Talifatim Machfuroh 4

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (DDVA)-Dependent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-DOF

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi

Simulasi Peredam Getaran TDVA dan DDVA Tersusun Seri terhadap Respon Getaran Translasi Sistem Utama. Aini Lostari 1,a*

STUDI EKSPERIMEN REDAMAN GETARAN TRANSLASI DAN ROTASI DENGAN POSISI SUMBER EKSITASI DVA (DYNAMIC VIBRATION ABSORBER)

Optimasi Posisi dari Massa SDVA (1/20 Massa Sistem) untuk Mereduksi Getaran Translasi-Rotasi pada Beam

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-313

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) B-270

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 132

TALIFATIM MACHFUROH NRP Dosen Pembimbing: Dr. Eng. Harus Laksana Guntur S.T, M.Eng

TUGAS AKHIR TM

TUGAS AKHIR TM141585

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)

Pemodelan dan Analisis Simulator Gempa Penghasil Gerak Translasi

CHARACTERISTICS OF TRANSLATION AND ROTATION. Supervisor: Dr. Eng. Harus Laksana Guntur S.T, M.Eng

PENGATURAN PARAMETER dan DESAIN ABSORBER DINAM GETARAN AKIBAT GERAKAN PERMUKAAN TANAH

KARAKTERISTIK GETARAN SISTEM 2 DOF DENGAN PENAMBAHAN SINGLE DYNAMIC VIBRATION ABSORBER (DVA)

PERANCANGAN DYNAMIC ABSORBER SEBAGAI KONTROL VIBRASI PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GETARAN BAWAH TANAH. Oleh. Endah Retnoningtyas

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

TUGAS AKHIR TM

Pengembangan Dan Studi Karakteristik Prototipe Regenerative Shock Absorber Sistem Hidrolik

Analisa Aplikasi Peredam Getaran Dinamik Pada Model Setengah Mobil Empat Derajat Kebebasan Berbasis Respon Amplitudo

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

Ardi Noerpamoengkas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PEMICU 1 29 SEPT 2015

Abstrak. Kata kunci : balance performance, massa unbalance, balancing roda mobil, metoda sudut fasa

5 GETARAN DUA DERAJAD KEBEBASAN (Two Degrees of Freedom System)

2.1 Pandangan Urnurn 7

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TORSIONAL VIBRATION ABSORBER TERHADAP RESPON GETARAN PADA SISTEM GETAR ROTASI UTAMMA

ANALISA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN MULTIGUNA PEDESAAN (GEA)

ANALISIS GETARAN PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN RODA DUA (YAMAHA JUPITER Z 2004) MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE MATLAB 6.5

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Simulasi Sederhana tentang Energy Harvesting pada Sistem Suspensi

APLIKASI METODE FUNGSI TRANSFER PADA ANALISIS KARAKTERISTIK GETARAN BALOK KOMPOSIT (BAJA DAN ALUMINIUM) DENGAN SISTEM TUMPUAN SEDERHANA

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Pemodelan dan Analisis Pengaruh Kenaikan Putaran Kerja Terhadap Respon Dinamis, Kasus Unbalance Rotor Steam Turbine Unit 1 PLTU Amurang 2x25MW

SIMULASI PEREDAMAN GETARAN MEKANIS MESIN SENTRIFUGAL DENGAN SISTEM DUAL DYNAMIC VIBRATION ABSORBER (DUAL DVA)

ANALISA DAN PENGUJIAN ENERGY BANGKITAN YANG DIHASILKAN OLEH PROTOTIPE MEKANISME VIBRATION ENERGY RECOVERY SYSTEM YANG DIPASANG PADA BOOGIE KERETA API

Tuning Mass-Spring Damper Pada Rekayasa Follower Rest Untuk Meningkatkan Batas Stabilitas Proses Bubut Slender Bar

PEMODELAN DAN ANALISA DINAMIKA (ENERGI TERDISIPASI) PADA GERAK VERTIKAL ANTARA BOGIE DAN GERBONG KERETA API

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMODELAN DAN SIMULASI PENGONTROL VIBRASI AKTIF PADA SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DAN ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ISOLATOR GETARAN TERHADAP RESPON DINAMIS SISTEM TURBIN ANGIN TIPE WES 80

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PERHITUNGAN FREKUENSI NATURAL TAPERED CANTILEVER DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

EFEKTIVITAS PEREDAM DINAMIK TIPE CANTILEVER BEAM PADA STRUKTUR BATANG KANTILEVER. (Skripsi) Oleh ANGGUN NADYA WISASTRA

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

PEMODELAN DAN ANALISA GETARAN MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 2 SILINDER 650CC SEGARIS DENGAN SUDUT ENGKOL 90 UNTUK RUBBER MOUNT

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

Pemodelan dan Analisa Getaran Mesin Bensin 650 cc 2 Silinder Segaris dengan Sudut Engkol 180 untuk Rubber Mount

Kata kunci : regenerative shock absorber, orifice, gaya redam, daya bangkitan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

PEMODELAN DAN ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN TUNED MASS DAMPER COULOMB DAMPING SEBAGAI PEREDAM GETARAN PADA SISTEM TURBIN ANGIN TIPE WES80

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F

Simulasi Peredaman Getaran Bangunan dengan Model Empat Tumpuan

Pemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan.

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

Analisis Kenyamanan serta Redesain Pegas Suspensi Mobil Toyota Fortuner 4.0 V6 SR (AT 4x4)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISA UNJUK KERJA PENGAYAK GETAR SEBAGAI SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN TERHADAP PENGAYAKAN ABU SEKAM PADI

BAB IV STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 113

SOAL DINAMIKA ROTASI

BAB III SIMPLE VIBRATION APPARATUS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), ( Print)

SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL FISIKA SMA N 1 SINGARAJA. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah.. mm

Kajian Teknis Fenomena Getaran Vorteks pada Variasi Jumlah Oscillating Part Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Laut

MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM

Tugas Akhir. Pendidikan sarjana Teknik Sipil. Disusun oleh : DESER CHRISTIAN WIJAYA

TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH BUDI YULI PRIANTO NRP Dosen Pembimbing. Dr. Eng. Harus Laksana Guntur, ST. M.Eng

ANALISIS GETARAN PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN RODA DUA (YAMAHA JUPITER Z 2004) MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE MATLAB 6.5

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Kata kunci : struktur, peredam dinamik, TLCD, TMD, eksperimen. Berbagai macam teknik telah dikembangkan untuk mengurangi respon

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 3 ISSN (E) :

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

Antiremed Kelas 11 FISIKA

PEMBAHASAN UMUM Studi Analitis/Simulasi

Studi Numerik dan Eksperimental Karakteristik Dinamik Model Sistim Suspensi

BAB V DATA DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

STUDI KARAKTERISTIK REGENERATIF SHOCK ABSORBER DOUBLE SILINDER HYDRAULIC ACTUATOR DENGAN VARIASI VISKOSITAS OLI

BAB II TEORI DASAR Umum. Secara konvensional, perencanaan bangunan tahan gempa dilakukan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

RANCANG BANGUN MEKANISME PENGHASIL GERAK AYUN PENDULUM SINGLE DOF

(Mia Risti Fausi, Ir. Yerri Susatio, MT, Dr. Ridho Hantoro)

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

ANALISIS STRUKTUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BASE ISOLATION DENGAN TIME HISTORY ANALYSIS

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER DALAM UPAYA MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BERBENTUK H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN:

ANALISA PENGARUH BEBAN DINAMIS PADA PELAT DAN BALOK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan luas penampangnya 8 10

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN DUAL DYNAMIC VIBRATION ABSORBER (DDVA)- DEPENDENT DALAM PEREDAMAN GETARAN PADA SISTEM UTAMA 2-DOF Talifatim Machfuroh 4 Abstrak: Suatu sistem yang beroperasi dapat mengalami getaran yang berlebih jika gaya yang bekerja pada system tersebut mendekati frekuensi naturalnya. Getaran ini dapat dikurangi dengan menambahkan dynamic vibration absorber (DVA) pada system tersebut. Beberapa peneliti telah melakukan banyak penelitian terkait DVA dan penempatan dual DVA (DDVA) pada system utama. Pada penelitian ini dilakukan studi pengaruh penambahan DDVAdependent terhadap respon getaran translasi dan rotasi pada system utama 2-dof. Penelitian ini dimulai dengan membangun prototype system getaran 2 DOF tanpa DDVA dan dengan DDVA. Dari Prototype tersebut kemudian dibuat persamaan gerak dan blok simulasi untuk mengetahui perubahan karakteristik getaran yang terjadi pada system utama. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penempatan cantilever absorber DDVA-dependent pada ujung system dengan r I 1/10 mampu mereduksi getaran system utama dengan prosentase pengurangan pada frekuensi 12,78 Hz sebesar 94,1681 % untuk arah translasi dan 15,3878 % untuk arah rotasi. Perubahan rasio jarak dan rasio inersia massa absorber tidak mempengaruhi kemampuan DDVA-dependent dalam mengurangi getaran arah translasi. Kata kunci: dual dynamic vibration absorber, getaranrotasi, getarantranslasi Suatu sistem yang beroperasi dapat mengalami getaran yang berlebih jika gaya yang bekerja pada system tersebut mendekati frekuensi naturalnya. Getaran ini dapat direduksi dengan menambahkan DVA pada system utama. DVA didesain untuk menjauhkan frekuensi natural system dari frekuensi eksitasinya. Awalnya DVA digunakan untuk mereduksi getaran pada bangunan bertingkat akibat adanya gempa bumi, sebagaimana dalam penelitian Kazuo Yoshida (Yoshida, 1996). Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan DVA dapat diaplikasikan pada banyak kasus getaran. Pada dasarnya DVA merupakan massa tambahan yang ditempelkan pada system utama yang mengalami getaran. Dengan adanya masa tambahan, menambah jumlah derajat kebebasan dari istem utama. Dengan semakin banyaknya jumlah derajat kebebasan system maka sebagian dari energy getaran yang ada pada system akan tersalurkan ke masa tambahan. Masa tambahan akan bergetar berlawanan dengan arah getaran masa sistem, hal ini bertujuan untuk mengurangi getaran dari system utama. (Susastro, 2015). Pada beberapa kasus DVA diaplikasikan untuk mengurangi getaran arah translasi saja. Beberapa penelitian semisal (Sun, 2007) dan (Kusumadewayanthi, 2015) telah mengaplikasikan DVA untuk mengurangi getaran arah translasi dan rotasi pada system utama yang berupa beam. Namun, pada penelitian tersebut pengurangan getaran hanya dilakukan pada satuarah gerakan translasi saja. Yang mana gerakan translasi DVA 1 dan DVA lainnya tidak terkait satu sama lain. Pada penelitian ini dilakukan proses reduksi getaran system utama dengan menambahkan DDVA-dependent. DVA yang digunakan adalah DVA yang memiliki 2 gerakan, yaitu gerakan arah translasi dan rotasi yang saling terkait untuk mereduksi getaran pada system utama. Penelitian ini mengacu pada penelitian Kusumadewayanthi (Kusumadewayanthi, 2015) yang telah melakukan pengujian untuk mendapatkan rasio massa absorber dan rasio kekakuan absorber yang dapat mengurangi getaran lebih baik, yaitu pada rasio massa absorber 1/20 dan rasio kekakuan absorber 1/20. 4 Talifatim Machfuroh adalah dosen Teknik Mesin Universitas Islam Raden Rahmad Kepanjen email: talifatim25@gmail.com 169

Sedangkan untuk Inersia massa absorber dilakukan perubahan untuk memperoleh getaran paling minimal dari system utama. Penelitian ini diawali dengan membangun prototype yang terdiri dari system utama dan peredam getaran. Sistem utama berupa balok beam yang dihubungkan dengan batang cantilever sebagai pengganti pegasperedam. Pada kedua sisi lengan balok diberikan motor listrik sebagai sumber eksitasi dan massa unbalance yang diputar oleh motor listrik dengan beda fase 90 o untuk mendapatkan gerakan arah translasi dan rotasi. Sebagai peredam getaran digunakan sebuah massa absorber (Ma) dengan berat 1/10 dari berat system utama (Ms) dan juga memiliki inersiamasa absorber (Ia) tertentu. METODE Penurunan Persamaan Gerak 170 (a) (b) Gambar 1.Bentukfisik prototype DVA dan penyederhanaan model sistemnya Gambar 1 (a) diatas merupakan prototype DVA yang ada pada lab vibrasi dengan keterangan gambar sebagai berikut, (1) base metal, (2) cantilever beam, (3) electric motor, (4) kotak pemberat, (5) cantilever absorber, (6) plat disk, (7) absorber mass, (8) beam, (9) unbalance mass, (10) belt. Gambar 1 (b) merupakan peyederhanaan model dari prototype dengan keterangan gambar sebagai berikut: (m) unbalance mass, (M) massa balok, (m a ) massa absorber, (r) jari-jari rotasi dari masa unbalance, (ω) kecepatan putaran motor, (a & b) jarak sumber eksitasi dengan CG beam, (I) inersia massa balok, (I a ) inersia masa absorber, (c & d)) jarak cantilever absorber dengan CG beam, (k 1 & k 2 ) kekakuan cantilever beam, (k a & k b ) kekakuan cantilever absorber, (c 1 & c 2 ) redaman beam, (c a &c b ) redaman cantilever absorber, (l f &l r ) jarak catilever beam dengan CG beam, (L) panjang total beam.

Dari penyederhanaan model pada gambar 1 (b) dapat dibuat degree of freedom (DOF) untuk menurunkan persamaan geraknya. Pada penelitian ini terdapat 4 DOF sehingga didapatkan 4 persamaan gerak. Dari persamaan gerak tersebut dibuat persamaan state variable untuk digunakan dalam membangun blok diagram simulasi. Persamaan state variable yang didapatkan adalah sebagai berikut: 171 (1) (2) (3) Parameter Simulasi Parameter yang digunakan didapatkan dari pengukuran dan pengujian secara lansung pada prototype DVA. Berikut ini merupakan nilai parameter simulasi yang digunakan: M : 13,884 Kg k 1, k 2 : 44802,72 N/m a,b : 0,26 m m : 0,14 Kg c 1, c 2 : 60,199 N.s/m l f, l r : 0,145 m I : 0,323 Kg c a : 2,1979 N.s/m L : 0.53 m Untuk berat massa absorber menggunakan rasio 1/10 dan kekakuan absorber menggunakan rasio 1/20 [3]. Sedangkan untuk inersiamasa absorber dilakukan perubahan antara I s /40 hingga I s /10. Gaya eksitasi berupa eksitasi periodic dengan beda fase 90 o. frekuensi eksitasi yang digunakan berkisar pada 0 Hz sampai 30 Hz. PEMBAHASAN Dalam pemodelan sistem, input yang digunakan adalah gaya eksitasi dari motor dan pemberat akibat massa unbalance yang memiliki beda fase 90. Gaya eksitasi dari motor dan pemberat ini berupa input sinusoidal (harmonik). Dari input sinusoidal, respon yang ditampilkan berupa respon percepatan RMS dan percepatan sudut RMS terhadap variasi frekuensi eksitasi. Respon gerak arah translasi sistem ditunjukkan dengan respon percepatan sistem dan respon gerak arah rotasi sistem ditunjukkan dengan respon percepatan sudut sistem. Respon tersebut ditunjukkan padagambar 1. (4)

172 (a) Respon percepatan (b) respon percepatan sudut Gambar 2. Grafik Respon dan Pecepatan Sudut terhadap Rasio Frekuensi pada Sistem tanpa Penambahan DVA Pada Gambar 2(a) menunjukkan peningkatan nilai percepatan yang seiring dengan peningkatan nilai frekuensi eksitasi, yaitu pada frekuensi eksitasi sebesar 0 Hz hingga 12,89 Hz. Nilai percepatan menurun dengan peningkatan nilai frekuensi ekstasi hingga 17,8 Hz. Pada kondisi ini terbentuk puncak pada respon percepatan sistem. Puncak ini menunjukkan adanya peningkatan percepatan pada frekuensi eksitasi 12,89 Hz yang diikuti dengan penurunan percepatan pada frekuensi eksitasi selanjutnya. Pada frekuensi eksitasi di atas 17,8 Hz, nilai percepatan meningkat terhadap peningkatan nilai frekuensi eksitasi. Hal ini disebabkan karena nilai inputan gaya eksitasi berupa fungsi dari kuadrat frekuensi sehingga respon percepatan memiliki kecenderungan yang meningkat dengan bertambahnya frekuensi eksitasi. Nilai percepatan sudut meningkat seiring dengan peningkatan nilai frekuensi eksitasi seperti yang ditunjuk pada Gambar 2(b). Fenomena ini terjadi pada frekuensi eksitasi 0 Hz hingga 5,04 Hz. Kemudian nilai percepatan sudut menurun pada nilai frekuensi eksitasi hingga 7 Hz. Pada kondisi ini terbentuk puncak pada respon percepatan sudut sistem. Puncak ini menunjukkan adanya peningkatan percepatan sudut pada frekuensi eksitasi 5,04 Hz yang diikuti dengan penurunan percepatan sudut pada frekuensi eksitasi selanjutnya. Pada frekuensi eksitasi di atas 7 Hz, nilai percepatan meningkat terhadap peningkatan nilai frekuensi eksitasi. Hal ini disebabkan karena nilai inputan gaya eksitasi berupa fungsi dari kuadrat frekuensi sehingga respon percepatan

sudut memiliki kecenderungan yang meningkat dengan bertambahnya frekuensi eksitasi. Berdasarkan hasil simulasi, nilai frekuensi natural sistem ditunjukkan dengan adanya puncak pada respon percepatan dan percepatan sudut dari sistem. Frekuensi natural arah translasi terjadi pada frekuensi eksitasi sebesar 12,89 Hz dengan nilai percepatan sebesar 34,6645 m/s 2. Pada arah rotasi, frekuensi natural sistem terjadi pada frekuensi eksitasi sebesar 5,04 Hz dengan nilai percepatan sudut sebesar 78.5069 rad/s 2. Frekuensi natural sistem berbeda antara translasi dan rotasi, dimana gerakan translasi dan rotasi pada sistem utama tidak terkait. Variasi parameter pada DDVA-dependent dilakukan untuk mendapatkan parameter yang mampu meredam getaran arah translasi dan rotasi yang optimum pada rentang fekuiensi tertentu. Simulasi penurunan percepatan dan percepatan sudut dilakukan dengan memberikan parameter DVA untuk inersia massa absorber sebesar I a = I s /10 dan pada rentang frekuensi 11,38 14,28 Hz, dikarenakan pada rentang frekuensi ini untuk arah translasi terjadi penurunan getaran yang sangat baik. Grafik respon hasil dari simulasi dapat dilihat pada Gambar 3. Pada Gambar 3(a) menunjukkan bahwa penurunan percepatan semakin meningkat dengan semakin besarnya frekuensi eksitasi yang diberikan dan cenderung konstan terhadap perubahan rasio jarak (r L ). pada arah rotasi (Gambar 3(b)), variasi jarak sangat mempengaruhi penurunan percepatan sudut sistem utama. Semakin besar rasio jarak penurunan percepatan sudutnya semakin besar. Besarnya prosentase pengurangan percepatan dan percepatan sudut pada variasi jarak dirangkum pada tabel 1. 173 (a) Arah Translasi (b) Arah Rotasi Gambar 3. Grafik penurunan percepatan dan percepatan sudut terhadap variasi rasio jarak (r L )

Tabel 1. Penurunan dan Sudut terhadap Variasi Rasio Jarak (r L ) Frekuensi (Hz) (%) Prosentase penurunan getaran pada r I = 1/10 r L = 1/3 r L = ½ r L = 1 sudut (%) (%) sudut (%) (%) 174 sudut (%) 11.38 0.9206-0.1841 0.9487-85.8573 0.9234 14.7493 11.58 36.6315-0.1774 36.632-180.071 36.6332 14.8142 11.88 67.5824-0.1684 67.5774-126.844 67.5832 14.934 12.18 83.7748-0.1642 83.7731-79.8886 83.7752 15.077 12.48 91.8784-0.1793 91.8779-56.3498 91.8786 15.2309 12.78 94.1683-0.2233 94.1681-42.9467 94.1685 15.3878 13.08 91.1028-0.2637 91.1025-34.4135 91.103 15.5757 13.38 83.3218-0.2743 83.3212-28.5148 83.3222 15.8174 13.68 69.6842-0.2685 69.6833-24.2082 69.6849 16.1028 13.98 47.4775-0.2585 47.4761-20.9394 47.4787 16.4228 14.28 12.8246-0.246 12.8226-18.3785 12.8266 16.7781 Berdasarkan tabel 1 kemampuan DDVA dalam meredam getaran arah translasi adalah cenderung sama pada setiap jarak yang berbeda. Rasio jarak kantilever absorber tidak mempengaruhi kemampuan DVA dalam mengurangi getaran arah translasi. Prosentase pengurangan terbesar didapatkan ketika DVA berada pada frekuensi 12,78 Hz yaitu sebesar 94,1681 %, hal ini dikarenakan frekuensi tersebut merupakan frekuensi natural dari sistem utama. Sedangkan untuk arah rotasi variasi jarak berpengaruh dalam pengurangan getaran arah rotasi. Pengurangan getaran terbesar di dapatkan ketika DVA dipasang pada R L =1. Pada rasio jarak ini semakin besar frekuensi eksitasi yang diberikan, prosentase pengurangan getarannya juga semakin besar. Prosentase pengurangan maksimal yang diberikan yaitu sebesar 16,7781 % pada frekuensi 14,28Hz. Dengan adanya penambahan DDVA denga nperubahanr L pada inersiamasa absorber yang besarnya sama, respon getaran yang terjadi sama untuk arah translasi, tidak berpengaruh terhadap kemampuan dalam mengurangi getaran system utama, dimana pada variasi jarak kantilever absorber respon pengurangan percepatan system sama untuk rasio inersiamassa absorber yang sama. Simulasi pengurangan getaran untuk variasi inersia massa absorber dilakukan dengan memberikan jarak R L = 1 pada kantilever absorber. Frekuensi eksitasi yang diberikan pada rentang 11,38 Hz 14,28 Hz. Hasil responnya ditampilkan pada Gambar 4. Pada Gambar 4(a) menunjukkan bahwa penurunan percepatan semakin meningkat dengan semakin besarnya frekuensi eksitasi yang diberikan dan cenderung konstan terhadap perubahan rasio inersia masa (R I ). pada arah rotasi (Gambar 4(b)), variasi inersia sangat mempengaruhi penurunan percepatan sudut sistem utama. Semakin besar rasio inesia masa absorber penurunan percepatan sudutnya semakin besar. Besarnya prosentase pengurangan percepatan dan percepatan sudut pada variasi inersia absorber dirangkum pada tabel 2.

175 (a) Arah Translasi (b) Arah Rotasi Gambar 4.Grafik penurunan percepatan dan percepatan sudut terhadap variasi rasio inersia (r I ) Tabel 2. Penurunan dan Sudut terhadap Variasi Rasio Inersia (r I ) Prosentase penurunan getaran pada r L = 1 Frekuensi r I = 1/40 r I = 1/20 r I =1/10 (Hz) (%) sudut (%) (%) sudut (%) (%) sudut (%) 11.38 0.9213 3.2917 0.9219 6.8525 0.9234 14.7493 11.58 36.6319 3.2696 36.6323 6.833 36.6332 14.8142 11.88 67.5826 3.2404 67.5828 6.8114 67.5832 14.934 12.18 83.7749 3.2121 83.775 6.7944 83.7752 15.077 12.48 91.8784 3.1699 91.8785 6.7677 91.8786 15.2309 12.78 94.1684 3.1044 94.1684 6.7219 94.1685 15.3878 13.08 91.1029 3.0464 91.1029 6.6864 91.103 15.5757 13.38 83.3219 3.0211 83.322 6.6851 83.3222 15.8174 13.68 69.6844 3.0153 69.6845 6.7052 69.6849 16.1028 13.98 47.4777 3.0168 47.478 6.7349 47.4787 16.4228 14.28 12.825 3.0241 12.8254 6.7725 12.8266 16.7781

Berdasarkan tabel 2 kemampuan DDVA dalam meredam getaran arah translasi adalah cenderung sama pada inersia massa absorber yang berbeda. Rasio inersia massa absorber tidak mempengaruhi kemampuan DVA dalam mengurangi getaran arah translasi. Prosentase pengurangan terbesar didapatkan ketika DVA berada pada frekuensi 12,78 Hz yaitu sebesar 94,1684 %, hal ini dikarenakan frekuensi tersebut merupakan frekuensi natural dari sistem utama. Sedangkan untuk arah rotasi variasi inersia massa absorber berpengaruh dalam pengurangan getaran arah rotasi. Semakin besar rasio r I yang diberikan maka pengurangan getarannya juga semakin besar. Pengurangan getaran terbesar di dapatkan ketika rasio r I = 1/10. Pada rasio inersia massa ini semakin besar frekuensi eksitasi yang diberikan, prosentase pengurangan getarannya juga semakin besar. Prosentase pengurangan getaran maksimal yang diberikan yaitu sebesar 16,7781 % pada frekuensi 14,28 Hz. KESIMPULAN Pada perubahan rasio inersia massa (r I ) untuk rentang frekuensi 11,38 Hz 14,28 Hz, kemampuan DDVA dalam meredam getaran arah translasi adalah cenderung sama pada inersia massa absorber yang berbeda. Rasio inersia massa absorber tidak mempengaruhi kemampuan DVA dalam mengurangi getaran arah translasi. Prosentase pengurangan terbesar didapatkan ketika DVA berada pada frekuensi 12,78 Hz yaitu sebesar 94,1684 %. Sedangkan untuk arah rotasi, perubahan inersia massa (r I ) berpengaruh dalam pengurangan getaran arah rotasi. Semakin besar rasio r I yang diberikan maka pengurangan getarannya juga semakin besar. Pengurangan getaran terbesar di dapatkan ketika rasio r I = I s /10. Prosentase pengurangan getaran maksimal yang diberikan yaitu sebesar 16,7781 % pada frekuensi 14,28 Hz. DAFTAR REFERENSI Kusumadewayanti, E., 2015, Studi Pengaruh Penambahan Dual Dynamic Vibration Absorber (Dva)-Independent Terhadap Respon Getaran Translasi Dan Rotasi Pada Sistem Utama 2-Dof, ITS, Surabaya. Sun, H.L., Zhang, P.Q., Chen, H.B., Zhang, K,, dan Gong, X.L., 2007, Application of Dynamic Vibration Absorber in Structural Vibration Control under Multi- Frequency Harmonic Excitation, J.Applied Acoustics, 69, pp. 1361-1367. Susastro, 2015, Pengaruh Perubahan Posisi Masa SDVA dari Titik Berat Masa Utama terhadap Karakteristik Getaran Translasi & Rotasi Sistem Utama 2 DOF, ITS, Surabaya. Yoshida, K., 1996, Active Vibration Control for Builder Subjected to Horizontal and Vertical Large Seismic Excitation, Proceeding of 35th Conference on Decision and Control. 176