III. BAHAN DAN METODE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. BAHAN DAN METODE"

Transkripsi

1 21 III. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011-Juni Pemeliharaan ikan dilakukan di Pusat Studi Ilmu Kelautan (PSIK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Ancol-Jakarta. Pembuatan pakan uji, analisis kimia bahan, pakan, dan ikan, analisis gambaran darah, analisis RNA dan DNA, analisis kualitas air media, analisis kandungan Se pakan dan organ-organ tubuh ikan, analisis aktivitas enzim GPx dan SOD, analisis hormon kortisol, T3, dan T4, serta pengujian histopatologi dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Laboratorium Kesehatan Ikan, Laboratorium Genetika Ikan, dan Laboratorium Lingkungan di Departemen Budi Daya Perairan FPIK IPB; Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak di Fakultas Peternakan IPB; Laboratorium Fisiologi di Fakultas Kedokteran Hewan IPB; Laboratorium Pengujian di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian; dan di Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor. Penelitian didesain dalam 4 seri percobaan, yaitu: 1. Uji kecernaan Se 2. Penentuan dosis optimal dan sumber Se terbaik 3. Kinerja pertumbuhan dan daya tahan tubuh juvenil kerapu bebek yang diberi pakan dengan penambahan sodium selenite dosis berbeda 4. Uji ketahanan tubuh terhadap berbagai stressor lingkungan 3.1 Percobaan I: Uji kecernaan Se Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan kecernaan Se dari dua sumber yang berbeda, yaitu Se anorganik (sodium selenite) dan Se organik (selenometionin). Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pellet (semi murni) dengan isoprotein dan isoenergi. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan disajikan pada Tabel 1. Jumlah Se yang ditambahkan pada percobaan ini adalah 0,1 mg Se/kg pakan dari kedua sumber Se tersebut.

2 22 Tabel 1. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan pada uji kecernaan Se Bahan (%) Sumber Se Sodium selenite Selenometionin Kasein 46,0 46,0 Gelatin 8,0 8,0 Dekstrin 15,0 15,0 Tepung kepala udang 12,0 12,0 Minyak 1 10,0 10,0 Vitamin mix 2 2,0 2,0 Mineral mix (tanpa Se) 3 4,0 4,0 CMC 3,0 3,0 Sodium selenite (mg) 0,22 - Selenometionin (mg) - 0,25 Cr 2 O 3 0,5 0,5 Hasil analisis proksimat (% bobot kering) Protein 45,47 46,37 Lemak 11,45 11,16 BETN 4 26,52 28,63 Energi (kkal GE 5 /kg) 4709, ,59 C/P 6 (kkal/g protein) 10,36 10,39 Cr 2 O 3 0,41 0,57 Se pakan (mg/kg) 0,325 0,318 1 = Terdiri atas minyak ikan, minyak cumi, dan minyak jagung 2 dan 3 = komposisi vitamin mix dan mineral mix disajikan pada lampiran 4 = BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) 5 = GE (Gross Energy), Protein : 5,6 kkal/g; Lemak : 9,4 kkal/g; Karbohidrat : 4,1 kkal/g (NRC 1977) 6 = C/P (Kalori/Protein rasio) Tahap awal pelaksanaan percobaan adalah persiapan hewan uji. Hewan uji yang telah diadaptasikan dan diseleksi, dimasukkan ke dalam wadah percobaan dengan kepadatan 15 ekor/akuarium. Tahap selanjutnya adalah pembuatan pakan uji. Masing-masing pakan uji yang telah dibuat sesuai perlakuan, ditambahkan dengan indikator (Cr 2 O 3 ) sebanyak 0,5%. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 14 hari dengan pemberian pakan dua kali sehari (pagi dan sore) secara at satiation. Untuk menghindari tercampurnya sisa pakan dan feses, dilakukan penyiponan sesaat setelah pemberian pakan. Pengambilan feses dilakukan 1 jam setelah pemberian pakan. Pengambilan feses dilakukan dengan metode penyiponan, dan feses yang terkumpul dimasukkan ke dalam botol film dan disimpan dalam lemari pendingin. Pengumpulan feses dilakukan selama pemeliharaan ikan. Feses yang telah terkumpul tersebut kemudian dikeringkan dan selanjutnya diukur kadar Cr 2 O 3 dan Se-nya. Pengukuran kadar Cr 2 O 3 dan Se juga dilakukan pada pakan uji.

3 23 Pada akhir percobaan, dilakukan pengukuran kadar Se dalam darah untuk melihat tingkat penyerapannya. Peubah yang diamati dalam percobaan ini adalah koefisien kecernaan Se. 3.2 Percobaan II: Penentuan dosis optimal dan sumber Se terbaik Hewan uji yang digunakan pada percobaan ini adalah juvenil kerapu bebek berukuran panjang rata-rata 6,39+0,41 cm dan bobot rata-rata 4,49+0,65 g. Ikan yang digunakan berasal dari Balai Besar Pengembangan Budi Daya Laut, Lampung. Ikan dipelihara di akuarium kaca berukuran 90x40x35 cm dengan sistem resirkulasi. Media percobaan adalah air laut yang telah difiltrasi, dengan salinitas ppt dan suhu o C. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pellet (semi murni) dengan isoprotein dan isoenergi. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan dengan penambahan dosis dan sumber Se berbeda Bahan (%) selenite 1 selenite Penambahan Se (mg/kg) 2 selenite 4 selenite 1 2 SeMet 4 SeMet SeMet 2 Kasein 46,0 46,0 46,0 46,0 46,0 46,0 46,0 46,0 Gelatin 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 Dekstrin 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 Tepung kepala udang 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 Minyak 3 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 Vitamin mix 4 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 Mineral mix (tanpa 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 Se) 5 CMC 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Sodium selenite (mg) - 1,10 2,19 4,38 8, Selenometionin (mg) ,48 4,96 9,92 Hasil analisis proksimat (% bobot kering) Protein 50,51 51,17 50,39 52,66 52,91 53,52 52,72 52,96 Lemak ,95 8,52 8,69 8,99 8,51 8,78 8,90 BETN 6 24,06 23,46 25,44 23,56 21,42 20,06 23,59 22,49 Energi (kkal GE 7 /kg) 4679, , , , , , , ,45 C/P 8 (kkal/g protein) 9,27 9,12 9,26 8,99 8,86 8,63 9,00 8,92 Se pakan (mg/kg) 0,03 0,63 1,31 1,85 4,12 1,37 2,03 3,56 1 = selenite = sodium selenite 2 = SeMet = selenometionin 3 = Terdiri atas minyak ikan, minyak cumi, dan minyak jagung 4 dan 5 = Komposisi vitamin mix dan mineral mix disajikan pada lampiran 6 = BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) 7 = GE (Gross Energy), Protein : 5,6 kkal/g; Lemak : 9,4 kkal/g; Karbohidrat : 4,1 kkal/g (NRC 1977) 8 = C/P (Kalori/Protein rasio)

4 24 Percobaan didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan mengaplikasikan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah tanpa penambahan Se, 4 tingkatan dosis sodium selenite (Na 2 SeO 3 ) (0,5, 1, 2, dan 4 mg Se/kg pakan) dan 3 tingkatan dosis selenometionin (1, 2, dan 4 mg Se/kg pakan). Prosedur percobaan adalah juvenil kerapu bebek yang telah diseleksi berdasarkan keseragaman bobot, dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam sebelum ditebar ke wadah percobaan. Ikan yang ditebar pada masing-masing akuarium berjumlah 12 ekor. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan secara at satiation (sampai kenyang), dengan frekuensi 2 kali sehari (pagi dan sore). Pemeliharaan ikan dilakukan selama 40 hari. Untuk menjaga kelayakan media budi daya, dilakukan penyiponan wadah 2 kali sehari (pagi dan sore). Kualitas air dimonitor secara berkala. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air selama pemeliharaan berada dalam kondisi yang mendukung kehidupan ikan, yaitu suhu o C, salinitas ppt, oksigen terlarut 5,6-6,4 mg/l, ph 7,7-7,9, dan total amoniak nitrogen (TAN) 0,025-0,654 mg/l. Hasil pengukuran kadar Se rata-rata pada media pemeliharaan ikan adalah 0,033 mg/kg air laut. Pengamatan pengaruh pemberian pakan dengan penambahan Se berbeda pada kinerja pertumbuhan ikan dilakukan melalui penimbangan bobot tubuh ikan, penghitungan konsumsi pakan, dan pengukuran kadar protein dan lemak tubuh ikan, yang dilakukan pada akhir percobaan. Selain itu, dilakukan pula pengamatan gambaran darah ikan, yang juga dilakukan pada akhir percobaan. Ikan yang diambil darahnya terlebih dahulu dianastesi dengan MS-222. Sampel darah diambil dari caudalis dengan menggunakan syringe yang telah diberi antikoagulan. Sampel darah tersebut disimpan di dalam tabung eppendorf untuk dilakukan pengamatan di laboratorium. Sebagai data pendukung, beberapa ekor ikan dibedah dan diambil organ dalamnya untuk pengukuran beberapa parameter lain. Parameter yang diamati dalam percobaan ini meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, glikogen hati, glikogen otot, aktivitas enzim GPx hati, aktivitas enzim GPx plasma, aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD) hati, aktivitas enzim SOD plasma, rasio T3/T4, rasio RNA/DNA, retensi Se, dan

5 25 gambaran darah (diferensial leukosit, total eritrosit, kadar hemoglobin, persentasi hematokrit, dan indeks fagositik). 3.3 Percobaan III: Kinerja pertumbuhan dan daya tahan tubuh juvenil kerapu bebek yang diberi pakan dengan penambahan sodium selenite dosis berbeda Hasil percobaan II menunjukkan bahwa penambahan sodium selenite dosis 0,5 mg Se/kg pakan telah menyebabkan kematian 97,22% pada akhir pemeliharaan. Demikian halnya dengan penambahan dosis 1 mg Se/kg pakan, bahkan penambahan dosis 2 dan 4 mg Se/kg pakan menyebabkan kematian 100%. Berdasarkan hasil tersebut, dilakukan pengujian untuk penambahan dosis sodium selenite di bawah 0,5 mg Se/kg pakan. Pada percobaan ini, hewan uji yang digunakan adalah juvenil kerapu bebek berukuran panjang rata-rata 5,83+0,28 cm dan bobot rata-rata 3,47+0,43 g. Ikan yang digunakan berasal dari Balai Besar Pengembangan Budi Daya Laut, Lampung. Ikan dipelihara di akuarium kaca berukuran 90x40x35 cm dengan sistem resirkulasi. Media percobaan adalah air laut yang telah difiltrasi, dengan salinitas ppt dan suhu o C. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pellet (semi murni) dengan isoprotein dan isoenergi. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan disajikan pada Tabel 3.

6 26 Tabel 3. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan dengan penambahan Se dalam bentuk sodium selenite dosis berbeda Bahan (%) Penambahan Se (mg/kg) 0 0,025 0,05 0,1 0,2 0,4 Kasein 46,0 46,0 46,0 46,0 46,0 46,0 Gelatin 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 8,0 Dekstrin 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 Tepung kepala udang 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 Minyak 1 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 Vitamin mix 2 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 Mineral mix (tanpa Se) 3 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0 CMC 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 Sodium selenite (mg) - 0,06 0,11 0,22 0,44 0,88 Hasil analisis proksimat (% bobot kering) Protein 50,47 50,46 48,54 47,24 50,17 49,56 Lemak 10,43 9,08 9,67 9,40 9,35 7,98 BETN 4 23,80 22,84 25,05 25,79 23,18 25,21 Energi (kkal GE 5 /kg) 4782, , , , , ,09 C/P 6 (kkal/g protein) 9,48 9,15 9,59 9,71 9,25 9,20 Se pakan (mg/kg) 0,02 0,03 0,07 0,09 0,29 0,35 1 = Terdiri atas minyak ikan, minyak cumi, dan minyak jagung 2 dan 3 = Komposisi vitamin mix dan mineral mix disajikan pada lampiran 4 = BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) 5 = GE (Gross Energy), Protein : 5,6 kkal/g; Lemak : 9,4 kkal/g; Karbohidrat : 4,1 kkal/g (NRC 1977) 6 = C/P (Kalori/Protein rasio) Percobaan didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah penambahan Se dalam bentuk sodium selenite (Na 2 SeO 3 ) pada berbagai tingkat dosis, yaitu 0, 0,025, 0,05, 0,1, 0,2, dan 0,4 mg Se/kg pakan. Prosedur percobaan pada prinsipnya sama dengan percobaan II, hanya ada penambahan jumlah ikan menjadi 15 ekor per akuarium dan lama pemeliharaan menjadi 42 hari. Hasil analisis kualitas air selama pemeliharaan, yaitu suhu berkisar antara o C, salinitas ppt, oksigen terlarut 5,6-7,2 mg/l, ph 8,0-8,1, dan TAN 0,002-0,241 mg/l menunjukkan nilai kisaran berada dalam kondisi yang mendukung kehidupan ikan. Hasil pengukuran kadar Se rata-rata pada media pemeliharaan ikan adalah 0,033 mg/kg air laut, sedangkan kadar Se rata-rata di air tawar adalah 0,031 mg/kg. Pengamatan pengaruh pemberian pakan dengan penambahan Se berbeda pada kinerja pertumbuhan ikan dilakukan melalui penimbangan bobot tubuh ikan, penghitungan konsumsi pakan, dan pengukuran kadar protein dan lemak tubuh

7 27 ikan, yang dilakukan pada akhir percobaan. Selain itu, dilakukan pula pengamatan gambaran darah ikan, yang juga dilakukan pada akhir percobaan. Ikan yang diambil darahnya terlebih dahulu dianastesi dengan MS-222. Sampel darah diambil dari caudalis dengan menggunakan syringe yang telah diberi antikoagulan. Sampel darah tersebut disimpan di dalam tabung eppendorf untuk dilakukan pengamatan di laboratorium. Sebagai data pendukung, beberapa ekor ikan dibedah dan diambil organ dalamnya untuk pengukuran beberapa parameter lain. Uji perendaman di dalam air tawar dilakukan untuk menguji ketahanan tubuh ikan. Prosedurnya adalah juvenil kerapu bebek yang telah diberi pakan dengan penambahan sodium selenite selama 42 hari dimasukkan ke dalam air tawar tanpa aerasi selama 10 menit (Setiawati 2010). Setelah itu, ikan-ikan tersebut dikembalikan ke dalam wadah pemeliharaan. Pengambilan sampel darah untuk pengukuran glukosa darah dan kadar kortisol dilakukan sebelum ikan dimasukkan ke dalam air tawar (awal), 10 menit di dalam air tawar, serta jam pertama dan jam kedua setelah ikan dimasukkan kembali ke wadah pemeliharaan. Parameter yang diamati dalam percobaan ini meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, glikogen hati, glikogen otot, aktivitas enzim GPx hati, aktivitas enzim GPx plasma, rasio T3/T4, rasio RNA/DNA, retensi Se, kadar Se pada beberapa organ, kadar glukosa darah, kadar kortisol, dan gambaran darah (diferensial leukosit, total eritrosit, kadar hemoglobin, persentasi hematokrit, dan indeks fagositik). 3.4 Percobaan IV: Uji ketahanan tubuh terhadap berbagai stressor lingkungan Hasil percobaan II menunjukkan bahwa Se organik (selenometionin) memberi pengaruh yang lebih baik pada juvenil kerapu bebek dibandingkan dengan Se anorganik (sodium selenite), dan penambahan selenometionin dosis 4 mg Se/kg pakan adalah perlakuan terbaik. Oleh karena itu, sumber Se yang digunakan pada percobaan IV ini adalah selenometionin.

8 28 Hewan uji yang digunakan adalah juvenil kerapu bebek yang berasal dari Balai Besar Pengembangan Budi Daya Laut, Lampung, berukuran panjang ratarata 5,68+0,73 cm dan bobot rata-rata 3,43+0,46 g. Ikan dipelihara di akuarium kaca berukuran 90x40x35 cm dengan sistem resirkulasi. Media percobaan adalah air laut yang telah difiltrasi, dengan salinitas ppt dan suhu o C. Pakan uji yang digunakan adalah pakan buatan berbentuk pellet (semi murni) dengan isoprotein dan isoenergi. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Komposisi pakan uji, hasil analisis proksimat, dan kadar Se pakan dengan penambahan Se dalam bentuk selenometionin dosis berbeda Bahan (%) Penambahan Se (mg/kg) Kasein 46,0 46,0 46,0 Gelatin 8,0 8,0 8,0 Dekstrin 15,0 15,0 15,0 Tepung kepala udang 12,0 12,0 12,0 Minyak 1 10,0 10,0 10,0 Vitamin mix 2 2,0 2,0 2,0 Mineral mix (tanpa Se) 3 4,0 4,0 4,0 CMC 3,0 3,0 3,0 Selenometionin (mg) - 9,92 39,68 Hasil analisis proksimat (% bobot kering) Protein 50,47 50,15 50,76 Lemak 10,43 9,35 9,11 BETN 4 23,80 24,34 23,94 Energi (kkal GE 5 /kg) 4782, , ,44 C/P 6 (kkal/g protein) 9,48 9,34 9,22 Se pakan (mg/kg) 0,02 3,87 13,93 1 = Terdiri atas minyak ikan, minyak cumi, dan minyak jagung 2 dan 3 = Komposisi vitamin mix dan mineral mix disajikan pada lampiran 4 = BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) 5 = GE (Gross Energy), Protein : 5,6 kkal/g; Lemak : 9,4 kkal/g; Karbohidrat : 4,1 kkal/g (NRC 1977) 6 = C/P (Kalori/Protein rasio) Percobaan didesain dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan mengaplikasikan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah penambahan Se dalam bentuk selenometionin pada berbagai tingkat dosis, yaitu tanpa penambahan Se, 4 mg Se/kg pakan (Se optimal), dan 16 mg Se/kg pakan (Se berlebih).

9 29 Pada percobaan IV ini, seperti halnya percobaan I dan II, untuk menjaga kelayakan media budi daya, dilakukan penyiponan wadah 2 kali sehari (pagi dan sore). Kualitas air juga dimonitor secara berkala. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air selama pemeliharaan berada dalam kondisi yang mendukung kehidupan ikan, yaitu suhu o C, salinitas ppt, oksigen terlarut 5,6-7,2 mg/l, ph 7,9-8,0, dan TAN 0,002-0,241 mg/l. Hasil pengukuran kadar Se ratarata pada media pemeliharaan ikan adalah 0,033 mg/kg air laut, sedangkan kadar Se rata-rata di air tawar adalah 0,031 mg/kg. Pemeliharaan hewan uji dilakukan selama 62 hari yang dibagi dalam 2 tahapan, yaitu pemeliharaan awal dan pemeliharaan lanjutan. Pemeliharaan awal dilakukan selama 42 hari dengan prosedur yang sama dengan percobaan II. Setelah itu, dilakukan uji transportasi ikan (simulasi) selama 13 jam. Prosedur pengujiannya adalah keseluruhan ikan yang akan ditransportasikan dimasukkan ke dalam kantung plastik yang berisi air laut dengan kepadatan 4 ekor/liter. Jumlah ikan pada masing-masing perlakuan adalah 60 ekor. Oksigen dimasukkan ke dalam plastik tersebut dengan perbandingan 2 bagian volume oksigen dan 1 bagian volume air. Plastik yang telah siap kemudian dimasukkan ke dalam stirofom dan dilakban seperti umumnya proses pengangkutan benih ikan. Setelah itu stirofom dimasukkan ke dalam bak yang kemudian dialiri air dengan menggunakan pompa sehingga menyebabkan stirofom menjadi bergerak (Budiyanti 2010). Setelah transportasi, hewan uji dimasukkan kembali ke wadahwadah pemeliharaan untuk diamati. Pengambilan sampel darah untuk pengukuran glukosa darah dan kadar kortisol dilakukan pada saat sebelum uji transportasi dan sesaat setelah transportasi. Pemeliharaan lanjutan selama 20 hari dilakukan setelah uji transportasi. Prosedurnya sama dengan pemeliharaan awal hanya terjadi pengurangan jumlah ikan menjadi 12 ekor per akuarium. Pada pemeliharaan lanjutan ini, ikan tetap diberi pakan sesuai perlakuan. Pada hari ke-7 dilakukan pengambilan sampel darah ikan untuk pengukuran glukosa darah dan kadar kortisol. Pada minggu kedua dilakukan uji perendaman di dalam air tawar dengan prosedur seperti pada uji ketahanan tubuh ikan pada percobaan III.

10 30 Pengamatan pengaruh pemberian pakan dengan penambahan selenometionin dosis berbeda pada kinerja pertumbuhan ikan dilakukan melalui penimbangan bobot tubuh ikan, penghitungan konsumsi pakan, dan pengukuran kadar protein dan lemak tubuh ikan, yang dilakukan pada akhir percobaan. Selain itu, dilakukan pula pengamatan gambaran darah ikan, yang juga dilakukan pada akhir percobaan. Pengambilan sampel darah ikan mengikuti prosedur yang sama dengan penelitian sebelumnya. Sebagai data pendukung, beberapa ekor ikan dibedah dan diambil organ dalamnya untuk pengukuran beberapa parameter lain. Parameter yang diamati dalam percobaan ini meliputi tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, aktivitas enzim GPx hati, aktivitas enzim GPx plasma, aktivitas enzim SOD hati, rasio T3/T4, rasio RNA/DNA, retensi Se, kadar Se pada beberapa organ, kadar glukosa darah, kadar kortisol, dan gambaran darah (diferensial leukosit, total eritrosit, kadar hemoglobin, persentasi hematokrit, dan indeks fagositik). 3.5 Peubah yang diukur Peubah yang diukur, metode menera, dan formula yang digunakan pada percobaan ini adalah: a. Konsumsi pakan Konsumsi pakan harian diketahui dengan menghitung selisih antara bobot pakan yang tersedia dan bobot pakan sisa. Dengan demikian konsumsi pakan selama percobaan dapat diketahui. b. Laju pertumbuhan harian Laju pertumbuhan harian dihitung berdasarkan formula NRC (1977): t Wt Wo 1 x 100 dengan: = laju pertumbuhan harian (%) Wt = bobot rata-rata individu pada waktu t (g) Wo = bobot rata-rata individu pada waktu awal (g) t = lama percobaan (hari)

11 31 c. Efisiensi pakan Efisiensi pakan dihitung berdasarkan formula NRC (1977): (Wt D) E = F Wo x 100 dengan : E = efisiensi pakan (%) Wt = bobot total ikan pada waktu t (g) Wo = bobot total ikan pada awal percobaan (g) D = bobot total ikan yang mati selama percobaan (g) F = bobot total pakan yang dikonsumsi (g) d. Tingkat kelangsungan hidup Tingkat kelangsungan hidup dihitung berdasarkan formula berikut : Nt SR = No x 100 (Ricker 1979) dengan : SR = kelangsungan hidup (%) Nt = jumlah ikan pada waktu t (ekor) No = jumlah ikan pada awal percobaan (ekor) e. Retensi protein Retensi protein menunjukkan besarnya protein yang tersimpan dalam tubuh ikan dari protein yang dikonsumsi. Formula yang digunakan adalah: F I RP = P x 100 (Watanabe 1988) dengan : RP = retensi protein (%) F = jumlah protein tubuh pada akhir percobaan (g) I = jumlah protein tubuh pada awal percobaan (g) P = jumlah protein yang dikonsumsi (g) f. Retensi lemak Retensi lemak menunjukkan besarnya lemak yang tersimpan dalam tubuh ikan dari lemak yang dikonsumsi. Formula yang digunakan adalah: F I RL = L x 100 (Watanabe 1988) dengan : RL = retensi lemak (%) F = jumlah lemak tubuh pada akhir percobaan (g) I = jumlah lemak tubuh pada awal percobaan (g) L = jumlah lemak yang dikonsumsi (g)

12 32 g. Retensi Se Retensi Se dihitung mengikuti formula yang dikemukakan oleh Rider et al. (2009): dengan: RSe = retensi selenium (%) Se akhir = jumlah Se tubuh pada akhir percobaan (mg) Se awal = jumlah Se tubuh pada awal percobaan (mg) Se konsumsi = jumlah total Se yang dikonsumsi (mg) h. Kecernaan Se Koefisien kecernaan nutrien (Se) pakan diukur dengan rumus yang dikemukakan oleh Takeuchi (1988): Nda = 100 (100 x x ) dengan: Nda = koefisien kecernaan Se (%) IP = kadar Cr 2 O 3 dalam pakan (%) IF = kadar Cr 2 O 3 dalam feses (%) NP = kadar Se dalam pakan (%) NF = kadar Se dalam feses (%) i. Aktivitas enzim GPx dan SOD Aktivitas enzim GPx hati dan plasma, serta aktivitas enzim SOD dilakukan dengan metode pembacaan pada spektrofotometer (Lampiran 8 dan 9). j. Konsentrasi hormon T3, T4, dan kortisol Pengukuran konsentrasi hormon T3, T4, dan kortisol dilakukan dengan metode RIA (radioimmunoassay) (Lampiran 10 dan 11).

13 33 k. Gambaran darah Pengukuran total eritrosit dan diferensial leukosit dilakukan mengikuti prosedur Blaxhall dan Daisley (1973); kadar hemoglobin diukur menurut metode Sahli dengan sahlinometer (Wedemeyer & Yasutake 1977); kadar hematokrit dan indeks fagositik diukur dengan metode yang dikemukakan oleh Anderson dan Siwicki (1993) (Lampiran 6); sedangkan kadar glukosa darah diukur melalui pembacaan pada spektrofotometer (Lampiran 7). 3.6 Analisis data Percobaan I Data koefisien kecernaan Se dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Data kadar Se di dalam darah dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan Minitab versi Percobaan II Data tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, glikogen hati, glikogen otot, aktivitas enzim GPx hati, aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD) hati, rasio RNA/DNA, retensi Se dan gambaran darah (diferensial leukosit, total eritrosit, kadar hemoglobin, persentasi hematokrit, dan indeks fagositik) dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Data aktivitas enzim GPx plasma, aktivitas enzim SOD plasma, dan rasio T3/T4 dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan Minitab versi Percobaan III Data tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, aktivitas enzim GPx hati, aktivitas enzim GPx plasma, rasio T3/T4, rasio RNA/DNA, retensi Se, dan

14 34 gambaran darah (diferensial leukosit, total eritrosit, kadar hemoglobin, persentasi hematokrit, dan indeks fagositik) dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Data glikogen hati, glikogen otot, kadar Se di beberapa organ, kadar glukosa darah, dan kadar kortisol dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan Minitab versi Percobaan IV Data tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, aktivitas enzim GPx hati, aktivitas enzim GPx plasma, aktivitas enzim SOD hati, retensi Se, dan gambaran darah (diferensial leukosit, total eritrosit, kadar hemoglobin, persentasi hematokrit, dan indeks fagositik) dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Jika terdapat pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Data rasio T3/T4, rasio RNA/DNA, kadar Se di beberapa organ, kadar glukosa darah, dan kadar kortisol dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2007 dan Minitab versi 14.

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan buatan yang di suplementasi selenium organik dengan dosis yang berbeda, sehingga pakan dibedakan menjadi 4 macam

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Pakan Penelitian Pakan penelitian terbagi menjadi dua yaitu pakan untuk pengujian kecernaan dan pakan untuk pengujian pertumbuhan. Pakan untuk pengujian kecernaan dibuat berdasarkan

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan 17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pelet kering berbasis sumber protein nabati yang berjenis tenggelam dengan campuran crude enzim dari rumen domba. Pakan uji yang diberikan

Lebih terperinci

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens 9 3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Agustus 2012, bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Nutrisi Ikan, serta di kolam percobaan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1. Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap persiapan bahan baku, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan data. 2.1.1. Persiapan Bahan Baku

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah

METODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai Desember 2010 yang bertempat di Laboratorium Lapangan dan Teaching Farm Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap bahan dan alat, persiapan wadah pemeliharaan, ikan uji, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat 41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper

ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper ABSTRACT MUHAIMIN HAMZAH. The Growth Performance and Viability Enhancement of Humpback Grouper (Cromileptes altivelis) Fed on Selenium Supplementation. Under direction of M. AGUS SUPRAYUDI, NUR BAMBANG

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2 11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

UNTUK PERTUMBUHAN DAN PENINGKAT. (Cromileptes altivelis)

UNTUK PERTUMBUHAN DAN PENINGKAT. (Cromileptes altivelis) BIOAVAILABILITY Fe-TEPUNG DARAH UNTUK PERTUMBUHAN DAN PENINGKAT DAYA TAHAN TUBUH IKAN KERAPU (Cromileptes altivelis) Peneliti: 1. Mia Setiawati, MSi 2. Sri Nuryati, MSi 3. Prof. Ing Mokoginta (tahun ke-3)

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa 17 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahap 1 adalah uji efektivitas enzim cairan rumen domba terhadap penurunan kandungan serat kasar bungkil kelapa. Uji Tahap 2 adalah mengevaluasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Budidj^a Ikan, Fakultas Perikanan dan Iknu Kelautan Umvendtas Riau, dari bulan Juli san^ai dengan Desember 2001. 4.1. Pakan Percobaan

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN Tujuan dan luaran pada penelitian ini dapat dicapai dengan melakukan serangkaian tahapan penelitian selama 3 tahun. Pada tahun pertama telah dilakukan budidaya ikan selais dengan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm 3 untuk wadah pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, ph-meter, lakban, stoples bervolume 3 L,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Pada tahap pendahuluan dilakukan penentuan kemampuan puasa ikan, tingkat konsumsi oksigen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan

Lebih terperinci

3 METODE 3.1 Pakan Uji

3 METODE 3.1 Pakan Uji 19 3 METODE 3.1 Pakan Uji Pakan perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah empat jenis pakan dengan formulasi yang berbeda dan kesemuanya mengandung protein kasar (CP) 35%. Penggunaan sumber lemak

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit,

Lebih terperinci

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang Bobot ikan (g) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam satu periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Waktu dan Tempat 13 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji, tahap I penelitian pendahuluan yang terdiri dari uji nilai kisaran dan uji toksisitas akut. Tahap II penelitian inti terdiri dari biokonsentrasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan September 2012 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan

Lebih terperinci

Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Balai Budidaya.Ail-

Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Balai Budidaya.Ail- BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktii Peiielitian Percobaan ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ikan, Balai Budidaya.Ail- l a\iar (BBAT), Sukabumi Masa percobaan terdiri dalam dua tahap, yaitu masa per-siapan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal) OLEH: DWI SEPTIANI PUTRI L221 07 004 Pembimbing Utama Pembimbing

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan 33 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pemeliharaan ikan dilakukan di Laboratorium Sistem dan Teknologi Budidaya, IPB. Histologi gonad dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan (LKI), uji glukosa

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Analisis proksimat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 2 kali ulangan. Perlakuan yang akan diterapkan yaitu pemakaian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Kegiatan isolasi dan seleksi bakteri proteolitik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Nutrisi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor, kegiatan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan April - Juni 2014. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1.

Lebih terperinci

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele. 17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Alat dan Bahan Bahan yang akan digunakan pada persiapan penelitian adalah kaporit, sodium thiosulfat, detergen, dan air tawar. Bahan yang digunakan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i 13 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. KESDA provinsi DKI Jakarta (analisis kandungan senyawa aktif, Pimpinella alpina), Lab. Percobaan Babakan FPIK (pemeliharaan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di Balai Benih Ikan Hias (BBIH) Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Lampung Selatan. Analisis proksimat bahan dan pakan uji dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di LaboratoriumPembenihan Ikan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret sampai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009 bertempat di Laboratorium Sistem Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Lapangan, Departemen Budidaya

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami (O. gouramy L.) dengan berat tubuh 34.0833±3.8617 gram/ekor

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik 2.2 Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik

II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik 2.2 Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik Bakteri probiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri NP5, yang merupakan bakteri dari genus Bacillus. Bakteri NP5 ini merupakan bakteri yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, mulai bulan Juli hingga November 2009. Pemeliharaan ikan dilakukan di Kolam Percobaan, Departemen Budidaya

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, dimulai dengan pemeliharaan udang vaname ke stadia uji, persiapan wadah dan media, pembuatan pakan meniran, persiapan

Lebih terperinci

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Laju Pertumbuhan adalah perubahan bentuk akibat pertambahan panjang, berat, dan volume dalam periode tertentu (Effendi, 1997). Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2011, bertempat di laboratorium ikan Clownfish Balai Besar Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Ruang Lingkup Penelitian

BAHAN DAN METODE. Ruang Lingkup Penelitian 28 BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Kajian penelitian ini meliputi: (1) ketahanan hidup postlarva vaname selama tahapan aklimatisasi ke salinitas rendah, (2) perkembangan dan ketahanan hidup postlarva

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Kelautan untuk membuat ekstrak daun sirih, Laboratorium Fisiologi Hewan Air (FHA) untuk

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tiga perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan yaitu : 1) Perlakuan A dengan pergantian air

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami 6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy L.) dengan berat tubuh

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua perlakuan dan masing-masing menggunakan delapan ulangan, yaitu : 1) Perlakuan A dengan warna

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 hari di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas

Lebih terperinci

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Laju Pertumbuhan Harian Berdasarkan hasil pengamatan terhadap benih Lele Sangkuriang selama 42 hari masa pemeliharaan diketahui bahwa tingkat penggunaan limbah ikan tongkol

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 bertempat di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat di Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) Probolinggo, Lampung Timur dan analisis sampel

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2010. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Basah bagian Lingkungan. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang komposisi kimiawi tubuh sapi Madura jantan yang diberi level pemberian pakan berbeda dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1.2 Robi Hendrasaputro, 2 Rully, dan 2 Mulis 1 robihendra40@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2 III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei hingga November 2006 di Laboratorium Kesehatan Ikan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan tepung cangkang kepiting dan pelet dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak dan Makanan Ruminansia, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2009 bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan usaha ternak ayam sangat ditentukan oleh penyediaan pakan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas, karena pakan merupakan unsur utama dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Gedung 4 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor- Sumedang, sedangkan proses

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar yang merupakan hasil pemijahan dari satu set induk yang diperoleh dari tempat penjualan induk bersertifikat,

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah diinkubasi disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis proksimat pakan uji ditunjukkan pada Tabel 3. Sementara kecernaan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Pembuatan Media Pembuatan air bersalinitas 4 menggunakan air laut bersalinitas 32. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan rumus pengenceran sebagai

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Juni sampai September 2011 bertempat di Peternakan Kambing Darul Fallah - Ciampea Bogor; Laboratorium

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE Penelitian tentang budidaya sinodontis dengan densitas yang berbeda ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2010 yang bertempat Laboratorium Teknologi dan Manajemen Produksi Akuakultur,

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu: a. Lama pemberian pakan berkarotenoid

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3 II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, pengambilan data penunjang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai dengan 11 Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) 697 Evaluasi penggunaan pakan dengan kadar protein berbeda... (Reza Samsudin) EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii) ABSTRAK

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan. 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pertumbuhan biomassa ikan selama 40 hari pemeliharaan yang diberi pakan dengan suplementasi selenium organik berbeda dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini: 250,00

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas

Lebih terperinci

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV Nur Asiah 1, Indra Suharman 1, Siska Wulandari 2 1 Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B dan analisis plasma di Laboratorium Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga Unit

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian teknologi budidaya sepenuhnya meggunakan pakan komersil pada kolam air tenang (teknologi 1) dan teknlogi budidaya menggunakan pakan pengganti berupa

Lebih terperinci