BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian dipilih di Kabupaten Ponorogo karena Konflik antar dua perguruan pencak silat ini memang sering terjadi khususnya di wilayah Kabupaten Ponorogo yang meliputi seluruh kecamatan, dengan jumlah 21 kecamatan. Konflik antar kedua perguruan hampir terjadi di seluruh wilayah kecamatan Ponorogo. Mengingat hal tersebut, maka pertimbangan fundamental terhadap pemilihan perguruaan SH Terate dan SH Winongo ranting kota Ponorogo sebagai lokasi penelitian adalah : a. Organisasi SH Terate dan SH Winongo cabang Ponorogo merupakan bagian cabang terbesar di wilayah Karesidenan Madiun, dan memiliki informasi penting mulai sejarah sampai tragedi konflik yang terjadi antar anggota SH Terate dan SH Winongo b. Terdapat struktur kepengurusan dan struktur pembina secara jelas dalam Organisasi SH Terate dan SH Winongo sehingga mendukung ketersediaan data untuk menghimpun makna yang dibutuhkan. c. Semua proses kegiatan penting dalam organisasi SH Terate dan SH Winongo terjadi di wilayah Kota Ponorogo, sehingga proses pencarian data lebih muda dan lebih efisien. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang digunakan oleh penelitin, yaitu 6 bulan mulai dari bulan November 2015 sampai pada April 2016. Untuk memperjelas rincian kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung, dapat dilihat pada Tabel 2.1: 27
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian No Kegiatan 1 Pengajuan Judul Penyusunan Proposal dan Seminar 2 Proposal 3 Proses Perijininan Pengumpulan Data 1. Membuat Pedoman Wawancara 2. Melakukan Studi Dokumentasi 4 Terhadap Kasus Konflik 3. Melakukan Wawancara Terhadap Anggota SH 4. Melakukan Wawancara Terhadap Pihak Pengurus SH Analisis Data 1. Penulisan Wawancara Penelitian 2. Analisis Data Terhadap Karakteristik Konflik SH 5 3. Analisis Data Terhadap Makna Solidaritas Kelompok 4. Analisis Data Terhadap Kuatnya Solidaritas kelompok terhadap Konflik Penyusunan Hasil Penelitian 6 1. Penarikan Kesimpulan dan Saran Penelitian 7 Pelaksanaan Ujian Skripsi 8 Revisi Nov 2015 Des 2015 B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk menjelaskan makna dibalik realitas sosial yang ada dalam masyarakat. Creswell menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan Jan 2016 Bulan Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan terperinci dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam setting yang alamiah tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti (Herdiansyah, 2010 : 8) Mei 2016 28
Penelitian kualitatif yang digunakan berguna untuk mengarahkan hasil Penelitian untuk mengungkap karakteristik konflik yang dilakukan oleh beberapa anggota oragnisasi SH Terate dan SH Winongo. Penelitian kualitatif juga mengarah pada proses hubungan antar individu dalam satu hubungan kelompok. Kasus konflik yang yang dilakukan anggota SH Terate dan SH Winongo merupakan konflik skala besar yang dilakukan oleh kelompok besar, penelitian ini juga berusaha mengungkap kekuatan solidaritas kelompok yang begitu kuat sehingga apa bila terjadi konflik, konflik begitu kuat dan melibatkan massa yang cukup besar. Pada dasarnya penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami dinamika konflik anggota SH Terate dan SH Winongo. Dinamika ini berusaha mengungkap proses konflik melihat dari runtutan pembentukan organisasi SH sampai perpecahan organisasi yang mengarah pada tindakan konflik. Tidak sampai disitu juga penelitian ini juga mengungkap sisi dalam organisasi baik melihat dari nilai-nilai persaudaraannya serta bentuk hubungan solidaritas kelompoknya. Dalam penelitian kualitatif terdapat berbagai pendekatan yang digunakan sebagai ajuan penelitian dalam tahapan penelitian tentang konflik SH Terate dan SH Winongo penulis mencoba menggunakan pendekatan studi kasus, menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar belakang atau subjek satu tempat penyimpanan dokumen atau pristiwa tertentu. Dalam memahami bentuk penelitian kualitatif dengan mengunakan pendekatan studi kasus, penulis mencoba mengunakan sebuah jenis pendekatan studi kasus diantaranya yaitu jenis analisis situasi, analisis situasi ini mencoba menganalisis terhadap suatu pristiwa tertentu, maka haruslah dipelajari dari sudut pandang semua pihak. Kasus konflik yang dilakukan oleh beberapa anggota organisasi SH Terate dan SH Winongo merupakan bentuk kasus yang harus dilihat dari semua pihak mulai dari anggota, pengurus bahkan masyarakat biasa. 29
Bahkan bisa dikaji lewat proses bagimana pembentukan individu, kelompok dan hubungan solidaritas kelompok agar tercapainya penelitian yang relevan. C. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian kualitatif merupakan kumpulan fakta dalam penelitian yang dideskripsikan dan dimaknai oleh seorang peneliti (Moleong, 2010 : 107). Sedangkan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 1998 : 114). Maka dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian dibagi dalam dua sumber yakni : 1. Sumber Data Primer Data primer merupakan data yang digali atau didapat secara langsung dengan para informan yang menjadi respon dalam penelitian serta sasaran lokasi penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan dua kelompok informan yakni anggota SH Terate dan SH Winongo yang terlibat dalam kasus konflik serta beberapa pengurus SH Terate dan SH Winongo ranting Kota Ponorogo sehingga bisa mencari data tentang sejarah, karakteristik konflik serta hubungan solidaritas dalam kelompok SH Terate dan SH Winongo. 2. Sumber Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaahan terhadap dokumen pribadi, resmi, kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan), tulisan dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian (Iskandar: 2013 : 78). Data sekunder dapat diperoleh melalui dokumen digunakan sebagai data pendukung dalam mencari sumber data. Metode dokumen adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis (Bungin, 2011: 124). 3. Teknik Sampling (Cuplikan) Teknik sampling atau pengambilan sampling atau pengambilan cuplikan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive adalah salah satu strategi menentukan informan yang paling umum dalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai 30
dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian tertentu (Bungin, 2011: 107). Dari definisi tersebut maka teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan informan dengan pertimbangan tertentu, yakni pengambilan informan berdasarkan pokok permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini informan menggunakan beberapa pelaku yang terlibat di dalam konflik antar perguruan SH Terate dan SH Winongo. Menggunakan beberapa anggota yang terlibat dalam konflik diharapkan dapat memberikan jawaban yang menyangkut tentang rumusan masalah. Informan kedua adalah para pengurus ranting Kota Ponorogo, karena informan pengurus dapat memberikan beberapa data yang relevan mulai dari lahirnya perguruan SH sampai tahap pembentukan anggota didalamnya sampi proses terjadinya konflik. Pemilihan informan terdiri dari 5 pelaku yang terlibat didalam konflik SH Terate dan SH Winongo, 3 pelaku konflik ini memilik tingkat umur yang berbeda beda diharapakan dapat memberikan pengalaman ataupun cerita dalam kejadiaan yang pernah dialaminya. Pemilihan informan yang selanjutnya adalah 2 pengurus ranting kota, pemilihan informan pengurus dipilih agar adanya pihak netral yang tidak menyudutkan salah satu organisasi. D. Teknik Pengambilan Informan Teknik sampling atau pengambilan sampling atau pengambilan cuplikan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Bungin, purposive sampling adalah satu strategi menentukan informan yang paling umum didalam penelitian kualitatif, yaitu menentukan anggota kelompok yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian (Bungin 2011: 107). Dengan teknik purposive sampling diharapkan informan memberikan data sesuai dengan masalah penelitian yang dilakukan sehingga dapat memberikan pemahaman yang mendalam terhadap masalah yang diteliti. Dimaksud anggota kelompok merupakan seorang yang mampu memberikan informasi mengenai konflik yang terjadi di organisasi SH Terate maupun SH Winongo. Peran anggota kelompok juga akan memeberikan informasi pembentukan individu didalam organisasi internal masing-masing mengenai pembentukan solidaritas yang kuat sehingga ketika konflik anggota saling 31
mendukung. informasi juga digali dari pengurus organisasi SH untuk melengkapi dan memberikan informasi yang lebih jelas dan tepat E. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumen. 1. Wawancara Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010: 186). Melalui wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak dapat ditemukan melalui observasi. Peranan informan demikian penting dalam sebuah penelitian, kriteria lima persyaratan minimal untuk memilih informan yang baik, yaitu: enkulturasi penuh, keterlibatan langsung, situasi budaya yang tidak dikenal, waktu yang cukup dan analitis. Untuk mengenali berbagai tanda dan simbol yang dimainkan oleh informan maka diperlukan teknik wawancara langsung dan mendalam (dept interview) sebagai sumber data. Penelitian ini menggunakan dua kelompok informan yang akan diwawancara. Pertama anggota SH Terate dan SH Winongo. Kedua, pengurus ranting kota SH Terate dan SH Winongo. Wawancara ini menggunakan tekhnik indepth interview yang merupakan teknik pengumpulan data yang didasarkan pada percakapan secara intensif dengan satu tujuan (Sutopo, 2002: 69). Melalui wawancara yang dilakukan, para informan telah memberikan point of view yang ditekankan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini pula, peneliti terlebih dahulu membuat interview guide yang berisi garis besar pertanyaan permasalahan yang akan diberikan kepada informan pada nantinya saat peneliti melakukan wawancara dengan informan, peneliti akan mencatat hasil wawancara antara kedua belah pihak. 32
2. Observasi Observasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit (Bungin, 2011 :118). Sedangkan menurut Sutopo, observasi merupakan suatu cara pengumpulan data untuk menggali data dari sumber yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat, dan rekaman maupun gambar. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan apabila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari definisi diatas tersebut, observasi merupakan proses kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui keseharian dan kebiasaan manusia dengan cara mengamati dan mendengarkan sehingga memperoleh data yang sistematis tentang pengembangan mecari hubungan individu dengan kelompok. Proses observasi dilaksanakan melalui tiga tahap yakni : (1) observasi deskripsi, (2) observasi terfokus, (3) observasi terseleksi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka proses observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian kali ini adalah : Pertama, peneliti melakukan observasi deskripsi yakni mengamati secara menyeluruh situasi sosial yang terjadi dalam organisasi SH Terate dan SH Winongo bahkan dapat langsung mengamati lewat proses latihan dalam organisasi masing-masing. Kedua,observasi terfokus dilaksanakan setelah verifikasi antara fokus penelitian dengan kenyataan di lapangan. Peneliti melakukan mini tour observation terhadap tingkah laku para anggota SH Terate dan SH Winongo. Hal tersebut dilakukan dengan mengamati berbagai aktivitas sehari-hari baik dilingkungan maupun dalam organisasinya. Proses terakir, peneliti melakukan observasi terseleksi yakni melalui kajian spesifik tentang peran yang dilakukan anggota SH Terate dan SH Winongo dalam mereka mengamalkan bentuk nilai-nilai ajaran SH serta melihat pola pembentukan solidaritas kelompok pasca konflik maupun sebelum konflik. 33
3. Dokumentasi Penelitian ini pula menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Dokumentasi merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan fokus masalah penelitian. Dokumen digunakan dalam penelitian untuk mempermudah dan memperjelas hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dalam menganalisis dokumen peneliti sebaiknya tidak hanya mencatat apa saja yang tertulis, tetapi juga berusaha menggali dan mengungkap makna yang tersirat dalam dokumen tersebut (Sutopo, 2002: 70). Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang di hasilkan oleh peneliti sendiri (Moleong, 2010: 114-115). F. Uji Validitas Data Validitas data digunakan berkaitan data dan informasi yang dikumpulkan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasai metode. 1. Trianggulasi Sumber Dalam menggunakan trianggulasi sumber, peneliti menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Di mana data yang sama dan sejenis akan lebih baik bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber satu, bisa teruji kebenarannya apabila dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis maupun sumber yang berbeda jenisnya (Sutopo, 2002: 79). Jadi, triangulasi sumber dalam penelitian ini yaitu menyilangkan hasil jawaban dari anggota SH Terate dan SH Winongo. Melalui hasil wawancara, akan dapat diketahui jawaban-jawaban dari informan. Lebih lanjut, membandingkan data yang diperoleh dari dokumen dan arsip dengan hasil wawancara informan serta membandingkan data hasil observasi dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara dari informan. 34
2. Trianggulasi Metode Trianggulasi metode digunakan untuk memperoleh data yang sama dan sejenis dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda pula. Dalam penelitian ini triangulasi metode meliputi observasi, wawancara mendalam serta analisis dokumen. Triangulasi metode yang dimaksud disini ialah menggunakan lintas metode pengumpulan data (Bungin, 2003:60). Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview (Bungin, 2011: 265). Dari hasil wawancara nantinya akan bisa di kroscek melalui observasi dan analisis dokumen. Dari analisis dokumen maka bisa disilangkan dengan hasil wawancara dan observasi, begitu seterusnya sampai mendapat data yang teruji validitasnya guna menarik kesimpulan. G. Analisis Data Analisis data berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan. Analisis dilakukan dengan melakukan telaah terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya. Menurut Iskandar (2013:223) menyatakan bahwa, analisis data kualitatif mempergunakan kata-kata yang disusun dalam sebuah teks yang diperluas atau di deskripsikan. Pada saat memberikan makna pada data yang dikumpulkan, maka penulis menganalisis dan menginterpretasikan data. Model analisis interaktif berfungsi untuk melakukan analisis data yang berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian berakhir kemudian dituangkan dalam laporan penelitian yang dilakukan secara simultan dan terus-menerus. Selanjutnya interpretasi data dilakukan dengan mengacu kepada rujukan teoritis yang berhubungan atau berkaitan dengan masalah penelitian. Namun demikian, untuk merangkai hasil analisis data yang berupa katakata, kalimat yang dikumpulkan melalui berbagai informan yang akhirnya dianalisis mengunakan pemikiran coser yang mengarah pada fungsi konflik yang 35
merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuaan dan pemelihraan struktur sosial. Selanjutnya observasi, wawancara dan dokumentasi diolah dan dianalisa supaya menghasilkan kesimpulan yang valid. Dalam hal ini data yang diperoleh dalam penelitian diolah dan dikonfirmasi dengan informasi dari enam informan kunci yang sedang diteliti. Berdasarkan paparan yang dikemukakan informan kemudian peneliti memberikan kesimpulan dan saran. Rangkaian tersebut dimaksudkan sebagai pemecahan masalah yang telah disebutkan dalam rumusan masalah. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dilakukan melalui empat tahap, yaitu: persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyususnan laporan penelitian (Sutopo: 2002: 187-190). Untuk lebih jelasnya kegiatan penelitian ini direncanakan dengan prosedur penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan a. Mengajukan judul penelitian skripsi kepada dosen pembimbing b. Mengumpulkan bahan dan sumber materi untuk penelitian c. Melakukan penyusunan prososal penelitian d. Mengurus perijinan untuk melakukan penelitian e. Menyiapkan instrument penelitian 2. Pengumpulan Data a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi b. Membuat catatan penelitian berupa field note 3. Analisis Data a. Memilih dan menentukan teknik analisis data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian dan dicocokan dengan hasil temuan data di lapangan b. Melakukan verifikasi dan pembahasan dengan dosen pembimbing c. Membuat kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian yang telah dilakukan 36
4. Penyusun laporan penelitian a. Penyusunan laporan b. Review laporan c. Melakukan perbaikan revisi laporan sesuai dengan hasil yang telah didiskusikan d. Penyusunan laporan 37