Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

dokumen-dokumen yang mirip
KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

19. Mata Pelajaran Bahasa Arab Untuk Paket C Program Bahasa

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

100. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

99. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

20. Mata Pelajaran Bahasa Jerman Untuk Paket C Program Bahasa

23. Mata Pelajaran Bahasa Mandarin Untuk Paket C Program Bahasa

92. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

94. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman

PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI (SK) & KOMPETENSI DASAR (KD)

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. antar warga akan berlangsung dengan baik.

MATA PELAJARAN : BAHASA MANDARIN JENJANG PENDIDIKAN : SMP/M Ts/SMA/SMK/MA

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

42. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BHS INGGRIS SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Pengertian Bahan Ajar

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BAHASA ARAB

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

: SMA NEGERI 1 MANADO

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X s/d XII / 1-2

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

Kelengkapan Keluasan Kedalaman. Tidak. Tidak Sesuai. Sesuai Sesuai. Sesuai

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan SMP menyatakan bahwa materi pembelajaran Bahasa Indonesia

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.


ANALISIS TEKS INFORMASI LALU LINTAS DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

PANDUAN MATERI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelak di kehidupan yang akan datang. Harapan dan cita-cita para orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menurut medianya dibedakan menjadi dua yakni, bahasa lisan dan bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

STANDAR ISI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA SD/SDLB/MI PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

Penguasaan bahasa Jepang merupakan persyaratan penting bagikeberhasilan individu, masyarakat, dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan Bahasa Jepang dapat diperoleh melalui berbagai program, dan program pengajaran di sekolah secara formal tampaknya merupakan sarana utama bagi sebagian anak Indonesia. Pengalaman menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Bahasa Jepang di Indonesia masih jauh dari tujuan yang diinginkan.

Lulusan SMU belum mampu menggunakan bahasa Jepang untuk berkomunikasi lisan. Ketidakberhasilan ini ditentukan oleh banyak faktor. Akan tetapi, bila diupayakan pasti banyak jalan untuk memperbaikinya. Salah satunya adalah dengan memperbaiki atau menyesuaikan kurikulum dengan tuntutan zaman. Tuntutan dunia global yang terus menerus berubah merupakan salah satu dorongan untuk mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini menyediakan butir-butir kompetensi dasar berbahasa dan indikator pencapaian yang membantu guru dalam mengembangkan strategi dan teknik pengajaran serta penilaiannya. Kurikulum berbasis kompetensi menjamin adanya keluwesan dalam mencapai penguasaan kompetensi.

Tuntutan dunia global yang terus menerus berubah merupakan salah satu dorongan untuk mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini menyediakan butir-butir kompetensi dasar berbahasa dan indikator pencapaian yang membantu guru dalam mengembangkan strategi dan teknik pengajaran serta penilaiannya. Kurikulum berbasis kompetensi menjamin adanya keluwesan dalam mencapai penguasaan kompetensi Bahasa Jepang.

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang dimaksudkan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

Mata pelajaran bahasa Jepang merupakan mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya. Dengan demikian mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warganegara yang cerdas, terampil dan berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional.

Program pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia memiliki tujuan agar para siswa berkembang dalam hal: kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, memberikan pendapat, dan menulis secara baik; pengetahuan mengenai ragam bahasa dalam konteks sehingga para siswa dapat menafsirkan isi berbagai bentuk teks lisan maupun tertulis dan meresponnya dalam bentuk kegiatan yang beragam dan interaktif; pengetahuan mengenai pola-pola kalimat yang dapat digunakan untuk mengkonstruksikan teks yang berbeda-beda dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya itu ke dalam bentuk wacana lisan maupun tulisan;

pengetahuan yang luas mengenai sejumlah teks yang beraneka dan kemampuan untuk menghubungkan pengetahuannya itu dengan aspek sosial dan personal; berbicara secara efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan; menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif, dan menyenangkan;

menulis kreatif berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan; pengetahuan aspek-aspek budaya melalui sejumlah teks untuk dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kegiatan komunikasi;

Aspek mata pelajaran Bahasa Jepang meliputi: 1. Keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 2. Unsur-unsur kebahasaan mencakup: ungkapan komunikatif, kosakata, pelafalan, tata bahasa dan ejaan huruf (kana, kanji). 3. Aspek budaya yang terkandung dalam teks lisan dan tulisan.

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi: 1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya. 2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain. 3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik teknik, pola, struktur, dan hubungan. 4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber.

5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai untuk mengambil keputusan yang tepat. 6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis. 7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab. 8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. 9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri,

Mendengarkan Siswa mampu menafsirkan berbagai nuansa makna dalam berbagai teks lisan dengan berbagai variasi tujuan komunikasi dan konteks. Berbicara Siswa mampu mengungkapkan berbagai nuansa makna dalam berbagai teks lisan dengan berbagai variasi tujuan komunikasi dan konteks. Membaca Siswa mampu memahami berbagai nuansa makna yang dijumpai dalam berbagai teks tertulis dengan variasi tujuan komunikasi, struktur teks dan ciri-ciri bahasanya. Menulis Siswa mampu mengungkapkan makna secara tertulis sesuai dengan tujuan komunikasinya dengan struktur wacana dan fitur-fitur bahasa yang lazim digunakan dalam budaya bahasa yang digunakan

1. Siswa mampu berkomunikasi lisan dan tertulis dengan menggunakan ragam bahasa sederhana dan dapat dipahami sesuai konteks dalam wacana interaksional dan atau monolog yang informatif berbentuk naratif, deskriptif dan laporan sederhana. 2. Siswa mampu berkomunikasi lisan dan tertulis dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai dengan lancar dan akurat, dalam wacana interaksional dan atau monolog berbentuk naratif, prosedur, deskriptif dan berita.

1. Kurikulum ini menerapkan pendekatan kompetensi sebagai pendekatan pembelajaran. Beberapa konsep penting yang mendasari pendekatan ini adalah sebagai berikut: a. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan dengan menggunakan tata bahasa dan kosakata. Dengan demikian, tata bahasa dan kosakata berperan sebagai alat pengungkapan makna yang berupa gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. b. Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kompetensi terhadap pengajaran bahasa yang harus didukungoleh pemahaman lintas budaya.

c. Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu ungkapan dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi pada saat ungkapan itu digunakan. Jadi keragaman ujaran diakui kebenarannya dalam bentuk bahasa lisan dan tulisan. d. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsurunsur bahasa tersebut. e. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam keberhasilan siswa.

f. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depan siswa. Oleh karena itu faktorfaktor tersebut harus dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan dalam pengajaran dan pembelajaran agar lebih bermakna bagi siswa. g. Dalam proses belajar mengajar, siswa harus diperlakukan sebagai subjek utama, dan bukan sebagai objek belaka dan guru berperan sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berbahasanya.

2. Penerapan konsep-konsep di atas dalam pengajaran bahasa asing menyiratkan bahwa: a. Unsur-unsur bahasa, yaitu tata bahasa, kosakata dan lafal dan ejaan hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi, sehingga menjadi lebih bermakna. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya dari bahasa yang dipelajari dan budaya siswa. b. Pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa Jepang, dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri. c. Dalam proses belajar mengajar keempat keterampilan berbahasa pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, keterampilan berbahasa sedapat mungkin dikembangkan secara terpadu.

d. Peserta didik harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yaitu kegiatan yang dapat membantu: 1) mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya; 2) mendorong siswa untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang berkepribadian Indonesia; dan 3) mengembangkan keterampilan menjalin hubungan dengan pihak lain.

3. Perkembangan teknologi komunikasi dapat dimanfaatkan untuk mempelajari bahasa asing. Teknologi komunikasi ini dapat berupa media cetak dan elektronika. Media cetak meliputi surat kabar, majalah, buku, brosur, dan lain-lain. Sedangkan media elektronika meliputi komputer, televisi, radio, internet, VCD, CD, dan lain-lain. Melalui internet dapat diperoleh berbagai informasi dalam bahasa Jepang sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca. Melalui TV dan Radio siswa dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan melalui komputer mengembangkan kemampuan membaca dan menulis.

4. Dokumen ini hanya menyediakan daftar tema per tahun, sedangkan daftar anak tema untuk setiap tema diserahkan kepada pengguna dokumen ini agar lebih sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing. 5. Pembagian waktu untuk setiap tema atau anak tema diserahkan kepada guru atau di lapangan yang lebih mengetahui kemampuan siswa masing-masing. 6. Dokumen ini disertai lampiran daftar tata bahasa/pola kalimat/ungkapan komunikasi/ kosakata/contoh ungkapan dan cerita/daftar kanji sederhana.