JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013)"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ANALISA PERBANDINGAN METODE ERECTION GIRDER MENGGUNAKAN LAUNCHER GIRDER DAN TEMPORARY BRIDGE DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU PADA JEMBATAN KALI SURABAYA MOJOKERTO Dwi Dian Pratama,Tri Joko Wahyu Adi, ST., MT.PhD Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya dwidianpratama@yahoo.com ;trijoko_w@yahoo.com Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka harus diimbangi dengan sarana transportasi yang memadai agar perpindahan dari daerah asal ke daerah tujuan menjadi lebih cepat. Makalah ini membahas tentang salah satu ruas jalan tol Surabaya Mojokerto seksi IV-3 yang berada pada daerah Mlirip dan Mlirip Rowo yang terletak pada Sta hingga Sta ini melintasi sungai Kali Surabaya. Oleh karena itu perlu dibangun Jembatan Kali Surabaya agar transportasi angkutan bisa berjalan lancar. Rencana pembangunan Jembatan Kali Surabaya yang terletak di daerah Mlirip (Kabupaten Mojokerto) dan Mlirip Rowo (Kabupaten Sidoarjo) ini direncanakan dengan bentang sepanjang ± 137 m. Jembatan Kali Surabaya ini terdiri dari 3 bentang yang terdiri dari 2 Abutment dan 2 Pier. Jarak antara A1 dan P1 42,92 m, jarak antara P1 dan P2 51,22 m, dan jarak antara P2 dan A2 42,94 m dengan struktur utama beton bertulang dan balok PCI Girder. Dengan jumlah girder pada satu span sejumlah 12 buah girder. Dalam perencanaan pembangunan jembatan terdapat rencana metode pelaksanaan kontruksi (Erection) untuk Girder yang digunakan, Metode pelaksanaan kontruksi (Erection) tersebut yaitu dengan Metode Temporary Bridge dan Metode Launcher. Pada awal rencana proyek, yang digunakan adalah metode Launcher Girder sedangkan untuk metode pembanding agar lebih tepat dan efektif menggunakan metode Temporary Bridge menggunakan jenis Jembatan Truss semi Launcher dengan rangka utama profil Baja WF yang direncanakan dengan system knockdown yang dikombinasikan dengan Crawler Crane. Dari perhitungan biaya dan waktu beberapa alternatif didapat hasil yang paling optimal untuk pekerjaan erection girder jembatan kali surabaya proyek jalan tol surabaya mojokerto seksi 4 adalah dengan metode launcher girder dengan biaya sebesar Rp ,00 dan waktu pelaksanaan 48 hari. Kata Kunci : Jembatan Kali Surabaya, erection, Launcher Girder, Temporary Bridge I. PENDAHULUAN S eiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, maka harus diimbangi dengan sarana transportasi yang memadai agar perpindahan dari daerah asal ke daerah tujuan menjadi lebih cepat. Pembangunan jalan tol trans jawa merupakan salah satu proyek untuk memperlancar transportasi di pulau jawa. Salah satu segmen pada tol trans jawa ini adalah proyek Tol Surabaya Mojokerto yang menghubungkan antara kota Surabaya dengan kota Mojokerto. Proyek Tol Surabaya Mojokerto ini dibagi menjadi 4 seksi yaitu seksi I, II, III, dan IV. Tugas akhir ini membahas tentang salah satu ruas jalan tol Surabaya Mojokerto seksi IV-3 yang berada pada daerah Mlirip dan Mlirip Rowo yang terletak pada Sta hingga Sta ini melintasi sungai Kali Surabaya. Oleh karena itu perlu dibangun Jembatan Kali Surabaya agar transportasi angkutan bisa berjalan lancar. Rencana pembangunan Jembatan Kali Surabaya yang terletak di daerah Mlirip (Kabupaten Mojokerto) dan Mlirip Rowo (Kabupaten Sidoarjo) ini direncanakan dengan bentang sepanjang ± 137 m. Jembatan Kali Surabaya ini terdiri dari 3 bentang yang terdiri dari 2 Abutment dan 2 Pier. Jarak antara A1 dan P1 42,92 m, jarak antara P1 dan P2 51,22 m, dan jarak antara P2 dan A2 42,94 m dengan struktur utama beton bertulang dan balok PCI Girder.Dengan jumlah girder pada satu span sejumlah 12 buah girder. Dalam perencanaan pembangunan jembatan terdapat rencana metode pelaksanaan kontruksi(erection) untuk Girder yang digunakan, dalam hal ini terdapat dua rencana metode pelaksanaan kontruksi(erection) pada pembangunan Jembatan Kali Surabaya. Dua metode pelaksanaan kontruksi(erection) tersebut yaitu dengan Metode Temporary Bridge dan Metode Launcher.pada awal rencana proyek, yang digunakan adalah metode Launcher Girder,sedangkan untuk metode pembanding agar pilihan tersebut tepat dan efektif adalah dengan metode Temporary Bridge yang menggunakan jenis Jembatan Truss semi Launcher dengan rangka utama profil Baja WF yang direncanakan dengan system knockdown yang dikombinasikan dengan Crawler Crane. Dari kedua metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk metode erection girder mengunakan launcher dari segi keamanan lebih baik dari pada erection

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) menggunakan temporary bridge maka diperlukan tinjauan ulang untuk segi biaya dan waktu dari metode metode tersebut. Metode awal yang direncanakan pada proyek ini adalah Launcher Girder, dikarenakan masih perlu peninjauan lebih dalam hal biaya dan waktu maka metode alternative lain masih perlu untuk ditinjau kembali untuk pembanding dari metode awal perencanaan. Tugas akhir ini membahas tentang review metode pelaksanaan erection PCI Girder Jembatan Kali Surabaya dengan membandingkan antara metode Temporary Bridge dengan metode Launcher Girder dari aspek biaya, dan waktu. 1. ERECTION GIRDER 2. Umum Perbandingan metode pelaksanaan dengan menggunakan lancher dan temporary bridge pada saat erection girder menjelaskan konsep teori dasar yang berhubungan dengan analisa dilapangan karena kondisi existing yang cukup sulit dan diperlukan metode pelaksanaan yang ditinjau agar produktifitas waktu dan biaya bisa didapat dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan alat yang lebih besar kemampuan yang lebih baik, namun beaya yang akan dikeluarkan cukup besar dan alat tersebut belum siap sedia pada waktu itu. Pada metode pelaksanaan ini launcher girder dipilih sebagai metode yang digunakan tetapi perlu analisa perbandingan dengan metode erection lainnya disini dipilih metode pembandingnya adalah temporary bridge sehingga mendapatkan metode yang paling cocok sesuai dengan lokasi, biaya dan waktu yang paling optimal. Pada bab berikut ini menjelaskan tentang macam macam alat yang biasa digunakan untuk erection beton pracetak menurut James R.Libby dalam bukunya yang berjudul Modern Prestressed Concrete : Design, Principles, and Construction Methods Girder Launcher Launcher adalah salah satu dampak positif dari kemajuan teknologi dibidang kontruksi jembatan. Dalam metode kontruksi ini, struktur atas jembatan (span pertama) dirangkai terlebih dahulu pada salah satu sisi abutmen jembatan kemudian didorong dari abutmen ke pierhead pertama. Kemudian pada bagian span kedua dirangkai kembali hingga selesai kemudian didorong kembali hingga span pertama bertumpu pada pier head kedua dan span kedua bertumpu pada pier head yang pertama. Launcher Girder bukan metode erection yang paling murah dalam pembangunan jembatan karena Launcher Girder membutuhkan banyak analisis, keahlian dan alat khusus dalam melaksanakannya. Namun Launcher Girder menjadi metode yang mungkin atau harus digunakan jika akses pelaksanaannya sulit atau tidak boleh merusak lingkungan bila menggunakan metode konvensional. Ketika dilakukan dalam pembangunan jembatan, Launcher Girder memberikan beberapa keuntungan baik bagi owner maupun kontraktor. Beberapa keuntungan tersebut adalah sebagai berikut: - Memberikan sedikit dampak buruk bagi lingkungan - Hanya memerlukan sedikit area dalam pengerjaannya - Tidak menutup akses jalan masyarakat yang berada dibawah tempat pelaksanaan erection Launcher Girder dapat digunakan untuk membangun jembatan diberbagai kontur yang sulit, area yang terbatas dan atau karena keterbatasan akses. Contoh yang termasuk dalam karakteristik adalah : - Lembah yang Curam - Sungai yang dalam atau selat - Lereng yang curam dan keadaan tanah yang buruk sehingga sulit untuk akses mobilisasi - Adanya lingkungan yang dilindungi di bawah jembatan Pada kenyataanya banyak macam variasi dari konstruksi girder launcher yang digunakan, namun secara umum cara kerjanya memiliki dan bergeser pada pier selanjutnya dengan bertumpu pada kaki yang berdiri pier untuk menahan beban girder yang akan dipasang pada bentang yang dikendaki. Pada saat girder launcher berpindah menuju pier selanjutnya, maka yang akan digunakan sebagai penyeimbangnya adalah girder yang akan dipasang nantinya setelah alat tersebut berada di posisi bentang yang direncanakan. ( lihat gambar 2.3 ) Gambar 2.3 ( a ) & ( b ) macam macam contoh alat Girder Launcher. ( Sumber : Libby.,James R.,op.cit. ) Berikut ini adalah contoh dari metode pelaksanaan launching girder untuk pemakaian alat girder launcher. ( lihat gambar 2.4 )

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Gambar 2.4 Urutan kerja pada pemakaian Girder Launcher. 1. Launcher yang sudah dirakit dihubungkan dengan girder yang berfungsi sebagai pemberat. 2. Launcher dan girder dipindahkan menuju bentang yang direncanakan. 3. Launcher sudah pada posisi untuk erection. 4. Girder dihubungkan pada ujung penggantung launcher. 5. Girder sudah ter oleh launcher 6. Girder telah ditempatkan. ( Sumber : Libby, james R., Modern Prestressed Concrete ) Temporary Bridge Temporary Bridge merupakan jembatan sementara yang dibangun untuk membantu dalam pengerjaan suatu proyek, dimana mobilisasi dalam pengerjaan suatu proyek tersebut harus melintasi sungai, ataupun sebagai akses jalan. Dalam erection method menggunakan Temporary Bridge, dibutuhkan alat bantu dalam pelaksanaannya karena temporary bridge hanya sebagai akses untuk memudahkan dalam pelaksanaan erection Jembatan Kali Surabaya. Alat alat bantu yang di pergunakan dalam pekerjaan erection pada metode Temporary Bridge adalah sebagai berikut : - Crawler Crane - Truck Boogie Jembatan Kali Surabaya Temporary Bridge Gambar 2.6 Layout Temporary Bridge Gambar 2.7 Contoh Pelaksanaan Mengunakan Temporary Bridge Pada Jembatan Kali Pagerluyung Mojokerto Konsep Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang membandingkan penggunaann metode pelaksanaan erection girder pada awal rencana proyek menggunakan metode launcher girder dan dibandingkan dengan metode lain yaitu metode temporary bridge. Kedua metode pelaksanaan ini dibandingkan dari segi biayaa dan waktu pelaksanaanya Variabel Penelitian Tabel 3.1. Variabel Penelitian Tujuan Memban -dingkan Dua Metode Erection Va ria bel Bia ya Indikator Biaya material Upah Biaya Alat Sumb er Data 1.Harg a Satuan PT.wij aya karya 2 HSPK 2011 Teknik Pengu m- pulan Data Data sekunder

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Wa ktu 1.Produktiv itas 2.Durasi Pelaksanaa n 1.Peng amata n Lapan gan 2.HSP K 2011 Data sekunder 3.3. Tahapan Penelitian Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan sebagai berikut : Perhitungan temporary ( strukture support) Perhitungaan perkuatan erection meliputi perhitungan perkuatan pada metode Temporary Bridge. Sehingga bisa dibandingkan dengan metode launcher girder dari segi biaya dan waktu Metode Pelaksanaan Pekerjaan Erection Girder Metode pelaksanaan di dalam hal ini ada 2 metode yang dipilih yaitu metode launcher dengan metode temporary bridge dikarenakan jembatan berada di atas sungai. Perbedaan antara metode launcher dan temporary berada di tempat pelaksanaanya yaitu metode launcher berada di atas jembatan dan melakukan erection sedangkan metode temporary berada di samping jembatan dan pada saat pengan girder ke atas bearing pad di bantu oleh 2 clawler crane Perhitungan Kebutuhan Material / Alat Perhitungan kebutuhan material dan alat pada masing-masing komponen pelaksanaan erection kedua metode yaitu temporary dan launcher Analisa Produktivitas dan Durasi Analisa produktivitas dan durasi launcher girder di dapat dari literatur buku,brosur alat dan wawancara di lapanagan, dan untuk analisa temporarry bridge menganalogi dari produktifitas dan durasi pada proses erection girder jembatan kali pagerluyung mojokerto Analisa Biaya Perhitungan estimasi biaya mulai dari kebutuhan material,alat dan tenaga kerja yang mendukung pekerjaan erection pada kedua metode yaitu metode launcher girder dan metode tamporary bridge Analisa Data Gambar yang diperoleh dari proyek digunakan untuk menghitung volume pekerjaan erection yang selanjutnya juga akan dihitung produktivitas pekerjaan erection pada masing-masing metode. Dari hasil perhitungan volume dan produktivitas dapat dihitung biaya dan waktu pekerjaan pelaksanaan yang optimal Analisa Perhitungan Kebutuhan Material (Volume) Metode erection launcher Perhitungan volume meliputi perhitungan jumlah girder,alat berat yang dipakai dan material material pendukung pada saat pelaksanaan. Metode erection temporary bridge Perhitungan volume meliputi perhitungan jumlah girder,alat berat dan material material pendukung pada saat pelaksanaan Analisa Produktivitas dan Durasi Pekerjaan Erecton Girder Metode erection launcher Waktu pekerjaan erection ditentukan berdasarkan pengamatan dan wawancara dilapangan serta produktifitas alat. Durasi = Volume / produktifitas Metode erection temporary bridge Waktu pekerjaan erection ditentukan berdasarkan menganalogi pada erection jembatan pagerluyung dan produktifitas alat. Durasi = Volume / produktifitas Analisa Biaya Pekerjaan Erection Girder Metode erection launcher Biaya pekerjaan dapat dihitung dari biaya mobilisasi dan demobilisasi,kebutuhan alat,produktifitas alat, dan material yang digunakan RAB (Rencana anggaran biaya proyek PT. WIKA) Metode erection temporary bridge Biaya pekerjaan dapat dihitung dari biaya mobilisasi dan demobilisasi, kebutuhan alat, produtifitas alat, dan material yang digunakan. Perhitungan biaya mengguanakan RAB ( Rencana anggaran biaya proyek PT. WIKA ) 4.3 Perhitungan Material Jembatan Temporary Bridge Perhitungan material yang ditinjau adalah perhitungan kebtuhan material baja WF,dan perhitungan material pada abutment abutmentnya. a. Perhitungan Kebutuhan WF 582x300x12x17 Berat Total = Jumlah (Bh) x Panjang (m) x (Berat kg/m) = 12 bh x 12 m x 137 kg/m = kg Untuk kebutuhan material yang lain bisa dilihat pada tael dibawah : Tabel 4.1 Perhitungan Kebutuhan Material Temporary

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) No. Item Berat Jumlah Panjang Panjang Berat (kg/m) (buah) (m) Total (m) total (kg) 1 WF 582x300x12x H beam 300x300x10x WF 200x100x5,5x WF 148x100x6x Siku 90x90x Siku 70x70x Berat total Struktur Asumsi berat baut sambungan, stifner, dll 1% Berat total struktur akhir Jadi total yang dibutuhkan material temporary untuk item baja WF adalah kg dengan asumsi berat baut dan lain-lain adalah 1% = 332,2 kg. Berat total keseluruhan baut dan WF adalah 33,544 kg. 4.4 Analisa Produktivitas dan Durasi Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan melalui pengamatan lapangan. Pertimbangan lain yang mendasari penggunaan pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih akurat sesuai dengan kondisi lapangan. 4.5 Erection Girder Tinggi Metode Girder Crane dan Temporary = Bridge ( Pararel ) Tinggi bangunan Spesifikasi Mobil Crane yang digunakan : Tinggi Crane Merk/Type = Kobelco Model = CKE 1100 Kapasitas Angkat Max = 110 Ton Kemampuan Jangkauan Boom Length = 15,2 m Kecepatan Swing (Max) = 3,2 rpm = arc tg = 1152 /menit 6,5 = Kecepatan (v) = 57 m/menit 3 Tabel 4.2 kebutuhan crane erection girder : = 65,2 Nama Jumlah Mobile crane 110 ton 4 buah Traiiler 1 buah Boogie 1 buah Dalam pelaksanaan erection girder ini digunakan 4 alat crane yaitu crane 110 ton untuk service dan untuk erection ditempat, dan trailler dan boogie sebagai mobilitas girder menuju tempat erection dari stock yard. Perhitungan waktu peleksanaan alat dihitung berdasarkan banyaknya volume material dan material yang akan di. Bahan yang akan di adalah girder jembatan dengan beban maksimal adalah 96,88 ton. Waktu pengan oleh crawler crane dihitung berdasarkan jarak tempuh dan frekuensi alat melakukan pulang pergi dan waktu untuk bongkar muat, dimana waktu tersebut tergantung berdasarkan waktu Hoisting dan Swing. Adapun contoh perhitungan waktu pengan material untuk pekerjaan Erection Girder Pada Zona A Bentang 40,6 m. Kecepatan hoisting = 57 m / menit Kecepatan swing = 3,2 rpm = 1152º/menit Dan dengan asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan nilai efisiensi kerja 0,83 dan faktor faktor keterampilan kerja operator dan crew rata rata baik dengan efisiensi kerja adalah 0,75, yang mempengaruhi produksi dari alat mobile crane tersebut dalam melakukan pekerjaannya, maka : Kecepatan hoisting = 57 m / menit x 0,83 x 0,75 = 35,48 m/menit Kecepatan swing = 1152º/menit x 0,83 x 0,75 = º/menit Adapun contoh perhitungan waktu pengan Erection Girder oleh mobile crane untuk ZONA A, ZONA B, ZONA C,dimana posisi mobile crane diletakkan pada 3 posisi. Bisa dilihat pada gambar Gambar 4.13 alur erection girder pararel Jangkauan Boom Crane direncanakan : = 10 m = 3,5 m Jarak Crane dari Girder terakhir = 3.0 m Selisih antara tinggi girder dengan tinggi crane = 10 m 3,5 m = 6,5 m Mencari sudut agar boom crane tidak menyentuh girder teratas Mencari jarak datar yamg dapat dijangkau ( jangkauan max) mobil crane = X = Panjang Boom Length x Cos = 15,2 m x Cos 65,2 = 6,37 m Kecepatan Angkat = 57 m/menit Perhitungan Waktu Siklus Erection Girder Zona A Perhitungan girder type A Untuk tahap 1 dilakukan dari zona 1 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 4.14

6 A1 A2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Setelah produksi per jam dari crane (Q) telah diketahui, maka jika dalam 1 hari jam kerja selama 3jam ( karena perijinan pemberhentian lalu lintas yang berada di bawah jembatan A2-P2. Maka perhitungan durasi sebagai berikut: Gambar 4.14 layout erection girder Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t 1 ) = 12 menit Tinggi. Pengan (t 2 ) = Kec. 11,5m = 57m / menit = 0,202 menit 12buah TotalDuras i 4hari 3buah / hari Perhitungan Waktu Siklus Erection Girder Zona B Perhitungan girder type B Untuk tahap 2 dilakukan dari zona 2 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 4.15 Pengangkutan / swing (t3) Jarak ( d ) 0,5( perpanjang anlengan ) Kecepatan ( v ) 120,87 = 0, = 0,5 menit Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Pengelasan (t5) = 10 menit Swing kembali (t 6 ) = 0,22 menit Fixed time (t 7 ) = 0,5 menit Waktu total pengan : t T = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 t T = 41,527 menit Waktu Total Pengan Girder Waktu total pengan girder didapat dari waktu pengan. Sehingga, dari table perhitungan didapatkan waktu total pengan girder pada bentang 40,6 adalah 41,527 menit. Sehingga dari total waktu siklus tersebut kita dapat menentukan jumlah siklus dalam 1 jam (N), yaitu: N WaktuSiklu stotal 41,527 1,44 Asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan waktu kerja efektif 50 menit per jam dimana nilai efisiensi kerja tersebut adalah 0,83 dan faktor ketrampilan operator dan crew rata-rata baik dengan efisiensi kerja 0,75 maka dapat ditentukan produksi per jam dari truck crane adalah sebagai berikut : Q = q x N x Ek = 1 x 1.44 x (0,75 x 0,83) = 0,89 buah/jam Gambar 4.15 layout erection girder Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t 1 ) = 12 menit Pemindahan Girder ke temporary = 20 menit Tinggi. Pengan (t 3 ) = Kec. 11,5m = 57m / menit = 0,202 menit Pengangkutan / swing (T4) Jarak ( d ) 0,5( perpanjang anlengan ) Kecepatan ( v ) 120,87 = 0, = 0,5 menit Perletakan girder ke bearing (t5) = 15 menit Pengelasan (t6) = 10 menit Swing kembali (t 7 ) = 0,22 menit Fixed time (t 8 ) = 0,5 menit Waktu total pengan : t T = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 t T = 61,527 menit Waktu Total Pengan Girder Waktu total pengan girder didapat dari waktu pengan. Sehingga, dari table perhitungan didapatkan waktu total pengan girder pada bentang 40,6 adalah 41,527 menit.

7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Sehingga dari total waktu siklus tersebut kita dapat menentukan jumlah siklus dalam 1 jam (N), yaitu: N WaktuSiklu stotal 61,527 0,97 Asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik = 0,202 menit dengan waktu kerja efektif 50 menit per jam dimana nilai efisiensi kerja tersebut adalah Pengangkutan / swing (t3) 0,83 dan faktor ketrampilan operator dan crew Jarak ( d ) 0,5( perpanjang anlengan ) rata-rata baik dengan efisiensi kerja 0,75 Kecepatan ( v ) maka dapat ditentukan produksi per jam dari 120,87 truck crane adalah sebagai berikut : = 0, Q = q x N x Ek = 0,5 menit = 1 x 0,97 x (0,75 x 0,83) = 0,6 buah/jam Perletakan girder ke bearing (t4) = 15 menit Setelah produksi per jam dari crane (Q) telah Pengelasan (t5) = 10 menit diketahui, maka jika dalam 1 hari jam kerja Swing kembali (t 6 ) = 0,22 menit selama 2jam ( karena perijinan pemberhentian Fixed time (t 7 ) = 0,5 menit lalu lintas yang berada di bawah jembatan A2- Waktu total pengan : P2 dan ditengah bentang P2 P1 terdapat kali t T = t1 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 + t7 surabaya. Maka perhitungan durasi sebagai t T = 41,527 menit berikut: Waktu Total Pengan Girder 12 buah TotalDuras i 6hari Waktu total pengan girder didapat dari waktu 2buah / hari pengan. Sehingga, dari table perhitungan Dan pada tahap erection P1 P2 ini menggunakan didapatkan waktu total pengan girder pada temporary bridge sehingga waktu yang bentang 40,6 adalah 41,527 menit. dibutuhkan untuk pekerjaan yang mendukung : Pengaturan lalu lintas + service + boogie sampai di tempat erection + pemasangan (t 1 ) = 12 menit Tinggi. Pengan (t 2 ) = Kec. 11,5m = 57m / menit Sehingga dari total waktu siklus tersebut kita dapat menentukan jumlah siklus dalam 1 jam (N), yaitu: a) Mobilisasi Material Truss+Minipile : 2 hari b) Pemasangan Abutment Truss : 7 hari c) Fabrikasi Truss+Bongkar : 7 hari d) Perhitungan Waktu Siklus Erection Girder Zona C Perhitungan girder type C Untuk tahap 3 dilakukan dari zona 3 dengan menggunakan 2 buah crane service dan 2 buah crane erection dengan urutan yang bisa dilihat pada gambar 4.1 N WaktuSiklu stotal 41,527 1,44 Asumsi faktor waktu kerja efektif dalam kondisi baik dengan waktu kerja efektif 50 menit per jam dimana nilai efisiensi kerja tersebut adalah 0,83 dan faktor ketrampilan operator dan crew rata-rata baik dengan efisiensi kerja 0,75 maka dapat ditentukan produksi per jam dari truck crane adalah sebagai berikut : Q = q x N x Ek = 1 x 1.44 x (0,75 x 0,83) = 0,89 buah/jam Setelah produksi per jam dari crane (Q) telah diketahui, maka jika dalam 1 hari jam kerja selama 2jam ( karena perijinan pemberhentian lalu lintas yang berada di bawah jembatan A1-P1. Maka perhitungan durasi sebagai berikut: Gambar 4.16 layout erection girder 12buah TotalDuras i 4hari 3buah / hari

8 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Total Waktu Erection Girder Menggunakan Crane dan Temporary Jadi total waktu yang diperlukan untuk erecton girder mengguanakan crane dan temporary bridge pada masing-masing bentang adalah : 1. A2-P2 : 4 hari 2. P2-P1 : 28 hari 3. P1-A2 : 4 hari Total durasi yang dibutuhkan untuk erection keseluruhan adalah 30 hari Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder dengan metode Temporary Bridge. Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan erection girder Jembatan Kali Surabaya dengan metode Temporary Bridge dibagi atas 3 faktor, yaitu : memperhitungkan material temporary dan peendukungnya. Analisa biaya ini dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Perhitungan Biaya erection P2 P1 ANALISA KEBUTUHAN BIAYA ERECTION GIRDER MENGGUNAKAN CRANE DAN TEMPORARY BRIDGE Deskripsi No. Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Material Jembatan A H Beam 300x300x10x15 Kg ,000 Rp Rp 74,448,000 Truss IWF 582x300x12x17 Kg ,000 Rp Rp 217,008,000 Rp 25,344,000 IWF 200x100x5,5x8 Kg ,000 Rp Rp 27,852,000 IWF 148x100x6x9 Kg ,000 Rp Rp 12,883,200 Siku 90x90x9 Kg ,000 Rp Rp 7,796,800 Siku 70x70x7 Kg ,000 Rp Timbunan & Pekerjaan Timbunan sisi P1 m Rp 34,000 Rp 108,080,900 Pemadatan Timbunan sisi P2 m Rp 34,000 Rp 138,498,320 Abutment Truss Pondasi Abutment Truss Beton K-250 m3 18 1,100,000 Rp Rp 19,800,000 Rp 11,665,220 Besi Tulangan kg ,000 Rp Bottom A2 10m D40 m' ,000 Rp Rp 4,400,000 Rp 9,192,000 Bottom B0.12m D m' ,000 Rp Rp 8,112,000 Middle B0.8m D m' ,000 Rp Rp 2,940,000 Pemancangan m' 49,000 Rp Sub Total Material Rp 668,020,440 Pekerjaan Fabrikasi B Fabrikasi Truss kg ,000 Rp Rp 66,424,000 Truss Erection Truss kg ,200 Rp Rp 39,854,400 Rp 33,212,000 Bongkar Truss kg ,000 Rp Sub Total Fabrikasi Truss Rp 139,490,400 C Mob De Mob Crawler Crane 110 ton (57 hari - 4 crane ) jam ,000 Rp Rp 273,0,000 Rp 30,000,000 Mob De Mob Material Truss Rit Trailer 4 7,500,000 Rp Rp 4,800,000 Mob De Mob Peralatan Rit Truck 4 1,200,000 Rp Rp 1,200,000 Mob De Mob Tenaga Kerja Trip 2 0,000 Rp Rp 9,963,0 Biaya Naik Turun (2x) kg Rp Erection Girder Crawler Crane hari 6 20,800,000 Rp Rp 124,800,000 Rp 12,000,000 Trailler/boogie hari 6 2,000,000 Rp Rp 6,000,000 Tenaga Kerja hari 6 1,000,000 Rp Sub Total Equipment Rp 462,363,0 A Erection Girder Crawler crane 110 ton ( 4 bh ) hari 4 Rp 20,800,000 Rp 83,200,000 Trailler / Boogie hari 4 Rp 2,000,000 Rp 8,000,000 Tenega Kerja hari 4 Rp 1,000,000 Rp 4,000,000 Total Biaya untuk 1x pengan girder 1 bentang 12 bh Rp 95,200,000 Rp 7,933, Dari hasil perhitungan tabel diatas jumlah crawler crane yang dipakai sejumlah 4 buah dengan harga sewa crane /hari Rp ,- didapatkan total Rp ,- dan harga sewa truck trailler boogie adalah Rp /hari dibutuhkan selama 4 hari menjadi Rp ,- dan tenga 1 team /hari adalah Rp ,- selama 4 hari menjadi Rp ,- jadi total kebutuhan biaya yang diperlukan untuk proses pengan 1 bentang adalah Rp , Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder pada bentang P2 P1 Pada pelaksanaan erection pada bentang ini menggunakan metode khusus dengan menggunakan bantuan jembatan temporary yang dipasang di sebelah P2-P1 sehingga untuk kebutuhan biaya harus Total Amount (A+B+C) a. Biaya material jembatan truss. Dari perhitungan tabel 4.4 ini didapat biaya b. Biaya fabrikasi dan pembongkaran jembatan pelaksanaan pada bentang P1 P2 sebesar truss. Rp ,- dikarenakan pada bentang ini c. Biaya mobilisasi peralatan, material, serta menambahkan perhitungan pembuatan jembatan tenaga kerja. temporary bridge. Rincian biaya pelaksanaan erection girder dengan Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection metode Temporary Bridge akan ditampilkan dalam girder pada bentang A1-P1 table berikut : Untuk metode ini digunakan metode konvensional Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection menggunakan crawler crane dan rincian biaya dapat girder pada bentang A2 P2 dilihat pada tabel 4.5. Untuk metode ini digunakan metode konvensional Tabel 4.5 Rincian biaya erection girder A1-P1dengan menggunakan crawler crane dan rincian biaya dapat metode Temporary Bridge No Deskripsi Satuan Volume Harga Satuan Jumlah dilihat pada tabel 4.3. A Erection Girder Tabel 4.3 Rincian biaya erection girder A1-P1dengan Crawler crane 110 ton ( 4 bh ) hari 4 Rp 20,800,000 Rp 83,200,000 Trailler / Boogie hari 4 Rp 2,000,000 Rp 8,000,000 metode Temporary Bridge Tenega Kerja hari 4 Rp 1,000,000 Rp 4,000,000 No Deskripsi Satuan Volume Harga Satuan Jumlah Total Biaya untuk 1x pengan girder 1 bentang 12 bh 1,269,874,440 Rp 95,200,000 Rp 7,933, Dari hasil perhitungan tabel diatas jumlah crawler crane yang dipakai sejumlah 4 buah dengan harga sewa crane /hari Rp ,- didapatkan total Rp ,- dan harga sewa truck trailler boogie adalah Rp /hari dibutuhkan selama 4 hari menjadi Rp ,- dan tenga 1 team /hari adalah Rp ,- selama 4 hari menjadi Rp ,- jadi total kebutuhan biaya yang diperlukan untuk proses pengan 1 bentang adalah Rp , Rekapitulasi Kebutuhan Biaya Temporary Bridge Pada rekapitulasi ini dijumlahkan total biaya pelaksanaan erection girder mulai dari A2-P2 P2-P1P1-A1 adalah Rp ,- + Rp , ,- = Rp ,-

9 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Erection Girder dengan metode bentang A1-P1 dan A2-P2 dilakukan bersama sama. Untuk perhitungan tentang pemilihan alur antara kedua bentang dilakukan bersama sama maka didapat waktu yang lebih singkat yaitu : 1. Untuk bentang A2,P2 dan P1,A1 karena dilakukan bersama sama maka biaya yang didapat adalah Rp ,- x 2 = Rp ,- dengan efisiensi waktu 4 hari. 2. Untuk bentang P2-P1 karena tidak ada perubahan alur maka biaya yang dikeluarkan tetap yaitu Rp ,- dan masa waktu pelaksanaan adalah 32 hari. Jadi total biaya yang dibutuhkan dalam metode ini adalah Rp ,-+Rp ,- =Rp ,- Dengan waktu yang dibutuhkan adalah 55 hari. 4.7 Erection Girder Menggunakan Launcher Girder Total waktu yang dibutuhkan untuk proses launcher girder keseluruhan 3 bentang jembatan tersebut didapat 48 hari, dimulai dari install launcher girder hingga proses pengan girder sampai dengan selesai. Dengan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan erection girder Rp ,- dengan asumsi 1x pengan girder sebesar Rp ,- 4.8 Perbandingan Biaya dan Waktu Terhadap Ke 3 Metode Tabel 4.6 Perbandingan Ke3 Metode Erection Girder Perbandingan Biaya dan Waktu Erection Girder Kali Suraba Jenis Metode Durasi Temporary + crawler crane ( pararel ) 57 Hari Rp Temporary + crawler crane zona 1 dan 2 dilakukan bersama 55 Hari Rp Luncher Girder 48 Hari Rp Dari tabel perbandingan diatas dapat dibuat grafik hubungan antara waktu dan biaya pekerjaan bekisting berdasarkan rotasi dan skenario zona seperti ( Grafik 4.1 ) dibandingkan dengan metode temporary + crane dengan cara zona 1 dan zona 3 dilakukan secara bersamaan. Sedangkan utuk metode launcher girder mempunyai kelebihan dari segi biaya yang lebih rendah dibandingkan metode yang lain dan waktu yang dibutuhkan lebih cepat dan efektif. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan perbandingan dari segi biaya dan, waktu, dari beberapa metode yang di analisa maka didapatkan hasil seperti tertera di bawah ini. 1. Pendekatan Biaya Dari ke tiga metode didapatkan hasil yaitu : a) Dari analisa perhitungan metode dengan temporary + crawler crane secara pararel didapatkan biaya sebesar Rp dengan waktu 57 hari. b) Dari analisa perhitungan metode dengan temporary + crawler crane dari zona 1 dan 2 dilakukan bersamaan didapatkan biaya sebesar Rp dengan waktu 55 hari. c) Dari analisa perhitungan metode dengan launcher girder secara pararel didapatkan biaya sebesar Rp dengan waktu 48 hari. Kesimpulan : Dipilih metode Launcher Girder dikarenakan pada ke tiga metode tersebut dari segi biaya dan waktu yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan metode temporary. 5.2 Saran Dari kesimpulan diatas, untuk pekerjaan erection girder suatu jembatan dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : a) Setiap proyek jembatan mempunyai metode erection girder yang berbeda sehingga menghasilkan biaya dan waktu yang berbeda beda pula. Saran dari penelitian selanjutnya bisa dibandingkan antara metode pelaksanaan jembatan apabila diganti menggunakan box culvert dari segi biaya dan waktu. Dari grafik 4.1 diketahui bahwa temporary bridge dengan alur secara pararel tidak bisa dipilih dikarenakan biaya yang ditimbulkan tinggi dan membutuhkan waktu yang cenderung terlalu lama

10 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) DAFTAR PUSTAKA Day,D,A., Neal B. H Benjamin Construction Equipment Guide. Second Edition. New York. John Wiley and Sons Inc. Dipohusodo, I A. Manajemen Proyek dan Kontruksi. Jakarta : Kanisius. Jilid 1 dan 2 Libby, James R Modern Prestressed Concrete : Design, Principles, and Construction Methods. New York. Van Nostrand Reinhold Company Inc. Peurofoy, R. L., Perencanaan Peralatan dan Metode Konstruksi. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Peurofoy, R. L., Clifford J. Schexnayder Construction Planning, Equipment, and Methods. New York. McGraw- Hill Higher Education. PT. United Tractors Latihan Dasar Sistem Mesin ( B ). Jakarta. Training Center Departement. Rochmanhadi Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta. Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum Rochmandi Kapasitas dan Produksi Alat alat Berat. Jakarta. Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Sastramadja., A. S., Analisa ( cara modern ) Anggaran Biaya Pelaksanaan. Bandung : Nova.

Dwi Dian Pratama Dosen Konsultasi Tri Joko Wahyu Adi ST, MT. PhD

Dwi Dian Pratama Dosen Konsultasi Tri Joko Wahyu Adi ST, MT. PhD ANALISA PERBANDINGAN METODE ERECTION GIRDER MENGGUNAKAN LAUNCHER GIRDER DAN TEMPORARY BRIDGE DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU PADA JEMBATAN KALI SURABAYA MOJOKERTO Oleh Dwi Dian Pratama 3111105043 Dosen Konsultasi

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Assalamu alaikum Wr. Wb

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Assalamu alaikum Wr. Wb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Assalamu alaikum Wr. Wb ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO DI PEKERJAAN UNDERPASS NATIONAL ROAD WARU STA 9 + 678 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:

Lebih terperinci

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply 1 Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari Surabaya Rininta Fastaria dan Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-41 Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Perbandingan Penggunaan Semi Konvensional Dengan Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat Yevi Novi Dwi Saraswati, Retno Indryani Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA s/d STA DI MOJOKERTO

ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA s/d STA DI MOJOKERTO ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA 601+318.55 s/d STA 601+181.45 DI MOJOKERTO Hendi Yudhatama, Yusronia Eka Putri,ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang telah terjadi peningkatan pergerakan manusia dan barang sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang telah terjadi peningkatan pergerakan manusia dan barang sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan sosial terutama pada daerah yang telah terjadi peningkatan pergerakan manusia dan barang sehingga membutuhkan prasarana

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

UJIAN PROYEK AKHIR. Oleh : Sugianto NRP

UJIAN PROYEK AKHIR. Oleh : Sugianto NRP UJIAN PROYEK AKHIR ANALISIS PEMILIHAN METODE PEMASANGAN GELAGAR JEMBATAN DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN BUNGUR KECAMATAN MUNJUNGAN TRENGGALEK Oleh : Sugianto NRP. 3113040502

Lebih terperinci

Kata kunci : metode bekisting table form

Kata kunci : metode bekisting table form 1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto merupakan salah satu bagian dari pembangunan jaringan jalan tol Trans Jawa. Jalan tol Surabaya- Mojokerto memiliki panjang

Lebih terperinci

PENGARUH LAY-OUT OPERASI PERALATAN PANCANG TERHADAP PRODUKTIFITAS PEMANCANGAN PONDASI GEDUNG X

PENGARUH LAY-OUT OPERASI PERALATAN PANCANG TERHADAP PRODUKTIFITAS PEMANCANGAN PONDASI GEDUNG X PENGARUH LAY-OUT OPERASI PERALATAN PANCANG TERHADAP PRODUKTIFITAS PEMANCANGAN PONDASI GEDUNG X Darman Katni S Dosen D3 Teknik Sipil FTSP-ITS Email : darman@ce.its.ac.id ABSTRAK Pada pelaksanaan pondasi

Lebih terperinci

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen 1 Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT

DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER RUAS PORONG-GEMPOL PAKET 3A 41 + 571.5 s.d STA 41+968.5 KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT Disusun oleh: Prahasta

Lebih terperinci

NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus

NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus 2004 79 0Studi Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder dengan Metode Crawler Crane dan Roller Skate (Kasus : Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Sisi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR RC

PROYEK AKHIR RC PERENCANAAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG GEOMATIKA FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MAHASISWA 1 MIFTA AFIATA NRP. 3111030053 MAHASISWA 2 FARIZ WIDYA HARWANTO NRP.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN GANTRY DAN MOBILE CRANE PADA JALAN LAYANG DARI SEGI WAKTU, METODE KERJA, DAN BIAYA

PERBANDINGAN GANTRY DAN MOBILE CRANE PADA JALAN LAYANG DARI SEGI WAKTU, METODE KERJA, DAN BIAYA PERBANDINGAN GANTRY DAN MOBILE CRANE PADA JALAN LAYANG DARI SEGI WAKTU, METODE KERJA, DAN BIAYA 1 WAHID SULISTIYONO HUSEIN, 2 DWI DINARIANA 1 Teknik Sipil, Universitas Bina Nusantara 2 Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA

Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS STATIC TOWER CRANE DAN MOBILE CRANE DENGAN MODIFIKASI POSISI SUPPLY POINT Dosen Pembimbing : Tri Joko Wahyu Adi, ST, MT, PhD Yusroniya Eka Putri, ST, MT ARIEF HADI PRANATA 3110.105.012

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK Whisnu Dwi Wiranata, I Gusti Putu

Lebih terperinci

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ARDYCHA PRAYUDHA NRP TUGAS AKHIR ESTIMASI BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PERKERASAAN RIGID PAVEMENT TOL SURABAYA- MOJOKERTO STA 37+000 42+000 JAWATIMUR ARDYCHA PRAYUDHA NRP. 3111040612 PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang signifikan. Pembangunan di berbagai sektor terlihat dengan adanya fasilitas-fasilitas

Lebih terperinci

RINTA ANGGRAINI

RINTA ANGGRAINI TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III Bab III Metodologi Penelitian METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Adapun metode penelitian dilakukan dengan metode pengamatan di lapangan dan studi literatur. Pengamatan lapangan lebih

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Macam-macam Metode erection Karena pembahasan masalah kita mengambil metode erection, maka kita akan menjelaskan sedikit macam-macam metode pelaksanaan erection pada balok

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH Dedy Fachrurrazi 1, Chairil Anwar 2, Afdhal Hasan 3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan Jalan dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (Juli, 04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN 3107100619 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Gedung RSUD Kepanjen Malang berlokasi di Jalan Panggung No. 1 Kepanjen, dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi INTISARI... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast in Situ Dengan Pracetak Terhadap Biaya dan Waktu Pada Proyek Dian Regency Apartemen Farizal Fani, dan I Putu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan adalah sarana infrastruktur yang penting bagi mobilitas manusia. Terlepas dari nilai estetikanya jembatan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan

Lebih terperinci

Di Susun Oleh: Esteriska Hari Christanti Sesti Sarita

Di Susun Oleh: Esteriska Hari Christanti Sesti Sarita Di Susun Oleh: Esteriska Hari Christanti 3108030006 Sesti Sarita 3108030103 Dosen Pembimbing : Ir. Chomaedhi, CES.Geo. NIP. 19550319 198403 1 001 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

ANALISA HUBUNGAN WAKTU DAN BIAYA BANGUNAN BAWAH JEMBATAN PAGERLUYUNG PROYEK JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO STA

ANALISA HUBUNGAN WAKTU DAN BIAYA BANGUNAN BAWAH JEMBATAN PAGERLUYUNG PROYEK JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO STA ANALISA HUBUNGAN WAKTU DAN BIAYA BANGUNAN BAWAH JEMBATAN PAGERLUYUNG PROYEK JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO STA 602+336.851-602+424.751 Oleh : FEBRIYANTO NRP 3109 030 108 MUHAMMAD RIFAN FANANI NRP 3109 030

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-60

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-60 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-60 Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu Bangunan Konstruksi Baja Menggunakan Sistem Pre-Engineering Building dan Sistem pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Arus lalu lintas yang melalui jalan Yogyakarta Wonosari Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dari hari ke hari semakin ramai dan padat. Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA Agnes Maria Wijaya 1, Ayu Wirastuti 2, Paulus Nugraha 3, Sandra Loekita 4 ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL

PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL SURABAYA DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU Oleh : MUHAMMAD ILHA ADITYA 3110.106.025 Dosen Konsultasi : Dosen Konsultasi

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI Denny Ervianto, Retno Indryani, Endah Wahyuni Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN EXCAVATOR DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN PETERNAKAN AYAM DAYEUH MANGGUNG Robby Maulana Sopa 1, Sulwan Permana 2, Ida

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Atas Jalan Layang Jalan layang adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas,

Lebih terperinci

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial Ahmad Basshofi Habieb dan I Gusti Putu Raka Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum merupakan suatu struktur dalam jembatan atau fly over yang berfungsi sebagai penghubung antara struktur bawah dan atas, dengan kata lain girder berfungsi sebagai

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA STA ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PERKERASAN KAKU JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO STA 32+375 STA 35+400 Oleh : 1. PRAHARINTA CHOIRONY ZULVAN W 3111030030 2. AGUS RENANTO ROSIDY 3111030006 Dosen Pembimbing : Ir. SULCHAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA ABSTRAK PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BEKISTING SEMI KONVENSIONAL DAN PERI DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 6 SURABAYA Oleh : Ahmad Firdaus Dosen Pembimbing : Julistyana Tistogondo, ST, MT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang,

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan konstruksi pada masa sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesat. Peningkatan pembangunan tersebut berlangsung diberbagai bidang, misalnya pembangunan

Lebih terperinci

PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA

PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA Disampaikan pada Workshop Continuing Professional Development Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Ahli Pracetak Prategang 16 Agustus 2016 Gedung Graha Anugrah Lt. 3 Jl.

Lebih terperinci

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK 1 PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK Agung Aji Binton Nababan, I Gusti Putu Raka, dan Isdarmanu Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kegiatan yang serba cepat, serta masyarakat yang dituntut

Lebih terperinci

ANALISA DINAMIS PADA JEMBATAN PCI GIRDER

ANALISA DINAMIS PADA JEMBATAN PCI GIRDER ANALISA DINAMIS PADA JEMBATAN PCI GIRDER Santi JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, Fax. 5300244santilim2601@gmail.com

Lebih terperinci

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM. STUDI ANALISIS MODIFIKASI BATANG TEGAK LURUS DAN SAMBUNGAN BUHUL TERHADAP LENDUTAN, TEGANGAN PELAT BUHUL DAN KEBUTUHAN MATERIAL PADA JEMBATAN RANGKA BAJA AUSTRALIA KELAS A JURNAL Disusun Oleh: MUHAMMAD

Lebih terperinci

Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya

Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-39 Optimasi Penempatan Group Tower Crane pada Proyek Pembangunan My Tower Surabaya Ahmad Puguh Septiawan dan Cahyono Bintang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisa dan perhitungan alat berat gantry dan mobile crane pada jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang pada paket Mas Mansyur, dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA

ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA (Studi Kasus : Pembangunan Penyebrangan Orang KM 30+000 dan KM 36+000 pada Jalan Tol Cawang-Tomang-Cengkareng)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang memiliki hampir 10 juta orang yang berada di area metropolitan. Seiring berkembang dengan pesatnya pembangunan di Jakarta

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

JEMBATAN. Februari Bahan Bahan Jembatan

JEMBATAN. Februari Bahan Bahan Jembatan JEMBATAN afebry@teknikunlam.ac.id Februari 2013 Bahan Bahan Jembatan Dasar Konsep Jembatan Dimulai dari ide manusia untuk melintasi sungai dengan cara yang mudah dan aman. Sehingga secara konsep yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Biaya proyek Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan, pemakaian peralatan,

Lebih terperinci

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Daniel Tri Effendi, Tri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PEMBANGUNAN DERMAGA PENUMPANG PELABUHAN ATAPUPU NUSA TENGGARA TIMUR

ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PEMBANGUNAN DERMAGA PENUMPANG PELABUHAN ATAPUPU NUSA TENGGARA TIMUR ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PEMBANGUNAN DERMAGA PENUMPANG PELABUHAN ATAPUPU NUSA TENGGARA TIMUR Di Susun Oleh : DZUL FIKRI RASYIDI 3111.040.625 Dosen Pembimbing Ir. Sulchan Arifin, M. Eng PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN SEGMENTAL DENGAN KONSTRUKSI BERTAHAP METODE BALANCE CANTILEVER TUGAS AKHIR

ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN SEGMENTAL DENGAN KONSTRUKSI BERTAHAP METODE BALANCE CANTILEVER TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTUR JEMBATAN SEGMENTAL DENGAN KONSTRUKSI BERTAHAP METODE BALANCE CANTILEVER TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

Tahapan Pekerjaan Jembatan Box Culvert. 1. Pembongkaran Jembatan Lama dan Galian Struktur

Tahapan Pekerjaan Jembatan Box Culvert. 1. Pembongkaran Jembatan Lama dan Galian Struktur Tahapan Pekerjaan Jembatan Box Culvert 1. Pembongkaran Jembatan Lama dan Galian Struktur 2. Pengecoran lantai Kerja 2. Pengecoran lantai Kerja 3. Pembesian Lantai Bawah dan Dinding 4. Begisting Lantai

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI

PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI PROPORSI HARGA UPAH, BAHAN DAN ALAT PADA ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI Laurensia Nadia 1, Cindy Aristia 2, Indriani Santoso 3, and Budiman Proboyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan

Lebih terperinci

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE

PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE PROGRAM PERHITUNGAN EFEKTIVITAS WAKTU DAN BIAYA PEMAKAIAN TOWER CRANE Paulus Eric Hartono 1, Noviyanti 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Pada pelaksanaan proyek gedung bertingkat, Tower Crane (TC) merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN CRANE PADA PEMASANGAN GIRDER JEMBATAN CIMETA TUGAS AKHIR. Oleh YUDI ADRIANTO PEMBIMBING DR. PUTI FARIDA MARZUKI

ANALISIS PENGGUNAAN CRANE PADA PEMASANGAN GIRDER JEMBATAN CIMETA TUGAS AKHIR. Oleh YUDI ADRIANTO PEMBIMBING DR. PUTI FARIDA MARZUKI ANALISIS PENGGUNAAN CRANE PADA PEMASANGAN GIRDER JEMBATAN CIMETA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Oleh YUDI ADRIANTO 150

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai proses analisis perbedaan waktu dan biaya akibat perubahan dari desain sheet pile baja menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN Dina Oktorina NRP : 0321084 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY

BAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY BAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY 5.1 UMUM Pada bab sebelumnya telah dilakukan proses permodelan terhadap kedua sistem bentang, baik bentang sederhana maupun bentang menerus terintegral. Hasil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam perkembangan dunia konstruksi sekarang ini, produktivitas dan efisiensi menjadi sangat penting. Produktivitas

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN GEDUNG TRAINING CENTRE UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1) LIONY DWI PUTRI TAKAREDAS, 2) ARFAN UTIARAHMAN 1) Mahasiswa S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh manusia dalam melakukan berbagai interaksi antar manusia sebagaimana halnya mahkluk sosial. Interaksi

Lebih terperinci

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu

Kata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu ANALISIS PERBANDINGAN ZONING DAN SIKLUS BEKISTING TABLE FORM SYSTEM PADA PROYEK PEMBANGUNAN PRIMA ORCHARD APARTEMENT Anggraeni Utami, Budi Santosa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mercu

Lebih terperinci

PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR KLINIK BEDAH ORTHOPEDI CITRALAND SURABAYA

PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR KLINIK BEDAH ORTHOPEDI CITRALAND SURABAYA PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR KLINIK BEDAH ORTHOPEDI CITRALAND SURABAYA Disusun Oleh : Tannia Kurnia Putri M. Leksi Budianto NRP. 3111030059 NRP. 3111030094 Dosen Pembimbing : Ir. Widjonarko,

Lebih terperinci

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jembatan box girder adalah sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri dari balok-balok penopang utama berbentuk kotak berongga. Box girder biasan terdiri

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) OLEH : ABDUL AZIZ SYAIFUDDIN 3107 100 525 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I GUSTI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN JEMBATAN SEGMENTAL PRECAST BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN: PROYEK TOL BOGOR RING ROAD

PELAKSANAAN JEMBATAN SEGMENTAL PRECAST BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN: PROYEK TOL BOGOR RING ROAD PELAKSANAAN JEMBATAN SEGMENTAL PRECAST BOX GIRDER DENGAN METODE SPAN BY SPAN: PROYEK TOL BOGOR RING ROAD CONSTRUCTION OF SEGMENTAL PRECAST BOX GIRDER BRIDGE WITH SPAN BY SPAN METHOD: BOGOR RING ROAD TOLL

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono STA

Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono STA JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-12 Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR RC

PRESENTASI TUGAS AKHIR RC PRESENTASI TUGAS AKHIR RC - 91380 ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA DI MOJOKERTO STA 601+318.55 s/d STA 601+181.45 Hendi Yudhatama 3110 106 0155 Dosen Konsultasi

Lebih terperinci

Assalamu alaikum wr.wb

Assalamu alaikum wr.wb Assalamu alaikum wr.wb PROYEK AKHIR RC09 0342 Surabaya, 2 Juli 2014 PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU PENJADWALAN (TIME SCHEDULE) PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA DENGAN

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. bagi wisatawan yang ingin berlibur atau wisatawan yang ingin melakukan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. bagi wisatawan yang ingin berlibur atau wisatawan yang ingin melakukan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Rencana pembangunan proyek Hotel Harris dan Yello ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya

Lebih terperinci

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko

Lebih terperinci

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran.

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran. Judul : Analisis Perbandingan Pondasi Tiang Pancang Dengan Pondasi Sumuran Pada Jembatan Pagotan Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan Ditinjau Dari Segi Biaya, Kekuatan, Dan Metode Pelaksanaannya Nama

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 163 EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259 Desember 2015, Vol. 8 No. 2, hal. 163-168 ANALISIS PEKERJAAN BASEMENT (PEKERJAAN GALIAN DAN DIAPHRAGM WALL) PADA METODE TOP - DOWN DENGAN

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci