4 Alasan Mengapa Buku ini Penting?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

Tentang Islam Yang Direstui Oleh Negara di Indonesia

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

Partai dan Patron: Riwayat PSII Melalui Gejolak Zaman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

REFORMASI TENTANG UNDANG-UNDANG KEPARTAIAN DI INDONESIA. Drs. ZAKARIA

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kemasyarakatan adalah kelompok kepentingan Asosiasonal. dibentuk atas tujuan yang eksplisit. Terorganisir dengan sangat baik pada

BAB IV MEMAKNAI HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK SANTRI

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKTUALISASI POLITIK ISLAM INDONESIA : BELAJAR DARI PEROLEHAN SUARA PARTAI ISLAM DALAM PEMILU 1. Yusuf Hamdan **

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

A. Pengertian Orde Lama

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan (status)

Pemilu 2009: Kemenangan Telak Blok Partai Nasionalis Ringkasan

BAB VII KESIMPULAN. penguatan institusi pesantren dan parti politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

BAB VII PENUTUP. Dinamika politik Indonesia kontemporer peran politik aliran masih mewarnai

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

BAB V KESIMPULAN. Dari penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa, kekuatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA SYARIKAT ISLAM BANJARNEGARA DALAM PILKADA KABUPATEN BANJARNEGARA 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia berjalan seiring. dengan berbagai gejolak politik yang terjadi sejak pertama kali

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

Hubungan Islam Dan Orde Baru. Written by Wednesday, 08 September :03

DINAMIKA POLITIK MUHAMMADIYAH PADA MASA SUKARNO SAMPAI MASA SOEHARTO PADA TAHUN SKRIPSI. Oleh FAJAR IWANTORO NIM

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM

BAB I PENDAHULUAN. Jatuhnya Soekarno telah membuat cita-cita partai politik tidak begitu

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

BAB III TEORI SOSIAL CLIFFORD GEERTZ DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PARTAI POLITIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Katolik, Partai Kristen Indonesia

Migrasi Aktivis ke Kekuasaan Politik. Oleh Tata Mustasya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan hasil kajian, dan analisis dari data-data yang diperoleh

GERAKAN KEBANGSAAN DI INDONESIA SAKINA MAWARDAH

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

Presiden Seumur Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Bangsa Barat Sebelum dan Setelah Abad 20

Ini Alasan Partai Islam Terseok-Seok

HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 9

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI


MAKNA DAN HAKEKAT DEMOKRASI

BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya

I PENDAHULUAN. Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi

BAB II KEBIJAKAN SOEHARTO DALAM PEMERINTAHAN ORDE BARU. ini merupakan langkah awal kemunculan pemerintahan Orde Baru. Dalam

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

Bab. I. Pendahuluan. Oetomo pada tahun Semenjak berdirinya organisasi ini telah memberikan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

Pancasila era Orde Lama reformasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh

Perekonimian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

Tap XXXIII/MPRS/1967

I. PENDAHULUAN. mencetak pemimpin yang berkualitas. Menurut Agustino (2009: 104) salah

Generasi muda Wajib Meneruskan Revolusi yang Belum Selesai

2015 STRATEGI PARTAI ISLAM D ALAM PANGGUNG PEMILIHAN PRESID EN DI INDONESIA TAHUN

PEMILU 1997 DAN PEMILU 1999 Dl INDONESIA "SUATU ANALISIS TERHADAP FENOMENA DAN PERILAKU MEMILIH"

BAB I PENDAHULUAN. kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, salah

8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

I. PENDAHULUAN. Reformasi politik tahun 1998 ternyata belum membawa perubahan signifikan

RELASI RELAWAN DEMOKRASI DAN PEMILIH PADA PEMILU TAHUN Muryanto Amin 2

BAB II PEMBAHASAN. sosialistis yang berazazkan Marxisme. PKI ingin menjadikan Indonesia sebagai

Transkripsi:

Oleh : Suswanta

4 Alasan Mengapa Buku ini Penting? 1. Merupakan pengembangan dari skripsi beliau : Perkembangan PSII Sebelum Fusi Parpol : Analisis Konflik Kepemimpinan 1971-1973

2. Satu-satunya buku yang menjelaskan perjalanan politik PSII paska kemerdekaan, khususnya awal Orba ketika menghadapi kebijakan fusi tahun 1973

3. Relevan dan kontributif terhadap problem partai-partai Islam hari ini (Konflik internal, sistem rekrutmen & kaderisasi, ideologi versus pragmatisme, artikulasi politik belum optimal, oligarki kepemimpinan, transparansi tata kelola administrasi + keuangan )

4. Penulis mampu menjelaskan secara detail-rasional bagaimana persaingan, dan mengapa terjadi perpecahan di dalam PSII terutama dalam menghadapi fusi partai politik Orde Baru.

Hasil Temuan : Dua Faktor Penyebab Konflik 1. Internal : Struktur sosial PSII yang bersifat patronase atau patron-client (meskipun PSII dikategorikan gerakan Islam modern). Sistem ini membuat PSII tergantung kepada kewibawaan tokoh tertentu yang bersifat sentralistik. Di sisi lain, karena sistem itu maka intervensi dari luar semakin mudah.

Terhambatnya regenerasi akibat sistem patronase di PSII sebenarnya sudah coba diatasi pada MT (Majelis Tahkim semacam kongres) ke-32 tahun 1966 atas tuntutan profesionalitas dan kemampuan teknokratis Namun, karena anakanak muda yang direkrut tidak semua berasal dari hasil gemblengan di dalam PSII sendiri (tapi dari HMI, PII, dan Masyumi) sehingga di antara mereka memiliki perbedaan pemikiran dan kultur

Perekrutan itu menimbulkan problem. Di satu pihak PSII tidak bisa menampung progresivitas mereka dan dalam waktu yang sama anak-anak muda tersebut tidak semua memiliki tradisi yang sama di dalam PSII, seperti penghormatan terhadap patron khususnya keluarga Tjokroaminoto. Puncaknya adalah kemenangan kelompok anak muda untuk mengambil kekuasaan melalui MT ke-33 di Majalaya, Jawa Barat 1972.

Hal itu disebabkan kepemimpinan anak-anak muda yang direkrut sebelumnya telah berhasil mengambil hati dan didukung oleh pengurus daerah, sementara sistem patronase masih bertahan terutama oleh generasi tua dengan menempatkan keluarga Tjokroaminoto dalam posisi tertinggi Di sisi lainnya lagi, di kalangan kelompok muda sendiri ada persaingan dengan memanfaatkan sistem patronase tersebut untuk merebut kekuasaan partai. Kelompok ini dipelopori oleh MT Gobel yang sesungguhnya direkrut dari kalangan nontradisional.

Faktor kedua 2. Kebijakan rejimentasi politik Orba : Restrukturusasi kepartaian melalui fusi tahun 1973 ke dalam tiga kategori setelah kemenangan Golkar pada Pemilu 1971 dan pengangkatan Soeharto sebagai presiden Tiga kategori adalah Nasionalis (PDI), Islam ( PPP) dan Golongan Karya. Kepeloporan PSII berubah drastis ketika datang rezim yang represif dan otoritarian Orde Baru.

Tambahan Analisis PSII adalah transformasi formal dari SI Putih (sebelumnya SDI yang didirikan H.Samanhudi tahun 1905) Perubahan dari SDI-SI ke PSII memberi kejelasan visi politik yaitu Kemerdekaan Indonesia Melawan Penjajahan Belanda

PSII : Sang Pelopor Menyandang atribut sebagai : Kekuatan Islam Politik, Gerakan Kebangsaan & Representasi Solitary Islamic Politics pertama di Nusantara

Perbandingan Sarekat Islam Keanggotaan & kepemimpinannya mencakup berbagai suku Keluasan penyebarannya melintasi batas-batas wilayah & pulau Program & Jargon menuntut kemerdekaan Indonesia Kemajemukan pemimpin & anggotanya (santri, abangan, bangsawan, rakyat) Budi Utomo Keanggotaan & kepemimpinannya sebagian besar Jawa Keluasaan penyebarannya meliputi Jawa, Madura dan Bali Orientasi utama pada program pendidikan Pemimpin & anggotanya mayoritas priyayi (Pegawai Negeri), kalangan atas

SI : Identik dg HOS Tjokroaminoto HOS Tjokroaminoto adalah guru dari Sukarno (Nasionalis), Semaun (Komunis) dan SM. Kartosuwiryo (Islam) HOS Tjokroaminoto mendapat gelar Heru Tjokro atau Ratu Adil atau Imam Mahdi PSII di bawah pimpinan Tjokroaminoto telah melahirkan pemimpin berkaliber nasional & internasional : H.Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, dan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo

Mengapa SI Pecah? Faktor Eksternal : Penetrasi kelompok komunis dan kontelasi politik internasional yang menguntungkan kelompok komunis Faktor Internal : Program terlalu umum (tidak tegas antikapitalis) Keanggotaan longgar Belum memiliki rumusan konsep Islam yang tajam-sistematis menghadapi isu2 politik kontemporer Figuritas