3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

dokumen-dokumen yang mirip
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Metode pengukuran kadar protein kasar pada pakan, ikan dan feses (Takeuchi, 1988)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAB 4. METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

OPTIMASI BUDIDAYA SUPER INTENSIF IKAN NILA RAMAH LINGKUNGAN:

III. BAHAN DAN METODE

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan

KERAGAAN KECERNAAN PAKAN TENGGELAM DAN TERAPUNG UNTUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN DAN TANPA AERASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

II. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

II. BAHAN DAN METODE

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

II. BAHAN DAN METODE

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan lele

II. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PARAMETER KUALITAS AIR

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

Transkripsi:

17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar) yang berlokasi di Sukamandi, Kabupaten Subang. 3.1. Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele. Penelitian 1 dilaksanakan untuk menganalisis kecernaan pakan dan kecernaan protein sehingga diketahui proporsi pakan yang dicerna dan feses yang dihasilkan ikan lele (C. gariepinus). Informasi ini sangat berguna dalam pendugaan potensi limbah yang dihasilkan pada pemeliharaan ikan lele. Wadah Penelitian Wadah penelitian yang digunakan berupa bak fiberglas berukuran 100 liter dengan dasar berbentuk corong yang dilengkapi pipa pengumpul feses ikan (Gambar 5). Bak diisi dengan air sebanyak 80 L. Bak ditutup dengan waring untuk menghindari ikan lele meloncat ke luar. Pakan Uji Pakan uji yang digunakan adalah pakan ikan yang akan digunakan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yakni pelet apung komersial dengan kadar protein 29,77 %. Pakan tersebut digiling ulang, ditambahkan kromium oksida (Cr 2 O 3 ) sebagai indikator sebanyak 1%, lalu dicetak kembali (Takeuchi,1988; Usman et al., 2007).

18 Wadah pemeliharaan ikan Pipa pengumpul feses Gambar 5. Skema wadah penelitian uji kecernaan pakan. Prosedur Penelitian Ikan lele dengan ukuran 43,67±0,83 g/ekor dipelihara di dalam wadah penelitian dengan kepadatan 20 ekor/bak. Sebelum penelitian, ikan diadaptasikan dengan pakan uji tersebut selama 3 hari. Ikan diberi pakan uji secara at satiation pada pagi, siang dan sore hari. Pemberian pakan diberikan sedikit demi sedikit untuk menghindari adanya pakan yang terbuang atau tidak termakan. Pengumpulan feses dimulai pada hari keempat dan dilakukan setiap pagi dan sore, sesaat sebelum pemberian pakan hari tersebut. Penanganan feses mengikuti metode Takeuchi (1998). Feses yang terkumpul secepatnya diendapkan dengan sentrifugasi 3000 r.p.m. selama 10 menit. Endapan feses kemudian disimpan dalam freezer untuk dikumpulkan dan dianalisis lebih lanjut. Pengumpulan feses dilakukan selama 5 hari. Pelaksanaan uji kecernaan pakan ini dilakukan dengan 5 ulangan. Parameter Pengamatan Parameter yang diamati adalah kadar protein dan kadar kromium oksida pada pakan, feses dan ikan (sebelum dan sesudah pengamatan). Pengukuran kadar protein dan kadar kromium dilakukan mengikuti prosedur yang disarankan oleh Takeuchi (1998), masing-masing dicantumkan pada Lampiran 1 dan 2.

19 Koefisien kecernaan pakan uji (KKP) menggambarkan proporsi pakan yang dicerna oleh ikan yang berarti juga jumlah feses yang dihasilkan oleh ikan. KKP dihitung dengan rumus sebagai berikut: P - F KKP(%) 100* P di mana : KKP = Koefisien kecernaan Pakan (%) P = Jumlah pakan yang diberikan (g) F = Jumlah feses yang terkumpul (g) Koefisien Kecernaan Protein (KKProt) dalam pakan uji dihitung dengan rumus Takeuchi (1988) sebagai berikut: C KKProt(%) 100* 1- C P F * N * N KKProt = Koefisien Kecernaan Protein (%) C P = Kadar kromium dalam pakan (%) C F = Kadar kromium dalam feses (%) N P = Kadar protein dalam pakan (%) N F = Kadar protein dalam feses (%) F P di mana : 3.2. Penelitian 2: Ekskresi amoniak pada pemeliharaan ikan lele Penelitian 2 dilakukan untuk mennganalisis jumlah amoniak yang dihasilkan oleh ikan lele. Informasi ini sangat bermanfaat untuk mengetahui potensi limbah yang dapat dikonversi menjadi biomassa bakteri dan alga sebagai sumber pakan organisme filter feeder. Prosedur Penelitian Penelitian tentang ekskresi amoniak dilakukan di wadah berupa toples sebanyak 10 buah berukuran 10 L yang diisi air sebanyak 8 L. Sebelum

20 pengamatan, ikan lele dipuasakan selama satu hari. Pada hari berikutnya, ikan lele diberi makan sampai kenyang dan diberi kesempatan makan selama sekitar 30 menit. Pakan yang diberikan adalah pakan ikan komersial berupa pelet apung dengan kandungan protein 29,77 %. Setelah waktu makan selesai, ikan dipindahkan ke dalam toples sebanyak 1 ekor per toples. Ikan yang diamati terdiri dari dua kelompok ukuran yakni ratarata 116,6 g dan 40,0 g per ekor. Masing-masing kelompok ukuran terdiri dari lima ekor, namun pada kelompok 40,6 g hanya tiga ulangan yang digunakan untuk analisis data. Untuk mengurangi stres, pengukuran bobot ikan dilakukan pada akhir pengamatan. Parameter Pengamatan Pengamatan kadar amoniak dilakukan setiap jam selama 6 jam, yakni jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6. Pengamatan jam ke-0 dilakukan terhadap stok air sesaat sebelum dimasukkan ke dalam toples. Pengukuran kadar amoniak dilakukan dengan menggunakan Hanna Portable Photometer (HANNA, 2010) sebagaimana tercantum pada Lampiran 3. Laju ekskresi amoniak dihitung dengan menentukan kadar amoniak pada setiap wadah pengamatan pada setiap jam pengamatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Almendras, 1994; Sakdiah, 2009): A= [(N 6 -N 0 ) x V]/W/T di mana: A = tingkat ekskresi amoniak (mg TAN/g ikan/jam); N 6 = konsentrasi TAN pada jam ke-6 (mg TAN/L); N 0 = konsentrasi TAN pada jam ke-0 (mg TAN/L); V= volume air media (8 L); W = bobot ikan (g); dan T = periode pengamatan (6 jam).

21 3.3. Penelitian 3: Pemanfaatan limbah amoniak menjadi mikroba pada pemeliharaan ikan lele intensif Penelitian 3 dilaksanakan untuk menganalisis perubahan amonium (NH + 4 ) menjadi biomassa mikroba (bakteri dan fitoplankton) pada budidaya ikan lele intensif. Dari penelitian ini akan diketahui dinamika kadar amoniak di dalam air kolam ikan lele dan hubungannya dengan dinamika mikroba. Wadah Penelitian Penelitian dilakukan pada wadah berupa bak beton seluas 25 m 2 (5 x 5 meter) yang disekat menjadi dua bagian yakni bagian pertama seluas 10 m 2 untuk pemeliharaan ikan lele, dan bagian kedua seluas 15 m 2 dimaksudkan sebagai ruang pemacuan pertumbuhan populasi mikroba. Penelitian dilakukan dalam tiga ulangan. Kedalaman air di dalam bak dipertahankan setinggi 80 cm. Penambahan air dilakukan jika penurunan air akibat penguapan sudah mencapai 5 cm. Untuk menjamin agar air mengalami sirkulasi, pompa celup dengan debit sekitar 0,3 L/detik dipasang pada bagian pertama (ikan lele) dan mengalirkan air dari bagian pertama ke bagian kedua. Sementara air dari bagian kedua mengalir kembali ke bagian pertama secara gravitasi. Instalasi aerasi dipasang di bagian kedua sebanyak 8 titik untuk menjamin kadar oksigen terlarut selalu lebih dari 2 mg/l (Schneider et al., 2006). Inokulasi bakteri Bacillus sp. diberikan sekali di bagian kedua pada awal penelitian. Penyiapan inokulan bakteri dan perhitungan jumlah inokulan bakteri disajikan pada Lampiran 4. Molases diberikan setiap hari di bagian kedua dengan dosis 91,31% pakan yang diberikan pada hari tersebut. Perhitungan jumlah molases yang diberikan dicantumkan pada Lampiran 5.

22 Pemeliharaan Ikan Benih ikan lele dengan bobot rata-rata sekitar 42,5 g/ekor dipelihara di bagian pertama. Kepadatan yang diterapkan adalah 100 ekor/m 2. Pakan yang diberikan berupa pakan buatan pelet terapung komersial dengan kadar protein kasar 29,77 %. Tingkat pemberian pakan yang diterapkan adalah 3% bobot biomassa ikan per hari. Pemberian pakan dilakukan setidaknya 3 kali per hari. Pemeliharaan ikan dilaksanakan selama 6 minggu. Parameter Pengamatan Parameter yang diamati adalah kadar amoniak (dalam bentuk total ammonia nitrogen, TAN), biomassa bakteri (dalam bentuk volatile suspended solids, VSS) dan biomassa fitoplankton (dalam bentuk klorofil-a). Pengamatan dilakukan setiap minggu, dengan mengacu metode APHA (2005). Prosedur pengukuran TAN, VSS dan klorofil-a masing-masing dicantumkan pada Lampiran 6, 7 dan 8. Hasil pengamatan parameter dianalis secara diskriptif. 3.4. Penelitian 4: Pengaruh penambahan organisme dengan jenjang rantai makanan berbeda terhadap penurunan limbah amoniak dan peningkatan retensi nitrogen pada budidaya ikan lele intensif. Penelitian 4 dilaksanakan untuk menganalisis peningkatan efisiensi penyerapan limbah nitrogen dengan menambah jenjang rantai makanan yang dipadukan pada budidaya ikan lele. Dari penelitian ini akan diketahui penyerapan dan retensi nutrien pada berbagai jenjang rantai makanan yang dipadukan dengan pemeliharaan ikan lele secara intensif. Wadah Penelitian Wadah yang digunakan berupa bak beton berukuran 5 x 5 m yang disekat menjadi 2 bagian yakni bagian pertama seluas 10 m 2 untuk pemeliharaan ikan

Ikan Lele Pompa Ikan Nila, Kijing, Keong Titik aerasi

24 Pemeliharaan ikan Benih ikan lele dengan bobot rata-rata sekitar 42,5 g/ekor dipelihara di bagian pertama. Kepadatan yang diterapkan adalah 100 ekor/m 2. Pada perlakuan terkait, ikan nila (O. niloticus) yang berukuran sekitar 4,83 g/ekor ditebarkan pada bagian kedua dengan kepadatan 50 ekor/m 2. Pada perlakuan moluska, pada bagian kedua ditebar juga kijing (Anadonta sp.) dan keong (Pomacea sp.) masingmasing sebanyak 5 kg. Pemberian pakan hanya dilakukan untuk ikan lele. Pakan yang diberikan berupa pakan buatan pelet terapung komersial dengan kadar protein kasar sekitar 29,77%. Tingkat pemberian pakan yang diterapkan adalah 3% bobot biomassa ikan per hari. Pemberian pakan dilakukan setidaknya 3 kali per hari. Pemeliharaan ikan dilaksanakan selama 6 minggu. Perlakuan Percobaan ini mempunyai tiga perlakuan dan masing-masing terdiri dari tiga ulangan. Perlakuan yang diterapkan pada penelitian ini adalah penambahan organisme dengan jenjang rantai makanan berbeda yakni ikan lele (C. gariepinus), ikan nila (O. niloticus), kijing (Anadonta sp.) dan keong (Pomacea sp.) dengan rancangan sebagai berikut: 1. Pemeliharaan ikan lele dengan Satu Jenjang Rantai Makanan (Ikan Lele) 2. Pemeliharaan ikan lele dengan Dua Jenjang Rantai Makanan (Ikan Lele - Ikan Nila) 3. Pemeliharaan ikan lele dengan Tiga Jenjang Rantai Makanan (Ikan Lele - Ikan Nila Moluska (kijing dan keong)). Pengamatan Parameter Pertumbuhan ikan lele dan ikan nila diukur setiap minggu dengan mengambil sampel sebanyak 5 kali setiap kolam untuk ditimbang dan dihitung jumlah individu ikan untuk mendapatkan rata-rata bobot individu ikan. Ikan yang mati diamati setiap hari, dihitung dan ditimbang. Kadar nitrogen (N) pada ikan lele, ikan nila, kijing dan keong, air diukur pada awal dan akhir penelitian.

25 Parameter kualitas air yang diukur meliputi kadar oksigen terlarut, ph, temperatur air, amoniak total (TAN), nitrit, nitrat, alkalinitas, kekeruhan, padatan tersuspensi (TSS), biomassa mikroba (VSS) dan biomassa fitoplankton (klorofila). Pengukuran kualitas air dilakukan setiap minggu. Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO-meter. ph dan temperatur air diukur dengan menggunakan ph-meter. Amoniak, nitrit, nitrat, TSS, VSS dan klorofil-a diukur dengan prosedur sesuai APHA (2005) sebagaimana tercantum pada Lampiran 6, 7, 8, 9, 10 dan 11). Kekeruhan diukur dengan Turbiditimeter, sedangkan alkalinitas diukur dengan metode titrasi (Lampiran 12). Nilai NH 3 dihitung berdasarkan proporsi dari TAN sesuai dengan ph dan temperatur yang diukur (Lampiran 13). Pada akhir penelitian, ikan ditimbang secara keseluruhan untuk mengetahui jumlah produksi total. Efisiensi Pakan (EP) dihitung dengan menggunakan rumus: (P Tot + B M ) B 0 EP = _------------------------- x 100% F di mana: EP = Efisiensi Pakan (%) P Tot B M B 0 F = Produksi akhir total (ikan lele, nila, moluska) (kg) = Biomassa mati (ikan lele, nila, moluska) (kg) = Biomassa saat tebar (ikan lele, nila, moluska) (kg) = Jumlah pakan yang diberikan (kg) Parameter Efisiensi Penyerapan Nitrogen (EN) dihitung dengan rumus sebagai berikut: EN = N L+ N N + N K + N S N P x 100% di mana : EN = Efisiensi Penyerapan Nitrogen (%) ΔN L = akumulasi N pada ikan lele (g) ΔN N = akumulasi N pada ikan nila (g) ΔN K = akumulasi N pada kijing (g)

26 ΔN S = akumulasi N pada siput/keong (g) ΣN P = jumlah akumulasi N pada pakan yang diberikan (g) Limbah nitrogen dihitung dengan rumus sebagai berikut: N W = 100% - EN di mana: N W = Limbah nitrogen (N) (% pakan) EN = Efisiensi Nitrogen (%) Pertumbuhan ikan lele dan nila dihitung berdasarkan rumus Metaxa et al. (2006) sebagai berikut: α = x 100% di mana : α = laju pertumbuhan harian (%) Wt = bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (g) Wo = bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (g) t = lama pemeliharaan (hari) Kelangsungan hidup ikan lele dan ikan nila dihitung dengan rumus sebagai berikut: KH = x 100% di mana: KH = kelangsungan hidup ikan (%) No = jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) Nm = jumlah ikan yang mati (ekor) Analisis Data Nilai parameter Efisiensi Penyerapan Nitrogen (EN), pertumbuhan ikan lele dan nila, nilai kelangsungan hidup dan produksi ikan dianalisis dalam Analisis Sidik Ragam satu arah (One Way ANOVA). Jika terdapat perbedaan antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan.

27 Keragaan kualitas air ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk tabulasi dengan menampilkan nilai rata-rata total diikuti dengan kisaran nilai terendah sampai dengan yang tertinggi. Nilai rata-rata total merupakan nilai rata-rata dari nilai pengamatan setiap minggu.