HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

Hana Yuwan Kartikasari, Nuryanto *)

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Diajukan Oleh: ISNAR NURUL ALFIYAH

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

Abstrak. jenis/hari sebesar 62,3%, sedangkan > 4 jenis /hari sebesar 37,7%. Ditemukan sebanyak 47 orang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi adalah proses perusakan jaringan keras gigi yang dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga terjadi pada anak-anak. Karies dengan bentuk yang khas dan

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dikeluhkan oleh

PENELITIAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH USIA 7 8 TAHUN

ABSTRAK. Kata kunci: molar, karies, menyikat gigi, makanan kariogenik. viii

Hubungan Karakteristik dan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Umur 11

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sistemik. Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFAL DESA LEBAKSIU LOR

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Sumbersari Dan Puger Kabupaten Jember

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN STATUS KESEHATAN GIGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI PROVINSI BANTEN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

DESTRI MAYA RANI NIM A020

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KARIES PADA SISWA DI SD NEGERI 3 AMPEL BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA KELAS III SDN 1 & 2 SONUO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

¹Ayu Rizqy Amalia Bintari ²Ai Sri Kosnayani dan Lilik Hidayanti

Hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi siswa di SMP NEGERI 1 Tareran

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

DESCRIPTION OF PLAQUE SCORES ON STUDENTS WHO CONSUME FRIED FOOD IN CANTEEN OF SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU ORANG TUA TENTANG PEMBERIAN SUSU BOTOL DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA PRASEKOLAH

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TOMY ADI NUGROHO J

SKRIPSI PERBEDAAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN KEBIASAAN SARAPAN ANTARA STATUS GIZI SISWA OVERWEIGHT DAN NON-OVERWEIGHT DI SMK 2 MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN STATUS DEPRESI DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun oleh : DIAN KUSUMAWATI J

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SD NEGERI DI KELURAHAN TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KONSUMSI WESTERN FAST FOOD (FREKUENSI DAN SUMBANGAN ENERGI) DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA

(Dental Caries and Nutritional Status of Children: An evidence-based review)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

Transkripsi:

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun Oleh : EKA ARISTA J310120058 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH oleh: EKA ARISTA J 310 120 058 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh: Pembimbing I Dosen Pembimbing Pembimbing II (Susi Dyah Puspowati, S.P., M.Si) NIDN. 19740517 2005012007 i (Muwakhidah, S.KM., M.Kes) NIDN. 865/06 27017302

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA OLEH Eka Arista J 310 120 058 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Jum at, 11 November 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji: 1. Susi Dyah Puspowati S.P, M.Si (...) (Ketua Dewan Penguji) 2. Nur Lathifah M, S.Gz., M.S (...) (Anggota I Dewan Penguji) 3. dr. Listana D.S., M.Si (...) (Anggota II Dewan Penguji) Dekan, Dr. Suwaji, M.Kes NIP/NIDN.195311231983031002/00-2311-5301 ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi atau Lembaga lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum atau tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka. Apabila kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya. Surakarta, November 2016 Penulis EKA ARISTA J 310 120 058 iii

ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO KOTA SURAKARTA Pendahuluan : Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai di masyarakat, dimana diantaranya adalah golongan anak balita. Mengkonsumsi makanan kariogenik berlebih dapat meningkatkan resiko karies gigi. Anak yang mengalami karies gigi dalam kurun waktu yang lama akan berpengaruh terhadap asupan zat gizi dan status gizi. Prevalensi karies gigi anak TK Pembina Mojosongo sebesar 58,1 % pda tahun 2015. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi dan status gizi pada anak TK Pembina Mojosongo Kota Surakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan cross sectional dengan jumlah subjek sebanyak 30 anak yang dipilih berdasarkan random sampling dari kelas A-KB yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dikumpulkan meliputi karies gigi menggunakan indeks karies gigi, konsumsi makanan kariogenik menggunakan Food Frekuensi Question (FFQ) dan kuesioner, dan status gizi dengan cara antropometri. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak konsumsi makanan kariogenik (70%) dan memiliki karies gigi (66,7%). Terdapat 80% anak yang memiliki status gizi baik. Hasil uji Chi Square menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi (p:0,001) dan tidak ada hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status gizi (p:0,232). Kesimpulan : Terdapat hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi dan tidak ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan status gizi. Kata Kunci : Makanan kariogenik, karies gigi, status gizi. ABSTRACT EKA ARISTA, J310120058 RELATIONS CARIOGENIC FOOD INTAKE WITH THE INCIDENCE OF DENTAL CARIES AND NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA Introduction : Dental caries is one of the dental and oral health proble,s frequently encountered society, which among groups of children under five. Consuming excess cariogenic foods may increase the risk of dental caries. Children who experience dental caries in a long period of time will influence nutrient intake and nutrition status. The prevalence of dental caries by 58,1% children TK Pembina Mojosongo Surakarta in 2015. 1

Research Purpose : To determine the relationship cariogenic food intake with the incidence of dental caries and nutritional status of children Tk pembina mojosongo Surakarta Research Method : The design of this study was obsevation method with crosssectional approach and the subject were 30 chosen by random sampling from A-KB grade students that fulfill the inclution criteria. Data of Cariogenic food were obtained using food frequencies. The caries level was measured by indeks caries. The nutritional status level was measured by antropometri. Results : The results showed that Children consumption most of the cariogenic foods(70%) having dental caries(66%). Most of children (80%) having normal nutritional status. The results of chi square, there were relationship between the cariogenic consumption foods with dental caries (p:0,001), there was no a relationship between the cariogenic consumptions with nutritional status (p:0,232) Conclusions : there were relationship between the cariogenic consumption foods with dental caries, there was no a relationship between the cariogenic consumptions with nutritional status Keyword : Cariogenic food, Dental caries, Nutritional Status. 1. PENDAHULUAN Karies gigi merupakan penyakit yang biasa ditemui pada anak-anak semua umur dengan berbagai tingkat ekonomi. Data tentang prevalensi karies gigi di Indonesia belum tersedia. Seperti halnya dengan jaringan tubuh lain, gizi memegang peranan penting dalam pembentukan dan perkembangan gigi dan jaringan disekitarnya, dan mudah tidaknya terserang karies gigi. Susunan makanan, kehadiran bakteri yang menghasilkan asam dan kemampuan air ludah untuk bertindak sebagai buffer saling berpengaruh dalam mengontrol atau menimbulkan karies gigi (Sundoro, 2005). Prevalensi karies gigi terus menerus meningkat dengan perubahan kebiasaan diet masyarakat dan meningkatkannya konsumsi gula (Khan, 2008). Karies gigi telah mengalami peningkatan khususnya pada anak yaitu dari 38% dimana pada anak usia 2-5 tahun meningkat 10,4% dari karies gigi yang ditemukan dari provinsi Jawa Tengah sebesar 43,1% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan survey pendahuluan prevalensi anak yang mengalami karies gigi di TK Pembina Mojosongo sebesar 58,1 % (Puskesmas Sibela, 2016). Prevalensi karies gigi di TK Pembina Mojosongo Kota Surakarta lebih tinggi apabila dibandingkan dengan prevalensi hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 53,2 %. 2

2. METODE Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di TK Pembina Mojosongo Surakarta dilakukan selama bulan Maret hingga Oktober 2016. Populasi penelitian ini adalah anak TK Pembina Mojosongo Surakarta kelas KB dan B3 yaitu sebanyak 66 anak. Pengambilan sampel menggunakan Simple Ramdom Sampling sebanyak 50 anak kemudian diacak dengan cara diundi sebanyak 30 anak. Variabel yang diteliti adalah konsumsi makanan kariogenik, kejadian karies gigi dan status gizi. Data-data yang dikumpulkan antara lain konsumsi makanan kariogenik dengan metode wawancara, kejadian karies gigi diperoleh dengan metode pemeriksaan oleh perawat gigi dan status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik dari variabel bebas dan terikat, sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yaitu konsumsi makanan kariogenik, kejadian karies dan status gizi. Analisis data didapatkan hasil konsumsi makanan kaariogenik, kejadian karies gigi dan status gizi menggunakan uji Chi- Square. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum TK Pembina Kota Surakarta terletak di Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta tepatnya di Jalan Dempo Utara Rt.02 Rw 14 Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Sekolah ini memiliki sarana prasarana yang memiliki sarana tersendiri dan disesuaikan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan tingkat masing-masing kelas. Sarana dan prasana di TK Pembina memiliki sarana seperti ruang, ruang kantor, ruang kerja guru, ruang TU, ruang UKS, dan dapur. Selain itu, TK Pembina memiliki prasarana yaitu perlengkapan belajar mengajar yang memadai. Lokasi TK Pembina terletak dipinggir jalan raya sehingga banyak pedagang-pedagang yang berjualan jajan-jajanan terutama makanan yang manis atau kariogenik, seperti es krim, roti bakar, es 3

campur dan permen sehingga memudahkan anak TK untuk membeli makanan jajanan. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%) Kelas A 20 66,7 B1 4 13,3 KB 6 20,0 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan persentase anak paling banyak dari kelas A sebanyak 66,7% kelas KB sebanyak 20% dan responden yang paling sedikit dari kelas B1 sebanyak 4 13,3%. Perbedaan jumlah responden ini karena penggambilan sampel dengan cara random sampling, sehingga terdapat kelas yang mempunyai jumlah anak yang beragam. Berdasarkan Umur Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik Kategori Jumlah Persentase (%) Umur 3 tahun 4 13,3 4 tahun 25 83,3 5 tahun 1 3,3 Jumlah 30 100 Jenis kelamin Laki-laki 13 43,3 Perempuan 17 56,7 Jumlah 30 100

Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa bahwa subjek penelitian termasuk kategori anak usia 4 tahun yang paling banyak dengan jumlah presentase sebesar 83,3%, anak usia 3 tahun dengan presentase sebesar 13,3% dan anak usia 5 tahun dengan presentase yang paling terkecil yaitu sebesar 3,3%. Usia 3 sampai 5 tahun anak mulai memakan makanan yang dilarang dan mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya ( Sutomo dan Anggraeni, 2010). Hal tersebut didukung oleh Rimm (2003) yang menyatakan bahwa pada usia tersebut umumnya anak usia 3 sampai 5 tahun menyukai makanan yang manis. Hasil dari data jenis kelamin didapatkan bahwa anak perempuan yang lebih besar dengan jumlah presentase sebesar 56,7% dari pada anak laki-laki dengan jumlah presentase sebesar 43,3 %. Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik Konsumsi Makanan Kariogenik Jumlah (n) Persentase (%) Sering 21 70 Tidak Sering 9 30 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar subjek dari data distribusi responden berdasarkan konsumsi makanan kariogenik yang sering mengkonsumsi makanan kariogenik dengan presentase 70% sedangkan yang tidak sering mengkonsumsi makanan kariogenik dengan presentase 30%. Karies Gigi 5

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Karies Gigi Keterangan karies Jumlah (n) Presentase (%) Karies 20 66,7 Tidak karies 10 33,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar dari data distribusi responden karies gigi, anak yang menderita karies gigi dengan presentase 66,7% sedangkan yang tidak menderita karies gigi dengan presentase 33,3%. Status Gizi Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Status Gizi Jumlah (n) Persentase (%) Normal 24 80 Tidak normal 6 20 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa anak yang memiliki status gizi baik atau normal dengan presentase sebesar 80% sedangkan anak yang memiliki status gizi tidak normal dengan presentase sebesar 20% c. Analisis Bivariat Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Hasil analisis konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi anak TK Pembina Mojosongo Surakarta adalah sebagai berikut: 6

Tabel 6 Distribusi Konsumsi Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Konsumsi Makanan kariogenik Karies 7 Status karies Tidak karies Total Nilai p n % N % n % 0,001 Sering 21 100 0 0 21 100 Tidak sering 5 55,6 4 44,4 9 100 *Uji Chi-Square Berdasarkan hasil analisis hubungan konsumsi makanan kariogenik anak dengan kejadian karies gigi di TK Pembina Surakara dengan analisis Chi Square menunjukkan bahwa p (value) penelitian ini adalah 0,001 yang berarti ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi di TK Pembina Kota Surakarta. Hasil ini sesuai dengan penelitian Kastella (2004) yaitu terdapat hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi. Selain itu, penelitian dari Wulandari (2007) juga terdapat hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi anak. Hasil penelitian Junaidi (2007), menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi. Menurut Wulansari (2009) masalah kejadian karies gigi kemungkinan terjadi akibat kebiasaan yang salah, terutama seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung sukrosa. Berdasarkan hasil penelitian bahwa 30 responden yang diteliti sebanyak 100% yang sering mengkonsumsi makanan kariogenik. Makanan kariogenik yang sering dikonsumsi anak-anak TK Pembina Mojosongo Surakarta dengan frekuensi 4kali perhari selama tujuh hari adalah permen, susu, coklat dan minuman manis. Makanan tersebut sangat mudah dibeli dipedagang-pedagang sekitar sekolah maupun rumah, dan terkadang orang tua murid membawakan bekal

makanan manis kepada anak-anaknya. Inilah yang menyebabkan anak-anak sangat mudah untuk mendapatkan makanan tersebut. Semakin sering anak mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat terutama sukrosa semakin lama maka mengakibatkan keadaan mulut menjadi asam sehingga semakin besar kemungkinan demineralisasi email (Haryani, 2002). Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan kerusakan email yang menjadi lunak dan pada akhirnya menyebabkan karies gigi. Penyebab karies gigi tidak hanya dari konsumsi makanan kariogenik saja, melainkan disebabkan oleh bakteri kerentanan permukaan gigi, diet dan waktu terjadinya karies (Bahar, 2011). Selain itu menurut Suwelo (2002), banyak faktor yang berhubungan dengan karies gigi, baik faktor langsung yang ada dalam mulut maupun faktor tidak langsung yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor tidak langsung antara lain adalah usia, jenis kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan, kesadaran dalam menjaga kebersihan mulut serta pola asuh dan tingkat pendidikan orang tua. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Gizi Hasil analisis hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status gizi anak TK Pembina Mojosongo Surakarta adalah sebagai berikut: Tabel 7. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Gizi Konsumsi Makanan kariogenik Normal Status gizi Tidak normal Total N % n % N % Sering 18 85,7 3 14,3 21 100 Tidak sering 6 66,7 3 33,3 9 100 Nilai p 0,232 *Uji Chi Square 8

Berdasarkan hasil analisis hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status gizi di TK Pembina Mojosongo Surakarta dengan analisis Chi Square diatas, didapatkan nilai p value 0,232, maka dapat diartikan tidak ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan status gizi anak. Hal ini serupa dengan penelitan Hana (2014) yang dilakukan pada SD Bawakareang, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara karies gigi dengan status gizinya. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak yaitu penyakit infeksi, termasuk konsumsi makanan kariogenik. Konsumsi makanan kariogenik mempengaruhi status gizi karena konsumsi makanan kariogenik menyebabkan karies gigi. Karies gigi akan mengganggu pengunyahan makanan maka asupan anak pun ikut menurun dan akan berpengaruh pada status gizi. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa anak yang sering mengkonsumsi makanan kariogenik sebagian besar menderita karies gigi tetapi kemungkinan tidak terjadi gangguan pengunyahan pada giginya karena indeks karies gigi yang masih rendah sehingga asupan makan anak tetap banyak dan status gizi anak tetap baik atau normal. Kondisi status kesehatan gigi yang baik atau karies gigi yang rendah tentu tidak menyulitkan proses pengunyahan makanan, karena gigi geligi memegang peranan penting, sehingga asupan zat gizi berlangsung baik,sesuai dengan kebutuhan tubuh (Hana, 2014). Hasil penelitian juga menunjukkan susu yang dikonsumsi setiap harinya 3x perhari, susu yang dikonsumsi anak juga tidak melibatkan proses pengunyahan di dalam mulut sedangkan susu sendiri mengandung energi, protein, lemak dan karbohidrat sehingga asupan anak menjadi baik. Sebagian besar anak yang mengkonsumsi makanan kariogenik mempunyai status gizi baik. Karena yang mempengaruhi status gizi anak yang baik bukan hanya makanan kariogenik saja melainkan makanan-makanan tambahan yang dikonsumsi anak pada setiap harinya. Selain itu, setiap hari jum at 9

anak anak juga mendapatkan nasi kotak yang berisi nasi, lauk nabati, lauk hewani dan sayur di pesan dari pihak sekolah secara rutin untuk setiap minggunya 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasar hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa: Pertama, Frekuensi konsumsi makanan kariogenik anak TK presentase nya sebesar 70% yang sering mengkonsumsi makanan kariogenik presentasenya sebesar 30% yang tidak sering mengkonsumsi makanan kariogenik. Kedua, Frekuensi karies gigi anak TK adalah sebesar 66,7% yang menderita karies gigi sebesar 33,3% yang tidak menderita karies gigi. Ketiga, Frekuensi status gizi anak TK adalah sebesar (80%) yang berstatus gizi normal dan berstatus gizi tidak normal adalah sebesar 20%. Keempat, ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi dengan nilai p value 0,001, dan kelima, Tidak ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian status gizi dengan nilai p value 0,232. Dari pemaparan di atas, penulis dapat menyarankan kepada beberapa pihak, seperti: Bagi TK Pembina, diharapkan kerjasama antara TK Pembina dengan puskesmas agar diadakan penyuluhan tentang makanan kariogenik sebagai penyebab terjadinya karies gigi dan mengadakan pemeriksaan gigi secara rutin 6 bulan sekali. Bagi Puskesmas, diharapkan bagi petugas poli gigi untuk memberi penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut dan penyuluhan dari petugas gizi terhadap pencegahan karies gigi melalui konsumsi makanan yang tepat melalui program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah). DAFTAR PUSTAKA Almatsier,S.,Soetarjo,S., Soekarti,M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta 10

Anggraeni,F. 2008. Hubungan antara Gaya Hidup dengan Status Kesehatan tahun 2008, Skripsi Fakultas Kedokteran Indonesia : Jakarta Arisman, 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Kedokteran EGC :Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar : Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesi. 2013. Riset Kesehatan Dasar : Jakarta Bahar, A. 2011. Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta Beck, M. 2000. Ilmu Gizi dan Diet. (ter). Yayasan Essentia Media : Yogyakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1996. Pedoman Pelaksanaan Indonesia. Pusat Data Kesehatan : Jakarta Depkes RI, 2007. Karies Gigi pada anak : Jakarta Dinas Kesehatan. 2014 : Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat : Jakarta Hana, 2014. Hubungan Kejadian Karies gigi d3gan Konsumsi Makanan Kariogenik pada Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kelas II dan IV SDN Kadipate I dan II Bojonegoro (Journal of Nutrition College). Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro : Semarang Hamrun, N. 2009. Perbandingan Status Gizi dan Karies Gigi pada Murid SD Islam Athirah dan SD Bangkala III Makasar : Makasar Hendra. U., Herquanto. 2014. Penuntun Diet Anak. Lembaga Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta Hoesin, S. 2003. Pengaruh Prilaku Dalam Kesehatan Gigi Pada Kelompok Usia 12 Tahun Terhadap Keparahan Karies Gigi (Laporan Penelitian). Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Edisi Khusus 2003 : Jakarta 11