FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK KULIT NANAS (ANANAS COMOSUS L MERR) DAN UJI IN VITRO NILAI SUN PROTECTING FACTOR (SPF)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI DAN PENENTUAN NILAI SPF DARI SEDIAAN LOSIO EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG GOROHO (Musa acuminafe L.)

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Determination Sun Protecting Factor (SPF) Of Krokot Herbs Extract (Portulacaoleracea L.)

UJI AKTIVITAS GABUNGAN NANOGOLD-NANOPLATINUM SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DALAM KOSMETIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

Gambar 6. Kerangka penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii PENDAHULUAN... 1

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN AKTIVITAS POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SECARA IN VITRO

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

PENGARUH KOMBINASI OXYBENZONE DAN OCTYL METHOXYCINNAMATE (OMC)PADA KARAKTERISTIK FISIK DAN SPF DALAM SEDIAAN KRIM TABIR SURYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

FORMULASI TABIR SURYA EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS LINN.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM NOVILIA SANTOSO

FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK AIR WORTEL (DAUCUS CAROTA L.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM FANNY KUSUMA

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

FORMULASI DAN UJI EFEKTIFITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK ETANOL KORTEKS KAYU JAWA (LANNEA COROMANDELICA HOUT MERR) DENGAN METODE DPPH

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

METODELOGI PENELITIAN

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA Helen Eliska Trianti Gurning 1), Adeanne C. Wullur 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Pineapple rind (Ananas comosus L. (Merr).) contains flavonoid and tanin that can be used as sunscreen. This research aims to make sunscreen lotio from pineapple rind extract with concentration of 8, 10 and 12% base on lotio requirements including organoleptic test, homogeneity test, ph test, dispersive test and examine the pineapple rind extract lotion as sunscreen by measurement of Sun Protection Factor (SPF) value in vitro. Pineapple rind with concentration at 8, 10 and 12% can be formulated as lotion. The lotion were made based on lotion requirements including organoleptic test with semisolid phase, greenish yellow in color and specific fragrance of pineapple. Homogeneity test with the absence of small particles through out all the lotion; ph test was 6 which still within skin ph interval of 4-7,5 and dispersive test with dispersive diameter width of 6-7 cm indicated the semisolid consistency which is comfortable in use. The effectiveness of the sunscreen were carried out by the determination of SPF value using Spectrophotometer UV-Vis method. All the lotion meet the requirements as sunscreen with SPF value of 2,66; 2,72 and 2,83 respectively. Keywords : Lotion, Pineapple Rind, Sunscreen, SPF ABSTRAK Kulit (Ananas comosus L. Merr) mengandung flavonoid dan tanin yang mampu bekerja sebagai tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan losio tabir surya dari ekstrak kulit dengan konsentrasi 8, 10 dan 12%, menguji sediaan losio ekstrak kulit berdasarkan persyaratan sediaan losio meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji ph dan uji daya sebar dan menguji sediaan losio ekstrak kulit sebagai sediaan tabir surya dengan pengukuran nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro. Kulit konsentrasi 8, 10 dan 12% dapat diformulasikan sebagai sediaan losio. Losio yang dibuat memenuhi persyaratan sediaan losio meliputi uji organoleptik dengan bentuk semisolid, warna kuning-kehijauan dan bau khas buah Nanas. Uji homogenitas dengan tidak terdapatnya partikel-partikel kecil pada seluruh sediaan losio; uji ph dengan nilai ph 6 yang masih dalam interval ph kulit yaitu 4-7,5 dan uji daya sebar dengan luas diameter sebar 6-7 cm yang menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan. Efektivitas sediaan tabir surya dilakukan dengan penentuan SPF menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Seluruh losio memenuhi syarat sebagai tabir surya dengan nilai SPF berturut-turut 2,66; 2,72 dan 2,83. Kata kunci: Losio, Kulit Buah Nanas, Tabir Surya, SPF 110

PENDAHULUAN Buah Nanas merupakan salah satu di antara tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat yang mengandung vitamin A dan C, kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium dan enzim bromielin. Bagian buah Nanas yang bersifat buangan seperti kulit buah yang memiliki tekstur yang tidak rata dan berduri kecil pada permukaan luarnya juga mengandung zat berkhasiat. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa dalam kulit buah Nanas terkandung flavonoid dan tanin yang dapat bekerja sebagai bahan aktif tabir surya (Damogalad et al., 2013). Tabir surya adalah suatu zat atau material yang dapat melindungi kulit terhadap radiasi sinar Ultra Violet (UV). Mekanisme sediaan tabir surya dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok pemblok fisik yang bekerja secara fisik dengan cara memantulkan atau membelokkan radiasi UV dan kelompok tabir surya kimia yang bekerja menyerap sinar UV (Gadri et al., 2012). Efektivitas sediaan tabir surya didasarkan pada penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) yang menggambarkan kemampuan produk tabir surya dalam melindungi kulit. Sediaan-sediaan yang dapat dijadikan sebagai produk tabir surya diantaranya yaitu sediaan semisolid seperti sediaan krim dan losio. Penelitian yang dilakukan oleh Damogalad et al. (2013), formulasi sediaan krim tabir surya dari ekstrak kulit dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit 2%, 4% dan 8% menunjukkan bahwa tingkat kemampuan tabir surya minimal. Hasil yang diperoleh tersebut diduga karena konsentrasi ekstrak kulit yang terlalu rendah dan formulasi sediaan yang tidak cocok. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti membuat sediaan losio tabir surya dari ekstrak kulit dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit buah nanas 8%, 10% dan 12%. METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan ialah kulit, etanol 80%, parafin cair, setil alkohol, asam stearat, gliserin, TEA, metil paraben dan aquades. Alat-alat yang digunakan ialah gelas ukur, beker gelas, cawan petri, labu ukur, rangkaian alat soxhlet, mantel pemanas, ayakan mesh 65, aluminium foil, batang pengaduk, hot plate, kertas saring, timbangan analitik, oven, cawan porselen, ph universal, rotary evaporator, sudip, spektrofotometer UV-Vis, wadah losio. Ekstraksi Pembuatan ekstrak kulit dilakukan dengan metode soxhletasi, yaitu sebanyak 50 g serbuk kulit dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan dalam alat soxhlet. Pelarut etanol 80% sebanyak 200 ml dimasukkan dalam labu alas bulat. Selanjutnya alat soxhlet dirangkai dan disambungkan dengan kondensor. Proses soxhletasi dilakukan selama 12 jam hingga warna cairan penyari yang digunakan menjadi bening. Selanjutnya filtrat yang diperoleh dari proses soxhletasi dievaporasi hingga didapat ekstrak kental dari kulit buah Nanas. 111

Formulasi Losio Formulasi losio dibuat dengan tiga variasi konsentrasi ekstrak kulit buah Nanas, yang dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 1. Formula Losio Formula (F) Bahan F1 (%) F2 (%) F3 (%) Ekstrak kulit 8 10 12 Asam stearate 2,5 2,5 2,5 Parafin cair 7 7 7 Setil alkohol 0,5 0,5 0,5 Metil paraben 0,05 0,0 0,05 Gliserin 5 5 5 Trietanolamin 1 1 1 Aquades ad 100 ml 100 ml 100 Losio dibuat dengan memisahkan bahan-bahan yang digunakan menjadi bahan fase larut minyak dan bahan fase larut air. Bahan-bahan fase larut minyak dipanaskan di cawan porselen di atas hot plate pada suhu 70 o C dengan pengadukan hingga homogen. Bahan-bahan fase larut air dilarutkan dalam aquades dengan pengadukan.. Fase larut minyak dicampurkan dalam fase larut air pada suhu 70 o C dengan dilakukan pengadukan hingga homogen. Setelah itu, bahan aktif dimasukkan ke dalamnya dan diaduk hingga homogen dan terbentuk sediaan losio. Setelah terbentuk losio, dilakukan evaluasi sediaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji ph dan uji daya sebar. Penentuan nilai SPF dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Losio ekstrak kulit diencerkan menjadi 100 part per million (ppm), dengan cara masing-masing losio ekstrak kulit (8%, 10% dan 12%) ditimbang sebanyak 0,0025 g, ditambahkan etanol 80% sebanyak 25 ml dan dicampur hingga homogen. Spektrofotometer UV-Vis dikalibrasi dahulu dengan menggunakan etanol 80% sebagai blanko. Etanol 80% sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam kuvet kemudian kuvet dimasukkan ke dalam spektrofotometer UV-Vis untuk proses kalibrasi. Kurva serapan uji dalam kuvet dibuat dengan panjang gelombang antara 290-320 nm. Kemudian serapan rataratanya (Ar) ditetapkan dengan interval 5 nm. Hasil absorbansi losio yang didapat dicatat kemudian nilai SPF dihitung menggunakan persamaan: SPF = CF x EE ( 320 290 λ) x I (λ) x absorbansi Dimana: CF = Faktor koreksi (10) EE = Efisiensi eritemal I = Spektrum simulasi sinar surya HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik Losio Ekstrak Kulit Buah Nanas Jenis Sediaan Losio F1 Losio F2 Losio F3 Bentuk Warna Bau Semisolid Semisolid Semisolid Kuning kehijauan Kuningkehijauan Kuningkehijauan Bau khas Bau khas Bau khas Uji organoleptik bertujuan untuk mengamati bentuk, warna dan bau dari sediaan losio yang dibuat. Data yang didapatkan pada hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa ketiga sediaan losio yang dibuat memiliki bentuk semisolid. Warna yang dihasilkan yaitu kuningkehijauan pada losio F1, F2 dan F3. Warna kuning-kehijauan losio merupakan warna 112

yang dihasilkan setelah ekstrak kulit buah Nanas yang berwarna cokelat pekat ditambahkan pada masa losio yang berwarna putih. Losio F1, F2 dan F3 memiliki bau khas. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Losio Ekstrak Kulit Buah Nanas Jenis Sediaan Losio F1 Losio F2 Losio F3 Homogenitas Homogen, tidak ada partikel kasar Homogen, tidak ada partikel kasar Homogen, tidak ada partikel kasar Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya komponen-komponen sediaan losio. Hasil yang diperoleh dari uji homogenitas menunjukkan bahwa seluruh sediaan losio telah homogen dengan tidak adanya partikel-partikel kasar pada kaca objek. Hal tersebut tersebut sesuai dengan persyaratan sediaan losio dimana harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya partikel kasar (Anonim, 1985). Losio yang homogen mengindikasikan bahwa ketercampuran dari bahan-bahan losio yang digunakan baik. Suatu sediaan losio harus homogeny dan terdistribusi merata agar tidak menyebabkan iritasi ketika dioleskan pada permukaan kulit. Tabel 4. Hasil Uji nilai ph Losio Ekstrak Kulit Buah Nanas Jenis Sediaan ph Losio F1 6 Losio F2 6 Losio F3 6 Uji ph sediaan losio yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan sehingga pada saat losio digunakan tidak mengiritasi kulit. Nilai ph untuk sediaan losio berdasarkan acuan pada SNI 16-4952-1998 yaitu berkisar antara 4-7,5 (Anonim, 1998). Nilai ph yang diperoleh dari hasil pengujian ketiga sediaan losio sama yaitu 6. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan losio yang dibuat aman dan dapat digunakan pada kulit karena telah memenuhi persyaratan ph pada SNI. Jika ph losio tidak sesuai dengan yang ditetapkan maka dapat menyebabkan perubahan pada ph mantel kulit yang dapat mengakibatkan iritasi atau penyakit kulit lainnya. Tabel 5. Hasil Uji Daya Sebar Losio Ekstrak Kulit Buah Nanas Jenis Sediaan Daya Sebar (cm) Losio F1 6 Losio F2 6,5 Losio F3 7 Uji daya sebar bertujuan untuk melihat kemampuan penyebaran sediaan losio pada permukaan kulit, dimana losio diharapkan mampu menyebar dengan mudah pada saat dioleskan pada kulit tanpa menggunakan tekanan yang berarti. Daya sebar yang dihasilkan losio F1, F2 dan F3 berturut-turut yaitu 6 cm, 6,5 cm dan 7 cm. Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga sediaan losio yang dibuat telah memenuhi syarat dimana daya sebar 5-7 cm menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et al., 2002). Daya sebar yang baik menyebabkan kontak antara obat dengan kulit menjadi luas, sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung cepat (Voigt, 1984). 113

Tabel 6. Nilai SPF Losio Jenis Sediaan Nilai SPF Losio F1 2,66 Losio F2 2,72 Losio F3 2,83 Penentuan nilai SPF dilakukan secara in vitro dengan metode spektrofotometri UV-Vis dan dilakukan pada sediaan losio ekstrak kulit F1, F2 dan F3. Menurut Wasitaatmadja (1977), nilai SPF 2-4 merupakan kategori tabir surya dengan efek yang minimal, 4-6 kategori sedang, 6-8 kategori ekstra, 8-15 kategori maksimal dan lebih dari 15 kategori ultra. Semakin tinggi nilai SPF maka semakin baik kemampuan tabir surya. Nilai SPF kurang dari 2 berarti tidak memiliki kemampuan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari atau tidak memiliki kemampuan sebagai tabir surya. Hasil yang diperoleh dari ketiga sediaan losio yaitu 2,66 untuk sediaan losio F1, 2,72 untuk sediaan losio F2 dan 2,83 untuk sediaan losio F3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai SPF dari ketiga losio yang dibuat memenuhi syarat sebagai tabir surya dengan efek yang minimal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ekstrak kulit (Ananas comosus L. (Merr)) konsentrasi 8%, 10% dan 12% dapat diformulasikan sebagai sediaan losio. 2. Losio ekstrak kulit memenuhi persyaratan sediaan losio meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji ph dan uji daya sebar. 3. Losio ekstrak kulit memenuhi persyaratan sebagai tabir surya dalam kategori efek minimal dengan nilai SPF F1, F2 dan F3 berturut-turut sebesar 2,66, 2,72 dan 2,83. SARAN Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk: 1. Membuat sediaan dengan formula baru untuk mengoptimalisasi nilai SPF sediaan dengan menaikkan konsentrasi ekstrak kulit. 2. Membuat formulasi dalam bentuk sediaan semisolid lain seperti krim dan gel. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1998. Losio Bayi. Standar Nasional Indonesia, Jakarta. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Damogalad, V., Edy, H. J., Supriati H. S. 2013. Formulasi KrimTabir Surya Ekstrak Kulit (Ananas Cosmosus L. Merr) dan Uji In Vitro Nilai Sun Protecting Factor (SPF), Jurnal Ilmiah Farmasi, Mei, Vol. 2, No. 02. hal. 42 Gadri, A., Darijono, S. T., Mauludin. R., Iwo, M. I. Formulasi Sediaan Tabir Surya dengan Bahan Aktif Nanopartikel Cangkang Telur Ayam Broiler, Jurnal Matematika & Sains, Desember 2012, Vol. 17 No. 3 Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., Sigla, A.K. 2002. Spreading of Semisolid Formulation: An Update. 114

Pharmaceutical Technology. 84-102. Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Universitas Indonesia, Jakarta. 115