BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kurang fleksibel dalam melakukan fungsinya. Sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB V PENUTUP. Dalam tesis ini membahas kreditur dan debitur terganggu pelaksanaan perjanjian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

BAB I PENDAHULUAN. sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat dikategorikan termasuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan


BAB I PENDAHULUAN. Februari 1974, tentang Perizinan Usaha Leasing, mendorong pelaku bisnis jasa

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

BAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

RAKA PRAMUDYA BEKTI

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan

Bab IV Lembaga Pembiayaan Dalam Kegiatan Bisnis Hukum Bisnis Semester Gasal 2014 Universitas Pembangunan Jaya

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. ADIRA FINANCE. perusahaan pembiayaan non-bank (multi finance).

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan hubungan atau pergaulan antar masyarakat memiliki batasan yang

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

BAB I PENDAHULUAN. dan pengetahuan mengenai saham dan transaksi bursa saham melalui dialogdialog

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. A. Pembiayaan Konsumen dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. sistem pasar dan model investasi menjadi acuan seberapa besar potensi laba dan

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

I. PENDAHULUAN. yang melibatkan para investor dan kontraktor asing. Kalau jumlah proyek-proyek skala besar yang berorientasi jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

DENY TATAK SETIAJI C

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

INTRODUCTION TO LEASING COMPANY PRESENTED BY JAPANESE LEASING COMPANY

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA ANTARA LESSEE DAN LESSOR. Aprilianti. Dosen Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung.

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut SK Menkeu No / KMK.013 / 1988 Lembaga Pembiayaan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Multi Finance Tbk ( Adira Finance atau Perusahaan ) yang didirikan sejak tahun

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami pertumbuhan di segala aspek, diantaranya adalah aspek

BAB I PENDAHULUAN. seperti leasing, factoring kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak krisis melanda Indonesia, perekonomian Indonesia mengalami

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

PERHITUNGAN SUKU BUNGA EFEKTIF UNTUK PENENTUAN ALTERNATIF PEMBIAYAAN KENDARAAN MOTOR PADA LEASING DAN BANK DENGAN METODE INTERPOLASI LINIER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gerson Philipi Rianto F

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Modal ventura sebagai lembaga pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia.

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dana atau modal bagi seseorang saat ini sangatlah penting, untuk memenuhi kebutuhan dana atau modal maka diperlukan suatu lembaga pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk menanggulangi kebutuhan dana atau modal yang dibutuhkan masyarakat. Hal tersebut diakibatkan keterbatasan jangkauan penyebaran kredit oleh bank, keterbatasan sumber dana, dan keterbatasan lain yang mengakibatkan kurang fleksibel dalam melakukan fungsinya. Sehingga terciptalah lembaga penyandang dana yang lebih fleksibel, dan dalam hal tertentu tingkat resikonya lebih tinggi yang dikenal sebagai lembaga pembiayaan, yang menawarkan bentuk-bentuk baru terhadap pemberian dana atau pembiayaan, yang salah satunya dalam bentuk sewa guna usaha atau leasing. 1 Leasing adalah bentuk metode perbelanjaan yang sangat penting dalam dunia usaha, karena dengan adanya leasing suatu badan usaha dapat memperoleh serta menggunakan alat-alat produksi atau barang-barang modal tanpa harus membeli atau memilikinya sendiri.ditinjau dari sudut pembangunan ekonomi, leasing dapat pula dikatakan sebagai salah satu cara untuk menghimpun dana yang terdapat di masyarakat serta menginvestasikan kembali ke dalam sektorsektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif, oleh karena itu sarana 1 Dila Meilida,2007, Tanggung Jawab Lessee Dalam Praktek Perjanjian Leasing Di Pt. Adira Dinamika Multi Finance Cabang Semarang 2 (Dua) Divisi Mobil (Tesis Pascasarjana Tidak Di Terbitkan, Fakultas Hukum Universitas Dipinegoro Semarang),Hlm. 1

2 leasing dapat merupakan alternatif yang baik bagi perusahaan-perusahaan yang kekurangan modal atau yang hendak menghemat pemakaian dana tanpa harus kehilangan kesempatan untuk melakukan investasi.definisi leasing menurut menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 29/POJK.05/2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang oleh penyedia sewa pembiayaan (lessor) untuk digunakan oleh penyewa sewa pembiayaan (lesse) selama jangka waktu tertentu. Sumber hukum umum yang terkait dengan perjanjian leasing ini antara lain,asas Konkordasi Hukum berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 atashukum Perdata yang berlaku bagi penduduk Eropa.Menurut Peraturan Presiden no 9 tahun 2009, sewa guna usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease)untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. 2 Di Indonesia perusahaan Leasing ini baru ada pada tahun 1974. Pada awalnya leasing merupakan bentuk transaksi sewa menyewa yang sederhana. PerusahaanLeasing adalah perusahaan yang yang memberikan jasa dalam bentuk pelayanan barang-barang modal atau alat-alat produksi dalam jangka waktu menengah atau dalam jangka waktu panjang dimana pihak penyewa (Lessee) harus membayar sejumlah uang secara berkala yang terdiri dari penyusutan suatu objek leasee ditambah dengan bunga, biaya-biaya lain serta 2 Rival Diligia, Pengertian Leasing,7 Maret 2017Https://Rivaldiligia.Wordpress.Com/2012/03/30/Pengertian- Leasing/(21.13WIB)

3 profit yang diharapkan Lessor. Perjanjian sewa guna usaha pada umumnya tunduk pada ketentuan tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (leasing) yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.29/POJK.05/2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Leasing sebagai lembaga pembiayaan dalam sistim kerjanya akan menghubungkan kepentingan dari beberapa pihak yang berbeda, Dalam suatu perjanjian leasing terdapat beberapa pihak atau subyek perjanjian, yaitu: 3 1. Lessor,yaitu pihak yang menyewakan barang, terdiri dari beberapa perusahaan. Lessor disebut juga sebagai investor, equity holder, owner participants, atau truster owners. 2. Lessee, yaitu pihak yang memerlukan barang modal, barang modal mana dibiayai oleh lessor dan diperuntukan kepada lessee. 3. Kreditur atau lender, yaitu pihak yang disebut juga dengan debt holder atau loan participants dalam suatu transaksi leasing. Umumnyakreditur atau lender terdiri dari bank, insurance company trust dan yayasan. 4. Supplier, yaitu penjual atau pemilik barang yang disewakan, dapatterdiri dari perusahaan yang berada di dalam negeri atau yangmempunyai kantor pusat di luar negeri. Hubungan lessor dan lessee merupakan hubungan timbal balik, menyangkutpelaksanaan kewajiban dan peralihan suatu hak atau tuntutan kewajiban darikenikmatan menggunakan fasilitas pembiayaan, untuk itu antara lessor dan lesseedibuat perjanjian financial lease atau kontrak leasing, dimana 3 Dahara Djoko Prakoso, 1996,Leasing dan Permasalahan, Semarang, Effhar & Prize, hlm 3-4.

4 perjanjian yang dimuatdan disepak ati harus berbentuk perjanjian tertulis, tidak ada ketentuan khusus apakahharus dalam bentuk akta otentik atau akta dibawah tangan. 4 Mekanisme perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi dapat di mulai dari pengusaha yang membutuhkan barang modal mendatangi perusahaan sewa guna usaha (lessor) untuk meminta kesediaannya memberikan pembiayaan secara sewa guna usaha atas barang modal yang membutuhkannya. Pengadaan barang modal yang dibutuhkannya tersebut, pencarian dan negosiasi harhanya dapat di lakukan oleh lessee yang kemudian di laporkan kepada lessor atau dapat juga di lakukan oleh lessor sendiri dengan memperhatikan spesifikasi yang diminta oleh lesse. 5 Potensi risiko bisa saja terjadi dimana saja dan kapan saja, karena risiko tersebut dapat mengakibatkan suatu kerugian, maka manusia mengindarkan diri dari risiko itu dan berusaha agar risiko itu tidak terwujud. Atas pertimbangan ini, Pihak Leasing (perusahaan pembiayaan) harus dapat menghilangkan paling tidak mengurangi risiko yang mungkin timbul dalam setiap pemberian kredit. Untuk menghindari risiko kerugian yang besar dalam kegiatan leasing, ditetapkan dalam perjanjian kontraknya bahwa adanya asuransi yang ditanggung oleh pihak lessee (POJK No. 29/POJK.05/2014). Asuransi ini bersifat wajib, karena tmbulnya tdak didasari oleh kata sepakat dengan kata lain tidak di dahului dengan perjanjian kedua belah pihak, tetapi karena 4 Dila Meilinda, Op.Cit, hlm.6 5 Djoko Imbawani Atmadjaja,2011, Hukum Dagang Indonesia, Malang, Setara Press, hlm.93

5 ketentuan undang-undang yang di buat pemerintah yang mengharuskan terjadinya katan hubungan hukum antara kedua belah pihak dimana hal ini mengandung unsur wajib, maka hal ini semacam di sebut pertanggngan wajib. Pertanggungan wajib ini bertujuan untuk secara bergotong-royong atas kerugian yang di alami oleh korban kecelakaan kendaraan bermotor roda dua. Pihak lessee harus menanggung premi asuransi dengan alasan lessee adalah pihak yang mengerti seluk beluk barang modal yang digunakan dan pihak lessor hanya mendapatkan keuntungan dari selisih anatara biaya sana (cost of fund) dengan tingkat bunga yang ditawarkan kepada lessee. Setiap perusahan yang bergerak dalam bidang leasing akan mewajibkan konsumen (pihak lessee) untuk mendapatkan asuransi atas barang yang sedang dilease, hal ini bukan untuk perlindungan bagi lessee (konsumen) sebagai pemakai barang atas obyek leasing (motor), tetapi terutama bagi pihak yang menyewakan (perusahan leasing/lessor) sebagai pemilik barang tersebut. Lembaga/institusi yang mempunyai kemampuan untuk mengambil alih risiko pihak lain ialah lembaga asuransi, dalam hal ini adalah perusahan asuransi. Perusahan asuransi adalah suatu lembaga yang sengaja dirancang dan dibentuk sebagai lembaga pengambil alih dan penerima risiko. Peranan dan tanggung jawab perusahan asuransi dalam proses leasing (sewa-beli) motor adalah sebagai pihak dalam perjanjian leasing atau perjanjian pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi obyek leasing (motor). Tanggung jawab perusahan asuransi adalah memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing, apabila timbul pengajuan claim, dimana terjadi sesuatu terhadap obyek leasing,

6 baik karena kehilangan, kerusakkan, atau lain-lain, dimana hal itu merupakan kondisi pertanggungan dalam polis asuransi yang wajib ditanggung oleh pihak penanggung (perusahan asuransi). Peranan dan tanggung jawab perusahaan asuransi kepada perusahaan pembiayaan adalah sebagai pihak dalam perjanjian leasing atau perjanjian pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi obyek leasing dan tanggung jawabnya yaitu memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing apabila timbul pengajuan klaim, memberikan jaminan penggantian terhadap risiko- risiko yang termasuk dalam ketentuan Pasal 1 Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia. Pengajuan klaim asuransi kendaraan bermotor dapat dilakukan oleh tertanggung ditempuh dengan cara melaporkan kejadian kecelakaan/kerusakan/kehilangan kendaraan tersebut kepada perusahaan pembiayaan PT Bussan Auto Finance Yogyakarta, dengan melengkapi dokumen klaim yang telah di tentukan oleh PT Bussan Auto Finance, sehingga dapat di lakukan survey tempat kejadian perkara dan segera memberikan informasi penggantian dan penolakan terhadap klaim. Fasilitas yang diadakan oleh perusahaan leasing sebagai perusahaanpembiayaan sangat meringankan konsumen/pasar yang kekurangan modal untukmembeli alat pendukung usaha maka leasing menjadi alternatif. Demikian pula kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh PT Bussan Auto Finance Yogyakarta, yang memberikan kemudahan bagimasyarakat yang membutuhkan sarana transportasi di Kota Yogyakarta denganpembiayaan secara leasing. Sehingga menimbulkan perjanjian antara pihak lessordalam hal

7 ini PT Bussan Auto Finance divisi motor, dengan pihak lessee dalam hal ini pihak konsumen PT Bussan Auto Financecabang Yogyakarta divisi motor. Berdasarkan fakta dan kemungkinan di atas maka penulis berniat untuk melakukan penelitian untuk skripsi dengan judul Tanggungjawab Perusahaan Asuransi Dalam Perjanjian Leasing Kendaraan Bermotor Roda Dua di PT. Bussan Auto Finance Yogyakarta. B. Rumusan masalah 1. Apa saja bentuk risiko dalam perjanjian leasing kendaraan bermotor roda dua pada perusahaan pembiayaan PT. Bussan Auto Finance Yogyakarta? 2. Bagaimana bentuk tanggungjawab perusahaan asuransi dalam perjanjian leasing kendaraan bermotor roda dua di PT. Bussan Auto Finance Yogyakarta? C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui bentuk risiko dalam perjanjian leasing kendaraan bermotor roda dua di perusahaan pembiayaan PT. Bussan Auto Finance Yogyakarta. b. Untuk mengetahui bentuk tanggungjawab perusahaan asuransi dalam perjanjian leasing kendaraan bermotor roda dua di PT Bussan Auto Finance Yogyakarta. 2. Tujuan Subyektif Untuk mengambil gelar sarjana strata 1 (S1) ilmu hukum di fakultas hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

8 D. Manfaat 1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai bentuk tanggung jawab perusahaan asuransi kendaraan bermotor roda dua berdasarkan hukum dan peraturan di Indonesia, khususnya dalam perjanjian leasing. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis bagi masyarakat Indonesia, khususnya kota Yogyakarta adalah memberikan pengetahuan yang jelas mengenai bentuk-bentuk tanggung jawab perusahaan asuransi kendaraan bermotor roda dua sehingga apabila ingin menyewagunausahakan kendaraan bermotor melalui kontrak leasing, masyarakat paham apa yang menjadi hak dan kewajibannya