PELATIHAN KESEHATAN MATA UNTIJK GURU-GURU UKS SEKOLAH DASAR SE-KECA]W{TAN PADANG TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
Pelatihan Penggunaan Kartu Snellen Untuk Guru - Guru Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

REFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak yang kedua orang tuanya menderita miopia. 11,12

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

maka dilakukan dengan carafinger counting yaitu menghitung jari pemeriksa pada jarak 1 meter sampai 6 meter dengan visus 1/60 sampai 6/60.

PEMERIKSAAN VISUS MATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimana tidak ditemukannya kelainan refraksi disebut emetropia. (Riordan-Eva,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang berasal dari jarak tak

O P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diatasi (American Academy of Ophthalmology, 2010).

REFRAKSI ENAM PRINSIP REFRAKSI 3/28/2017. Status refraksi yang ideal : EMETROPIA. Jika tdk fokus pada satu titik disebut AMETROPIA ~ kelainan refraksi

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

CLINICAL SCIENCE SESSION MIOPIA. Preseptor : Erwin Iskandar, dr., SpM(K)., Mkes.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kerusakan penglihatan merupakan konsekuensi dari kehilangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB II LANDASAN TEORI. bagian depan orbita (Moore et al., 2010). Pada anak baru lahir, rata-rata. atau dewasa (Vaughan dan Asbury, 2009)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan yang kabur atau penurunan penglihatan. adalah keluhan utama yang terdapat pada penderitapenderita

R E F R A K S I PR P O R SE S S E S P E P N E G N L G IHA H TAN 1

REFRAKSI dan KELAINAN REFRAKSI. Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas SpM Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. 6/12/2012 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif panjang dan disebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. difokuskan ke dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dengan sifatnya yang

Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.

Berdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi dalam(ilyas,2014).:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Anatomi Mata

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEJADIAN HIPERMETROPIA DI POLIKLINIK MATA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2009

Gambar 2.1 Anatomi Mata

Tatalaksana Miopia 1. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RPP OFTALMOLOGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOP KATARAK. Halaman 1 dari 7. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon SMF. Ditetapkan Oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon.

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata

Sumber : Tortora, 2009 Gambar 2.1. Anatomi Bola Mata

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama, oleh karena itu. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lahir (Ilyas S, 2006). Orang tua akan menyadari untuk pertama kali dengan

TINJAUAN PUSTAKA. tepat di retina (Mansjoer, 2002). sudah menyatu sebelum sampai ke retina (Schmid, 2010). Titik fokus

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

BAB 1 : PENDAHULUAN. berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan,

OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

PENDAHULUAN. beristirahat (tanpa akomodasi), semua sinar sejajar yang datang dari benda-benda

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa

BAB II. Kelainan refraksi disebut juga refraksi anomali, ada 4 macam kelainan refraksi. yang dapat mengganggu penglihatan dalam klinis, yaitu:

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan. telah terjadi katarak senile sebesar 42%, pada kelompok usia 65-74

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pada mata sehingga sinar tidak difokuskan pada retina atau bintik kuning, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. vision di dunia. Data dari VISION 2020, suatu program kerjasama antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RETINOSKOPI NURCHALIZA HAZARIA SIREGAR NIP DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PELATIHAN PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN PADA SISWA KELAS 5 SD GEDONGAN I, COLOMADU, KARANGANYAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Mata.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AKURASI KEKUATAN LENSA INTRAOKULER PADA PASIEN MIOPIA AKSIAL MENGGUNAKAN ALAT OPTICAL BIOMETRY

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

PANDUAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Kornea merupakan lapisan depan bola mata, transparan, merupakan

Journal of Health Education

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan

BAB III CARA PEMERIKSAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bola mata terletak di dalam kavum orbitae yang cukup terlindung (Mashudi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS INDONESIA UJI KESESUAIAN ANTARA VISION TESTER DAN SNELLEN CHART SEBAGAI ALAT SKRINING PENGLIHATAN JAUH BINOKULER PADA PERUSAHAAN X

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

KASUS KELAINAN REFRAKSI TAK TERKOREKSI PENUH DI RS DR. KARIADI PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2003

Copyright 2005 by Medical Faculty of Diponegoro University ARTIKEL ASLI

KELAINAN REFRAKSI PADA ANAK DI BLU RSU PROF. Dr. R.D. KANDOU

BAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi

Transkripsi:

USUL PROGRAM PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN KESEHATAN MATA UNTIJK GURU-GURU UKS SEKOLAH DASAR SE-KECA]W{TAN PADANG TIMUR Oleh: Ketua: dr. Yaskur Syarif SpM Anggota: dr. Getry Sukmawati, SpM Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2008

}iainman PF}IGESAHAN l..judul : PELATIHAN KESEHATAN MATA LINTUK GURLI-GURU UKS SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN PADANG ]'IMTJR 2" 8t:-i:;1ttg Penerapan Ipteks : Ilmu Kesehatan Mata i{etu-a Tim Pengusul a. l.lama lengkap : dr. Yaskur Syarif, SpM laki-laki b. Jenis kelamin c. NIP d. Disiplin llrnu e. Pangkat/Golongan f. Jabatan g- Fakultas/Juruszur h- Alamat i- Telp/Faks/E-mail j. Alamat Rumah k. TelplFaks/E-mail 4. Jumlah Anggota a. Nama Anggota I b. Nama Anggota II 5. 6. Lokasi Kegiatan Ilmu Kesehatan Mata Pembina IVA Staf medis fi.urgsional ilmu kesehatan mata Kedokteran/UNAND Bagran Mata RS. Dr. M. Djamil Padang 07 5 1-2424 5 /07 5 I -2424 5 Jl. Bandar Olo I no.5 Padang 075 r -81 0046 : dr. Getry Sukmawati, SpM : dr. Yulidar : 4 buah sd di kecamatan padang Timur Jurntah Belanja yang diusulkan : Rp. 4.000-000,00 Padang,25 Agustus 2008 Mengetahui, Dekan Ketua Tim Pengusul, ( Dr. dr. Masrul, M.Sc, SpGK ) Menyetujui, Ketua LPM/LPPM ( dr- Yaswir Yasrin )

FIAI,.{MAN P[.N G FSAHAN I ".lrrrlrrl : PELATIHAN KESEHATAN MATA UNTUK GURU-GURU UKS SEKOLAH DASAR SE KECAMAI'AN PADANG TIMUR 4. i'. ;. ririlg Penerapan Ipteks!(etua Tim Pengusul a. Nirma lengkap b..lenis kelamin c. NIP d. Disiplin Ilmu e. Pangkat/Golongan f. Jabatan g. Fakultas/Jurusan h- Alamat i. Telp/Faks/E-mail j- Alzunat Rumah k. Telp/Faks/E-mail Jumlah Anggota a. Nama Anggota I b. Nama Anggota II Ilmu Kesehatan Mata dr. Yaskur Syarif, SpM laki-laki Ilmu Kesehatan Mata Pembina IVA Staf medis fungsional ilmu kesehatan mata KedokteranAlNAND Bagian Mata RS. Dr. M. Djamil Padang 07 s 1-2424 5 / 07 5 I -2424s Jl. Bandar Olo I no.5 Padang 0751-810046 dr- Getry Sukmawati, SpM dr. Yulidar 5. Lokasi Kegiatan 4 buah SD di kecamatan Padang Timur 6. Jumlah Belanja yang diusulkan : Rp. 4.000.000,00 Padang, 25 Agustus 2008 Mengetahui, Dekan Ketua Tim Pengusul, ( Dr. dr. Masrul, M.Sc, SpGK ) ( dr. Yaskur Syarif, SpM) Menyetujui, Ketua LPM/LPPM ( dr. Yaswir Yasrin )

I. PENDAHULT]AN Tajam penglihatan merupakan salah satu pemeriksaan dasar yang sangat menentukan kondisi kesehatan mata seseorang. F-ungsi kesehatan mata pada usia anak sangat menetukan keadaan fungsi kesehatan mata selanjutnya. Kelainan mata yang terdeteksi secara dini, akan memberikan prognosa yang lebih baik, Karena hal ini maka pemeriksaan kesehatan dini pada anak sekolah sangat penting dilakukan sebagai usaha skrining awal kesehatan mata. Dengan melatih guru-guru UKS cara memeriksa tajam penglihatan anak sekolah dasar, diharapkan dapat disaring anak-anak yang memiliki masalah dengan kesehatan matanya. Pemeriksaan tajam penglihatan ini dapat dilakukan dengan cara sederhana sehingga para guru dapat dengan mudah melakukannya. Pemeriksaan tajarn penglihatan ini sebaiknya mulai dilakukan pada semua anak baru kelas I- Kecamatan Padang Timur merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kota Padang yang memiliki jumlah sekolah dasar cukup banyak- Diharapkan dengan dilakukan pelatihan guru-guru UKS se-kecamatan Padang Timur akan berlanjut dengan pelatihan guru-guru di kecamatan lain di kota padang. 2. PERUMUSAN MASALAII Skrining tajarn penglihatan pada anak sekolah amat penting. Dengan skrining ini diharapkan kelainan-kelainan mata pada anak dapat dideteksi secara dini. Namun mengingat populasi anak sekolah sangat banyak, tak mungkin semuanya dikerjakan oleh Dokter atau Dokter Mata. Maka untuk itulah perlu diberikan pelatihan kepada guru-guru UKS untuk dapat melakukan pemeriksaan tajam penglihatan muridmuridnya dengan menggunakan kartu snellen. 3. TINJAUAN PUSTAKA Pemeriksaan tajarn penglihatan atau visus merupakan pemeriksaan yang selalu harus dilakukan pada setiap pasien dengan kelainan mata. Setiap mata diperiksa secara terpisah. Penglihatan yang baik adalah hasil kombinasi jahn visual neurologik yang utuh, mata yang secara struktural sehat dan dapat difokuskan secara tepat. Mata dapat membedakan 2 titik terpisah bila titik tersebut membentuk sudut I menit- Satu huruf

dapat dilihat bila seluruh huruf membentuk sudut 5 menit dan setiap bagian dipisahkan dengan sudut I menit. (l'2'3) tajam penglihatan dapat diukur dengan kartu Snellen, yang merupakan deretan sasaran huruf dengan berbagai ukuran yang terpisah pada jarak standar dari mata. Setiap hu ::7a membentuk sudut 5 menit pada jarak tertentu dan setiap baris huruf ditandai niltinya yang disesuaikan dengan jaraknya dimana semua huruf pada baris tersebut dapat dibaca oleh mata normal. Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak 5 aiau 6 meter, karena pada jarak ini rnata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Cara menentukan tajam penglihatan pada seseorang dengan menggunakan kartu Snellen, seperti ; (l'2) - Bila tajam penglihatan 6/6,benrti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter juga. - Bila pasien hanya dapat melihat huruf pada baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien 6/30. - Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien 6/50- - Bila tajarn penglihatan 6l60,berarti pasien hanya dapat melihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter- - Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen, maka dilakukan uji hitung jari- Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter- - Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajarn penglihatannya 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai l/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari padajarak I meter. - Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajarn penglihatan pasien yang lebih buruk daripada t/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila pasien hanya dapat melihat lambaian tangan padajarak I meter, berarti tajam penglihatannya 1i300- - Pasien yang hanya dapat mengenal adanya cahaya saja dinyatakan penglihatannya U-.

- Bila pasien sama sekali tidak mengenal cahay4 maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta roral. Untuk pasien anak-anak yang belum dapat mengenal huruf atau angka atau orang buta hr:r'.r-f dapat dipakai ka.rtu E. Pemeriksaan tajam penglihatan pada anak usia sekolah sangat penting dilakukan, karena usia ini sangat peka terhadap berbagai gejala klinis kelainan oftalmolgi- Langkah- Iangkah pemeriksaan pada golongan ini dapat dilakukan sebagai berikut : (a) - Anamnesa yang terperinci antara lain mengenai : ca.ra melihat di rumah (menonton TV) dan disekolah, keluhan yang disampaikan guru, teman, kakak atau orang tua- Adanya sikap yang khusus seperti head tilt, memicingkan mata, dil. - Pemeriksaan dimulai dengan memeriksa visus subjektif dengan kartu Snellen dan dilanjutkan dengan pemeriksaan retinoskopi untuk mendapatkan hasil refraksi objektif, Apabila kelaina refraksi yang ditemukan dapat dikoreksi dengan kacamata -ukl sebaiknya diberika atas indikasi : l. perbaikan visus 2. mengembalikan pada visus yang menyenangkan Status refraksi mata dalam keadaan tidak akomo6u5i dapat dibagi 2, yaitu : emetropia dan ametropia. Pada emetropia : sinar paralel dari objek jauh tak terhingga difokuskan tepat diretina, sedangkan pada ametropia : tidak difokuskan di retin4 tapi dapat di depan atau di belakang retina. Keadaan ametropia terdiri dari : miopi4 hipermetropia dan astigmat- Refraksi miopia terjadi bila sinar paralel dari jauh tak terhingga difokuskan di depan retina. Ini dapat disebabkan karena axis bola mata lebih panjang (miopia aksial) atau kelengkungan kornea dan lensa lebih cembung (miopia refraktif)- Keadaan ini harus dikoreksi dengan memberikan lepsa negative. Hiperrnetropia adalah keadaan dimana sinar paralel dari jauh tak terhingga difokuskan di belakang retina- Ini merupakan kebalikan dari miopia. Sedangkan pada astigmat mata menghasilkan suatu bayangan dengan titik atau garis focus multiple- Astigmat regular : terdapat dua garis fokus pada meridian utama. Astigmat didefinisikan berdasarkan posisi garis fokus ini dalam hubungannya dengan retina. (l'5)

4. TUJUAN KEGIATAN Adapun tujuan kegiatan ini untuk melatih guru-guru sekolah dasar se-kecamatan Padang Timur untuk dapat melakukan pemeriksaan tajarn penglihatan murid-muridnya. Dan nada akhimya nanti pemeriksaan ini dapat dilakukan secara rutin di sekolah tersebut berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. 5. MrlhiFAAT KEGIATAN Dengan pelatihan perneriksaan visus pada anak sekolah se-kecamatan Padang Timur yang diberikan pada guru-guru UKS, diharapkan dapat diketahui secara kasar keadaan kesehatan mata anak sekolah se-kecamatan Padang Timur. Jika kegiatan ini dapat dijalankan dengan baik, diharapkan dapat terus dilakukan sehingga akan menjadi suatu kegiatan rutin di sekolah tersebut. Tetapi apabila kegiatan pemeriksaan visus murid-murid ini tidak dilakukan, diharapkan dapat diketahui apa kendalayang ditemui, sehingga diusahakan trntuk menentukan langkah-langkah untuk mengatasinya. Bila kegiatan ini dapat bet'alan baik, diharapkan akan didapatkan data-data tingkat tajarn penglihatan murid sekolah tersebut- 6. KHALAYAK SASARAN Sasman dari kegiatan ini adalah guru-guru UKS SD se-kecamatan Padang Timur dan semua murid SD tersebut. 4

7. METODE PENERAPAN IPTEKS Guru-guru UKS SD se-kecamatan Padang Timur Kota Padang yang telah dilatih memeriksa tajam pengl ihatan m urid-muridnya Melakukan pemeriksaan talatn penglihatan murid-muri dny a. Konsul ke dokler mata terdekat unfuk pemeriksaan lebih lanjut Didapat data dasar tentang tingkat tajam penglihatan muridmurid sekolah dasar tersebut Kelainan mata murid-mruid tersebut dapat teratasi secara dini

8. KETERKATTAN Kegiatan ini memerlukan dukungan dari instansi pemerintah kecamatan dan dinas penriirjikan dan kebudayaan kecamatan Padang Timur 1, :.r.:rii\cangan EVALUASI Melihat data dasar yang telah ada dari hasil pemeriksaan mrnid-murid SD yang telah diperiksa oleh guru-guru UKS yang sudah dilatih Pemeriksaan telah dilakukan secara rutin Pemeriksaan belum dilakukan secara rutin Menentukan kendala-kendala yang ditemui Menjadikan kegiatan pemeriksaan tajam penglihatan secara rutin 6

IO. JADWAL PELAKSANAAN Kegiatan direncanakan dilakukan bulan Desember 2009. Pelaksanaan dibagi menjadi 4 kelompok pelatihan Kelompok 4 Kelornpok 3 Kelompok 2 m pelatihan Kelompok 1 4

Evaluasi direncanakan bulan April dan Mei 2009 Evaluasi Kelompok 4 Kelompok 3 Kelompok 2 g Evaluasi Kelompok 1 0L 234 789 II. RENCANA ANGGARAN BELANJA t. 2. 3. 4. Alat dan Bahan Biaya perjalanan & konsumsi Honorarium Pemantuan Intemal TOTAL 4 x Rp. 450.000,00: Rp. 1.800.000,00 4 x Rp. 200.000,00: Rp. 800.000,00 4 x Rp. 300.000,00: Rp. 1.200.000,00 4 x Rp. 50.000,00: Rp. 200.000,00 Rp.4.fi[.000,00

Lampiran Kepustakaan l. American Academy of Ophthalmology. The Human Eye as an Optical System. In: Optic, Refraction, and Contact l,enses. BCSC. Section 3. San Fransisco. 2003-2004:124-126. 2- Ilyas S- Tajam penglihatan dan Kelainan Refraksi. In: Penuntun Ilmu Penyakit Mata. FKUI.Jakarta. l99l : l-10. 3. Chang DF. Examination of Ophthalmology. In: General Ophthalmology. Edited by Vaughan DG et al. 4. Mangunkusumo V, Pamekar G and Butar Butar M. Pemeriksaan Refraksi pada Anak. In: Naskah lengkap : KPPIM IV dan Diskusi Ilmiah Perdami XII. Padang. 1986: 16-21. 5. Riordan-Eva P. Optic and refraction. ln: General Ophthatmology. Edited by Vaughan DG et al.