IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

PENEMPATAN TENAGA KERJA

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI SEBAGAI INDIKATOR KESEJAHTERAAN PETANI PADI DI KABUPATEN SRAGEN

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961


ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PST PROGRAM SUKSES TANI BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN PERILAKU PEMBENTUKAN HARGA PRODUK MANUFAKTUR DI JAWA TENGAH

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mewujudkan ketahanan pangan, penciptaan lapangan kerja,

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional guna

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

Tengah letaknya diapit oleh beberapa kabupaten dan kota antara lain Kabupaten. Temanggung, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonosobo,

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TENGAH

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di

BUPATI SEMARANG TANGGAL 3 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi untuk mencapai pertumbuhan angkatan kerja, yang

BAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

96 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Dalam bab ini, akan dipaparkan secara umum tentang 14 kabupaten dan kota yang menjadi wilayah penelitian ini. Kabupaten dan kota tersebut adalah Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, kabupaten Temanggung, Kabupaten Kendal, Kota Magelang, Kota Surakarta, Kota Salatiga dan Kota Semarang. 14 Kabupaten dan Kota ini semuanya terletak dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang secara umum keberadaannya akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan provinsi Jawa Tengah. Ke 14 Kabupaten dan kota ini selanjutnya disebut dengan Kawasan Andalan. Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terbagi dalam 29 Kabupaten dan 6 Kota. Wilayah tersebut terdiri dari 573 kecamatan dan 8576 kelurahan. Kawasan Andalan adalah bagian dari 29 Kabupaten dan 6 Kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas Jawa Tengah pada tahun 2009 tercatat sebesar 3.25 juta hektar, atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Dari total luas Wilayah Propinsi Jawa Tengah, 31,23% adalah wilayah dari Kawasan Andalan, atau sekitar 1.016.444 ha. Dari 14 kabupaten dan kota yang ada, kabupaten Grobogan memiliki luas yang paling besar dari kabupaten dan kota lainnya. Dalam tabel berikut ini dapat dilihat tentang luas wilayah masing-masing kabupaten kota dan perbandingannya (%) dengan luas Provinsi Jawa Tengah. Bila ditinjau dari luas wilayahnya, terlihat bahwa dari 14 kabupaten dan kota yang ada di Kawasan Andalan, Kabupaten Grobogan memiliki luas wilayah paling besar kemudian diikuti oleh Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali. Ketiga daerah ini memiliki luas wilayah diatas 100.000 ha. Sedangkan daerah pada Kawasan Andalan yang memiliki luas wilayah paling kecil adalah Kota Magelang. Untuk lebih jelasnya, perbandingan luas wilayah Kawasan Andalan dengan Provinsi Jawa Tengah secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

97 Tabel 5 Perbandingan Luas Wilayah Kawasan Andalan dengan Jawa Tengah Kabupaten/Kota Luas wilayah Prosentase dari luas Prov. Jateng (%) Kabupaten Magelang 107.945 3,32 Kabupaten Boyolali 100.558 3,09 Kabupaten Klaten 65.175 2,00 Kabupaten Sukoharjo 46.074 1,42 Kabupaten Karanganyar 81.677 2,51 Kabupaten Grobogan 196.401 6,03 Kabupaten Demak 89.338 2,75 Kabupaten Semarang 94.816 2,91 Kabupaten Temanggung 86.852 2,67 Kabupaten Kendal 98.846 3,04 Kota Magelang 1.803 0,06 Kota Surakarta 4.344 0,13 Kota Salatiga 5.655 0,17 Kota Semarang 36.960 1,14 Jumlah 1,016,444 31,23 Sumber: Hasil olahan data BPS Jawa Tengah 2009 Dari segi jumlah penduduk, pada tahun 2009, total jumlah penduduk di Kawasan Andalan adalah sebesar 12.285.849 jiwa. Di Kawasan Andalan, jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan. Sedangkan untuk faktor usia, jumlah penduduk berusia dewasa (produktif) memiliki jumlah tertinggi, dibandingkan dengan usia anak-anak dan orang tua. Ini berarti bahwa untuk Kawasan Andalan, kebutuhan akan pekerjaan tinggi. Tabel 6 Distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan Usia kabupaten/kota Jumlah Laki- Perempuan Anak Dewasa Tua Laki Kab. Magelang 1.180.217 574.236 605.981 328.581 754.419 97.217 Kab. Boyolali 943.978 457.816 486.162 255.715 603.633 84.630 Kab. Klaten 1.136.829 560.539 576.290 265.066 751.322 120.441 Kab. Sukoharjo 833.575 407.195 426.380 191.102 575.841 66.632 Kab. Karanganyar 819.186 408.389 410.797 201.605 540.926 76.655 Kab. Grobogan 1.345.879 636.320 709.559 372.235 866.756 106.888 Kab. Demak 1.042.932 510.379 532.553 289.695 698.877 54.360 Kab. Semarang 921.865 456.466 465.399 233.619 614.737 73.509 Kab. Temanggung 714.411 347.976 366.435 180.679 475.872 57.860 Kab. Kendal 965.808 501.181 464.627 253.693 654.654 57.461 Kota Magelang 137.055 65.063 71.992 32.640 93.117 11.298 Kota Surakarta 528.202 245.043 283.159 119.951 376.180 32.071 Kota Salatiga 182.226 88.647 93.579 42.122 125.161 14.943 Kota Semarang 1.533.686 741.736 791.950 377.227 1.065.969 90.490 Jumlah 12.285.849 6.000.986 6.284.863 3.143.930 8.197.464 944,455 Sumber: Data olahan BPS Jawa Tengah 2009

98 Dari Tabel 7 tentang kepadatan penduduk di wilyah Kawasan Andalan, terlihat bahwa Surakarta menempati tempat pertama untuk daerah dengan kepadatan penduduk terting. Kepadatan penduduk di Surakarta mencapai 11.996/km 2, kemudian diikuti oleh kota Magelang dan kota Semarang. Tabel 7 Kepadatan penduduk di Kawasan Andalan No Kabupaten/Kota Luas (Km 2 ) Total Penduduk Kepadatan 1 Kabupaten Magelang 1.085,73 1.180.217 1.087,03 2 Kabupaten Boyolali 1.015,07 943.978 929,96 3 Kabupaten Klaten 655,56 1.136.829 1.734,13 4 Kabupaten Sukoharjo 466,66 833.575 1.786,26 5 Kabupaten Karanganyar 772,20 819.186 1.060,85 6 Kabupaten Grobogan 1.975,85 1.345.879 681,16 7 Kabupaten Demak 897,43 1.042.932 1.162,13 8 Kabupaten Semarang 946,86 921.865 973,60 9 Kabupaten Temanggung 870,23 714.411 820,95 10 Kabupaten Kendal 1.002,27 965.808 963,62 11 Kota Magelang 18,12 137.055 7.563,74 12 Kota Surakarta 44,03 528.202 11.996,41 13 Kota Salatiga 52,96 182.226 3.440,82 14 Kota Semarang 373,67 1.533.686 4.104,39 Sumber: Data BPS Jawa Tengah 2009. Kabupaten Grobogan adalah kota dengan tingkat kepadatan terendah di kawasan Andalan, dengan kepadatan 681,16, atau 681 penduduk per kilometer persegi. Tempat kedua ada pada ada pada kabupaten Temanggung dengan kepadatan 821 penduduk per kilometer persegi, dan diikuti oleh kabupaten Boyolali dengan kepadatan 929,96 penduduk per kilometer persegi. Tabel 8 Distribusi Penduduk menurut Pekerjaan Kabupaten/Kota pertanian Industri Perdagangan Jasa lain Kab. Magelang 256.451 87.823 119.899 63.944 72.319 Kab. Boyolali 215.055 72.494 111.984 46.423 66.678 Kab. Klaten 137.435 126.082 170.021 74.372 69.991 Kab. Sukoharjo 104.955 93.651 102.050 61.784 51.618 Kab. Karanganyar 121.970 64.931 99.165 63.749 68.023 Kab. Grobogan 417.427 32.221 129.201 63.941 77.910 Kab. Demak 210.649 65.677 96.841 43.824 77.926 Kab. Semarang 171.444 102.040 84.898 55.484 56.809 Kab. Temanggung 166.428 72.244 57.805 43.962 405.043 Kab. Kendal 241.389 59.645 88.592 54.437 45.110 Kota Magelang 1.430 6.033 21.787 17.370 9.487

99 Kota Surakarta 2.608 42.065 106.426 59.780 35.889 Kota Salatiga 7.014 12.365 20.528 22.398 16.363 Kota Semarang 21.363 127.304 236.244 169.976 148.715 Jumlah 2,075,618 964,575 1,445,441 841,444 1,201,881 Sumber: Data Olahan BPS Jawa Tengah 2009 Untuk distribusi penduduk menurut pekerjaan, dalam Tabel 8 dapat diketahui bahwa untuk kategori kabupaten di Kawasan Andalan, jumlah penduduk di bidang pertanian masin lebih banyak dari jumlah penduduk yang bekerja di sektor lainl. Namun jika dibandingkan data dari tahun-tahun sebelumnya jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian ini makin berkurang dari waktu ke waktu, sedangkan untuk bidang Industri, perdagangan dan jasa, jumlah tenaga kerjanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Tidak diketahui dengan pasti, apakah peningkatan penduduk di sektor lain akibat dari terjadinya transformasi mata pencaharian dari petani ke non petani. Kemungkinan lain lain adalah para pencari kerja tidak lagi melihat pertanian sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan. Sebaliknya, bidang Industri, perdagangan dan jasa lebih menjanjikan masa depan yang lebih baik. Namun asumsi ini perlu dibuktikan lebih lanjut. Tabel 9 Jenis Pengairan lahan sawah di Kawasan Andalan No Kab/Kota Pengairan Teknis Pengairan setengah Teknis Pengairan Sederhana Pengairan Desa/ Non PU 1 Kab. Magelang 6.623 5.412 8.667 8.264 2 Kab. Boyolali 5.137 4.653 2.114-3 Kab. Klaten 19.193 10.099 2.657-4 Kab. Sukoharjo 14.900 1.902 2.021-5 Kab. Karanganyar 8.029 6.356 5.041-6 Kab. Grobogan 19.092 1.539 1.838 7.468 7 Kab. Demak 18.398 7.864 4.208 2.437 8 Kab. Semarang 5.475 4.027 7.858 1.012 9 Kab. Temanggung 4.641 8.535 2.989 3.524 10 Kab. Kendal 15.856 1.640 5.459 2.302 11 Kota Magelang 212 - - - 12 Kota Surakarta 42 35-24 13 Kota Salatiga 383 129 96 19 14 Kota Semarang 226 606 968 114 Jumlah 118,207 52,797 43,916 25,164 Sumber: Data olahan dari BPS Jateng 2009

100 Ada berbagai jenis pengairan (bentuk irigasi) yang digunakan oleh penduduk di Kawasan Andalan untuk mengairi sawah mereka. Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa irigasi atau pengairan sawah di Kawasan Andalan menggunakan 1) pengairan teknis, 2) pengairan setengah teknis, 3) pengairan sederhana, 4) pengairan desa, non PU. Data dalam Tabel 9 ini menjelaskan bahwa untuk beberapa daerah seperti kab. Magelang, Grobogan, dan beberapa yang lain masih menggunakan pengairan sederhana, bahkan pengairan desa, non PU. Beberapa daerah yang lain sudah meninggalkan sistem pengairan sederhan bahkan yang tradisional (non PU). Rata-rata wilayah Kawasan Andalan melakukan 2 kali panen padi dalam setahun. Data dalam Tabel 10 menunjukkan bahwa kabupaten Grobogan memiliki luas lahan terbesar, dan memproduksi padi terbesar selama 2 musim panen. Dari data yang ada dapat diketahui pula bahwa ada sejumlah lahan yang tidak diusahakan selama tahun 2009. Total luas lahan yang tidak diusahakan tersebut sebesar 6.905 ha. Informasi tentang luas lahan berdasarkan jumlah panen dalam setahun dapat dilihat dalam Tabel 10 berikut ini. Tabel 10 Luas Lahan berdasarkan jumlah panen setiap tahun No Kabupaten Kota Jumlah Panen dalam setahun Tidak Diusahakan Luas 1 kali (Ton) 2 kali (Ton) 1 Kab. Magelang 12.194 23.180 1.847 37.221 2 Kab. Boyolali 4.289 18.529 178 22.996 3 Kab. Klaten 2.427 30.925 60 33.412 4 Kab. Sukoharjo 1.330 19.862 65 21.257 5 Kab. Karanganyar 1.885 20.348 108 22.341 6 Kab. Grobogan 19.199 44.698 58 63.955 7 Kab. Demak 653 47.457 2.250 50.360 8 Kab. Semarang 6.909 16.669 817 24.395 9 Kab. Temanggung 6.162 13.265 1.203 20.630 10 Kab. Kendal 8.435 17.682 101 26.218 11 Kota Magelang 212 212 12 Kota Surakarta 9 111 3 123 13 Kota Salatiga 168 604-772 14 Kota Semarang 1.457 2.308 215 3.980 Jumlah 65,117 255,850 6,905 327,872 Sumber : BPS Jawa Tengah, 2009

101 Dari total luas lahan yang tidak diusahakan, sebagian besar ada di wilayah Demak, sebesar 2.250 Ha, kemudian di Kabupaten Magelang seluas 1.847 Ha, dan di kabupaten Temanggung sebesar 1,203 Ha.