BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan harus mencari alternatif

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 6, Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu organisasi yang fungsi utamanya untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

Bab 7 Manajemen Piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengelola seluruh sumber daya dan kekayaannya dengan baik pula yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini yang semakin pesat. merupakan dampak dari meningkatnya persaingan usaha yang kompetetif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kecil maupun kota besar. Faktor yang membuat kota itu berkembang diantaranya

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB II Tinjauan Pustaka

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Penjualan Kredit ( Piutang ) :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Account Receivable Management

BAB I PENDAHULUAN. suatu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa terlepas dari kehidupan duniawi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA

PENGANGGARAN PIUTANG

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KERUGIAN PADA PT. ATLANTIC OCEAN PAINT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus berupaya untuk memulihkan kondisi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan tanda-tanda kearah pemulihan, namun hal tersebut mendorong

BAB I PENDAHULUAN. yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya dan upaya mencapai tujuan

BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG

ANALISIS INVESTASI DALAM PIUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS DI KOPERASI SERBA USAHA MEKAR SURYA DESA BEJEN KECAMATAN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

KERANGKA PEMIKIRAN III.

ANGGARAN PIUTANG. Muniya Alteza

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Piutang..., Indah, Fakultas Ekonomi 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Keguanaan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MANAJEMEN MODAL KERJA. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha saat ini, maka persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendapatan atau laba usaha. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari perusahaan

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

Pertemuan 6 Manajemen Piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

JUMLAH AKTIVA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengolah data menjadi suatu informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1).

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensi perusahaan. Berbagai peluang yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. (tidak langsung lunas) dan akan menimbulkan piutang usaha (account receivable).

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.

Rasio Lancar. Rasio Lancar 2.75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis. kemukakan pada bab sebelumnya akhirnya penulis sampai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memanfaatkan sumber dana yang ada pada pengendaliannya. Untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan harus mencari alternatif untuk meningkatkan volume penjualan produk. Peningkatan volume penjualan diharapkan dapat meningkatkan laba yang diterima perusahaan. Salah satu altematif yang dapat ditempuh adalah menerapkan kebijakan penjualan secara kredit. Pada saat ini penjualan secara kredit telah meluas ke berbagai bidang usaha. Terlebih lagi apabila pesaing telah menerapkan kebijakan penjualan secara kredit, maka tiada jalan lain bagi perusahaan untuk mengikuti menerapkannya. Masing-masing perusahaan akan berusaha bersaing untuk mencari pelanggan dimana dengan kebijakan secara kredit Secara langsung memberikan kelonggaraan persyaratan pembayaran kcpada PT Wansa Turga Citra (WTC) sebagai distributor farmasi dan alat alat kesehatan. Penerapan kebijakan kebijakan piutang ini ditujukan pada peningkatan pendapatan perusahaan. Setiap pemimpin perusahaan selalu menginginkan penjualan barang dagangannya dibayar secara tunai. Namun, di lain pihak, penjualan secara kredit justru akan memberi peluang untuk peluasan pasar sehingga dapat menambah laba usaha, meski

2 hal ini juga bukan tanpa resiko. Biasanya keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari segi financialnya, yaitu seberapa besar laba yang di peroleh dari hasil usahanya. Sehingga setiap perusahaan berlomba-lomba menaikan besaran profit yang didapatnya. Namun untuk mencapai tujuan yang diinginkan, suatu perusahaan harus mengoptimalkan segala kegiatan dalam perusahaan tersebut, baik itu produksi, pemasaran maupun penjualannya. Pemasaran produknya perusahaan melakukan pemasaran penjualan dengan dua cara yaitu selain penjualan secara tunai perusahaan juga menggunakan ketentuan secara kredit. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang). Masalah yang umum dihadapi perusahaan ialah penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan seluruhnya. Jika keadaan itu terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka modal perusahaaan akan semakin kecil. Dengan begitu penagihan piutang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius agar resiko yang mungkin timbul dapat dihindari sekecil mungkin. Dalam hal ini, pimpinan seharusnya juga turut aktif mengelola penagihan piutang agar tidak sampai menghambat operasi atau kegiatan perusahaan. Kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan faktor-faktor lain yang relevan. keputusan kredit ini menyangkut tradeoff antara keuntungan (marginal profit) dan biaya

3 tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007: 64) Piutang adalah hak atau klaim terhadap pelanggan atau pihak lain atas uang, barang dan jasa. Sedangkan menurut Warren, Reeve dan Fees (2005: 392) piutang didefinisikan sebagai berikut Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Berdasarkan definisi-definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak penagihan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang timbul karena adanya. Menurut Gitosudarmo (2002: 82), beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut: a. Volume kebijakan piutang, semakin besar volume kebijakan piutang, makin besar investasi yang tertanam dalam Piutang b. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit,semakin besar invesatasinya. c. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang). d. Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan piutang dapat bersifat aktif (menggunakan debt collector)pengumpulan piutang lebih tepat waktu tetapi perlu

4 tambahan biaya pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa debitur menepati janji, maka resiko tertunggaknya piutang lebih besar. e. Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagian besar pelanggan membayar pada masa diskon (termin 2/10;n/30), maka membutuhkan investasi lebih kecil, tetapi jika pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan menunggak, perlu invstasi yang besar Setelah melakukan pengamatan (survey awal), penulis mengamati bahwa adanya permasalahan seberapa besar pengaruh volume penjualan terhadap laba perusahaan Tabel 1 Data penjualan dan volume penjualan alat kesehatan (tensimeter) tahun 2009 No Bulan/ Tahun 2009 Volume penjualan (unit) Harga satuan (Rp) Total Penjualan 1 Januari 37 1.502.973 55.610.000 2 Februari 21 1.534.360 32.221.570 3 Maret 51 1.486.275 75.800.000 4 April 134 1.495.450 200.390.300 5 Mei 87 1.504.928 130.928.700 6 Juni 50 1.503.571 75.178.540 7 Juli 84 1.495.167 125.594.000 8 Agustus 267 1.498.550 400.112.940 9 September 120 1.503.417 180.410.000 10 Oktober 301 1.497.907 450.870.000 11 November 534 1.499.064 800.500.000 12 Desember 80 1.501.718 120.137.450 Rata Rata 147 1.500.994 220.646.125 Sumber: PT. Wansa Turga Citra, 2009

5 Tabel 2 Data penjualan dan volume penjualan alat kesehatan (tensimeter) tahun 2010 No Bulan/ Tahun 2010 Volume penjualan (unit) Harga satuan (Rp) Total Penjualan 1 Januari 48 1.502.500 72.120.000 2 Februari 27 1.526.736 41.221.870 3 Maret 46 1.489.130 68.500.000 4 April 120 1.501.503 180.180.300 5 Mei 80 1.507.240 120.579.200 6 Juni 41 1.516.623 62.181.540 7 Juli 82 1.491.268 122.284.000 8 Agustus 217 1.498.216 325.112.940 9 September 114 1.494.825 170.410.000 10 Oktober 301 1.499.003 451.200.000 11 November 500 1.501.000 750.500.000 12 Desember 73 1.508.601 110.127.850 Rata Rata 137 1.503.054 206.201.475 Sumber: PT. Wansa Turga Citra, 2010 Tabel 3 Data penjualan dan volume penjualan alat kesehatan (tensimeter) tahun 2011 No Bulan/ Tahun 2011 Volume penjualan (unit) Harga satuan (Rp) Total Penjualan 1 Januari 42 1.231.905 Rp 51.740.000 2 Februari 35 708.045 Rp 24.781.570 3 Maret 74 304.595 Rp 22.540.000 4 April 117 2.454.618 Rp 287.190.300 5 Mei 94 2.392.859 Rp 224.928.700 6 Juni 41 1.877.525 Rp 76.978.540 7 Juli 94 611.638 Rp 57.494.000 8 Agustus 275 655.320 Rp 180.212.940 9 September 124 342.823 Rp 42.510.000 10 Oktober 483 871.988 Rp 421.170.000 11 November 834 782.374 Rp 652.500.000 12 Desember 133 188.327 Rp 25.047.450 Rata Rata 122 1.035.168 Rp 172.257.792 Sumber: PT. Wansa Turga Citra, 2011

6 Data penjualan dan piutang macet selama tahun 2009-2011 dapat dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 4 Data Penjualan dan Piutang Macet tahun 2009 No Bulan/ Tahun 2009 Total Penjualan Piutang % angsuran (Rp) Macet Piutang Macet 1 Januari 55.610.000 10.120.000 39,52 2 Februari 32.221.570 20.220.500 71,65 3 Maret 75.800.000 20.850.500 35,46 4 April 200.390.300 78.500.000 43,52 5 Mei 130.928.700 70.000.000 56,94 6 Juni 75.178.540 12.000.000 20,63 7 Juli 125.594.000 32.510.000 31,69 8 Agustus 400.112.940 125.560.000 40,62 9 September 180.410.000 25.563.000 16,66 10 Oktober 450.870.000 112.751.500 33,17 11 November 800.500.000 211.121.750 32,26 12 Desember 120.137.450 12.120.500 15,71 Rata- Rata 175.896.125 220.646.125 36,49 Sumber. PT. Wansa Turga Citra, 2009 Tabel 5 Data Penjualan dan Piutang Macet tahun 2010 No Bulan/ Tahun 2010 Total Penjualan Piutang % angsuran (Rp) Macet Piutang Macet 1 Januari 47.820.000 22.140.000 46,30 2 Februari 24.781.570 4.220.500 17,03 3 Maret 69.840.000 41.250.500 59,06 4 April 198.190.300 69.800.000 35,22 5 Mei 245.928.700 75.100.000 30,54 6 Juni 68.478.540 11.800.000 17,23 7 Juli 62.494.000 41.510.000 66,42 8 Agustus 220.212.940 118.560.000 53,84 9 September 41.710.000 21.213.000 50,86 10 Oktober 458.170.000 228.751.500 49,93 11 November 750.500.000 189.721.750 25,28 12 Desember 14.047.450 2.420.500 17,23 Rata- Rata 183.514.458 68.873.979 39,08 Sumber. PT. Wansa Turga Citra, 2010

7 Tabel 6 Data Penjualan dan Piutang Macet tahun 2011 No Bulan/ Tahun 2011 Total Penjualan Piutang % angsuran (Rp) Macet Piutang Macet 1 Januari 51.740.000 26.540.000 51,29 2 Februari 24.781.570 5.620.500 22,68 3 Maret 32.540.000 11.750.500 36,16 4 April 287.190.300 79.800.000 27,79 5 Mei 224.928.700 68.100.000 30,28 6 Juni 76.978.540 12.800.000 16,63 7 Juli 57.494.000 24.510.000 42,63 8 Agustus 180.212.940 22.450.000 12,46 9 September 42.510.000 25.413.000 59,78 10 Oktober 421.170.000 248.751.500 59,06 11 November 652.500.000 521.721.750 79,96 12 Desember 25.047.450 5.220.500 20,84 Rata- Rata 170.591.125 86.806.479 37,75 Sumber. PT. Wansa Turga Citra, 2011 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persentase piutang macet PT. Wansa Turga Citra selama periode 2009-2011 berfluktuatif, dimana persentase piutang terbesar pada tahun 2010 yaitu sebesar 39,08% dan persentase terkecil pada tahun 2009 sebesar 36,49%. Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang tercantum dalam neraca. Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi perusahaan yang tidak terdapat pada aktiva lancar lainnya. Untuk itu pengelolaan piutang memerlukan perencanaan yang matang, mulai dari penjualan kredit yang menimbulkan piutang sampai menjadi kas. Investasi yang terlalu besar dalam piutang bisa menimbulkan kecil atau lambatnya perputaran modal kerja, sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Akibatnya semakin kecilnya kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atau laba.

8 Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengkompensasikan pemberian kredit yang mempunyai risiko tinggi diimbangi dengan pendapatan yang lebih tinggi melalui penetapan suku bunga di atas normal, dimana pemberian putusan kredit harus dapat dijamin, apakah akan lebih banyak memberikan kredit dengan tingkat pendapatan dan pengembalian tinggi, atau terlalu berisiko, karena dapat mengakibatkan risiko potensial dalam bisnis perusahaan tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, akhirnya penulis mengambil judul dari penelitian ini yaitu yang berjudul Analisis Pengaruh Kebijakan Piutang Pada Laba Perusahaan PT. Wansa Turga Citra Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh kebijakan piutang pada laba perusahaan PT. Wansa Turga Citra Bandar Lampung? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tidak lepas dan tujuan, maka adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan piutang pada laba perusahaan PT. Wansa Turga Citra Bandar Lampung.

9 1.3.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Dapat memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan guna menentukan langkah yang lebih tepat dalam pengembangan strategi pemasaran. 2. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat memberikan ide-ide untuk penelitian kembali pada penelitian yang akan datang. 3. Bagi Penulis Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan memperluas khasanah mengenai ilmu-ilmu pemasaran terapan secara praktis. 1.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan atas identifikasi masalah yang menfokuskan pada kerangka pikir penelitian menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah Kebijakan Piutang (X) terhadap variabel dependent yaitu Laba (Y). Adapun kerangka pemikiran yang digunakan adalah sebagai berikut: Kebijakan Piutang (X) 1. Volume penjualan kredit 2. Piutang ragu-ragu/piutang macet 3. Investasi pada piutang Laba (Y) 1. Laba bersih Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran