PENGARUH LAY-OUT OPERASI PERALATAN PANCANG TERHADAP PRODUKTIFITAS PEMANCANGAN PONDASI GEDUNG X Darman Katni S Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS Email : darman@ce.its.ac.id ABSTRAK Pada pelaksanaan pondasi tiang pancang diperlukan bantuan peralatan konstruksi dengan tujuan untuk mengembangkan metode-metode produksi sesuai perkembangan teknologi sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas ditinjau dari unsur waktu, biaya, mutu dan keselamatan kerja. Pemanfaatan peralatan pemancangan dinilai efisien dan efektif, apabila produktifitas (Q) per satuan waktu (jam atau hari) meningkat secara signifikan dengan meningkatnya produktifitas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktifitas peralatan seperti q = kapasitas produksi peralatan pertrip tergantung pada kecermatan memilih jenis dan tipe peralatan, E k = Efisiensi kerja tergantung pada kualitas manajemen operasi peralatan, N = jumlah trip perjam ditentukan oleh W.S = Waktu Siklus,sehingga perlu dikaji faktor yang paling dominan pada produktifitas pekerjaan pemancangan pondasi gedung. Untuk mengkaji faktor yang paling dominan, dipakai metode perbandingan 3(tiga) alternatife lay-out operasi pemancangan. Dengan hasil Q per hari alternatife (1)= 40 hari, alternatife (2)= 39 hari, alternatife (3)= 38 hari. Dari hasil kajian tersebut diperoleh gambaran bahwa makin kecil nilai W.S maka N dan Q per jam menjadi besar nilainya, sehingga disimpulkan ada korelasi hubungan antara lay-out operasi peralatan dan produktifitas pemancangan. Kata kunci : Lay-Out operasi- Produktifitas LATAR BELAKANG Pada era persaingan yang makin kompetitif penyedia jasa pelaksana konstruksi/kontraktor dihadapkan pada kendala efisiensi dan efektifitas pengoperasian peralatan konstruksi. Untuk memperoleh suatu harga pekerjaan konstruksi yang kompetitif, peranan produktifitas peralatan konstruksi menjadi kunci utama untuk menghadapi persaingan disamping sumber daya lainya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktiftas peralatan sehingga perlu dikaji faktor yang paling dominan pada salah satu bagian pekerjaan konstruksi seperti pada pekerjaan pemancangan pondasi gedung. TINJAUAN PUSTAKA Perhitungan Produksi Rumus dasar untuk mencari produktifitas peralatan adalah Q = q x N x Ek (1) T Ws Ek = Satuan Waktu ( jam, menit, detik) = Waktu siklus dalam satuan waktu = Efisiensi Kerja Efisiensi kerja Efisiensi kerja disebut juga factor koreksi sehingga factor produktivitasnya mendekati di lapangan. Efisiensi kerja tergantung pada : 1. Kemampuan operator pemakai alat 2. Pemilihan dan pemeliharaan alat 3. Perencanaan dan pengaturan letak alat 4. Topografi dan volume pekerjaan 5. Kondisi cuaca 6. Metode pelaksanaan alat dan tata laksana Harga untuk efisiensi kerja dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini ; Tabel 1 Faktor Kondisi Kerja Dan Management Tata Laksana Dimana : Q = Produksi per satuan waktu (m 3 /Jam), (Buah/Jam) q = Kapasitas Produksi Peralatan dalam satu siklus. N = (jumlah trip per satuan waktu) ISBN 978-979-18342-1-6 A-161
Tabel 2 Faktor Keterampilam Operator Tabel 3 Faktor Waktu Kerja Efektif Tabel 4 Faktor Keadaan Cuaca Untuk menghitung Harga Satuan Produksi (HSP) dapat digunakan rumus sederhana sebagai berikut : Biaya Produksi total satuan harga H.S.P = Produksi Peralatan dalam satuan waktu (2) Perhitungan Produksi Pemancangan Tiang Pancang Tahap Pemancangan Untuk menentukan waktu penumbukan tiang pancang ditentukan oleh besarnya penurunan tiang pancang pada setiap dilakukan penumbukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini : W.h = R.S + Z (3) \ Lay-Out Operasi Peralatan dan Waktu Siklus Menggambarkan beberapa alternatif lay-out operasi pada waktu kegiatan proyek meliputi: 1. Diagaram alur/bagan suatu pelaksanaan pekerjaan dengan peralatan untuk menentukan urutan proses operasi peralatan dan keserasian gerak antar peralatan satu dengan lainya. 2. Proses siklus operasi yang menggambarkan hubungan proses operasi peralatan, waktu siklus dan material handling, serta produktifitas. Harga Satuan Pokok Produksi Dengan Peralatan harga satuan produksi ditentukan 2 hal pokok sebagai berikut : 1. Produksi peralatan dalam satuan waktu tertentu 2. Komponen-komponen biaya produksi peralatan yang terdiri dari : a. Biaya langsung (direct cost) seperti : - Biaya sewa peralatan - Biaya opresai peralatan - Biaya mobilisasi dan demobilisasi peralatan. b. Biaya Tidak Langsung - Overhead - Pajak A-162 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009 Keterangan : W = berat hammer (Kg) h = Tinggi jatuh hammer (cm) S = besar penurunan tiang pancang pada setiap dilakukan pemukulan per blow Z = besarnya kehilangan tenaga yang disebabkan pantulan dari hammer pada tiang Pancang dan deformasi elastic dari hammer sendiri = 15% x W R = Tahanan batas dari tanah yang menahan turunya tiang pancang. R didapat denga rumus sebagai berikut : R= C rata-rata X A TP X JHP rata-rata X KLL TP (4) Dimana : C rata-rata = Nilai conos rata-rata A TP = Luas penampang tiang pancang KLL TP = Keliling tiang pancang JHP rata-rata = Nilai jumlah hambatan pelekat sehingga waktu penumbukkan tiang pancang adalah sebagai berikut : Panjang Tiang Pancang t =...(5) Jumlah blow/ menit X S Dimana : t = Waktu penumbukkan tiang pancang S = Besar penurunan tiang pancang pada setiap dilakukan pemukulan /per blow. Tahap Kalendering waktu kalendering itu sendiri yang dipengaruhi oleh jumlah pukulan terakhir kalendering dan
jumlah blow / menit sehingga dapat digunakan rumus sebagai berikut: t = Jumlah Pukulan Terakhir Jumlah Blow Menit Tahap Pemindahan Alat Pancang Perpindahan alat pancang terdiri dari dua macam yaitu : - Perpindahan alat pancang dari posisi dalam satu group tergantung pada bentuk tiang pancang. - Perpindahan alat pancang dari satu group ke group berikutnya dimana waktu pindah dipengaruhi oleh jarak tempuh dan kecepatan alat pancang yang dirumuskan sebagai berikut :::::::::: t = d n...(7) :::::::::::::::::::::::::::::: V n Keterangan : t = Waktu perpindahan alat pancang d n = Jarak tempuh V n = Kecepatan Jelajah alat Pancang METODOLOGI START...(6) TINJAUAN BEBERAPA ALTERNATIF LAY-OUT PEMANCANGAN PONDASI Spesifikasi Alat yang digunakan Hammer Tipe alat yang digunakan Hydroulic Hammer BSP HH 357 dengan spesifikasi sebagai berikut: Berat ram (W r ) = 5000 Kg Tinggi Jatuh = 200-1200 mm Energi Hammer = 59 kn-m Blow/menit =42 blow/menit Jumlah Penetrasi/blow = 0.012m/blow Crawler Crane Model = Mitsubishi 6D14 CT Type =Water-Cooled, 4-Cyle, Turbo Charged, Diesel engine. Panjang lengan = 6.2 m Kecepatan angkat = 10 m/min Kecepatan penerunan = 18.33 m/min Kecepatan jelejah = 2.7 rpm Lay-Out Operasi Peralatan Lay-Out operasi peralatan ini sangat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Tabel 5 Beberapa Lay-Out Pemancangan DENAH PONDASI JENIS DAN VOLUME FASILITAS PENDUKUN G.B.T.P Jenis dan macam peralatan Analisa Pemilihan Kondisi Lapangan SPESIFIKASI ALAT PANCANG PERHITUNGAN WAKTU PEMANCANGAN ALTERNATIF PEMANCANGAN ANALISA PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN ISBN 978-979-18342-1-6 A-163
Metode Operasi Pemancangan Pada Beberapa Lay-Out Operasi. Alternatife Lay-Out Gambar 1: Denah Alur Pemancangan Tipe 2 Gambar 2: Detail Pemancangan Tipe 1 Gambar 3: Detail Pemancangan Tipe 2 A-164 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009
Gambar 4: Detail Pemancangan Tipe 3 Keterangan : F 1 = Swing = Pindah Posisi F 2 ISBN 978-979-18342-1-6 A-165
HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN Dari hasil kajian tersebut diperoleh gambaran bahwa makin kecil nilai W.S maka N dan Q per jam menjadi besar nilainya, sehingga disimpulkan ada korelasi hubungan antara layout operasi peralatan dan produktifitas pemancangan. DAFTAR PUSTAKA Day, D. A. 1991. Construction Equipment Guide, 2 nd Edition. New: John Wiley & Sons, Inc. DPU. Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan Dengan Menggunakan Peralatan. (P5) Rochmanhadi, Ir. 1985. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat-Alat Berat, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta. R Sutjipto, Nugraha Paulus dan Natan Ishak. 1985.Manajemen Proyek Konstruksi 2. Kartika Yudha.Surabaya Sardjono, Ir. 1996. Pondasi Tiang Pancang, Sinar Wijaya. Surabaya. Susy F.R. Ir, M.Sc. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Rineke Cipata. Jakarta Dari tabel 9 dan 10 untuk jumlah total frekuensi (203 kali) dan jarak tempuh total (290.75) dari alternatife ke 3 lay-out operasi pemancangan, dihasilkan W.S terkecil = 49,78 menit. Yang menghasilkan N= 1,21 trip dan Q= 6 buah/hari. Sehingga lay-out operasi pemancangan alternatife ke 3 adalah paling produktif. A-166 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009