BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dasar suatu rumah sakit adalah pemulihan kesehatan anggota

dokumen-dokumen yang mirip
INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. dan Undang-undang No. 36 tahun 2010 tentang kesehatan, membawa

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

oleh Anggun Dyah Pitaloka NIM

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pengambilan keputusan, baik keputusan sederhana maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN TAKITAKUM

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL JANUARI 45,68 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 50,62 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

TESIS Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Oleh : Agus Harjono Boediman E4A000002

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, rumah sakit juga berkembang pesat

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MEI 55,02 PERSEN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL DI KOTA SALATIGA TPK HOTEL MARET 37,13 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada akhir-akhir ini terlihat bahwa rumah sakit terus berkembang, baik dalam jumlah, kapasitas maupun sarana prasarana seiring dengan perkembangan tehnologi. Walaupun terdapat perkembangan rumah sakit dari waktu ke waktu, tetapi fungsi dasar suatu rumah sakit tetap tidak berubah. Fungsi dasar suatu rumah sakit adalah pemulihan kesehatan anggota masyarakat, baik secara pelayanan rawat inap. Maupun rawat jalan, serta konsultasi pemeliharaan atau perawatan kesehatan anggota masyarakat. Rumah sakit merupakan suatu tempat pelayanan, yang menyelenggarakan pelayanan medik dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi medik dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap (Kuncoro, 2000) Tingkat pemanfaatan fasilitas keseluruhan rumah sakit hingga sekarang nampaknya masih belum optimal, dimana menurut statistik jumlah penderita yang berobat jalan dengan menggunakan fasilitas rumah sakit hanya 7,1%, jumlah ini masih dibawah Puskesmas dan Puskesmas pembantu yang mencapai 33,4%. Disamping itu kategori lain seperti BOR (Bed Occupancy Rate atau prosentasi yang menunjukkan rata-rata tempat tidur yang dipakai setiap harinya) yang ada selama ini masih berada dibawah standar yang seharusnya dicapai. Tingkat BOR (Bed Occupancy Rate) yang 1

2 dicapai rumah sakit umum yang ada di Indonesia sekarang ini masih berkisar antara 50%. Padahal standar nilai atau angka ideal yang seharusnya dicapai dengan mengacu pada standar Depkes RI yaitu 70-85%. Rendahnya tingkat BOR (Bed Occupancy Rate) yang dicapai sebenarnya menggambarkan bahwa kualitas pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan kurang baik. Jika BOR (Bed Occupancy Rate) rendah dan ALOS (Average Length of Stay) tinggi, maka berarti pelayanan rumah sakit buruk. (Kuncoro, 2000). Rumah sakit Dr. Asmir Salatiga merupakan rumah sakit pemerintah yang dalam pelaksanaan operasinya diperuntukkan melayani anggota TNI. Dimana keberadaan rumah sakit Dr. Asmir Salatiga memang diprioritaskan bagi pelayanan kesehatan bagi anggota TNI di wilayah Salatiga. Namun dalam kenyataannya tidak semua anggota TNI di wilayah Salatiga khususnya di asrama Yonif 411 Salatiga menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di rumah sakit Dr. Asmir Salatiga tersebut. Survei awal yang dilakukan peneliti pada anggota TNI yang menghuni asrama TNI Yonif 411 Salatiga, terdiri dari yang berpangkat tamtama, bintara, perwira pertama, dan perwira menengah menunjukkan bahwa terdapat anggota asrama yang menggunakan fasilitas kesehatan di tempat lain. Dimana pelayanan di rumah sakit Dr. Asmir tidak dipungut biaya melainkan berdasarkan kepangkatan dari anggota TNI tersebut. Dimana TNI yang berpangkat tamtama akan mendapatkan fasilitas pelayanan di ruangan kelas 3, bintara mendapat fasilitas pelayanan di ruangan kelas 2, perwira pertama mendapat fasilitas pelayanan di ruangan kelas 1 dan bagi yang berpangkat perwira menengah

3 mendapatkan fasilitas pelayanan di ruangan VIP. Tetapi jika anggota TNI tersebut ingin mendapatkan kelas atau pelayanan yang diinginkan, maka anggota TNI tersebut harus menambah biaya sesuai dengan kelas yang diinginkan. Didalam asrama Yonif 411 disediakan mobil ambulan yang akan siap mengantar keluarga dari anggota yang bertempat tinggal asrama Yonif 411 Salatiga. Peneliti mengamati bahwa pada 13 Juli 2009 sampai dengan 21 Juli 2010 dimanna ibu-ibu para istri TNI yang sedang hamil harus melahirkan sendiri tanpa didampingi oleh suami. Pada tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 21 juli 2010 terhitung ada 67 orang ibu bersalin yang bertempat tinggal di asrama Yonif 411 dimana 52% dari ibu bersalin tersebut lebih memilih bersalin di luar rumah sakit Dr. Asmir Salatiga. Berdasarkan latar belakang dan temuan awal tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga dalam pengambilan keputusan dalam pemanfaatan pelayanan bersalin Rumah Sakit Dr. Asmir Salatiga, dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga dalam pengambilan keputusan pemanfaatan pelayanan bersalin di Rumah Sakit Dr. Asmir Salatiga. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor persepsi sehat sakit tentang kehamilan dan kualitas pelayanan bersalin

4 dalam pengambilan keputusan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan bersalin di Rumah Sakit Dr. Asmir Salatiga sebagai tempat bersalin bagi ibu hamil di Asrama Yonif 411 Salatiga. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran umum rumah sakit Dr. Asmir Salatiga. b. Mengetahui pengaruh persepsi sehat sakit tentang kehamilan terhadap pemanfaatan pelayanan bersalin di RS. Dr. Asmir Salatiga pada ibu bersalin di asrama Yonif 411 Salatiga. c. Mengetahui pengaruh persepsi tentang kualitas pelayanan bersalin terhadap pemanfaatan pelayanan bersalin di RS. Dr. Asmir Salatiga pada ibu bersalin di Asrama Yonif 411 Salatiga. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian tentang sehat sakit tentang kehamilan dan kualitas pelayanan bersalin yang mempengaruhi keluarga dalam pengambilan keputusan pemanfaatan pelayanan bersalin di Rumah Sakit Dr. Asmir Salatiga. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi rumah sakit Dr. Asmir Salatiga. 1) Hasil penelitian ini akan memberikan acuan untuk pertimbangan dan pelaksanaan program tentang pemanfaatan jasa pelayanan bersalin di rumah sakit Dr. Asmir Salatiga.

5 2) Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan dalam rangka pengembangan mutu pelayanan bersalin pada masa mendatang. b. Manfaat bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan penelitian selanjutnya dengan pemanfaatan pelayanan bersalin di rumah sakit. c. Manfaat bagi Peneliti 1) Menambah pengetahuan tentang penelitian 2) Mengetahui landasan dan pengolahan dalam penelitian. D. Keaslian Penelitian Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan bersalin, namun penelitian ini memfokuskan pada persepsi sehat sakit tentang kehamilan dan kualitas pelayanan bersalin yang mempengaruhi keputusan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan bersalin di rumah sakit Dr. Asmir Salatiga. Adapun penelitian yang berhubungan yaitu penelitian: 1. Dewi (2005) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Puskesmas oleh keluarga yang mempunyai balita di kecamatan teriak kabupaten Bekayang Kalimantan Barat. Penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif kuantitatif rancangan cross sectional. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian sekarang yaitu

6 terletak pada populasi, sampel dan variable dependent. Populasi dalam penelitian sekarang ini adalah ibu bersalin di asrama Yonif 411 Salatiga, pengambilan sampel dengan total sampling dan variable dependent yang akan diteliti oleh peneliti adalah pemanfaatan pelayanan bersalin di Rumah sakit Dr. Asmir Salatiga. 2. Fatma (2002) tentang determinan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di kabupaten Ende. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan, tetapi terdapat perbedaan yaitu pada metode dan tempat penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan di kabupaten Ende dan metode penelitian adalah cross sectional. Sedangkan, penelitian sekarang merupakan penelitian deskriptif analitik bersifat kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan pada ibu bersalin di Asrama Yonif 411 3. Dyah (2005) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam keluarga untuk pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Bandar I Batang Jawa Tengah. Perbadaan dengan penelitian sekarang terletak pada metode penelitian dan sampling yang digunakan. Penelitian sebelumnya menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional dan sampel penelitian diambil dengan accidental random sampling. Sedangkan, peneliti akan menggunakan metode deskriptif analitik yang bersifat kuantitatif dengan rancangan cross sectional dan sampel dalam penelitian ini diambil dengan total sampling.