PENERAPAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK RUBIK GANEPO PADA PERUSAHAAN RENDANG DAN KERIPIK KOKOCI DI KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
SALURAN PEMASARAN PRODUK MELALUI KERJASAMA DENGAN CHRISTINE HAKIM DI PERUSAHAAN RENDANG DAN KERIPIK KOKOCI. Rahmadani Wilsyah 1 Indria Ukrita 2

Loyalitas Karyawan Di Perusahaan Rendang Dan Keripik KOKOCI

PENERAPAN STRATEGI PRODUK PADA RENDANG TELUR DI PERUSAHAAN RENDANG KOKOCI KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

STRATEGI PEMASARAN PRODUK RENDANG TELUR PADA PERUSAHAAN RENDANG DAN KERIPIK KOKOCI DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

KATA PENGANTAR. rahmat dan karunianya serta shalawat dan salam penulis panjatkan kepada arwah

I. PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha telah merambah ke berbagai negara termasuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Super Kripik Sukun Psikologi (SKRIPSI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

Resep Kastengel Bawang Merah

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS

BISNIS KERIPIK PISANG PELUANGNYA KIAN CEMERLANG

PEMASARAN PRODUK MELALUI MEDIA SOSIAL DI PERUSAHAAN RENDANG KOKOCI KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

BAB I PENDAHULUAN. Industri di Indonesia berkembang dengan cepat dan pesat, sehingga

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

Bab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

DARI HATI KE HATI INDONESIA & PADANG S FOODS

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG GALLERY RENDANG KOKOCI DI KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

BERBISNIS NUGGET SAYUR

LAPORAN AKHIR PKM-KEWIRAUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB III METODE PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju)

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR

Pembuatan Sosis Ikan

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning.

T E M P E 1. PENDAHULUAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STMIK Amikom Yogyakarta Alamat : JL. Ring Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta

MANISAN KERING BENGKUANG

Serba Pepes dan Botok

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MODIFIKASI MAKANAN TRADISIONAL COMBRO MENJADI BOLA BLEDHEG YANG BERGIZI DAN BERNILAI EKONOMIS

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama

Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HeHeader

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Aneka Resep Masakan Sayur

DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

GULAI REBUNG TUNJANG. HeHeader

JARINGAN MASYARAKAT GUNUNG HALIMUN DAN PEKA INDONESIA MODUL PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK HASIL PERTANIAN HALIMUN, SUKABUMI APRIL 2006

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu

BAB V GAMBARAN UMUM USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA. merupakan usaha kecil hasil binaan koperasi BMT Al-Ikhlaash perumahan

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

TUGAS CHARACTER BUILDING RESEP MAKANAN

IbM KELOMPOK USAHA KRIPIK JAMUR TIRAM DI DESA PLOSO KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR

SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG.

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Transkripsi:

PENERAPAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUK RUBIK GANEPO PADA PERUSAHAAN RENDANG DAN KERIPIK KOKOCI DI KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Nerlin 1 Regia Indah Kemala Sari 2 ABSTRAK Manajemen persediaan merupakan salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan. Selain merupakan investasi yang membutuhkan modal besar, manajemen persediaan dapat mempengaruhi pelayanan terhadap pelanggan dan fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi keuangan. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi manajemen proses produksi produk rubik ganepo yang dilakukan oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI serta untuk mengetahui penerapan persediaan bahan baku pada produk rubik ganepo yang dilakukan oleh perusahaan rendang KOKOCI. Kegiatan PKPM di laksanakan di perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI Kecamatan Guguak selama 2,5 bulan. Ruang lingkup yang dibahas mengenai persediaan bahan baku produk rubik ganepo yang diterapkan oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dan ikut serta dalam bekerja dilapangan. Di Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI manajemen proses produksi sudah berjalan dengan baik, dimana dalam setiap proses produksi tidak ada mengalami hambatan yang mengakibatkan tersendatnya proses produksi pada produk rubik ganepo. Penerapan persediaan bahan baku rubik ganepo ganepo di perusahaan KOKOCI telah dilakukan dengan baik, hal ini bisa terlihat dari konsistensi jadwal dan kuantitas pembelian bahan baku utama seperti ubi kayu dan bumbu. Kata kunci : Persediaan Bahan Baku, Rubik Ganepo 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 1301362039. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf pengajar Program Studi AgribisnisPertanianPoliteknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1

PENDAHULUAN a. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha akan semakin meningkatkan perkembangan munculnya berbagai perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Hal ini akan menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat, sehingga mengharuskan perusahaan mengambil kebijakankebijakan agar dapat tetap bertahan dalam persaingan. Persaingan yang semakin ketat, membutuhkan sikap profesional dalam mengelola perusahaan, salah satunya adalah pengelolaan dalam persediaan bahan baku. Manajemen persediaan merupakan salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan. Selain merupakan investasi yang membutuhkan modal besar, manajemen persediaan dapat mempengaruhi pelayanan terhadap pelanggan dan fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi keuangan. Manajemen persediaan merupakan salah satu unsur modal kerja. Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan dan hal ini berdampak pada kepuasan pelanggan. Apabila barang tidak tersedia perusahaan akan kehilangan kesempatan merebut pasar. Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik perusahaan dagang maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan karena persediaan merupakan unsur modal kerja yang sangat penting dan yang secara kesinambungan akan berputar dalam siklus perputaran modal kerja perusahaan. Agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan operasi dan dapat mencapai tujuannya yaitu memaksimalisasikan nilai perusahaan, maka perlu diadakan suatu tindakan yang terarah dalam mengendalikan persediaan yang ada. Perusahaan Rendang dan keripik KOKOCI merupakan perusahaan yang bergerak dibidang makanan terutama rendang dan cemilan. Salah satu produk camilan unggulan di perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI adalah rubik ganepo. Rubik ganepo merupakan produk camilan yang paling laris di Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI dengan jumlah produksi paling banyak, sehingga kebutuhan terhadap bahan baku dari produk rubik ganepo juga banyak dibutuhkan. Untuk mengantisipasi adanya permintaan yang mendadak terhadap rubik ganepo maka diperlukan persediaan mulai dari bahan baku sampai dengan produk jadi rubik ganepo. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku bagi kegiatan produksi serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi kegiatan perusahaan khususnya dalam bidang persediaan bahan baku, perusahaan perlu membuat kebijakan mengenai pengendalian bahan baku. Hal ini dilakukan guna memaksimalkan proses kegiatan produksi rubik ganepo perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI. Manajemen persediaan terhadap bahan baku dalam pembuatan rubik ganepo perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi mutu produk yang akan dihasilkan, begitu juga dengan produk setengah jadi sampai dengan produk jadi di Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI. Persediaan bahan baku rubik ganepo yang dilakukan oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI sudah berjalan dengan baik, dimana bahan baku untuk pembuatan rubik ganepo cukup tersedia di gudang untuk memperlancar proses produksi. b. Tujuan 1. Untuk mengidentifikasi manajemen proses produksi produk rubik ganepo yang dilakukan oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI. 2. Untuk mengetahui penerapan persediaan bahan baku pada produk rubik ganepo yang dilakukan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI. 2

METODOLOGI PELAKSANAAN a. Tempat dan waktu Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama 2,5 bulan (10 minggu) dimulai dari tanggal 14 Mei 21 Maret 2016 yang bertempat di perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI Jorong Koto Kociak, Kenagarian VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima puluh Kota, Sumatera Barat. b. Ruang Lingkup Cakupan topik yang akan dibahas dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah mengenai persediaan bahan baku produk rubik ganepo yang diterapkan oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembahasan dan lebih terarah. c. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perusahan Rendang dan Keripik KOKOCI yang beralamat di jorong Koto Kociak, Kenagarian VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota ini didirikan akhir Tahun 2004 oleh bapak Zulfayetri dan istrinya bernama Elda dan dimana pada saat itu pemilik sudah memiliki usaha ayam kampung dan ayam Arab petelur. Pada bulan-bulan tertentu penjualan telur ayam menurun sementara produksi telur tetap. Pemilik usaha mencoba mengolah kelebihan produksi telur menjadi makanan olahan yang disebut rendang telur. Pada tahun 2006, bapak Zulfayetri bersama istri mulai menggeluti usaha rendang dan cemilan khas minang di samping pekerjaan sebagai peternak ayam. Dan pada tahun 2007, bapak Zulfayetri bersama istri sudah mulai serius untuk usaha rendang dan cemilan ini hingga mereka memutuskan untuk berhenti beternak dan fokus untuk melanjutkan bisnis ini. Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI, selain memproduksi rendang telur juga telah memproduksi jenis rendang lain seperti rendang suir (runtiah), rendang paru, rendang belut dan rendang ubi maco. Di samping memproduksi berbagai jenis rendang, perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI juga memproduksi berbagai jenis cemilan khas Minang seperti keripik balado, keripik talas, keripik kentang, serundeng kentang, ganepo renyah, ganepo pedas, talas lidi, dan singkong lidi. Dan untuk produk rubik ganepo diproduksi mulai tahun 2011. 1) Deskripsi produksi Usaha Rendang dan Keripik KOKOCI adalah usaha yang bergerak di bidang manufaktur yang telah memproduksi berbagai jenis rendang dan makanan ringan khas Minang. Meski Rendang dan Keripik KOKOCI masih mempertahankan proses pemasakan dengan menggunakan tungku dan kayu bakar. Namun dalam proses pembuatan produk baik rendang maupun makanan ringan, usaha Rendang dan Keripik KOKOCI juga telah menggunakan mesinmesin dan alat-alat penunjang kegiatan seperti mesin pemeras santan, mixer besar, mesin penutup kaleng, sealer ukuran besar dan kecil, spinner (pengering minyak rendang), alat pengiris ubi dan kentang, mesin kukur kelapa, freezer (penyimpanan bahan baku rendang), blender, mesin pencetak tanggal kadaluarsa produk dan lain sebagainya. Produksi rendang pada usaha Rendang dan Keripik KOKOCI di produksi setiap hari dimana untuk jenis rendang yang di produksi dilakukan secara bergiliran. Misalkan hari ini jenis rendang yang akan dimasak adalah rendang telur, maka keesokan harinya jenis rendang yang akan dimasak adalah rendang runtiah atau rendang paru, dan seterusnya. Namun ada saatnya ketika permintaan terhadap 1 jenis rendang 3

cukup banyak, maka pola produksi tidak diberlakukan karena menutupi permintaan pelanggan. Untuk rubik ganepo diproduksi setiap hari (7 hari) karena persediaan bahan baku ubi kayu (singkong) yang tersedia setiap hari. Jumlah produksi rubik ganepo ratarata 75 kg dalam sehari dari 200 kg ubi kayu. 2) Deskripsi produk Produk yang diproduksi oleh usaha Rendang dan Keripik KOKOCI adalah berbagai jenis rendang dan makan ringan khas Minang. Berbagai jenis rendang yang diproduksi oleh Rendang dan Keripik KOKOCI antara lain rendang telur, rendang daging, rendang runtiah(suir), rendang paru, rendang belut dan rendang ubi maco. Berbagai jenis makanan ringan yang diproduksi oleh Rendang dan Keripik KOKOCI antara lain rubik ganepo renyah, rubik ganepo pedas, keripik balado, keripik talas balado, keripik kentang, singkong lidi, serundeng kentang dan talas lidi. 3) Deskripsi pelanggan Pelanggan Rendang dan Keripik KOKOCI terdiri dari 2 jenis yaitu pelanggan tetap dan pelanggan tidak tetap 1. Pelanggan tetap Pelanggan tetap perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI tersebar di berbagai daerah, seperti Padang, Jakarta, Batam, Medan, Pekan Baru. Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI bentuk keagenan. Agen adalah pihak pihak seperti broker (pedagang perantara yang biayanya dibayarkan dengan imbalan konsumsi) dan sales agent (agen penjualan). Broker dan agen akan mencari pembeli, bertindak dipihak penjual, negosiasi dengan pembeli tetapi tidak memiliki barang yang diperentarakan atau diperdagangkan. 2. Pelanggan tidak tetap Pelanggan tidak tetap perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI adalah konsumen yang langsung membeli produk produk yang ditawarkan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI dan dinas dinas yang berkunjung baik dalam Sumatera Barat maupun dari luar Sumatera Barat seperti Dinas KOPERINDAG provinsi Sumatera Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan provinsi Bengkulu, Koperasi Indonesia dan Dinas Peternakan provinsi Sumatera Barat serta Dinas Peternakan Kabupaten Limapuluh Kota pada Showroom/Workshop Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yang beralamat di depan lapangan bola Koto Kociak, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia dan outlet Rendang dan Keripik KOKOCI yang berada di Payakumbuh. 4) Deskripsi pemasok bahan baku Pemasok bahan baku perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI adalah pemasok yang mampu memenui kriteria yang dikehendaki oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI. Pemasok bahan baku daging sapi adalah rumah potong hewan yang terdapat di daerah kuranji dan payakumbuh yang telah memiliki sifat sertifikat halal dalam penyemblihan hewan ternak. Pemasok kelapa berasal dari jorong koto kociak dan sekitarnya. Pemasok telur berasal dari daerah mungka dan pemasok bahan baku lainnya seperti cabai merah, gula pasir, bawang merah, bawang putih serta bumbu rempah lainnya adalah para pedagang yang terdapat di pasar tradisional di sekitar daerah produksi perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI seperti pasar Limbanang, pasar Dangung- Dangung, dan pasar Mungka. 5) Deskripsi kegiatan pemasaran Pemasaran Rendang dan Keripik KOKOCI meliputi pemasaran langsung dan tidak langsung. Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI memasarkan produk melalui outlet-outlet yang dimiliki oleh perusahaan. Pada saat ini, Rendang dan Keripik KOKOCI sudah memiliki 2 outlet yaitu outlet yang berada di tempat produksi dan juga outlet yang berada di Payakumbuh. Outlet yang dibuka di 4

Payakumbuh tersebut sudah mulai beroperasi sejak 28 Mei 2015. Outlet tersebut dibuka dengan tujuan untuk mengembangkan wilayah pemasaran dan juga memudahkan konsumen untuk membeli produk sehingga konsumen tidak harus pergi ke tempat produksi untuk mendapatkan produk. Sedangkan konsumen yang berada di sekitar tempat produksi akan lebih mudah menjangkau produk dengan adanya outlet di tempat produksi. Pemasaran tidak langsung yang dilakukan oleh perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI melalui agen-agen yang tersebar di berbagai daerah seperti Batam, Padang, Aceh, Pekanbaru, Medan, dan Jakarta serta pemasaran secara online yang melibatkan sosial media seperti website, facebook, BBM, via telepon, whatsapp dan blog. B. Pembahasan Manajemen proses produksi produk rubik ganepo di Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI 1. Penerimaan bahan baku Bahan baku pembuatan rubik ganepo diterima dari pemasok langsung atau bagian pembelian bahan baku. Bahan baku tersebut akan dicek terlebih dahulu apakah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Jika bahan baku dibeli oleh bagian pembelian bahan baku biasanya sudah dilakukan pengecekan bahan baku apakah sudah sesuai kriteria atau tidak. Jika bahan baku berasal dari pemasok langsung, maka bahan baku tersebut akan dicek lagi apakah sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Jika tidak, maka bahan baku tersebut akan dikembalikan ataupun dilakukan complain terhadap pemasok. Namun pada umumnya, para pemasok sudah sangat hafal dengan kriteria yang ditetapkan oleh Rendang dan Keripik KOKOCI, sehingga jarang sekali terdapat kesalahan-kesalahan atau complain terhadap bahan baku yang dipesan. Bahan baku utama diterima setiap sore hari sehari sebelum proses produksi, sedangkan untuk bahan baku penolong dibeli langsung di pasar-pasar tradisional di sekitar tempat produksi. 2. Persiapan alat dan bahan Setelah dilakukan penerimaan dan pemeriksaan bahan baku, selanjutnya persiapan alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan rubik ganepo. Waktu yang digunakan untuk persiapan alat dan bahan yaitu selama 3 menit. 3. Pengupasan kulit ubi kayu Sebelum ubi kayu diolah menjadi rubik ganepo, maka dilakukan pengupasan terlebih dahulu terhadap kulit ubi kayu tersebut. Waktu yang digunakan untuk 200 kg ubi kayu menghabiskan waktu selama 4 jam yang dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja. Adapun proses pengupasan kulit ubi kayu yaitu : 1) Kulit ubi kayu dikupas menggunakan pisau dengan cara membuat garis vertikal dengan tujuan memudahkan dalam mengupas kulit ubi kayu. 2) Buka kulit ubi kayu menggunakan pisau dengan mengikuti garis lurus yang dibuat, kemudian diputar sampai kulit ubi kayu terlepas. 3) Setelah selesai dikupas kulitnya masukkan ubi kayu ke dalam ember besar yang telah diisi air sebelumnya. 4. Pembersihan lendir pada lapisan luar ubi kayu Pembersihan lendir pada lapisan luar ubi kayu dilakukan agar ketika ubi kayu digoreng bagian pinggirnya tidak berwarna kecoklatan karena berpengaruh terhadap penampilan rubik ganepo. Waktu yang digunakan dalam pembersihan lendir dalam 200 kg ubi kayu menghabiskan waktu selama 2,5 jam yang dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja. Adapun proses pembersihan lendir pada lapisan luar ubi kayu yaitu : 1) Ambil ubi kayu yang telah dikupas kulit luarnya 2) Bersihkan lendir pada kulit ubi kayu dengan menggunakan pisau 5

3) Setelah ubi kayu dibersihkan lendirnya, masukkan ubi kayu ke dalam ember untuk dip roses lebih lanjut 5. Pemotongan ubi kayu Setelah ubi kayu dibersihkan lendirnya, maka selanjutnya dilakukan proses pemotongan berbentuk dadu dan potongan-potongan tersebut dimasukkan ke dalam ember besar, waktu yang digunakan untuk proses pemotongan yaitu sekitar 5 jam untuk 200 kg ubi kayu. 6. Penggorengan Penggorengan dilakukan setelah proses pemotongan selesai. Pada tahap penggorengan ini, pertama kali mempersiapkan bahan bakar tungku yaitu kayu bakar. Setelah itu, minyak goreng dimasukkan ke dalam wajan yang digunakan untuk menggoreng. Setelah minyak goreng panas, maka potongan ubi kayu dimasukkan ke dalam wajan secara perlahan dan bertahap. Penggorengan dilakukan sampai potongan tersebut berwarna kecokelatan dan kemudian diangkat lalu ditiriskan. Jika sudah dingin, maka potongan yang telah digoreng tersebut akan dimasukkan ke dalam plastik untuk disimpan. Proses penggorengan membutuhkan waktu 45 menit untuk 1 kali penggorengan. 7. Penyimpanan produk setengah jadi Produk setengah jadi berupa potongan ubi kayu yang telah digoreng, disimpan di rak yang telah disediakan dan disusun secara rapi. Sebelum disimpan, produk biasanya ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat bahan setengah jadi yang didapatkan. Penyimpanan produk setengah jadi yaitu selama 1 1,5 bulan, dimana produk setengah jadi disimpan di tempat penyimpanan khusus rubik ganepo setengah jadi. Susunan rubik ganepo setengah jadi diberi alas kayu agar tidak terjadi kontak langsung dengan lantai yang bisa menyebabkan rubik ganepo menjadi lembab dan ini akan mengurangi dari kualitas rubik ganepo setengah jadi. 8. Pemasakan bumbu Bumbu untuk rubik ganepo dimasak satu kali dalam seminggu dan bumbu untuk rubik ganepo terbagi dua yaitu ganepo pedas dan ganepo renyah. Adapun proses pemasakan bumbu yaitu : 1) Siapkan bahan bakar tungku yaitu kayu bakar. 2) Masukkan minyak goreng ke dalam wajan. 3) Setelah minyak panas masukkan bumbu seperti bawang putih, kunyit dan garam untuk rubik ganepo renyah dan bumbu bawang putih, cabe merah dan garam untuk rubik ganepo pedas. 4) Masak sampai matang. Bumbu yang telah dimasak tidak langsung digunakan, dilakukan pendinginan terhadap bumbu tersebut agar rubik ganepo yang akan dibumbui tidak layu nantinya. Bumbu ini tidak habis untuk satu kali proses pemberian bumbu, bumbu yang tersisa disimpan di tempat penyimpanan khusus untuk bumbubumbu. 9. Pemberian bumbu Rubik ganepo yang setengah jadi diberi bumbu yang telah dimasak sebelumnya, pemberian bumbu tergantung dari pesanan yang diminta oleh konsumen. 10. Penyimpanan produk jadi Setelah rubik ganepo diberi bumbu, maka dilakukan penyimpanan terlebih dahulu selama 1 hari yang bertujuan untuk mengeringkan produk agar tidak terlalu lengket pada saat dikemas. 11. Pengemasan Setelah produk jadi disimpan selama 1 hari maka selanjutnya dilakukan pengemasan sesuai dengan kemasan yang diinginkan. Pengemasan dilakukan dengan menimbang dan memasukkan rubik ganepo ke dalam kemasan plastik PP yang kemudian dilakukan pen-sealeran. Penerapan persediaan bahan baku pada produk rubik gnepo di Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI 1. Bahan Baku Rubik Ganepo Ganepo adalah produk camilan yang setiap hari diproduksi oleh perusahaan 6

rendang dan keripik KOKOCI. Ganepo yang diproduksi oleh perusahaan rendang dan keripik KOKOCI memiliki kualitas yang baik, ubi kayu yang digunakan ubi dumai yang umurnya telah 9 bulan dimana ubi dumai memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan ubi kayu lainnya. Pemasok ubi kayu berasal dari petani-petani ubi kayu yang ada di Kecamatan Guguak. Pemasok bahan baku lainnya seperti cabe, bawang putih, kunyit, garam serta bumbu rempah lainnya adalah para pedagang yang terdapat di pasar tradisional di sekitar daerah produksi rendang KOKOCI. a. Bahan baku utama untuk pembuatan ganepo Ganepo berasal dari ubi kayu yang telah dibuka kulitnya, dibersihkan kulit arinya dan dibersihkan dengan menggunakan air, kemudian ubi yang telah di bersihkan di cincang seperti dadu dengan panjang lebih kurang 1 x 1 cm. Dalam 100 kg ubi didapatkan 30-35 kg ganepo. Ubi kayu dipasok dari petani ubi kayu yang ada di Kecamatan Guguak dan Kecamatan Mungka dengan setiap hari pembelian, karena produksi ganepo dilakukan setiap hari, yang berarti rendang dan keripik KOKOCI melakukan persediaan bahan baku setiap hari. Dimana kapasitas produksi rubik ganepo yaitu rata-rata 200 kg ubi kayu setiap hari. Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI melakukan pengadan persediaan ubi kayu sebanyak + 25 kali dalam satu bulan dimana setiap kali pemesanan sebanyak 250 kg ubi kayu dari petani yang berada di Kecamatan Guguak, Mungka dan Limbanang. Bahan baku ubi kayu yang dibeli tidak seluruhnya dijadikan bahan baku pembuatan rubik ganepo, yang digunakan hanya sekitar 84% - 87% dan selebihnya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan keripik singkong (ubi kayu). Proses awal dalam penyediaan bahan baku ubi kayu adalah tahap negosiasi dengan petani ubi kayu secara langsung. Setelah terjadi kesepakatan, bahan baku diantarkan setiap sore, jumlah yang dipesan dominan tetap yaitu 250 kg/hari, namun jika ada perubahan penambahan bahan baku ubi kayu akan dikonfirmasi saat petani melakukan pengantaran bahan baku atau melalui telfon. Ubi kayu yang telah sampai di tempat produksi disimpan di teras samping dapur produksi dan disusun menjadi satu tumpukan, dimana penyimpanan dipisah antara ubi yang kecil, sedang dan besar yang bertujuan untuk memudahkan dalam pemilihan saat pengupasan kulit ubi kayu. Ubi kayu yang telah sampai di gudang disimpan selama satu malam dan keesokan paginya baru dilakukan pengupasan kulit ubi kayu, jika ada ubi kayu yang tidak selesai dikupas kulitnya pada hari itu, maka dilakukan lagi penyimpanan di tempat yang sama, dimana ubi kayu hanya bisa disimpan 3 hari dan apabila lewat dari 3 hari maka kulit ubi kayu akan susah dibuka dan kualitas ubi kayu pun sudah tidak bagus. b. Bahan penolong untuk pembuatan bumbu ganepo 1. Ganepo Renyah Bawang Putih Dalam pembuatan bumbu ganepo renyah, bawang putih yang digunakan sebanyak 1 kg untuk satu kali proses pemasakan, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 4 kg bawang putih, karena pembuatan bumbu dilakukan satu kali dalam seminggu. Dalam satu bulan jumlah bawang putih yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu 16 kg dimana untuk satu kali pembelian sebanyak 8 kg. Bawang putih yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan yaitu ember khusus untuk bumbu-bumbu masak. Bawang putih yang dibeli juga dipakai untuk pembuatan rendang. Pembelian bawang putih yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dua kali dalam satu bulan, bawang putih dipasok dari pasar Limbanang dan pasar Danguangdanguang. 7

Kunyit Kunyit untuk pembuatan bumbu ganepo renyah dibutuhkan sebanyak 2,5 kg untuk satu kali proses pemasakan, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 10 kg kunyit. Dalam satu bulan jumlah kunyit yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu 12 kg dimana untuk satu kali pembelian sebanyak 6 kg, Kunyit yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan yaitu ember khusus untuk bumbu-bumbu masak. Kunyit yang dibeli juga dipakai untuk pembuatan rendang. Pembelian kunyit yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dua kali dalam satu bulan, kunyit dipasok dari pasar Limbanang dan pasar Danguang-danguang. Garam Garam yang digunakan dalam pembuatan bumbu ganepo renyah yaitu sebanyak 3 bungkus berat 200 gram, jadi untuk satu kali pemasakan dibutuhkan 600 gram garam, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 2.400 gram atau 2,4 kg garam. Dalam satu minggu jumlah garam yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu sebanyak 20 bungkus berat 200 gram. Garam yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan khusus untuk bumbu-bumbu masak. Garam yang dibeli juga dipakai untuk pembuatan rendang. Pembelian garam yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan setiap minggu, karena kebutuhan garam cukup banyak untuk produksi yang lainnya, garam dipasok dari toko-toko harian yang ada di sekitaran tempat produksi. Minyak goreng Minyak goreng yang digunakan dalam pembuatan bumbu ganepo renyah yaitu sebanyak 3 kg untuk satu kali proses pemasakan, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 12 kg minyak goreng untuk pembuatan bumbu ganepo renyah. Dalam satu minggu jumlah minyak goreng yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu 20 kg. Minyak goreng yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan yaitu dalam jirigen kapasitas 25 kg minyak goreng. Minyak goreng yang dibeli juga dipakai untuk pembuatan rendang. Pembelian minyak goreng dilakukan satu minggu sekali, minyak goreng dipasok dari toko harian yang berada di tempat produksi. 2. Ganepo pedas Bawang Putih Dalam pembuatan bumbu ganepo pedas, bawang putih yang digunakan sebanyak 1 kg untuk satu kali proses pemasakan, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 4 kg bawang putih. Dalam satu bulan jumlah bawang putih yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu 16 kg dimana untuk satu kali pembelian sebanyak 8 kg. Bawang putih yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan yaitu ember khusus untuk bumbu-bumbu masak. Bawang putih yang dibeli juga dipakai untuk pembuatan rendang. Pembelian bawang putih yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dua kali dalam satu bulan, bawang putih dipasok dari pasar Limbanang dan pasar Danguangdanguang. Cabe merah Cabe yang digunakan dalam pembuatan bumbu ganepo pedas yaitu sebanyak 3 kg untuk satu kali proses pemasakan, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 12 kg cabe merah giling. Dalam satu minggu jumlah cabe merah yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu 20 kg dimana untuk satu kali pembelian sebanyak 10 kg. Cabe merah yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan yaitu ember khusus untuk bumbu-bumbu masak. Pembelian cabe merah yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dua kali dalam satu 8

minggu karena kebutuhan cabe merah cukup banyak, seperti dalam pembuatan rendang juga membutuhkan cabe merah, cabe merah dipasok dari pasar Limbanang dan pasar Danguang-danguang. Garam Garam yang digunakan dalam pembuatan bumbu ganepo pedas yaitu sebanyak 3 bungkus berat 200 gram, jadi untuk satu kali pemasakan dibutuhkan 600 gram garam, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 2.400 gram atau 2,4 kg garam. Dalam satu minggu jumlah garam yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu sebanyak 20 bungkus berat 200 gram. Garam yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan khusus untuk bumbu-bumbu masak. Garam yang dibeli juga dipakai untuk pembuatan rendang. Pembelian garam yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan setiap minggu, karena kebutuhan garam cukup banyak untuk produksi yang lainnya, garam dipasok dari toko-toko harian yang ada di sekitaran tempat produksi. Minyak goreng Minyak goreng yang digunakan dalam pembuatan bumbu ganepo renyah yaitu sebanyak 3 kg untuk satu kali proses pemasakan, sehingga dalam satu bulan membutuhkan 12 kg minyak goreng untuk pembuatan bumbu ganepo renyah.. Dalam satu minggu jumlah minyak goreng yang dipesan oleh Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI yaitu 20 kg. Minyak goreng yang dibeli tidak semuanya habis untuk satu kali proses pemasakan, sisa dari jumlah yang dibeli disimpan di tempat penyimpanan yaitu dalam jirigen kapasitas 25 kg minyak goreng. Minyak goreng yang dibeli juga dipakai untuk pembuatan rendang. Pembelian minyak goreng dilakukan satu minggu sekali, minyak goreng dipasok dari toko harian yang berada di tempat produksi. Pembelian minyak goreng dilakukan satu minggu sekali, minyak goreng dipasok dari toko harian yang berada di tempat produksi. 2. Barang setengah jadi rubik ganepo Barang setengah jadi merupakan barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi. Barang setengah jadi rubik ganepo yaitu rubik ganepo yang belum di bumbui sama sekali dan masih berwarna putih kekuningan. Barang setengah jadi rubik ganepo yang telah selesai di goreng disimpan di tempat penyimpanan khusus barang setengah jadi, dimana lokasi penyimpanan terhindar dari sinar matahari langsung dan tidak terlalu gelap. Hal ini bertujuan agar warna dari rubik ganepo tidak berubah. Rubik ganepo setengah jadi dikemas dalam kemasan karung plastik ukuran 95 x 25 cm, dimana kapasitas dalam satu karung plastik yaitu ± 25 kg. Persediaan barang setengah jadi rubik genepo di perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI cukup baik karena tidak terjadi penumpukan yang terlalu lama. Penumpukan persediaan rubik ganepo yang setengah jadi paling lama bertahan 1-1,5 bulan. Metode yang digunakan untuk mengeluarkan rubik ganepo dari tempat penyimpanan yaitu metode FIFO, dimana barang yang pertama masuk merupakan barang yang pertama keluar atau digunakan. 3. Barang jadi rubik ganepo Barang jadi merupakan barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual. Sebelum menjadi barang jadi rubik ganepo terlebih dahulu diberi bumbu khas yang telah dimasak terlebih dahulu, dimana bumbu yang digunakan ada dua macam yaitu bumbu pedas dan bumbu kuning. Setelah rubik ganepo menjadi barang jadi maka ditempatkan di tempat penyimpanan yang telah disediakan untuk rubik ganepo agar tidak terjadi kekurangan persediaan pada saat adanya permintaan. Produk jadi rubik ganepo terdiri dari 2 kemasan yaitu kemasan besar ukuran 90 x 25 cm dan kemasan kecil ukuran 14 x 21 cm. 9

KESIMPULAN Berdasarkan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang telah dilaksanakan serta penyusunan laporan tugas akhir yang telah tersaji dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses produksi rubik ganepo di Perusahaan Rendang dan KOKOCI dimulai dari penerimaan bahan baku, persiapan alat dan bahan, pengupasan ubi kayu, pembersihan lendir pada lapisan luar ubi kayu, pemotongan ubi kayu, penggorengan, penyimpanan produk jadi, pemasakan bumbu, pemberian bumbu, penyimpanan produk jadi dan pengemasan. 2. Penerapan persediaan bahan baku rubik ganepo di Perusahaan Rendang dan Keripik KOKOCI terbagi 3 yaitu : a) Persediaan bahan baku, dimana persediaan bahan baku terdiri dari bahan baku utama seperti ubi kayu dan bahan baku penolong seperti bawang putih, kunyit, cabe, garam dan minyak goreng. b) Persediaan barang setengah jadi rubik ganepo yaitu rubik ganepo yang belum diberi bumbu dan masih berwarna putih kekuningan. Penyimpanan rubik ganepo setengah jadi yaitu 1 1,5 bulan. c) Persediaan barang jadi rubik ganepo, yaitu rubik ganepo yang telah siap untuk dijual kepada konsumen. Barang jadi rubik ganepo terdiri dari dua kemasan, yaitu kemasan kecil dan besar serta terdiri dari dua macam bumbu yaitu bumbu kuning dan bumbu pedas. DAFTAR PUSTAKA Assauri, S. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Ahyari, Agus. 2003. Manajemen Produksi Pengendalian Produksi II.Edisi 4. BPFE UGM. Yogyakarta. Bunda Inong. 2014. Karupuak Nepo/Ganepo.http://bundainong.co.id/2014/06/karupuknepoganepo.html] Handoko. T, Hani. 2000. Dasar Dasar Manajemen Produks dan Operasi. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta Hasnan, Suad. 2000. Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-dasar Manajemen Keuangan),Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. Herjanto, Eddy. 2000. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama, Guna Widya, Surabaya. Purnomo, Hari. 2003. Pengantar Teknik Industri. Edisi Pertama. Yogyakarta Ramaiyulis, Fri Maulina, Ingan Pulung Tarigan. 2003. Manajemen Produksi. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh. Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan (Aplikasi dibidang Bisnis). PT. Raja Grafindo. Jakarta. Sumayang, L. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Salemba Empat, Jakarta 10