MENGENAL KAYU BITTI ((Vitex cofassus) SEBAGAI BAHAN PEMBUAT KAPAL PHINISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Edi Kurniawan RINGKASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kering tidak lebih dari 6 bulan (Harwood et al., 1997). E. pellita memiliki

PERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN. C. Andriyani Prasetyawati *

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

DAFTAR ISI HALAMAN. vii

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. organisme hidup yaitu tumbuhan (Praptoyo, 2010). Kayu termasuk salah satu hasil

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PERBAIKAN MUTU BUAH SIRSAK MELALUI PENYERBUKAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 176/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA JESICA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA EQUATOR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 210/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK GAYO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

Lampiran 1. Deskripsi Bawang Merah Varietas Tuk Tuk

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ekaliptus mempunyai sistematika sebagai berikut: Hutan Tanaman Industri setelah pinus. Ekaliptus merupakan tanaman eksotik

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 177/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA ROMEO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Oleh: Merryana Kiding Allo

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 122/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN JAHE MERAH VARIETAS JAHIRA 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus

A. Struktur Akar dan Fungsinya

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan Potensi Tanaman Kelapa Sawit. Menurut Hadi (2004) pengklasifikasian kelapa sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 450/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA GRESS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

C10. Oleh : Titik Sundari 1), Burhanuddin Siagian 2), Widyanto D.N. 2) 1) Alumni Fakultas Kehutanan UGM, 2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan UGM

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 512/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR MERAH DELIMA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 115/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA SYNTA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 449/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA OVATION SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Transkripsi:

MENGENAL KAYU BITTI ((Vitex cofassus) SEBAGAI BAHAN PEMBUAT KAPAL PHINISI Ary Widiyanto dan Mohamad Siarudin Balai Penelitian Teknologi Agroforestry, Jl Raya Ciamis-Banjar Km 4, PO BOX 5 Ciamis Email: ary_301080@yahoo.co.id Kapal phinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar di Sulawesi Selatan tepatnya dari desa Bira kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba. Phinisi sebenarnya merupakan nama layar. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang; umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antar pulau (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Phinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang, tujuh helai layar yang mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera besar di dunia (Anonim, 2014a). Dewasa ini, phinisi sebagai kapal barang berubah fungsi menjadi kapal pesiar mewah komersial maupun ekspedisi yang dibiayai oleh investor lokal dan luar negeri, dengan interior mewah dan dilengkapi dengan peralatan menyelam, permainan air untuk wisata bahari. Kapal phinisi juga menjadi lambang untuk gerakan WWF yaitu #SOSharks, program pelestarian ikan hiu dari WWF dan pernah digunakan sebagai logo perusahaan oleh satu bank pemerintah di Indonesia (Anonim, 2014a). Kapal phinisi sebagian besar terbuat dari kayu yang berasal dari pohon khas sulawesi yaitu bitti (Vitex cofassus). Pohon ini juga dikenal dengan nama lokal sassuwar, gofasa, bitum, gupasa, dan bana. Pohon ini telah ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Gorontalo dengan nama gupasa atau gofasa. Di beberapa tempat seperti di Bulukumba, Sulawesi Selatan, pohon gupasa ditanam sebagai hutan rakyat (Anonim, 2014a). Penyebaran tanaman ini di Sulawesi Selatan terdapat di Kab. Bantaeng, Enrekang, Bone, Bulukumba, Sidrap dan Selayar (Prasetyawati, 2013). 1

A. Ciri umum pohon Daun dan bunga pohon bitti (Vitex cofassus) (sumber: http://www.pngplants.org) Pohon gofasa atau bitti termasuk dalam famili Verbenaceae, genus Vitex dan spesies: Vitex cofassus Reinw. ex Blume. Pohon ini berukuran sedang hingga besar dan dapat mencapai tinggi hingga 40 meter. Batangnya biasanya tanpa banir dan diameternya dapat mencapai 130 cm, beralur dalam dan jelas, kayunya padat dan berwarna kepucatan. Kayunya tergolong sedang hingga berat, kuat, tahan lama dan tidak mengandung silika dan kayu basah beraroma seperti kulit (Anonim, 2014b). Daun bersilangan dengan atau tanpa bulu halus pada sisi bawahnya. Susunan bunga terminal, merupakan bunga berkelamin ganda, di mana helai kelopaknya bersatu pada bagian dasar membentuk mangkuk kecil, sedang helai mahkotanya bersatu pada bagian dasar yang bercuping 5 tidak teratur. Mahkota putih keunguan, terdapat tangkai dan kepala sari di dalam rongga mahkota, bakal buah di atas dasar bunga (superior). Buah berdaging, bulat hingga lonjong, dengan diameter 5-12 mm yang saat masak berwarna ungu tua. Terdapat 1 4 biji dalam setiap buahnya (Anonim, 2014b). Pohon bitti mengguguran daunnya pada musim kemarau dan musim berbuah sangat tergantung pada tempat tumbuhnya. Di Sulawesi Selatan, musim berbunga biasanya terjadi pada musim hujan dan berbuah antara bulan Agustus sampai November. Secara umum jenis ini hampir selalu berbunga setiap tahun setelah berumur 5 (lima) tahun dengan penyerbukan dibantu oleh serangga, kemungkinan besar lebah (Orwa, 2009). 2

Batang kayu bitti (Vitex cofassus) (foto: M. Siarudin) Jenis pohon ini termasuk mudah tumbuh, tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi dan termasuk tanaman yang mempunyai kecepatan pertumbuhan sedang. Jenis ini tahan terhadap kebakaran, bila terbakar akan segera bertunas kembali. Oleh karena itu jenis ini mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu jenis andalan yang unggul (Prasetyawati, 2013). Menurut Burley et al (2011), karena sifatnya yang mudah tumbuh, pohon ini dikenal sebagai pohon suksesi awal, selain angsana (Pterocarpus indicus) dan kenari (Canarium indicum). B. Penyebaran dan tempat tumbuh Kayu bitti tumbuh tersebar secara alami di Sulawesi, Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Bismarck, dan Pulau Solomon. Habitat pohon ini adalah di hutan dataran rendah sampai ketinggian 2000 m dpl. Pohon dapat tumbuh baik pada tanah berkapur dengan tekstur mulai lempung hingga pasir dan dapat dijumpai di daerah dengan musim basah dan kering yang nyata (Anonim, 2014b). C. Manfaat dan kegunaan Kayu bitti biasanya dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi rumah, kapal dan perkakas rumah tangga seperti mangkok dan piring. Ekspor kayu dalam jumlah cukup besar 3

berasal dari Sulawesi, Papua Nugini dan Pulau Solomon, terutama ke Jepang (Anonim, 2014b). Proses pembuatan kapal phinisi dengan kayu bitti di PT Semesta Phinisi Bulukumba, Kab Bulukumba, Sulawesi Selatan (foto: M. Siarudin) D. Struktur anatomi dan sifat fisik-mekanik kayu bitti Struktur anatomi dan sifat fisik-mekanik kayu bitti dirangkum dalam Tabel 1. Tabel 1.Struktur anatomi dan sifat fisik-mekanik kayu bitti (Vitex cofassus) SIFAT NILAI A.Anatomi Proporsi pembuluh Proporsi serabut Proporsi jari-jari Proporsi parenkim Panjang serat Diameter serat Diameter lumen Tebal dinding serat B. Sifat fisik Kadar air segar 11,17 17,88% 57,49 70,32% 10,74 19.30% 5,40 8,98% 0,86 1,44 mm 17,81, 20,59 µm 11,93 13,86 µm 2,61 4,02 µm 59,32 110,22% 4

C. Sifat mekanik Kering udara Berat jenis segar/ kering udara/ kering tanur Penyusutan radial/tangensial/longitudinal/ rasio T/R (Segar-Kering tanur) Pengembangan radial/tangensial/longitudinal/ rasio T/R (Kering tanur- Segar) Keteguhan lengkung static/ MOE /MOR (kg/cm2) Keteguhan tekan sejajar serat/ tegak lurus serat (kg/cm2) 9,66 20,82% 0,44 0,70/ 0,48 0,75/ 3,64 7,44%/ 1,79 4,32%/ 0,18 0,49%/1,42 2,03 3,673 4,374%, 1,155 3,179%, 0,238 0,493% dan 1,32 3,26% 460,37 803,17/ 67,75 97,22/ 634,13 1046,39 331,59 529,95/ 62,51 136,84 Sumber: Hapid (2014) Penulis di tengah proses pembuatan kapal phinisi dengan kayu bitti di PT Semesta Phinisi Bulukumba, Kab Bulukumba, Sulawesi Selatan (foto: M. Siarudin/A.Widiyanto) E. Upaya pengembangan benih unggul pohon Bitti Pohon bitti memiliki kelemahan tanaman yaitu bebas cabangnya yang rendah dan percabangannya banyak. Sehingga untuk mendapatkan kayu bitti dengan kualitas batang yang bagus, lurus dan bebas cabangnya tinggi, perlu dilakukan kegiatan pemuliaan (Prasetyawati, 2013). Salah satu upaya pemuliaan pohon ini telah dilakukan oleh BPK 5

Makassar, yang melakukan kegiatan eksplorasi koleksi benih unggul pohon bitti. Kegiatan koleksi benih bitti dilakukan di Kab. Bulukumba dan Kab. Bone. Eksplorasi dipilih pohon induk yang memenuhi syarat, yaitu bebas cabang tinggi, bebas dari hama dan penyakit serta pohon induk mempunyai penampakan yang relatif lebih bagus dibanding pohon bitti di sekitarnya. Jarak antar pohon induk adalah 50-100 m untuk menjaga pengambilan benih dari hasil perkawinan kerabat. Koleksi benih bitti di kab. Bulukumba dilaksanakan pada bulan Juli 2011, sedangkan di Kab. Bone dilaksanakan pada bulan September 2011. Ada perbedaan musim panen bitti antara di kab. Bulukumba dan kab. Bone. Buah bitti diambil yang sudah masak secara fisiologis, berwarna hitam dan masak serempak. Hasil eksplorasi pohon induk bitti di Kab. Bone, diperoleh 25 pohon induk dan di Kab. Bulukumba diperoleh 24 pohon induk. Selanjutnya, hasil dari koleksi materi genetik disemaikan di persemaian dan diamati pertumbuhannya. REFERENSI Anonim. 2014a Kapal pinisi..http://id.wikipedia.org/wiki/pinisi. Diakses tanggal 12 Pebruari 2014. Anonim. 2014b. Detil data Vitex cofassus Reinw. ex Blume. http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=862. Diakses tanggal 13 Pebruari 2014. Hapid, A. 2014. Struktur anatomi dan sifat fisika-mekanik kayu bitti (Vitex cofassus Reinw) dari hutan rakyat yang tumbuh di Kabupaten Bone dan Wajo Sulawesi Selatan. http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=penelitiandetail&act= view&typ=html&buku_id=48565&obyek_id=4. Diakses tanggal 13 Pebruari 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Orwa, S. 2009. Vitex cofassus.. World Agroforestry Center (ICRAF). Agroforestry database V.4. Bogor. Prasetyawati, C.A. 2013. Eksplorasi Benih Bitti (Vitex Cofassus) di Sulawesi Selatan http://balithutmakassar.org/eksplorasi-benih-bitti-vitex-cofassus-di-sulawesi-selatan/. Diakses tanggal 12 Pebruari 2014. Burley, A. L, N.J. Enright and M.M. Mayfield. 2011. Demographic response and life history of traditional forest resource tree species in a tropical mosaic landscape in Papua New Guinea. Journal of Forest Ecology & Management. Sep2011, Vol. 262 Issue 5, p750-758. 9p 6