Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT. Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA (BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERBANDINGAN BIAYA BIBIT KRISAN ANTARA DIBELI DENGAN SISTEM INDUKAN PADA PERUSAHAAN LIEBE DI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

LAMPIRAN. Pendidikan Terakhir. B. Karakteristik dan Pendapatan Rumah Tangga Responden. Status Penguasaan

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. MANAJEMEN PRODUKSI BAYAM (Amaranthus sp.) SECARA OPTIMUM DAN KONTINU

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

III.TATA CARA PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. BAHAN DAN METODE

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2

Teknik Budidaya Tanaman Durian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

III. BAHAN DAN METODE

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI BERASTAGI MELALUI BERTANAM BAWANG DAUN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENERAPAN SISTEM GRADING PADA TANAMAN BUNGA MAWAR DI LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Universitas Lampung, dari bulan

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

3. METODE DAN PELAKSANAAN

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

BUDIDAYA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. Parachinensis L. ) DENGAN PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara agraris sebagian besar penduduknya memiliki pencaharian disektor pertanian. Salah satu subsektor pertanian adalah subsektor hortikultura. Komoditas hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias serta obat - obatan. Komoditas ini mempunyai prospek yang bagus bila dikembangkan mengingat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Kegiatan dilaksanakan di P4S Astuti Lestari, Jalan Terusan Sersan Bajuri, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 14 Maret sampai 21 Mei 2016. Data - data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Budidaya krisan potong di P4S Astuti Lestari dilakuakn dengan dua sistem tanam yaitu pemanfaatan sistem tunas dengan sistem tanam awal. Biaya produksi krisan untuk pemanfaatan sistem tunas berjumlah Rp. 5.233.100 dengan keuntungan sebesar Rp.12.766.900, sedangkan pada sistem tanam awal biaya produksi berjumlah Rp. 7.741.100 dengan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.10.528.900. Berdasarkan hasil dapat dilihat bahwa biaya produksi budidaya krisan potong dengan pemanfaatan sistem tunas lebih efisien dan menguntungkan dibandingkan dengan biaya produksi dan keuntungan sistem tanam awal. Dengan asumsi biaya tunas pada pemanfaatan sistem tunas diperoleh dari pohon indukan yang menyebabkan biaya lebih rendah dan keuntungan lebih tinggi bila dibandingkan dengan sistem tanam awal. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. 1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 1301363046, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1

PENDAHULUAN a. Latar Belakang Tanaman hortikultura mendapat perhatian dari pemerintah karena tanaman hortikultura dapat menjadi alternatif dalam mengatasi krisis pangan di dunia. Komoditas hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias serta obat - obatan. Komoditas ini mempunyai prospek yang bagus bila dikembangkan mengingat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Krisan (Crhysantemum SP.) termasuk bunga yang digemari oleh masyarakat di perkotaan yang dijadikan sebagai hiasan ruangan, karangan bunga terutama hari - hari besar keagamaan, hari kasih sayang bahkan pada hari - hari khusus seperti ulang tahun, pesta perkawinan atau acara penyambutan tamu, ibadah hari minggu dan upacara kematian (Harry, 1994). Pada budidaya krisan potong di P4S Astuti Lestari dilakukan dua sistem budidaya yaitu pemanfaatan sistem tunas dengan sistem tanam awal, penerapan kedua sistem tanam bertujuan untuk membandingkan penggunaan biaya produksi yang berdampak atau berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh, guna mempermudahkan para petani. b. Tujuan 1. Mengetahui perbandingan biaya antara pemanfaatan sistem tunas dengan penanaman awal krisan potong di P4S Astuti Lestari 2. Mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh antara pemanfaatan sistem tunas dengan sistem tanam awal krisan potong di P4S Astuti Lestari. METODE PELAKSANAAN a. Waktu dan Tempat Praktek Mahasiswa (PKPM) mulai tanggal 14 Maret 2016 dan berakhir pada tanggal 21 Mei 2016. Pelaksanaan PKPM berlokasi di P4S Astuti Lestari yang terletak di Desa Cihideung, 2 Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. b. Ruang Lingkup Perbandingan biaya produksi krisan meliputi biaya - biaya yang dikeluarkan dengan pemanfaatan sistem tunas dan sistem tanam awal yang dilakukan oleh petani krisan di P4S Astuti Lestari. Dengan demikian dapat diketahui sistem yang lebih hemat dan efisien dalam mengeluarkan biaya untuk budidaya krisan. Pada pemanfaatan sistem tunas, krisan yang akan dibudidayakan adalah krisan yang berasal dari batang tanaman indukan hasil panen sebelumnya, dengan kata lain tunas tersebut adalah pemeliharaan kedua dari indukan. Sistem tanam yang diperbandingkan adalah sistem tanam awal berupa tanaman induk dengan sistem tunas berupa tanaman hasil indukan. c. Metode Pengumpulan Data 1.Wawancara dengan pihak - pihak yang terkait seperti: pimpinan instansi, pembimbing lapangan, karyawan instansi, tenaga kerja mengenai judul laporan dan masalah - masalah umum lain mengenai instansi maupun komoditi. 2. Studi literatur terkait topik krisan potong dan perbandingan biaya. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Gambaran Umum Instansi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Astuti Lestari berdiri sejak tahun 2010, yang didirikan berdasarkan Ketetapan Kepada Badan No: 105 Sm.440/P.105/J/10/2010 sebagai P4S Kelas Pemula. P4S Astuti Lestari Lembaga pelatihan pertanian di bidang tanaman hias, yang didirikan dan dimiliki secara pribadi. Namun dikelola secara swadaya dan berkelompok. Pada bulan oktober 2010 P4S Astuti Lestari mendapat sertifikasi dari kementrian pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya manusia pertanian melalui (BBPP) Balai Besar Pelatihan Pertanian Kayu Ambon

Lembang. P4S Astuti Lestari beralamat di jalan Terusan Sersan Bajuri Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, terletak 18 km dari pusat kota Bandung dan 6 km sebelah Utara kota Lembang. Sumber Daya Manusia Instansi Sumber daya manusia yang dimiliki P4S Astuti Lestari berjumlah 12 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda - beda. Tingkat pendidikan paling rendah adalah tingkat SMU sederajat. Tingkat pendidikan tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dilakukan. Semakin tinggi pendidikan sumber daya akan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sehingga banyak ilmu - ilmu yang dapat diberikan kepada konsumen P4S itu sendiri terutama bagi peserta pelatihan. Kondisi Keuangan Instansi Modal awal usaha adalah dana milik pribadi. Sedangkan dana dan modal operasional berasal dari keuntungan perusahaan selama perusahaan telah berjalan. Ada delapan bidang usaha yang bergabung dengan P4S Astuti Lestari yaitu usaha tanaman hias pot, usaha krisan potong, usaha mawar potong, usaha gerbera potong, agri kreatif, dekorasi dan merangkai bunga, pemanfaatan lahan pekarangan dan usaha tanaman paprika. Deskripsi Kegiatan Bisnis Instansi 1. Deskripsi Produksi P4S Astuti Lestari merupakan bergerak dibidang usaha agribisnis tanaman hortikultura. Kegiatan yang dilakukan P4S Astuti Lestari adalah kegiatan budidaya sampai dengan kegiatan pemasaran. P4S Astuti Lestari juga melakukan kegiatan pelatihan, seperti pembimbingan peserta magang dari berbagai instansi seperti instansi pendidikan dan instansi pertanian. 2. Deskripsi Produk P4S Astuti Lestari memiliki 2 jenis produk, yaitu produk jasa dan produk barang. Produk jasa yang dimiliki oleh P4S Astuti Lestari yaitu terdiri dari pelatihan dan pembinaan petani, siswa 3 dan mahasiswa. Bentuk pelatihan yang telah diberikan oleh P4S Astuti Lestari yaitu memberikan pelatihan kepada para para siswa dan kelompok petani dengan mengisi topik yang berkenaan dengan pertanian. Pelatihan yang dilakukan antara lain pelatihan tentang teknis budidaya tanaman hias. 3. Deskripsi Pelanggan Pelanggan dari produk yang dihasilkan P4S Astuti Lestari adalah petani, pedagang bunga, instansi pendidikan dan masyarakat umum baik yang berada didaerah Bandung maupun yang berada diluar Bandung. 4. Deskripsi Pemasaran Pemasaran yang dilakukan oleh petani di P4S Astuti Lestari dilakukan setiap hari. Pemasaran produk di P4S Astuti Lestari dilakukan dengan cara menjual kepada pedagang pengumpul, harga tanaman hias krisan berkisar antara Rp. 6.000/ikat. Untuk jasa pelatihan pihak P4S Astuti Lestari melakukan pemasaran dengan cara melakukan adanya sosialisasi kepada masyarakat, baik disekitar instansi maupun di daerah diluar instansi. Deskripsi Produksi Budidaya Krisan Potong dengan Pemanfaatan Sistem Tunas dan Sistem Tanam Awal. 1. Pengolahan Lahan Proses pengolahan lahan pada pemanfaatan sistem tunas tidak dilakukan, karena pada budidaya dengan sistem tunas hanya memanfaatkan tunas dari batang tanaman krisan sebelumnya, sedang pada sistem tanam awal dilakukan pengolahan lahan. Pengolahan lahan diawali dengan pembersihan lahan yang dilakukan dengan cara mencabut batang - batang krisan yang telah dipanen beserta gulma dan tanaman liar yang mengganggu. Pembersihan lahan menggunakan kored dan dilakukan secara manual. 2. Pembuatan bedengan dan pemberian pupuk dasar Budidaya krisan potong dengan pemanfaatan sistem tunas tidak dilakukan pembuatan bedengan dan pemberian

pupuk dasar, sedangkan pada sistem tanam awal, pembuatan bedengan dilakukan dengan penggemburan tanah terlebih dahulu, kemudian dilakukan penambahan pupuk kandang berjumlah 20 karung dengan berat 25 kg/karung untuk luas lahan 600 m 2. Pembuatan bedengan lebar 1 meter dan panjang 18 meter, jarak antar bedengan 60 cm yang biasa digunakan sebagai jalan untuk aktivitas dalam green house. dilakukan oleh 3 orang tenaga kerja pria, dengan waktu pekerjaan adalah selama 3 hari. Penyediaan bibit dan Penanaman Pada sistem pemanfaatan sistem tunas tidak dilakukan penyediaan bibit dan penanaman krisan, bibit berasal dari batang sisa panen sebelumnya yang dipotong 10 cm, sedangkan pada sistem tanam awal peneyediaan bibit dilakukan dengan cara pembelian bibit tanam. Kebutuhan tunas batang krisan dan bibit krisan yang akan dibudidayakan sebanyak 30.300 dengan luas green house 600 m 2. Penanaman untuk sistem tanam awal dilakukan pada pagi hari atau sore hari, ketika intensitas cahaya tidak terlalu tinggi dan sinar matahari tidak telalu terik. Berikut merupakan langkah - langkah penanaman krisan yaitu : (a) Memilih bibit yang bermutu. (b) Menyiram bedengan hingga menjadi tanah basah. (c) Membuat lubang tanam dengan kedalaman 1 cm sampai 2 cm, dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm. (d) Menanaman bibit krisan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan. (e) Siram tanaman apabila penanaman telah selesai. Penanaman dilakukan oleh 5 orang tenaga kerja wanita, jumlah hari kerja adalah 3 hari. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan pada produksi krisan potong untuk pemanfaatan sistem tunas dan sistem tanam dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang akan dihasilkan. Kegiatan pemeliharaan sebagai berikut : 1. Pencahayaan 4 Bunga krisan memerlukan pencahayaan selama 16 jam, sedangkan waktu siang di Indonesia hanya 12 jam, maka perlu dilakukan pencahayaan tambahan selama empat jam menggunakan lampu pijar. Waktu yang baik untuk penyinaran tambahan adalah pukul 22.00 WIB sampai dengan pukul 02.00 WIB, pencahayaan dilakukan pada saat tunas telah berumur satu bulan hingga panen. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu pijar dengan daya 25 watt. Bila cahaya yang didapat kurang maka akibat yang ditimbulkan bakal bunga akan muncul sebelum batang mencapai pertumbuhan yang maksimal, jarak lampu pencahayaan dengan tanaman krisan potong yaitu 4.5 m x 4.5 m. 2. Penyiraman Tanaman disiram menggunakan selang dengan frekuensi penyiraman yang tidak ditentukan tergantung kelembaban tanah. Tingkat kelembaban harus diperhatikan karena tanaman krisan muda tidak tahan terhadap kekeringan, suhu tinggi dan kelembaban rendah. Waktu yang baik untuk penyiraman adalah pada pagi hari. Tujuan dilakukan penyiraman adalah untuk menjaga kelembaban tanah dan tanaman krisan tumbuh dengan baik tanpa kekurangan air. Jumlah hari kerja untuk penyiraman adalah 1 hari. 3. Disbudding (Pewiwilan) Disbudding atau pewiwilan merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara manual, kegiatan pemeliharaan ini dilakukan dengan menggunakan tangan dengan memetik langsung bakal bunga dan tunas. Selain menggunakan tangan kosong, kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan gunting bakal bunga dan tunas krisan yang sudah keras. Pewiwilan adalah cara dimana tunas dan bunga yang tidak diperlukan dibuang agar bunga yang dipelihara manjadi besar dan pertumbuhannya maksimal. Pewiwilan dilakukan sebanyak dua kali selama budidaya, pewiwilan pertama dilakukan pada saat krisan berumur 8 minggu sampai 9 minggu setelah tanam,

sedangkan pewiwilan kedua dilakukan dengan melihat keadaan tanaman krisan. hingga panen berjumlah 10 sampai 12 kali, waktu pekerjaan 1 hari. 4. Pemupukan Pemupukan pada budidaya krisan potong dilakukan sebanyak 2 kali, budidaya dengan pemanfaatan sistem tunas pemupukan pertama dengan dosis: pupuk urea 7 kg, ponska 10 kg. Untuk pemupukan kedua pupuk yang diberikan adalah pupuk urea sebanyak 5 kg. Sedangkan pemupukan untuk sistem tanam awal pemupukan pertama yaitu pupuk urea 12 kg, ponska 10 kg, pemupukan kedua yaitu menggunakan pupuk urea dengan jumlah 5 kg. Kegiatan pemupukan dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja wanita, jumlah hari kerja adalah 1 hari. 5. Pengendalian hama dan penyakit Sebagai tindakan pengendalian hama dan penyakit diberikan pestisida dan insektisida setiap minggu untuk satu siklus produksi. Jenis pestisida disesuaikan dengan keadaan tanaman. Takaran yang digunakan untuk setiap penyemprotan untuk ukuran luas lahan 600 m 2 jenis pestisida bubuk seperti redomil gold, sedangkan untuk pestisida cair seperti cabrio, demolish, winder, peptone, samit, regent, dan bahan perekat. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida, penyemprotan dari awal tanam 6. Penyiangan Penyiangan dilakukan ketika krisan telah berumur 15 hari (dua minggu), penyiangan selanjutnya dilakukan dengan melihat kondisi lahan dan pertumbuhan gulma yang mengganggu tanaman krisan potong. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan alat yaitu kored. Penyiangan dilakukan oleh 3 orang tenaga kerja, jumlah hari kerja adalah 4 hari. Panen Pemanenan krisan potong dilakukan oleh tenaga kerja pemanenan yang berasal dari pedagang pengumpul, dimana pedagang pengumpul tersebut membawa tim tersendiri untuk melakukan proses pemanenan. Bunga krisan dapat dipanen setelah berumur 12 minggu atau sekitar tiga bulan, yang akan dipanen adalah bunga krisan yang sudah mekar 80% - 90%, karena bunga yang sudah terlalu mekar kelopaknya akan mudah rontok, bunga yang sampai ketangan pelanggan akan menurun kualitasnya. Waktu untuk pemanenan yang baik adalah pada pagi hari dan sore hari. b. Pembahasan 1.Perbandingan Biaya Produksi Pemanfaatan Sistem Tunas dengan Sistem Tanam Awal a. Investasi Tabel 6. Investasi Alat dengan Pemanfaatan Sistem Tunas N Jenis alat Satuan Jumlah Harga Biaya o 1. Green house Unit 1 20.000.000 20.000.000 2. Selang Meter 800 500/m 400.000 3. Pompa air Buah 1 1.500.000 1.500.000 4. Lampu pijar Buah 14 20.000 280.000 5. Paralon Meter 10 20.000 200.000 6. Kored Buah 4 5000 20.000 7. Gunting Buah 10 15.000 150.000 8. Sprayer gendong Buah 1 850.000 850.000 Jumlah 23.400.000 5

Tabel 7. Investasi Alat dengan Sistem Tanam Awal (bibit) No. Jenis alat Satuan Jumlah Harga Biaya 1. Green house Unit 1 20.000.000 20.000.000 2. Selang Meter 800 500/m 400.000 3. Pompa air Buah 1 1.500.000 1.500.000 4. Lampu pijar Buah 14 20.000 280.000 5. Paralon Meter 10 20.000 200.000 6. Kored Buah 4 5000 20.000 7. Gunting Buah 10 15.000 150.000 8. Sprayer gendong Buah 1 850.000 850.000 9. Cangkul Buah 2 35.000 70.000 Jumlah 23.470.000 b. Biaya penyusutan alat Tabel 8. Biaya Penyusutan Alat dengan Pemanfaatan Sistem Tunas No. Jenis Umur ekonomis (th) Harga Nilai sisa Penyusutan/ Tahun Penyusutan/ periode 1. Green house 5 20.000.000 2.000.000 3.600.000 900.000 2. Selang 5 400.000 40.000 72.000 18.000 3. Pompa air 5 1.500.000 150.000 270.000 67.500 4. Lampu pijar 3 280.000 28.000 84.000 21.000 5. Paralon 5 200.000 20.000 36.000 9.000 6. Kored 3 20.000 0 20.000 5.000 7. Gunting 3 150.000 15.000 45.000 11.250 8. Sprayer gendong 5 850.000 42.500 161.000 38.250 Jumlah 1.070.000 Tabel 9. Biaya Penyusutan Alat dengan Sistem Tanam Awal (bibit) No. Jenis Umur ekonomis (th) Harga Nilai sisa Penyusutan/ tahun Penyusutan/ Periode 1. Green house 5 20.000.000 2.000.000 3.600.000 900.000 2. Selang 5 400.000 40.000 72.000 18.000 3. Pompa air 5 1.500.000 150.000 270.000 67.500 4. Lampu pijar 3 280.000 28.000 84.000 21.000 5. Paralon 5 200.000 20.000 36.000 9.000 6. Kored 3 20.000 0 20.000 5.000 7. Gunting 3 150.000 15.000 45.000 911.250 8. Sprayer 5 850.000 42.500 161.000 38.250 gendong 9. Cangkul 2 70.000 0 70.000 17.500 c. Biaya bahan Pembelian masing - masing biaya bahan yang diperlukan pada sistem tunas Jumlah 1.087.500 dan sistem tanam awal dapat dilihat pada tabel 10 dan tabel 11. 6

Tabel 10. Biaya Bahan dengan Pemanfaatan Sistem Tunas Per Periode 3 bulan No Jenis alat Satuan Jumlah Harga/ satuan Total (Rp). (Rp) 1. Batang krisan Batang 30.300 50 1.515.000 2. Pupuk ponska kg 10 2.000 20.000 3. Pupuk urea kg 12 2.000 24.000 4. Regent cc 12 500 6.000 5. Ridomil cc 48 3.500 168.000 6. Cabrio cc 120 700 84.000 7. Samit cc 108 500 54.000 8. Prepton cc 120 500 60.000 9. Winder cc 132 500 66.000 10. Demolish cc 36 1.500 54.000 11. Perekat hama cc 132 300 39.600 Jumlah 2.090.600 Tabel 11. Biaya Bahan dengan Sistem Tanam Awal Per Periode 3 bulan. No. Jenis alat Satuan Jumlah Harga/ satuan (Rp) Total (Rp) 1. Bibit Batang 30.300 100 3.030.000 2. Pupuk kandang Karung 20 15.000 300.000 3. Pupuk ponska kg 10 2.000 20.000 4. Pupuk Urea kg 12 2.000 34.000 5. Regent cc 17 500 6.000 6. Ridomil cc 48 3.500 168.000 7. Cabrio cc 120 700 84.000 8. Samit cc 108 500 54.000 9. Prepton cc 120 500 60.000 10. Winder cc 132 500 66.000 11. Demolish cc 36 1.500 54.000 12. Perekat hama cc 132 300 39.600 Jumlah 3.908.100 Bahan - bahan seperti regent, disemprotkan pada tanaman krisan ridomil, cabrio, samit, prepton, winder, potong ditambahkan dengan air. demolish, dan bahan perekat hama Hal ini diasumsikan karena pemanfaatan merupakan bahan jenis pestisida cair sistem tunas hanya menggunakan tunas yang digunakan untuk pemeliharaan batang krisan yang telah tumbuh untuk tanaman krisan potong. Penggunaan dibudidayakan, sehingga biaya lebih bahan-bahan tersebut dengan rendah. d. Biaya tenaga kerja Tabel 12. Biaya Tenaga Kerja Krisan Potong dengan Pemanfaatan Sistem Tunas Per Periode 3 bulan No. Jenis kegiatan Jumlah tenaga Jumlah hari Upah / hari 7 Biaya (Rp) kerja (orang) kerja (Rp) 1. Pemotongan batang 3 HKW 3 25.000 225.000 2. Penyiraman 1 HKW 1 25.000 25.000 3. Pewiwilan 1 3 HKW 6 25.000 450.000 4. Pewiwilan 2 3 HKW 4 25.000 300.000 5. Pemupukan 2 HKW 1 25.000 50.000 6. Penyemprotan pestisida 1 HKW 1 25.000 25.000 7. Penyiangan 3 HKW 4 25.000 300.000 Jumlah 1.375.000

Keterangan : - HKO adalah Hari kerja - 1 HKO = 4 jam = 1 hari - Upah HKO wanita adalah Rp. 25.000/hari 8 - Upah HKO pria adalah Rp. 50.000/hari - Jumlah tenaga kerja 3 orang Tabel 13. Biaya Tenaga Kerja Krisan Potong dengan Sistem Tanam Awal Per Periode.3 bulan No. Jenis kegiatan Jumlah tenaga Jumlah hari Upah / hari Biaya (Rp) kerja kerja (Rp) 1. Pengolahan lahan 3 HKP 3 50.000 450.000 2. Penanaman 5 HKW 3 25.000 375.000 3. Penyiraman 1 HKW 1 25.000 25.000 4. Pewiwilan 1 3 HKW 6 25.000 450.000 5. Pewiwilan 2 3 HKW 4 25.000 300.000 6. Pemupukan 2 HKW 1 25.000 50.000 7. Penyemprotan 1 HKW 1 25.000 25.000 pestisida 8. Penyiangan 3 HKW 4 25.000 300.000 Jumlah 1.975.000 Contoh perhitungan biaya tenaga kerja 50.000/hari kerja, upah untuk tenaga Penanaman = 5 orang tenaga kerja x kerja wanita Rp.25.000/hari kerja. Dalam Rp. 25.000 x 3 hari kerja = Rp. 375.000 Jumlah tenaga kerja pada budidaya krisan potong berjumlah 3 orang tenaga satu hari bekerja selam 4 jam, mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 12.00 WIB. kerja pria dan 3 orang tenaga kerja wanita. Upah untuk tenaga kerja pria Rp. e. Biaya lain-lain Tabel 14. Biaya Lain - lain untuk Kedua Sistem Per Periode. No. Keterangan Harga 1. Listrik 600.000 2. Air 300.000 Jumlah 900.000 Keterangan : Biaya lain - lain yang dikeluarkan antara pemanfaatan sistem tunas dengan sistem tanam awal adalah berjumlah sama yaitu berjumlah Rp. 300.000/bulan yang terdiri dari listrik dan air e. Rekapitulasi biaya Tabel 15. Rekapitulasi Biaya dengan Pemanfaatan Sistem Tunas No. Jenis biaya Total (Rp) 1. Penyusutan 1.070.000 2. Bahan 2.090.600 3. Tenaga kerja 1.375.000 4. Biaya lain-lain 900.000 Jumlah 5.435.600 Tabel 16. Rekapitulasi Biaya dengan Sistem Tanam Awal No. Jenis biaya Total (Rp) 1. Penyusutan 1.087.500 2. Bahan 3.908.100 3. Tenaga kerja 1.975.000 4. Biaya lain-lain 900.000 Jumlah 7.870.600 Berdasarkan tabel 15 dan 16 diatas, dapat dilihat bahwa pembudidayaan krisan potong dengan sistem tanam awal lebih besar dari biaya produksi krisan potong dengan sistem tunas. Karena dalam budidaya krisan

potong terdapat biaya - biaya yang tidak terdapat dalam perhitungan biaya produksi dengan pemanfaatan sistem tunas seperti: biaya bibit, biaya tenaga kerja pengolahan lahan, biaya tenaga kerja penanaman. Pemanfaatan sistem tunas adalah biaya batang krisan dan biaya tenaga kerja pemotongan batang krisan. Biaya produksi terbesar pada pembudidayaan dengan sistem tunas dan sistem tanam awal terdapat pada biaya bahan, yaitu sebesar Rp. 2.090.600,- dan Rp. 3.908.100,- dengan persentase sebesar 40.8% dan 53% dari jumlah biaya secara keseluruhan. f. Pendapatan Tabel 17. Pendapatan Petani Krisan Potong dengan Pemanfaatan Sistem Tunas No. Luas lahan (m 2 ) Populasi tanaman (pohon) Potensi yang dapat dipanen 99% Jumlah ikat Harga /ikat Total penerimaan 1. 600 30.300 30.000 3.000 6.000 18.000.000 Tabel 18. Pendapatan Petani Krisan Potong dengan Sistem Tanam Awal (bibit) No. Luas lahan (m 2 ) Populasi tanaman (pohon) Potensi yang dapat dipanen 99% Jumlah ikat Harga/ ikat Total penerimaan 1. 600 30.300 30.000 3.000 6.000 18.000.000 Jumlah pendapatan antara pemanfaatan sistem tunas dengan sistem tanam awal adalah sama yaitu sebesar Rp.18.000.000 dengan luas lahan yang sama dan harga/ikat yang sama. g. Laporan laba rugi krisan potong Tabel 19. Laporan Laba Rugi Krisan Potong dengan Pemanfaatan Sistem Tunas Per Periode 3 bulan No. Keterangan Jumlah (Rp) Total (Rp) 1. Pendapatan Utama 18.000.000 2. Total pendapatan 18.000.000 3. Biaya Biaya penyusutan 1.070.000 Biaya bahan 2.090.600 Biaya tenaga kerja 1.375.000 Biaya lain-lain 900.000 4. Total biaya 5.435.600 5. Laba 12.564.400 Tabel 20. Laporan Laba Rugi Krisan Potong dengan Sistem Tanam Awal Per Periode 3 bulan No. Keterangan Jumlah (Rp) Total (Rp) 1. Pendapatan Utama 2. Total pendapatan 3. Biaya 9 18.000.000 Biaya penyusutan 1.087.500 Biaya bahan baku 3.908.100 Biaya tenaga kerja 1.975.000 Biaya lain-lain 900.000 18.000.000 4. Total biaya 7.870.600 5. Laba 10.129.400

Berdasarkan tabel 19 dan 20, dapat dilihat bahwa sistem tanam krisan potong yang memperoleh tingkat keuntungan besar adalah dengan pemanfaatan sistem tunas. Hal ini dikarenakan biaya - biaya dengan pemanfaatan sistem tunas lebih sedikit dan efisien dibandingkan dengan sistem tanam awal, dengan pendapatan yang sama dan populasi tanaman krisan yang sama. Selisih keuntungan kedua sistem ini adalah sebesar Rp. 2.435.000. Dengan asumsi biaya tunas pada pemanfaatan sistem tunas diperoleh dari indukan batang krisan sehingga biaya lebih rendah dan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan sistem tanam awal. Pada suatu usaha keuntungan merupakan salah satu faktor utama yang ingin dicapai. Menurut Setiawan dan Ayi (2003), persentase keuntungan budidaya krisan potong dengan penerapan tunas dari 27,9% meningkat menjadi 35%. Menunjukkan bahwa sistem tunas merupakan sistem yang efektif dan efisien yang diterapkan oleh petani dalam teknik budidaya krisan potong, karena selain memudahkan dalam budidaya, penerapan sistem tunas hanya menghabiskan biaya - biaya yang rendah. Pemanenan krisan potong dengan pemanfaatan sistem tunas di P4S Astuti Lestari tidak melalui tahap grading, yaitu pemisahan bunga berdasarkan kualitas atau mutu yang diinginkan. Grading dapat dijadikan sebagai sumber atau dasar penetapan harga berdasarkan kualitas (Grade A, B dan C). Namun, dengan tidak adanya grading akibat sistem borong yang dilakukan oleh pedagang pengumpul maka tingkat harga yang ditawarkan atau diterima oleh P4S Astuti Lestari relatif sama. 1. Pemanfaatan sistem tunas dengan total biaya produksi sebesar Rp. 5.543.600,- sedangkan sistem tanam awal dengan total biaya produksi Rp. 7.870.600,- Budidaya krisan potong dengan pemanfaatan sistem tunas lebih efisien dibandingkan dengan sistem tanam awal. Dengan asumsi pada biaya tunas krisan pada pemanfaatan sistem tunas diperoleh dari pohon indukan sehingga menyebabkan tingkat biaya lebih rendah dibandingkan dengan biaya sistem tanam awal. 2. Keuntungan penerapan pemanfaatan sistem tunas sebesar Rp. 12.564.400,- sedangkan pada sistem tanam awal keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 10.528.400,- Budidaya krisan potong dengan pemanfaatan sistem tunas lebih menguntungkan dari sistem tanam awal, dengan asumsi pada biaya tunas krisan pada pemanfaatan sistem tunas diperoleh dari pohon indukan yang menyebabkan tingkat biaya lebih rendah, sehingga menyebabkan tingkat keuntungan menjadi tinggi bila dibandingkan dengan sistem tanam awal. DAFTAR PUSTAKA Farensaikman. 2012. Teknik dan Potensi Budidaya Krisan. http://www.bangtani.co.id/2012/0 8.potensibudidaya-krisansebagai.html. Diakses pada tanggal 24 Juli 2016. Harry, N. R. 1994. Usaha Tani Bunga Potong.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.jakarta. KESIMPULAN Setelah penulis melaksanakan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) maka penulis dapat menyimpulkan kegiatan yang dilakukan selama PKPM, yaitu: 10