang mirip
PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 3.1 Latar Belakang. perusahaan dan kemakmuran pemilik perusahaan adalah salah satu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

Internal Audit Charter

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

PIAGAM INTERNAL AUDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

PIAGAM SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

BAB I PENDAHULUAN. dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan.

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PT Gema Grahasarana Tbk Piagam Unit Pengawasan Internal Internal Audit Charter DITETAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2011).

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Internal Audit Charter

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

Modul ke: AUDIT INTERNAL. Standar Audit Internal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

P I AG A M ITERNAL A U D I

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY, Tbk. PIAGAM UNIT INTERNAL AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PIAGAM AUDIT (AUDIT CHARTER) DIVISI INTERNAL AUDIT PT BUANA FINANCE, TBK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun reputasi audit internal sempat terpuruk oleh berbagai kasus kolapsnya beberapa perusahaan tersebut yang melibatkan peran auditor, namun profesi auditor internal ternyata semakin hari semakin dihargai dalam organisasi. Saat ini profesi auditor internal turut berperan dalam implementasi Good Corporate Governance (GCG) di perusahaan maupun Good Government Governance (GGG) di pemerintahan. Skandal keuangan di perusahaan-perusahaan publik dengan melibatkan laporan keuangan yang pernah diterbitkannya terjadi pada perusahaan besar di AS seperti Enron. Kasus ini melibatkan CEO, Komisaris, Komite Audit, Internal Auditor sampai dengan Eksternal Auditor. Hal ini telah mengakibatkan turunnya kepercayaan publik terutama investor di pasar modal terhadap pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan sebesar 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan oleh keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan 1

2 dengan hancurnya Enron, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1).Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif) membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik; 2).Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan outsourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan yaitu: a).mantan Chief Audit Executive Enron (Kepala Internal Audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan; b).direktur Keuangan Enron berasal dari KAP Andersen; dan c).sebagian besar Staf Akunting Enron berasal dari KAP Andersen. Sedangkan untuk dunia perbankan, kepercayaan merupakan suatu kebutuhan dan salah satu faktor kunci kesuksesan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG). Namun, masih terdapat celah dalam sistem pengendalian internal bank yang memungkinkan terjadinya kecurangan (fraud) seperti yang terjadi pada kasus Citibank Indonesia. Kasus ini melibatkan Senior Relationship Manager yaitu Melinda Dee. Tindakan fraud yang dilakukan adalah penggelapan dana nasabah sebesar Rp 17 Milliar. Hal ini dilakukan dengan cara menarik dana nasabah tanpa sepengetahuan pemilik rekening menggunakan slip penarikan kosong yang sudah ditandatangani oleh nasabah. Fraud ini diketahui setelah menerima laporan dari nasabah yang

3 melihat adanya kejanggalan pada transaksi di rekeningnya. Setelah ditelusuri, tindakan fraud tersebut telah dilakukan selama tiga tahun. Apabila Citibank memiliki sistem pengendalian internal yang baik, maka tindakan kecurangan tersebut dapat dicegah atau minimal dapat dideteksi sejak dini. Tidak lama kemudian, muncul kasus kedua terkait kematian salah satu nasabah kartu kredit Citibank yaitu Irzen Okta, diduga nasabah tersebut menerima kekerasan fisik yang dilakukan oleh debt collector Citibank. Kedua kasus ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana sebenarnya pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang diterapkan pada bank asal Amerika Serikat tersebut. Menurut beberapa artikel, Gubernur Bank Indonesia menyatakan adanya kelemahan dalam sistem pengendalian internal Citibank. Akibat kedua kasus tersebut, Citibank dikenai sanksi dari Bank Indonesia berupa penghentian akuisisi nasabah baru city gold, penghentian private banking selama jangka waktu tertentu, dan Citibank masih harus berhubungan dengan pihak kepolisian mengenai tindakan fraud yang telah terjadi. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap aktivitas operasi Citibank. Perkembangan minat internal audit juga terjadi di Indonesia, beberapa kasus kecurangan yang terjadi baik di pemerintah/ BUMN maupun di swasta selama ini semakin menuntut peningkatan peran auditor internal dalam mengawasi jalannya roda operasional perusahaan. Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA): Audit internal adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta

4 konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian, proses pengaturan dan pengelolaan organisasi. (IIA,2015) Audit internal (pemeriksaan internal) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian audit internal perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan serta efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan terhadap ketaatan pada peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Ketaatan terhadap peraturan pemerintah yaitu peraturan pada bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain-lain. Sedangkan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yaitu standar akuntansi keuangan. (Sukrisno Agoes,2004) Audit internal adalah fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan. (Sawyer,2009) Misi dari audit internal adalah meningkatkan dan melindungi nilai organisasi dengan memberikan keyakinan objektif, saran dan wawasan yang berbasis risiko dan objektif. (IIA,2015)

5 Prinsip pokok praktik profesional audit internal menurut International Professional Practices Framework (IPPF) yaitu: mendemonstrasikan integritas; mendemonstrasikan kompetensi dan kecermatan profesional; objektif dan bebas dari pengaruh yang tidak semestinya (independen); selaras dengan strategi, tujuan dan risiko organisasi; diposisikan secara layak dan didukung sumber daya memadai; mendemonstrasikan kualitas dan perbaikan berkelanjutan; berkomunikasi secara efektif; memberi keyakinan objektif berbasis risiko; berwawasan, proaktif dan fokus pada masa depan; dan mendorong perbaikan organisasi. (IIA,2015) Standar profesional audit internal atau biasa disebut dengan International Professional Practice Framework (IPPF) merupakan persyaratan wajib dalam pelaksanaan praktik audit internal pada organisasi (perusahaan), dimana fokus dari standar ini adalah pernyataan atas praktik audit internal yang secara profesional dijalankan dalam organisasi dengan semua penjelasan atas istilah-istilah yang digunakan. (IIA,2015) Standar Profesi Audit Internal (SPAI) dalam Sawyer (2009) terdiri atas: 1. Standar Atribut yaitu suatu standar yang menggambarkan atribut susunan suatu organisasi dan individu dalam melaksanakan audit internal. 2. Standar Kinerja yaitu suatu standar yang menguraikan tentang hakikat audit internal dan menunjukkan kriteria kualitas kinerja dari pekerjaanpekerjaan yang dapat diukur.

6 3. Standar Implementasi yaitu perluasan dari standar atribut dan standar kinerja dengan memberikan aplikasi yang dibutuhkan untuk aktivitas keyakinan objektif dan konsultasi. Menurut The Institute of Internal Auditors (IIA,2015) auditor internal diharapkan untuk menerapkan dan menegakkan prinsip-prinsip berikut: 1. Integritas, auditor internal melaksanakan pekerjaan dengan ketekunan dan kebenaran sesuai dengan hukum dan nilai-nilai etika organisasi, menetapkan kepercayaan dan memberikan dasar kepercayaan terhadap pertimbangan auditor internal. 2. Objektivitas, auditor internal menunjukkan objektivitas profesional pada level tertinggi dalam memperoleh, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi tentang aktivitas atau proses yang diuji. Auditor internal melakukan penilaian yang seimbang atas segala hal yang relevan dan tidak terpengaruh secara tidak semestinya oleh kepentingan pribadi atau pihak lain dalam memberikan pertimbangan. 3. Kerahasiaan, auditor internal menghormati nilai dan kepemilikan informasi yang mereka terima dan tidak mengungkapkan informasi tersebut tanpa otoritas yang tepat, kecuali adanya kewajiban hukum atau profesional bagi mereka untuk melakukannya. 4. Kompetensi, auditor internal menerapkan pengetahuan, keterampilan, keahlian dan pengalaman yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal.

7 Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan proses manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola. Auditor internal merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan berstatus sebagai pegawai perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat ia bekerja. Tugas dan tanggung jawab auditor internal adalah sebagai berikut: mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee), melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan auditee, mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara terperinci, membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist) untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal penting yang perlu ditanyakan, melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh, seorang auditor harus teliti dan cermat dalam pelaksanaan audit untuk memeriksa area auditee, mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan, melaporkan temuan audit atau masalah-masalah yang ditemukan selama pemeriksaan audit berupa laporan temuan audit internal untuk ditindaklanjuti oleh auditee, dan memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki. Dalam melaksanakan pemeriksaan, auditor internal akan menyelidiki dan meneliti keefektifan sistem pengawasan yang ada. Dengan mengadakan penelitian terhadap pengawasan internal secara berkesinambungan akan dapat

8 diketahui apakah berbagai departemen atau seluruh departemen dalam perusahaan telah melaksanakan fungsinya dengan baik atau belum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pemeriksaan internal yang dilakukan oleh auditor internal merupakan suatu alat pengawasan yang penting untuk mengukur dan menilai keefektifan terhadap pengawasan-pegawasan yang ada di dalam perusahaan. Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisiensi dan efektifitas struktur pengendalian serta pelaksanaan operasional perusahaan, kemudian memberikan nilai tambah berupa saran atau rekomendasi bagi manajemen yang akan dijadikan sebagai landasan dalam mengambil keputusan atau tindak selanjutnya. Adapun fungsi secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja audit internal dalam mencapai tujuannya adalah: membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi; meyakinkan apakah pelaksanaan kegiatan operasional sudah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan; meyakinkan apakah kekayaan perusahaan/ organisasi dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian; memberikan tingkat keyakinan yang memadai atas proses akuntansi dan proses lainnya yang dikembangkan dalam organisasi; menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan; dan memastikan apakah pelaksanaan kegiatan operasional sudah berjalan secara efektif dan efisien

9 Meskipun dunia usaha sekarang ini mempunyai perhatian yang semakin meningkat terhadap sistem pengawasan internal yang baik, pengawasan internal tersebut tidak dapat berlaku secara universal. Suatu sistem yang baik untuk suatu perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan lain meskipun perusahaan tersebut memiliki bidang usaha yang sejenis. Ciriciri sistem pengawasan internal yang memadai adalah adanya empat unsur seperti berikut ini: suatu bagan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat; sistem pemberian wewenang serta prosedur pencatatan yang layak agar tercapai pengawasan akuntansi yang cukup atas aktiva, hutang-hutang, hasil, dan biaya; praktik yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi; dan pegawaipegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawab. Namun demikian tujuan pengawasan internal hanya akan tercapai apabila pelaksanan semua prosedur, metode dan teknik yang menjadi unsur dari sistem itu sendiri sudah sesuai dengan semestinya. Untuk menjaga agar pelaksanaan itu benar dikerjakan maka perusahaan yang cukup besar umumnya memerlukan suatu bagian khusus yang disebut bagian pemeriksa internal (Internal Auditing Department). Bagian ini mempunyai tugas antara lain untuk meneliti dan mengawasi apakah sistem pengawasan internal tetap memenuhi fungsinya dengan mengadakan pemeriksaan yang berkelanjutan di dalam perusahaan. Petugas yang bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan itu disebut dengan pemeriksaan internal (auditor internal). Aktivitas audit dalam Sawyer (2009) terdiri dati tiga kategori yaitu:

10 1. Keuangan yaitu analisis aktivitas ekonomi sebuah entitas yang diukur dan dilaporkan menggunakan metode akuntansi. 2. Ketaatan yaitu penelaahan atas kontrol keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat kesesuaiannya dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang berlaku.. 3. Operasional yaitu telaah komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk menilai efisiensi dan ekonomi operasi serta efektivitas fungsi-fungsi tersebut dalam mencapai tujuannya. Banyak kasus perusahaan yang mendapat sanksi karena melakukan kecurangan yang disebabkan oleh kegagalan auditor dalam melakukan pekerjaannya. Auditor harus bertidak sebagai seorang ahli akuntansi dan auditing ketika melaksanakan audit untuk menyampaikan rekomendasi atas kegiatan operasional perusahaan. Kompetensi auditor diperlukan dalam menemukan adanya suatu pelanggaran akuntansi, sedangkan independensi auditor sangat dibutuhkan dalam melaporkan adanya pelanggaran tersebut. Independensi mengharuskan auditor untuk tidak mudah dipengaruhi, karena kegiatan audit dilakukan atas dasar kepentingan umum, bukan kepentingan perorangan, kelompok atau golongan. Auditor diharapkan jujur dan terbuka dalam menjalankan praktik audit, ketika auditor menemukan adanya hal yang tidak wajar atau kesalahan, maka auditor wajib untuk mengungkapkannya kepada publik. Audit internal bertindak sebagai penilai independen dalam menelaah kegiatan operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi

11 kecukupan kontrol antara efisiensi dengan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko yang ada dalam menjalankan usaha. Tekanan waktu yang dialami auditor dalam melaksanakan pemeriksaan audit sangat mempengaruhi kualitas audit. Tingginya tekanan waktu dalam melakukan audit, membuat auditor semakin meningkatkan efisiensi dalam pengauditan, sehingga seringkali pelaksanaan audit yang dilakukan oleh auditor tidak selalu berdasarkan prosedur dan perencanaan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Auditor dalam melakukan audit dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Kinerja auditor dalam pelaksanaan audit tergantung pada kompleksitas tugas yang diberikan, jumlah auditor yang ditugaskan dan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Hal ini dibuktikan bahwa untuk tugas audit yang kompleks dengan anggaran waktu yang singkat dan jumlah auditor yang ditugaskan tidak memadai, akan mengakibatkan auditor terbebani dengan tugas yang diberikan dan kegiatan audit tidak dapat diselesaikan secara tepat waktu sesuai dengan anggaran waktu yang telah disepakati. Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah karena auditor internal dituntut untuk dapat memberikan hasil audit yang berkualitas. Namun, hal ini harus dilakukan dengan tekanan anggaran waktu yang terbatas dan kompeksitas tugas audit yang tinggi serta kompetensi auditor yang mungkin

12 kurang memadai untuk tugas yang diberikan sehingga dapat berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyelesaian audit dan kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Maka dari itu perlu diketahui apakah tekanan anggaran waktu dan kompleksitas tugas audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyelesaian audit dan kualitas audit, agar dapat membantu para auditor dalam menghasilkan hasil audit yang lebih berkualitas. Auditor internal diharapkan dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan melalui pendekatan disiplin yang sistematis. Hasil pelaksanaan audit internal berupa nilai tambah dalam bentuk saran atau rekomendasi yang akan dijadikan landasan dalam mengambil keputusan, diharapkan memiliki kualitas yang baik karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul yang sesuai dengan keadaan tersebut yaitu PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, KOMPLEKSITAS TUGAS AUDIT, DAN KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT 1.2. Identifikasi Masalah Apakah tekanan anggaran waktu dapat berpengaruh terhadap kualitas audit? Apakah kompleksitas tugas audit dapat berpengaruh terhadap kualitas audit? Apakah ketepatan waktu penyelesaian audit dapat berpengaruh terhadap kualitas audit?

13 1.3. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian maka diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian dari latar belakang dan indentifikasi masalah diatas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini mencakup pengaruh tekanan anggaran waktu dan kompleksitas tugas audit terhadap ketepatan waktu penyelesaian audit dan kualitas audit. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:. 1. Seberapa besar pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. 2. Seberapa besar pengaruh kompleksitas tugas audit terhadap kualitas audit. 3. Seberapa besar pengaruh ketepatan waktu penyelesaian audit terhadap kualitas audit. 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit.

14 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kompleksitas tugas audit terhadap kualitas audit. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh ketepatan waktu penyelesaian audit terhadap kualitas audit. 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis dari bangku kuliah dengan realita yang terjadi pada di dunia kerja 1.6.2. Bagi Perusahaan Dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada para auditor dalam melaksanakan pekerjaannya dan meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan kinerja dan kegiatan operasional perusahaan.