BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada pengobatan malaria P.vivax tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Scholoo

dokumen-dokumen yang mirip
Endah Fitri Novitasari 1), Pinasti Utami 1) INTISARI

BAB III METOLOGI PENELITIAN. vivax di instalasi rawat jalan RSUD Scholoo Keyen.

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ind t KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DIREKTORAT BINA GIZI 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (World Health Organization/WHO, 2009). Sekitar setengah populasi dunia

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negaranegara

Gambaran malaria pada anak di RSU GMIM Bethesda Tomohon periode

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN

Daftar Pustaka. Arubusman M., Evaluasi Hasil Guna Kombinasi. Artesunate-Amodiakuin dan Primakuin pada Pengobatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

ABSTRAK. Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ronald Jonathan, dr., M.Sc., DTM&H

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi perhatian masyarakat dunia termasuk didalamnya negara Indonesia. Di

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

TATALAKSANA MALARIA. Dhani Redhono

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa UKDW

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 mencapai 1,85% per 1000 penduduk. Penyebab malaria yang tertinggi

NATALIA et al., Evaluasi Penggunaan Obat Malaria 73 terkait aspek penyebab penyakit (parasit), lingkungan (fisik dan biologis) dan nyamuk sebagai vekt

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh Thimotius Tarra Behy NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

DRAFT PEDOMAN PENANGGULANGAN/PENANGANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPON KLINIS DAN PARASITOLOGIS DIHIDROARTEMISININ-PIPERAKUIN PADA SUBYEK MALARIA FALSIPARUM DAN MALARIA VIVAKS PADA HARI KE-3 KUNJUNGAN ULANG

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum PKU

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh parasit Protozoa genus Plasmodium dan ditularkan pada

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data rekam medik yang sesuai

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3.

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit Plasmodium yang

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT. dr. Agung Biworo, M.Kes

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Medan Diduga Daerah Endemik Malaria. Umar Zein, Heri Hendri, Yosia Ginting, T.Bachtiar Pandjaitan

54 Pelayanan Medis RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 58 A. Kesimpulan. 58 B. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA..

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang. masih menjadi masalah di negara tropis dan subtropis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI PARASIT

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antibiotik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

SKRIPSI NURUL AGUSTINA HADI KUSUMA K

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL PENYAKIT MALARIA PADA PENDERITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

Kata Kunci : Malaria Falsiparum, Pengobatan Malaria

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola penggunaan anti malaria pada pengobatan malaria P.vivax tanpa komplikasi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat Periode Januari-Mei 2015. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif non eksperimental. Data diambil secara retrospektif dengan cara menelusuri rekam medis pasien rawat jalan malaria vivax tanpa komplikasi pada periode Januari-Mei 2015 di RSUD Scholoo Keyen Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat Periode Januari-Mei 2015. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data rekam medis pasien yaitu lembar pengumpulan data. Data pasien yang sudah didapatkan kemudian dikelompokan berdasarkan umur, jenis kelamin dan jenis golongan obat yang diberikan untuk terapi pada pasien malaria vivax tanpa komplikasi. Data yang telah didapatkan kemudian di sajikan dalam tabel dan diagram selanjutnya akan di lakukan analisis dan penarikan kesimpulan. Berikut pembahasan mengenai penelitian ini : A. Karakteristik Pasien Sampel pada penelitian ini berjumlah 324 yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu Balita-Remaja dan Dewasa-Manula. Hasil karakteristik pada pasien malaria vivax tanpa komplikasi dapat di lihat pada tabel 5 : 27

28 Tabel 5. Karakteristik pasien Karakteristik Responden Kategori Balita- remaja Persentase Kategori dewasa-manula Presentase Jenis Kelamin : Pria 89 50,57% 78 52,71% Wanita 87 49,43% 70 47,29% Total 176 100% 148 100% Usia : Balita (0-4 tahun) 118 67,04% Anak-anak (5-11 tahun) 51 7 28,98% 3,98% Remaja (12-17 76 51,35% tahun) 72 48,65% Dewasa (18-40 tahun) Manula (>40 tahun) Total 176 100% 148 100% Terapi : Anti malaria: 279 100% 281 100% DHP 161 57,71% 142 50,53% Primakuin 116 41,58% 139 49,47% Klorokuin 2 0,71% Obat-obat lain: 174 100% 164 100% Pct 161 92,52% 141 85,98% Sanmol 1 0,58% 3 1,83% Ibuprofen 1 0,61% 13 7,92% Antasida 3 1,83% Omeprazole 1 0,61% Acytral 1 0,61% ranitidin Baby cough 9 5,17% Vit c 2 1,15% donperidon 1 0,58% 1 0,61% Total 909 100% 890 100%

29 1. Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Balita-Remaja Dewasa-Manula 49,43% 50,57% 47,29% 52,71% pria wanita pria wanita Gambar 4. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis kelamin Data pada gambar 4 menunjukan bahwa pasien pada kategori Balita-Remaja yang paling tinggi mengalami penyakit malaria vivax adalah pria dengan jumlah 50,57% (89 pasien) dan pada kategori Dewasa-Remaja yang paling tinggi pada kategori pria dengan jumlah 52,71% (78 pasien) sedangkan yang paling sedikit pada kategori Balita-remaja yaitu wanita dengan jumlah 49,43% ( 87 pasien) dan untuk kategori Dewasa-manula yang paling sedikit yaitu kategori wanita dengan jumlah 47,29% ( 70 pasien). Persentase penderita malaria vivax pria lebih tinggi di bandingkan dengan wanita dalam penelitian ini. Sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Yulius (2007) dengan menggunakan metode case series di kabupaten bintan kepulauan riau tahun 2005-2006 bahwa di temukan 384 penderita malaria, diantaranya 234 orang (63,30%) pria dan 141 orang (36,7%) adalah wanita. Di dukung dengan penelitian Firanto, dkk 2002 laki-laki banyak terserang penyakit malaria karena pekerjaan dan mobilitasnya.

30 2. Distribusi pasien Berdasarkan usia Data pada gambar 5 menunjukan bahwa pada kelompok usia balita (0-4 tahun) di dapatkan jumlah pasien sebanyak 67,05%, kelompok usia anak-anak (5-11 tahun) sebanyak 29,8%, remaja (12-17 tahun) 3,97%, dewasa (18-40) 51,35% dan manula (>40 tahun ) sebanyak 48,65%. Dari data tersebut kelompok usia yang paling banyak terkena malaria vivax yaitu kelompok usia balita (0-4 tahun) 67,05% sedangkan untuk kelompok usia yang paling sedikit terkena malaria vivax yaitu kelompok usia remaja (12-17 tahun) 3,97%. Balita-Remaja Dewasa-manula 3,97% 28,98% 67,05% 48,65% 51,35% Balita anak-anak remaja dewasa manula Gambar 5. Distribusi Pasien Berdasarkan Usia Distribusi usia pada pasien ini sesuai dengan teori Gunawan (2000) bahwa secara umum penyakit malaria tidak mengenal umur. Akan tetapi anak-anak lebih rentang terhadap terjadinya infeksi malaria dan berdasarkan penelitian Depkes (2011) bahwa anakanak usia di bawah 5 tahun lebih rentan terjangkit malaria bahkan angka kematian mencapai 70% pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Di dukung dengan penelitian Kholis Ernawati, dkk (2011) ada hubungan antara usia dengan kejadian infeksi malaria, usia anak merupakan predictor yang signifikan

31 untuk densitas kekambuhan parasitemia. Bayi/neonates, usia lanjut (>70 tahun), kehamilan merupakan factor pendukungnya terjadi malaria. 3. Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Malaria vivax Berdasarkan data yang telah di dapatkan dari 324 sampel data rekam medik pasien malaria vivax pada penelitian ini periode januari-mei tahun 2015 di RSUD Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat. Di ketahui pasien yang mengalami malaria vivax mulai dari kelompok usia balita-manula, pasien yang mengalami malaria vivax di berikan terapi tunggal dan 2 kombinasi anti malaria. Jenis kombinasi anti malaria pada penelitian ini di dapatkan 2 macam kombinasi obat dan 3 macam obat tunggal. Berikut gambaran penggunaan Anti Malaria pada malaria vivax dapat dilihat pada tabel 6 : Tabel 6. Gambaran Penggunaan Anti Malaria pada Malaria Vivax No Penggunaan obat Nama obat Balita - remaja Persentase Dewasa - manula Presentase 1 Tunggal DHP 61 79,22% 13 37,14% Primakuin 15 19,49% 22 62,86% Klorokuin 1 1,29% 35 100% Total 77 100% 35 100% 2 Kombinasi DHP + Primakuin 98 98,99% 113 100% Klorokuin+Primakuin 1 1,01% Total 99 100% 113 100%

32 Balita-Remaja Dewasa-Manula 19,49% 1,29% 79,22% 62,86% 37,14% DHP Primakuin klorokuin Primakuin DHP Gambar 6. Terapi Tunggal Anti Malaria Balita-Remaja Dewasa-Manula 1,01% 98,99% 100% Dhp + Primakuin Klorokuin + Primakuin DHP + Primakuin Gambar 7. Terapi Kombinasi Anti Malaria Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar pasien menggunakan kombinasi anti malaria dengan 2 kombinasi. Kombinasi yang paling banyak di gunakan pada pasien Balita-Remaja yaitu DHP + Primakuin sebesar 98,99% dan kombinasi yang paling banyak di gunakan pasien Dewasa- Manula yaitu DHP + Primakuin sebesar100%. Pada standar terapi yang di gunakan di RSUD Scholoo keyen kebanyakan pasien mendapatkan terapi kombinasi DHP + Primakuin baik orang dewasa maupun anak-anak, menurut standar terapi malaria vivax yang telah di tetapkan oleh Depkes tahun 2011 bahwa pengobatan malaria vivax saat ini menggunakan ACT (Artemisinin combination therapy) yaitu

33 artesunat + dengan amodiaquin atau dyhidroartemisinin piperaquin (DHP), yang mana DHP saat ini banyak di gunakan di Papua, DHP dapat di berikan selama 3 hari. Kemudian untuk pengobatakn lini kedua pasien malaria dapat di berikan kombinasi kina + primakuin, kina dapat di berikan selama 7 hari sedangkan primakuin dapat di berikan selama 14 hari, primakuin tidak dapat di berikan kepada ibu hamil dan juga anak dengan usia <5 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di RSUD Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong-Selata, Propinsi Papua Barat Obat anti malaria yang di gunakan untuk terapi malaria vivax tanpa komplikasi di RSUD Scholoo Keyen yaitu DHP, Primakuin, dan klorokuin. Sesuai dengan standar terapi yang di tetapkan oleh Depkes tahun 2011 bahwa obat anti malaria DHP masuk dalam terapi lini pertama untuk terapi malaria vivax dan primakuin juga termasuk dalam standar terapi yang telah di tetapkan oleh Depkes tahun 2011 sebagai terapi lini ke 2 pengobatan malaria vivax. Menurut Depkes (2008) bahwa penggunaan obat klorokuin tidak di anjurkan untuk daerah yang sudah resisten sedangkan menurut standar terapi yang di tetapkan oleh BPOM terapi malaria vivax pengobatan lini pertama menggunakan Klorokuin + primakuin, klorokuin dapat di berikan selama 3 hari dan primakuin dapat di berikan selama 14 hari, tetapi apabila malaria vivax telah mengalami resisten klorokuin maka di berikan kombinasi antara Kina + Primakuin. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di RSUD Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong-Selatan, Propinsi Papua Barat maka dapat di kelompokan jenis obat berdasarkan jenisnya, gambaran jumlah penggunaan obat anti malaria pada pasien malaria vivax tanpa komplikasi dapat di lihat pada tabel 7 :

34 Tabel 7. obat anti malaria pada balita-remaja No Jenis Golongan Obat No Kasus Jumlah Persentase 1 DHP 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 161 57,71% 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 101, 104, 105, 106, 107, 109, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 123, 124, 125, 126, 127, 127, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176 2 Klorokuin 26, 33 2 0,71% 3 Primakuin 52, 53, 54, 58, 59, 62, 63, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 116 41,58% 72, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 78, 84, 87, 88, 91, 92, 94, 96, 97, 98, 99, 100, 102, 103, 105, 107, 108, 109, 110, 111, 113, 114, 115, 116, 117, 120, 121, 122, 123, 127, 128, 129, 130, 132, 133, 135, 137, 138, 142, 145, 147, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 157, 158, 159,160, 161, 163, 164, 165, 168, 169, 171, 175, 176 Total 279 100% Hasil penelitian menunjukan obat anti malaria yang paling banyak di gunakan pada balita-remaja yaitu DHP 57,71%, selanjutnya diikuti dengan Primakuin 41,58%, dan yang paling sedikit yaitu obat klorokuin 0,71%. Selanjutnya gambaran jumlah penggunaan obat anti malari pada pasien malaria vivax tanpa komplikasi Dewasa-Manula dapat di lihat pada tabel 8 :

35 Tabel 8. obat anti malaria pada dewasa-manula No Jenis golongan obat No kasus Jumlah Persentase 1 DHP 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 142 50,53% 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 95, 96, 97, 99, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 145, 146, 147, 148 2 Primakuin 1, 2, 3, 4, 5, 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 139 49,47% 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 51, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 91, 93, 94, 95, 97, 98, 99, 100, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148 Total 281 100% Hasil penelitian menunjukan obat anti malaria yang paling banyak di gunakan pada dewasa- manula yaitu anti malaria DHP 50,53%, dan yang paling sedikit di gunakan untuk terapi malaria pada dewasa-,manula yaitu obat anti malaria primakuin 49,47%. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) dengan nama dagang Artekin atau Duo-cotexin menurut penelitian Harijanto tahun 2011 dapat di gunakan untuk daerah resistensi tinggi terhadap klorokuin dan amodiakuin. DHP hanya diberikan pada penderita dengan hasil laboratorium positif malaria, tidak dapat dipakai untuk pengobatan malaria klinis (tanpa hasil laboratorik).

36 Penyakit malaria vivax tidak akan terlepas dengan gejala seperti demam, mual muntah dan dyspepsia. Pada sampel ini terdapat penggunaan obat lain. Penggunaan obat lain pada balita-remaja tercantum pada tabel 9 : Tabel 9. obat lain pada balita-remaja No Jenis golongan obat No kasus Jumlah Persentas e 1 PCT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 161 92,52% 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 91, 92, 94, 95, 96, 97, 99, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 167, 168, 169, 170, 172, 173, 174, 175, 176 2 Vit c 26, 42 2 1,14% 3 Sanmol 98 1 0,58% 4 Domperid 48 1 0,58% on 5 Baby 60, 61, 71, 88, 89, 90, 93, 113, 125 9 5,18% cought Total 174 100% Hasil penelitian ini menunjukan bahwa obat-obat lain yang paling banyak di gunakan pada terapi malaria vivax yaitu Pct 92,52% Dan diikuti dengan baby cough 5,18%,

37 kemudian vit c 1,14% dan yang paling sedikit di gunakan yaitu sanmol 0,58% dan donperidon 0,58%. Penggunaan obat lain pada dewasa-manula dapat di lihat pada tabel 10 : Tabel 10. Obat lain pada dewasa-manula No Jenis golongan obat No kasus Jumlah Persentase 1 Pct 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 141 85,97% 16, 17,18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, 147 2 ibuprofen 75 1 0,61% 3 Antasida 20, 26, 51, 60, 66, 76, 99, 103, 108, 109, 113, 117,28 13 7,93% 4 Omeprazole 37, 69, 107 3 1,83% 5 Acytral 79 1 0,61% 6 Ranitidine 127 1 0,61% 7 Sanmol 110, 111, 112 3 1,83% 8 Vit c 94 1 0,61% Total 164 100%

38 Menurut hasil penelitian obat lain yang paling banyak di gunakan untuk terapi malaria pada dewasa manula yaitu Pct 85,97%.kemudian diikuti dengan antasida 7,93%, omeprazole 1,83% dan sanmol 1,83% Sedangkan obat lain yang paling sedikit di gunakan pada terapi malaria vivax yaitu ibuprofen 0,61%, acytral 0,61%, ranitidine 0,61% dan vit c 0,61%. Obat-obat lain yang di tambahkan untuk terapi malaria yaitu PCT/Sanmol, Ibuprofen, baby cough, antasida, omeprazole, acytral, ranitidine, domperidon dan Vit C. pemberian terapi tambahan untuk malaria vivax yaitu bertujuan sebagai terapi tambahan untuk mengobati gejala penyerta yang di alami penderita malaria vivax. Obat paracetamol/sanmol pada penelitian merupakakan obat lain yang paling banyak di gunakan pada terapi kombinasi untuk malaria vivax. Penderita malaria vivax di berikan paracetamol bertujuan untuk mengobati demam penderita malaria. Gejala penderita malaria salah satunya yaitu terjadinya demam, demam terbagi menjadi 3 kategori yaitu stadium menggigil, stadium puncak demam dan stadium berkeringat. Demam pada penderita malaria bisa mencapai hingga 40 o c. sehingga untuk mengobati demam yang di sebabkan karena malaria bisa di gunakan PCT yang merupakan obat analgetik untuk mengatasi demam. selain paracetamol obat lain yang di gunakan pada terapi kombinasi malaria untuk mengobati demam penderita malaria yaitu obat, Ibuprofen, dan baby cough. Sanmol sama halnya dengan paracetamol, menurut teori soni marlise (2007) sanmol juga merupakan golongan obat analgetik antipiretik yang dapat mengobati demam. Menurut teori healthline (2004) ibuprofen juga dapat di gunakan untuk mengobati demam karena merupakan golongan obat yang sama dengan paracetamol dan sanmol yaitu analgetik antipiretik. Sedangkan baby cough berisi paracetamol, glyceryl guaiacol, chlorpheniramine maleat,

39 oleum anise merupakan obat tambahan yang di berikan pada anak-anak yang menderita malaria. Baby cough berfungsi untuk mengobati demam, batuk dan flu. Karena anak-anak pada saat terserang penyakit malaria system imun anak-anak menurun sehingga sangat mudah terserang penyakit batuk dan flu. Obat tambahan lainnya yang juga di berikan pada pasien malaria vivax yaitu antasida, omeprazole, acytral dan ranitidine, menurut teori dari Depkes (2008) stadium puncak demam mengakibatkan penderita malaria mengalami mual muntah sehingga penderita mengalami gangguan pencernaan. Menurut teori dari Media Litbang Kesehatan (2011) Antasida, omeprazole, acytral dan ranitidine merupakan obat golongan antacid. Antacid merupakan zat yang berfungsi untuk menetralisir asam lambung sehingga pemberian golongan antacid dapat mengatasi gangguan pencernaan akibat mual muntah di karenakan malaria. Selanjutnya obat tambahan yang di berikan untuk pasien malaria vivax yaitu domperidon dan Vit c menurut teori dari Med J islam repub Iran (2012) muntah yang terjadi pada penderita malaria dapat di atasi dengan pemberian obat domperidon yang berfungsi sebagai anti emetic. B. Keterbatasan Penelitian Penelusuran data pada penelitian ini di lakukan secara retropektif sehingga hasil penelitian ini sangat tergantung pada sumber informasi yang di guanakan dalam hal ini berkas rekam medik pasien malaria vivax di Instalasi Rawat Jalan RSUD Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat Periode Januari-Mei 2015. Sehingga dengan penelitian yang di jalankan secara prospektif karena factor-faktor keterbatasan yang tidak dapat di hindarkan seperti tidak dapat melihat langsung keadaan pasien yang sesungguhnya.