BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. World Health Organization (WHO), di tahun 2012 ada 14,1 juta kasus baru kanker

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2012) memprediksi, akan terjadi

PALLIATIVE CARE HENDRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non. akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO 8-9% wanita di seluruh dunia akan mengalami kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkaitan dengan penyakit yang mengancam, meliputi pencegahan dan pembebasan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Khusus Kanker di Jakarta 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

Konsep dasar mengenai isu psikososial dalam perawatan paliatif. Rosiana Eva Rayanti

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. tegaknya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. belumlah lengkap tanpa seorang anak. Kehadiran anak yang sehat dan normal

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat serius dan memprihatinkan. Kementerian kesehatan RI dalam

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini juga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), di tahun 2012 ada 14,1 juta kasus baru kanker di dunia, sekitar 8,2 juta jiwa di dunia meninggal oleh kanker, dan sebanyak 32,6 juta orang menderita kanker (terdiagnosa dalam 5 tahun terakhir). Angka kejadian kanker lebih tinggi 25% pada laki-laki dibanding pada wanita. Di Indonesia, fenomena kanker juga tidak jarang ditemukan. Di antara berbagai penyakit tidak menular yang ada, penyakit kanker menjadi penyebab kematian terbesar ke dua setelah penyakit kardiovaskular. Sama seperti insidensi dunia, bahwa angka kematian akibat kanker pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada wanita (WHO, 2012). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Departemen Kesehatan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki prevalensi kanker tertinggi di Indonesia yaitu 4,1 per 1000 penduduk. Angka tersebut melebihi angka nasional kanker yaitu 1,4 per 1000 penduduk. SIK Surveilans Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta hingga tahun 2013 juga mencatat jumlah pasien kanker yang masih menjalani perawatan di Puskesmas Kota Yogyakarta yaitu pasien dengan kanker serviks uteri sejumlah 58 orang dan kanker payudara sejumlah 86 orang. Angka kejadian penyakit kronik lain seperti DM maupun stroke di 1

2 Yogyakarta juga melebihi angka kejadian rata-rata di Indonesia (Riskesdas, 2013). Tingginya angka kejadian kanker dan penyakit kronik di Indonesia khususnya di Yogyakarta mengindikasikan peningkatan kebutuhan akan perawatan paliatif di Indonesia. Menjadi hak semua pasien untuk mendapatkan perawatan yang terbaik sampai akhir hayatnya. Penderita kanker yang dalam stadium lanjut atau tidak berangsurangsur sembuh perlu mendapat pelayanan kesehatan sehingga penderitaannya dapat dikurangi. Pelayanan yang diberikan harus dapat meningkatkan kualitas hidup yang optimal, sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dalam iman (Kemenkes, 2007). Pelayanan seperti itulah yang disebut perawatan paliatif. Biasanya perawatan ini diberikan kepada penderita yang memiliki penyakit dengan prognosis yang buruk seperti pada pasien kanker stadium III dan IV, gagal ginjal, serta penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan seperti HIV/AIDS. Mengingat pentingnya perawatan paliatif ini, maka pemerintah mengeluarkan Kepmenkes No. 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif. Salah satu tujuan khusus dari kebijakan tersebut adalah agar terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu dan sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia. Dilihat perkembangan dari awal adanya perawatan paliatif di Indonesia hingga sekarang, perkembangan perawatan paliatif masih dalam tahap berkembang dan belum menjadi fokus utama. Perawatan paliatif di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1992, namun hingga saat ini baru bisa didapatkan di kota-kota besar saja. Beberapa rumah sakit penyedia perawatan paliatif yaitu RS Dr. Soetomo

3 (Surabaya), kemudian diikuti oleh RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RS Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar) (Tejawinata, 2007). Selain jangkauan pelayanannya yang masih terbatas, jumlah tenaga paliatif juga masih kurang, hal ini terbukti dari belum banyaknya pusat pelayanan paliatif di Indonesia dan penelitian tentang perawatan paliatif di Indonesia juga masih minim. Dalam perawatan paliatif, perawat memiliki peran yang sangat penting di dalamnya. Sebagai tenaga kesehatan yang terdekat dengan pasien, perawat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui pasien dan keluarganya secara lebih mendalam sehingga perawat dapat menggunakan keahliannya dan menjalankan berbagai perannya untuk memberikan perawatan paliatif yang terbaik bagi pasien dan keluarganya (WHO, 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan keperawatan adalah motivasi. Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya (Handoko, 1992). Motivasi tinggi menjadi salah satu kunci dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Motivasi yang tinggi akan memberikan dukungan kepada setiap personel keperawatan untuk dapat melakukan asuhan keperawatan yang terbaik (Asmuji, 2012). Oleh karena pentingnya pengaruh motivasi dalam diri seseorang maka penulis tertarik melihat lebih dalam fenomena motivasi perawat dalam melakukan perawatan paliatif untuk mengetahui sejauh mana perawat mampu menempatkan diri dalam melakukan perawatan paliatif.

4 Berdasarkan berbagai penelitian tentang perawatan paliatif, baik di luar negeri maupun di Indonesia semakin dikembangkan perawatan paliatif di komunitas. Berbagai pertimbangan seperti halnya kenyamanan pasien, biaya, dan kefektifan perawatan mendukung pengembangan paliatif mulai dari tingkat pelayanan kesehatan yang paling dasar yaitu puskesmas. Oleh karena itu penelitian ini akan mengambil populasi perawat paliatif yang berada di Puskesmas Kota Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut maka ditemukan masalah bahwa jumlah angka kejadian kanker di Provinsi D.I. Yogyakarta menduduki peringkat tertinggi di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perawatan paliatif sangat dibutuhkan. Kualitas perawatan yang baik salah satunya dipengaruhi oleh motivasi perawat. Oleh karena itu, gambaran motivasi perawat menjadi penting untuk diketahui sebagai data dasar untuk pengembangan perawatan paliatif selanjutnya khususnya bagi Kota Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi perawat Puskesmas Kota Yogyakarta dalam melakukan perawatan paliatif di komunitas. Di samping tujuan umum tersebut adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui macam-macam motif perawat dalam memberikan perawatan paliatif.

5 2. Mengetahui kebutuhan apa saja yang mempengaruhi motivasi perawat dalam memberikan perawatan paliatif. 3. Mengetahui dorongan apa saja yang mempengaruhi motivasi perawat dalam memberikan perawatan paliatif. 4. Mengetahui faktor-faktor yang tidak mempengaruhi motivasi perawat dalam memberikan perawatan paliatif. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data empirik terkait motivasi perawat dalam memberikan pelayanan paliatif. Selain bermanfaat secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat juga bagi berbagai pihak. 1. Bagi bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan, menambah wawasan akan pentingnya perawatan paliatif, dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya, dan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pembentukan kurikulum atau pemberian materi yang efektif di bidang paliatif. 2. Bagi institusi klinik Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran akan motivasi kerja dari perawat paliatif di Puskesmas Kota Yogyakarta sehingga dapat digunakan sebagai masukan atau dasar pertimbangan manajemen klinik dalam upaya peningkatan pelayanan perawatan paliatif.

6 3. Bagi profesi keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran akan akan sejauh mana perawat mampu menempatkan dirinya dalam bidang keperawatan paliatif dan dapat dijadikan masukan untuk peningkatan kualitas perawatan kepada pasien paliatif. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang perawatan paliatif di Indonesia sudah mulai dikembangkan meski masih sangat minim. Berdasarkan pengetahuan dan literatur yang telah penulis telaah, penelitian dengan judul Gambaran Motivasi Perawat Puskesmas Kota Yogyakarta dalam Memberikan Perawatan Paliatif di Komunitas belum pernah dilakukan. Penelitian yang berkaitan dengan motivasi perawat atau tim paliatif lain yang pernah dilakukan adalah penelitian dengan judul Complimentary Therapists Motivation to Work in Cancer/Supportive and Palliative Care: A multi-centre case study oleh Peter., et al. (2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap motivasi dari terapis terapi komplementer untuk bekerja di perawatan kanker/suportif dan paliatif. Metode yang digunakan yaitu dengan desain studi kasus multiple. Data diperoleh dengan survey menggunakan kuesioner dan diikuti dengan metode kualitatif menggunakan wawancara semi terstruktur. Penelitian dilakukan di tiga lokasi di Inggris bagian Barat Laut. Penelitian ini menemukan beberapa motivasi para terapis dalam melakukan pekerjaannya di perawatan kanker/suportif dan paliatif. Motivasi-motivasi mereka adalah dorongan menolong

7 secara sukarela menggunakan keterampilan menterapi yang mereka miliki; kekecewaan akan perannya terdahulu; pengembangan karir dan kesempatan kerja; hobi/ketertarikan umum; pengalaman akan sakit atau menderita kanker; pengalaman pernah mendapatkan terapi komplimen/bermanfaat bagi kesehatan dirinya sendiri. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu motivasi untuk bekerja/melakukan perawatan paliatif. Perbedaannya yaitu pada metode penelitian, subyek penelitian, dan tempat penelitian. Planalp dan Trost (2009) juga pernah melakukan penelitian dengan judul Motivation of Hospice Volunteers kepada sejumlah 351 relawan dari 32 pusat pelayanan hospis di United States bagian barat. Para relawan tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan pada instrumen Volunteer Functions Inventory (VFI) yang telah dikirimkan kepada mereka. Analisis yang digunakan oleh peneliti menggunakan oblique rotation yang difollow-up menggunakan orthogonal rotation dan juga menggunakan ANOVA untuk mengetahui motivasi yang paling menonjol. Hasil dari penelitian ini didapatkan empat motivasi yang paling menonjol yaitu motivasi dalam hal (1) keinginan untuk membantu orang lain dan belajar dari mereka, (2) membangun hubungan sosial, (3) memberikan perasaan lebih nyaman bagi para relawan, dan (4) mengejar karir. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu motivasi untuk bekerja atau melakukan perawatan paliatif/hospis. Perbedaannya yaitu pada metode penelitian, subyek penelitian, dan tempat penelitian.