ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN MACANG (Mangifera foetida Lour.) DI SUMATERA BAGIAN TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE :

III. METODE PENELITIAN

Eksplorasi dan Karakterisasi Keanekaragaman Plasma Nutfah Mangga (Mangifera) di Sumatera Tengah

PENANDA MORFOLOGI DAN AGRONOMI ASAL KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN MANGGA (Mangifera sp.) DI KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

Floribunda 4(7) ANALISIS KEKERABATAN MORFOLOGI MANGIFERA DARI SUMATERA TENGAH

SKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

SKRIPSI IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI AKSESI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM) DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh : Pamungkas Surya Atmaja H

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

LAPORAN TAHUNAN HIBAH FUNDAMENTAL BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI (BOPT) 2013

ABSTRACT. Genetic Relationship offour DwarfCoconut Populations Based on RAPD (Ram/QmA""lijkdPolymoT]Jhic DNA) SALEHA HANNUM

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Oleh : NAZRIAH PRATIWI / AGROEKOTEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN

ANALISIS KERAGAMAN DNA TANAMAN DURIAN SUKUN (Durio zibethinus Murr.) BERDASARKAN PENANDA RAPD

KARAKTERISASI MORFOLOGI PISANG BATU (Musa balbisiana Colla) DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

STUDI KEKERABATAN KULTIVAR KAMBOJA (Plumeria sp.) DENGAN TEKNIK RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA (RAPD)

ANALISIS FILOGENETIK TIGA POPULASI DUKU TURAK (Lansium domesticum Corr.) ASAL KABUPATEN KUANTAN SINGINGI BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA JENIS MANGGA (Mangifera) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN FLUORESENSI KLOROFIL

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KARAKTER FENOTIPIK TANAMAN ENAU (Arenga pinnata Merr.) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN OLEH AZFANI NELZA

Biosaintifika 5 (1) (2013) Biosantifika. Berkala Ilmiah Biologi.

Biosaintifika 5 (1) (2013) Biosantifika. Berkala Ilmiah Biologi.

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

ANALISIS POLA PITA ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium D.C) BERDASARKAN PRIMER OPC-07, OPD-03, OPD-20, OPM-20, OPN-09

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DI PULAU BENGKALIS BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penanda Morfologi

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IDENTIFICATION MORPHOLOGY DIVERSITY OF MANGO LEAF (Mangifera indica L.) IN CROSS PLANTS BETWEEN ARUMANIS 143 VARIETIES AND PODANG URANG 2 YEARS

KARAKTERISASI MORFOLOGI VARIETAS LOKAL DURIAN PETRUK DAN BRONGKOL DI JAWA TENGAH

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) ASAL JAWA BARAT DENGAN PENANDA RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI DALAM PENYUSUNAN DESKRIPSI JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH :

KEANEKARAGAMAN 36 GENOTIPE CABAI (Capsicum SPP.) KOLEKSI BAGIAN GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI JENIS TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA SKRIPSI

SKRIPSI. ANALISIS KEKERABATAN BEBERAPA TANAMAN MANGGA (Mangifera sp.) BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN. Oleh

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI SIMILARITAS UNTUK HUBUNGAN KEKERABATAN

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. sebagai satu dari empat jenis buah yang ditetapkan sebagai komoditas prioritas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara mega biodiversitas karena memiliki

MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING

STUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

KEMAMPUAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L.) DI LAHAN GAMBUT

HASIL DAN PEMBAHASAN

FENOTIP SALAK GULAPASIR PADA RAGAM LINGKUNGAN BERBEDA DI BALI. I Ketut Sumantra 1*) Hp :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mahoni dan mimba. Hasil seleksi primer yang dilakukan terhadap 13 primer spesifik dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

KARAKTERISASI BUNGA MANGGA (Mangifera indica L.) HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 DAN PODANG URANG

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

KERAGAMAN DAN PENDUGAAN NILAI KEMIRIPAN 18 TANAMAN DURIAN HASIL PERSILANGAN Durio zibethinus DAN Durio kutejensis

GENETICS DIVERSITY IN MANGO (Mangifera) SPECIES WITH OFF-SEASON FRUITING IN PEKANBARU, RIAU-INDONESIA. Fitmawati, Suci Rohayati and Herman Syahdan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

KARAKTERISASI MORFOLOGI MALAI PLASMA NUTFAH PADI LOKAL ASAL KABUPATEN TANA TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN

PENDAHULUAN. dengan megabiodiversity terbesar kedua. Tingginya tingkat keanekaragaman

PERSEBARAN DAN KARAKTERISASI INDUK JERUK KEPROK TAWANGMANGU ASLI (Citrus reticulata Blanco ssp Tawangmangu)

Keragaman genetik klon Ubi Jalar (Ipomoea batatas [L.] Lam) pada beberapa sentra produksi Di Sumatera Barat

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI TANAMAN PISANG(Musa spp.) DITIGA KECAMATAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN PERSEBARAN UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI KECAMATAN MATESIH, KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

STUDI KERAGAMAN FENOTIPE DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU SUNGAI, RAWA DAN SILANGANNYA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANDRI JUWITA SITORUS

SKRIPSI OLEH : HERMANYANTO LAIA / PEMULIAAN TANAMAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB. IV. Simulasi Analisis Marka Mikrosatelit Untuk Penduga Heterosis Pada Populasi Inbrida

Floribunda 5(4) KLASIFIKASI KULTIVAR JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.)

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di wilayah tropis dan subtropis. Dalam skala internasional, pisang

INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR

ABSTRACT ATRA ROMEIDA. Induced Mutation by Gamma-ray Irradiation for the Development of Superior Orchid Clones Spathoglottis plicata

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Aren. sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan mencapai 20 m dengan tajuk daun yang

Keragaman Morfologi Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) KR 11 Mutan EMS (Ethyl Methanesulfonate) berdasarkan Panduan Karakterisasi Kenaf

KARAKTERISASI DAN JARAK KEMIRIPAN UWI (Dioscorea alata L.) BERDASARKAN PENANDA MORFOLOGI UMBI

III. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA AIR DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR DAN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH. Skripsi

PENDUGAAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI JUMLAH BUAH PER TANDAN PADA RAMBUTAN (Nephelium lappaceum, L.)

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

6/7/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN ANATOMI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DI DESA BATUSUYA DAN LABEAN KABUPATEN DONGGALA

KARAKTERISASI BUNGA DAN BUAH MANGGA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 (A) X SWARNARIKA (S), ARUMANIS-143 (A) X HADEN (H) AND

I. PENDAHULUAN. Fauna (CITES), P. pruatjan masuk ke dalam daftar Appendix I yang dinyatakan

UJI KEKERABATAN KOLEKSI PLASMA NUTFAH MAKADAMIA (Macadamia integrifolia Maiden & Betche) DI KEBUN PERCOBAAN MANOKO, LEMBANG, JAWA BARAT

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERBURUAN DAN PERDAGANGAN ORANGUTAN (Pongo pygmaeus) DI DESA KEPARI KECAMATAN SUNGAI LAUR KABUPATEN KETAPANG

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN FILOGENI JENIS KEMENYAN (Styrax sp) DI SUMATERA UTARA

Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologis Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) di Kabupaten Tanah Datar

Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014

SKRIPSI. KAJIAN MORFOLOGI DAN AGROEKOLOGI TANAMAN MUNDU (Garcinia dulcis Kurz) DI SURAKARTA DAN SEKITARNYA. Oleh Rudi Antoro H

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

ABSTRACT STRUCTURE AND COMPOSITION OF THE VEGETATION IN HEPANGAN AGROFORESTRY SYSTEM AT GUMAY ULU AREA LAHAT DISTRICT SOUTH SUMATERA

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIPE TANAMANROSELLA(Hibiscus SabdariffaL.). GENERASI M2 HASIL IRIDIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH:

Analisis Kekerabatan Varietas Tanaman. Ketela Pohon (Manihot utilissima) Berdasarkan Karakter Morfologi di Wilayah Kabupaten Nganjuk SKRIPSI

BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN

Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Unsrat Manado, )

Transkripsi:

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN MACANG (Mangifera foetida Lour.) DI SUMATERA BAGIAN TENGAH Anto 1, Fitmawati 2, N. Sofiyanti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA-UR 2 Bidang Botani Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru 28293, Indonesia e-mail: antodoank425@gmail.com ABSTRACT The diversity of Mangifera foetida Lour. (macang) in central Sumatra has not been explored and inventoried. On the other hand, the diversity of cultivars and varieties of this species is endangered due to the lost of its natural habitat. This research aimed to analyze the diversity of macang in central Sumatra. The research was carried out from December 2011 to June 2013. The morphological and agronomical characters of a total of 66 macang trees had been observed. All of these observed characters were then scored and analyzed using NTSYSpc 2.02 to determine their clustering and using Minitab to analyze the principle component and correlation of Pearson. The result showed that the similarity coefficient ranged from 0.17 to 0.76. Dendogram constructed from the similairty coefficient showed two main groups, that clustered not based on the sample locations but based on the character similarity (fruit color). The first group consisted of 65 individuals and second group consisted of one individual. The result of Principle component analysis showed two main groups, with the diversity accumulation value was 40%. The results of correlation analysis of 66 characters showed that six characters were positively corellated. Keywords: diversity, Macang (Mangifera foetida Lour.), central part Sumatra. ABSTRAK Keanekaragaman Mangifera foetida di Sumatera bagian tengah belum dieksplorasi dan diinventarisasi secara menyeluruh. Di sisi lain, keanekaragaman jenis maupun kultivar Mangifera foetida yang ada terancam punah seiring dengan menurunnya areal hutan sebagai habitat alaminya. Penelitian ini bertujua nmenganalisis keanekaragaman macang di Sumatera bagian tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Juni 2013. Sebanyak 66 individu Mangifera foetida telah diamati karakter morfologi dan agronomi. Hasil skoring 39 karakter tersebut dianalisis menggunakan program NTSYSpc 2.02, untuk mengetahui pengelompokannya, serta menggunakan Minitab untuk analisis komponen utama dan Korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukan nilai koefisien kemiripan berkisar 0.17 sampai 0.76. Dendogram menunjukkan dua kelompok utama yang mengelompok tidak berdasarkan daerah asalnya melainkan berdasarkan karakter warna daging buah, kelompok pertama terdiri dari 65 individu dan kelompok dua terdiri dari satu individu. Analis kelompok utama 1

membagi tanaman menjadi dua bagian yang pertama mengelompok dan bagian kedua menyebar tidak berdasarkan daerah asalnya dengan nilai akumulasi keragaman dua kelompok utama 40%. Hasil dari analisis Korelasi Pearson diantara 66 karakter menunjukkan 6 karakter saling berkolerasi positif. Kata kunci : Keanekaragaman, Macang (Mangifera foetida Lour.), Sumatera bagian tengah. PENDAHULUAN Macang termasuk kedalam marga Mangifera L. dari keluarga Anacardiaceae. Mangifera foetida memiliki distribusi yang sangat luas sehingga memiliki adaptasi yang tinggi di berbagai wilayah Asia Tenggara. Mangifera foetida merupakan salah satu endemik liar yang tumbuh pada hutan tropis dan di hutan bertanah aluvial yang berdrainase baik (Verheij dan Coronel, 1997). Berdasarkan penelusuran spesimen dibeberapa hebarium dunia dilaporkan terdapat 11 jenis mangga yang terdapat di Sumatera (Mukherjee, 1985). Persebaran yang luas ini menimbulkan variasi morfologi yang tinggi juga. Keanekaragaman jenis dan kultivar mangga di Sumatera terancam punah seiring dengan menurunnya areal hutan sebagai habitat alaminya disebabkan oleh deforestasi, pengubahan habitat, industrialisasi, ekspansi perkebunan sawit dan lain sebagainya. Laju deforestasi di Sumatera sebesar 268.000 ha/tahun atau 22,8% dari total deforesasi di Indonesia. Dalam rangka meminimalisasi berkurangnya jenis terutama tumbuhan Mangifera foetida yang ada di Sumatera bagian tengah maka perlu dilakukan studi tentang keanekaragaman (eksplorasi, indentifikasi dan karakterisasi) Mangifera foetida yang ada. Kegiatan eksplorasi yang merupakan pelacakan atau penjelajahan, mencari, mengumpulkan dan meneliti jenis plasma nutfah yang dilakukan untuk mengamankan dari kepunahan (Kusumo et al., 2002). Kegiatan ini dilakukan untuk menyelamatkan kultivar-kultivar lokal dan kerabat dekatnya yang masih liar. Pendekatan awal dalam kegiatan ini adalah menginventarisasikan tanaman dan diikuti dengan karakterisasi karakter morfologi dan agronomi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan pada saat musim buah disetiap daerah. Pengambilan sampel dilakukan di daerah. Berdasarkan survey diketahui lokasi Mangifera foetida berada sebagian besar di perkarangan rumah penduduk. Pengambilan Bahan Tanaman Bahan tanaman berupa daun dan buah Mangifera foetida diambil dari tanaman yang ditanam disetiap lokasi yang ada di Sumatera bagian tengah. Sampel diambil secara Purposive Sampling. Sampel yang telah diambil untuk pembuatan herbarium adalah ranting sepanjang lebih kurang 30 cm sebanyak 3 ranting perpohon. Pengambilan ranting pohon dilakukan pada ranting yang mudah dijangkau. Sampel buah diambil sebanyak 3 buah perpohon. 2

Pengamatan Morfologi Pengamatan terhadap 39 karakter morfologi dan agronomi Mangifera foetida dilakukan berdasarkan buku panduan diskriptor mangga (IPGRI, 2009). Pengamatan dilakukan terhadap karakter-karakter yang terdapat pada pohon, daun, buah, dan biji. Data fenotifik hasil pengamatan merupakan data deskripsi dan data skoring masingmasing pohon Analisa Data Data pengamatan morfologi dan agronomi disajikan dalam bentuk skor, selanjutkan digunakan untuk membuat matriks kemiripan genetik dengan menggunakan prosedur SIMQUAL (Similarity for Qualitative Data). Selanjutnya matriks kemiripan ini digunakan untuk analisis pengelompokkan Sequential Angglomerative, Hierarchical and Nested (SAHN) clustering dengan metode UPGMA (Unweighted Pair group method with arithmetic average) menggunakan menggunakan program komputer NTSYS-pc 2.02 (Rohlf, 1993) dan analisis variabilitas data karakter morfologi dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson pada program Minitab 16.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Koefisien Kemiripan Karakter Morfologi dan Agronomi Analisis hubungan kekerabatan menggunakan program NTSYS 2.01 dengan 39 karakter morfologi dan agronomi. Matriks koefisien kemiripan morfologi dan agronomi antar 66 individu macang di Sumatera bagian tengah yang diturunkan dari matriks simqual menunjukkan rentang nilai kemiripan berkisar antara 0,17 dan 0,76. Nilai koefisien fenotipik (Kf) tertinggi yaitu 0,76 diperoleh pada individu PB 12 dengan PB4, sedangkan nilai koefisien fenotipik (Kf) terendah yaitu 0,17 diperoleh pada individu L1 dengan individu PB15 dan individu L1 dengan individu L3. Analisis Kluster Macang Analisis hubungan kekerabatan terhadap 39 karakter morfologi dan agronomi macang di Sumatera bagian tengah menghasilkan dendogram dengan koefisien kemiripan Simple Matching (SM) berkisar antara 40 sampai 85% atau terdapat keanekaragaman morfologi sebesar 15 sampai 60%. Kemiripan macang yang diperoleh bukan berdasarkan daerah asalnya melainkan berdasarkan kemiripan 39 karakter tertentu. Keanekaragaman macang ini dipengaruhi topografi ke dua wilayah yang dijumpai tanaman macang ini. Kelompok macang ini seluruhnya bersatu pada kemiripan morfologi 40%. Dua kelompok utama terbagi pada 40% menjadi kelompok I dan kelompok II. Kelompok I hanya terdiri dari 1 individu yaitu K3. Kelompok I memisah dari kelompok II pada tingkat kemiripan 40 % dengan 1 perbedaan karakter warna pulp yaitu oren. Kelompok II mengelompok pada tingkat kemiripan 43% dengan 1 perbedaan karakter sinus buah yaitu tidak memiliki sinus buah. 3

IIa a II IIb IIc I IId 1. Gambar 1. Dendogram 66 individu macang di Sumatera Tengah 4

Pada tingkat kemiripan 43 % kelompok II terbagi lagi menjadi beberapa sub kelompok yaitu subkelompok IIa yang terdiri dari 47 individu dengan 3 karater yang sama, subkelompok IIb terdiri satu individu, subkelompok IIc terdiri dari tiga individu dengan 10 karakter yang sama dan subkelompok IId yang terdiri dari 5 individu dengan 12 karakter yang sama. Perbedaan dan persamaan kemunculan morfologi luar spesies suatu tanaman dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan. Ciriciri luar morfologi luar yang dikontrol secara genetis akan diwariskan kegenerasi berikutnya. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap ekspresi ciri tersebut, meskipun hanya bersifat temporer (Kartikaningrum et al., 2002). Analisis Korelasi Person Antar Karakter Berdasarkan hasil analisis person (Tabel 1) antar 39 karakter morfologi macang yang tumbuh di Sumatera bagian tengah terdapat beberapa karakter yang saling berkolerasi atau berkaitan pada tingkat kepercayaan (taraf nyata) > 99%. Karakterkarakter tersebut yaitu lebar buah, berat buah, panjang biji, tebal pulp dan tebal kulit buah. Tabel 1. karekter morfologi yang saling berkolerasi sangat nyata No Kode Karakter TK LB LB 1. TP 0,630 - - 2. PB - - 0,609 3. BB - 0.692 - Keterangan: TK= Tebal kulit, LB= Diameter buah, PB= Panjang biji, BB= Berat buah, TP= Ketebalan Pulp Nilai korelasi adalah nilai derajat keeratan hubungan antara dua sifat yang diukur. Korelasi antara dua sifat perlu diketahui karena perubahan yang terjadi akibat seleksi terhadap suatu sifat dapat secara simultan berpengaruh terhadap sifat-sifat yang berkolerasi. Berdasarkan hasil korelasi (Tabel 1), tebal kulit berkolerasi positif dengan ketebalan pulp, panjang biji berkolerasi positif dengan lebar buah, berat buah berkolerasi positif dengan diameter buah. Buah dengan ukuran yang besar akan memiliki berat buah yang besar juga, sedangkan buah dengan ukuran yang kecil akan memiliki berat yang kecil juga. Hasil Analisis Komponen Utama (AKU) Analisis Komponen Utama (AKU) merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah sebagian besar dari variabel asli yang digunakan pada variabel yang saling berkolerasi satu dengan yang lainnya menjadi satu variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas (Jetra et al., 2007). Hasil komponen utama menunjukan bahwa 40% dari 100% keragaman hanya dapat dijelaskan hanya menggunakan dua komponen utama pertama. Hal ini menunjukan bahwa nilai akumulasi keragaman yang diperoleh cukup tinggi, diperoleh beberapa karakter menjadi dua komponen utama untuk mengelompokkan 66 tanaman mangga yaitu bentuk helaian daun, panjang daun, bentuk 5

buah, sinus buah, tebal pulp, tebal kulit, penempelan kulit ke pulp, kuantitas serat, panjang buah, diameter buah, berat buah, panjang biji, lebar biji, berat biji, berat embrio, bentuk embrio, brix meter. Tabel 2. Nilai komponen utama (KU) karakter morfologi macang di Sumatera Tengah No Karakter KU 1 KU 2 1 Bentuk helaian daun 0,140 0,280 2 Panjang daun -0,070-0,220 3 Bentuk buah 0,133 0,245 4 Sinus buah 0,138 0,336 5 Tebal pulp 0,279 0,182 6 Tebal kulit 0,278 0,129 7 Penempelan kulit ke daging 0,042-0,270 8 Kuantitas serat -0,003-0,222 9 Panjang buah 0,254-0,043 10 Diameter buah 0,325-0,131 11 Berat buah 0,339-0,139 12 Panjang biji 0,223-0,290 13 Lebar biji 0,229-0,037 14 Berat biji 0,267-0.007 15 Berat embrio 0,263-0,003 16 Bentuk embrio 0,024-0,279 17 Brix meter -0,029-0,327 Karakter yang menjadi komponen utama pertama dipilih berdasarkan nilai vektor ciri > 0,2. Nilai vektor ciri menunjukkan besar koefisien korelasi dan distribusi 39 karakter pada KU I dan KU II. Berdasarkan hasil komponen utama yang dilakukan terhadap 66 tanaman macang nilai berat buah tertinggi terdapat pada kelompok utama satu 0,339 dengan karakter berat buah 70-355 gram sebanyak 44 individu. Hasil dari Analisis Komponen Utama (AKU) membagi dua bagian yaitu bagian I mengelompok dan bagian II tersebar secara merata. Bagian I yang mengelompok ini terdiri dari 58 individu dan bagian II yang tersebar secara merata ini terdiri terdiri dari 8 individu. Analisis komponen utama ini tidak memberikan pengelompokan seperti pada analisis kluster. Pengelompokkan yang ditampilkan dalam bentuk dendogram lebih dapat menggambarkan hubungan antar individu macang dibandingkan analisis komponen utama yang kurang dapat menggambarkan hubungan antar populasi macang di Sumatera bagian tengah. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil analisis kluster menunjukkan keanekaragaman macang di Sumatera bagian tengah sebesar 40-85% atau memiliki tingkat kemiripan sebesar 15-60% dan membentuk 2 kelompok utama tetapi tidak mengelompok berdasarkan daerah asal. Nilai 6

koefisien kemiripan fenotipik tertinggi (Kf) yaitu 76% sedangkan nilai koefisien fenotipik (Kf) terendah yaitu 17%. Korelasi Pearson pada tingkat kepercayaan 100% menunjukkan LB, BB, PB, TP dan TK saling berkorelasi positif. Berdasarkan Analisis komponen utama, Keragaman 40% dari 100% sudah dapat diperoleh dengan dua komponen utama yaitu bentuk helaian daun, panjang daun, bentuk buah, sinus buah, tebal pulp, tebal kulit, penempelan kulit ke pulp, kuantitas serat, panjang buah, diameter buah, berat buah, panjang biji, lebar biji, berat biji, berat embrio dan katiledon, bentuk embrio dan katiledon, Brix meter. Untuk memperoleh gambaran menyeluruh keanekaragaman Mangifera foetida di Sumatera Tengah, maka perlu dilakukan penambahan pengambilan sampel pada musim besar di daerah-daerah yang belum dieksplorasi. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dikti melalui dana Hibah Fundamental, Erma Juwita, Anggi Swita, Puji Astuti, yang telah membantu dan memberikan masukan dan motivasi selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA IPGRI. 2009. Descriptors for mango (Mangifera indica). International Plant Genetic Resources Institute, Roma, Italia. Jetra M., R.R. Isnanato, I. Santoso, 2007. Identifikasi Iris Mata Menggunakan Metode Analisis Komponen Utama dan Perhitungan Jarak Euclidean. Semarang. Kartikaningrum S. N., Hermiati A. N. Sugiharto. 2008. Analisis Kekerabatan Mentimun (Cucumis sativus L.) Menggunakan Metode RAPD-PCR dan Isozim. Biodiversitas. 9(2) : 99-102 Kusumo S., Suhendro R., Purnomo, Suminto T. 1975. Mangga. Puslitbang Holtikultura- Pasar Minggu. Jakarta. DEPTAN. Mukherjee SK. 1998. Systematic and Ecogeographic Studies of Crop Genopools: 1. Mangifera L. IBPGR Secretariat, Rome. Rolf, F., J. 1993. NTSys-fc. Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis System. Version 2.02. Exerter Software. New York Untung, O. 2003. Agar Tanaman Berbuah di luar Musim. Penebar Swadaya. Jakarta. Verheij.E.W.M, Coronel.R.E. 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara II buah-buah yang dapat dimakan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 7